Anda di halaman 1dari 9

“KERUGIAN

KEUANGAN
NEGARA”

KELOMPOK 5
Pengertian Kerugian Negara
Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan (“UU BPK”): “Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan
uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat
perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.”

Menurut Djoko Sumaryanto (2009;29) bukanlah kerugian Negara dalam


pengertian di dunia perusahaan/perniagaan, melainkan suatu kerugian yang
terjadi karena perbuatan ( perbuatan melawan hukum ). Dalam kaitan ini, faktor –
faktor lain yang menyebabkan kerugian Negara adalah penerapan kebijakan yang
tidak benar, memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi.
Faktor – Faktor atau Sumber Penyebab Timbulnya Keuangan Kerugian
Negara

Djoko Sumaryanto mengemukakan bahwa terjadinya kerugian Negara tersebut menimbulkan


bebepara kemungkinan peristiwa yang dapat merugikan keuangan Negara, sebagai berikut :
1. Terdapat pengadaan barang – barang dengan harga yang tidak wajar karena jauh di atas
harga pasar, sehingga dapat merugikan keuangan Negara sebesar selisih harga pembelian
dengan harga pasar atau harga yang sewajarnya.
2. Harga pengadaan barang dan jasa wajar. Wajar tetapi tidak sesuai dengan spesifikasi barang
dan jasa yang dipersyaratkan. Kalau harga barang dan jasa murah, tetapi kualitas barang
dan jasa kurang baik, maka dapat dikatakan juga merugikan keuangan Negara.
3. Terdapat transaksi yang memperbesar utang Negara secara tidak wajar, sehingga dapat
dikatakan merugikan keuangan negarakarena kewajiban Negara untuk membayar utang
semakin besar.
4. Piutang Negara berkurang secara tidak wajar dapat juga dikatakan merugikan

keuangan Negara.
5. Kerugian Negara dapat terjadi kalau asset Negara berkurang karena dijual
dengan harga yang murah atau dihibahkan kepada pihak lain atau ditukar
dengan pihak swasta atau perorangan
6. Untuk merugikan Negara adalah dengan memperbesar biaya instansi atau
perusahaan. Hal ini dapat terjadi baik karena pemborosan maupun dengan cara
lain, seperti membuat biaya fiktif dengan biaya yang diperbesar, keuntungan
perusahaan yang menjadi objek pajak semakin kecil.
7. Hasil penjualan suatu perusahaan dilaporkan lebih kecil dari penjualan
sebenarnya, sehingga mengurangi penerimaan resi perusahaan tersebut.
Langkah – Langkah Dalam Menangani Kerugian Keuangan
Negara
 

●Dalam mengatasi permasalahan – permasalahan terhadap keuangan Negara


yakni merugikan Negara dapat diselesaikan dalam dua bentuk yaitu:
1. Pengembalian Kerugian Negara di Luar Peradilan
● Upaya hukum yang dilakukan oleh pihak yang diberi wewenang untuk
melakukan pengembalian kerugian nagara di luar peradilan merupakan tata
cara yang tidak dikenal dalam prosedur pada lemabaga peradilan. Adapun
bentuk penyelesaian untuk menangani kerugian keuangan Negara , sebagai
berikut :
Tuntutan Ganti Kerugian
a. Pengunaan tuntutan ganti kerugian bertujuan untuk memulihkan keuangan
Negara yang mengalami kekurangan dan, dikembalikan pada keadaan semuala
sehingga digunakan kembali dalam mencapai tujuan negara.
b. Pembebasan tuntutan Ganti Kerugian
Pembebasan tuntutan ganti kerugian Negara pada hakikatnya bergantung pada kealpaan atau kelalaian
penyeleng.Dalam arti bebasnya bendahara, pegawai negeri, bukan bendahara, atau pejabat lain dari
tuntutan ganti rugi karena penyelenggara Negara tidak memahami ketentuan dalam peraturan
perundang – undangan yang berlaku. Terhadap penyelenggara Negara yang melakukan kealpaan atau
kelalaian, dikenakan sanksi administrasi maupun sanksi pidana yang seimbang dengan melakukan
tindakan berupa tuntutan ganti kerugian tersebut. Pengenaan sanksi itu merupakan bentuk dari rasa
keadilan sebagaimana tujuan hukum, termaksud tujuan hukum keuangan Negara.

2. Pengembalian Kerugian Negara Melalui Peradilan


Adapun cara pengembalian kerugian keuangan Negara dengan melalui peradilan, sebagai berikut :
a. Instrumen hukum pidana yang terkait dengan pengembalian kerugian keuangan Negara melalui
peradilan UUPTPK. Penerapan UUPTPK sebagai instrument hukum pidana untuk mengembalikan
kerugian Negara melalui peradilan selalu berfungsi sebagai primum remedium. Penggantian kerugian
Negara yang dilakukan bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain bukan merupakan
sanksi/hukuman melainkan kewajiban yang harus dilaksanakan agar keuangan Negara tetap berada
dalam keadaan normal.
b. Instrumen Hukum Administrasi
Berdasarkan penggunaan instrument hukum
administrasi, bila terjadi kerugian Negara
yang dilakukan oleh pejabat Negara atau
pegawai negeri tidak boleh digunakan
pertanggungjawaban pribadi ,melainkan
pertanggung jawaban pidana. Kecuali dalam
pelaksanaan wewenang terdapat upaya untuk
memperkaya diri sendiri, orang lain , atau
korporasi boleh diterapkan
pertanggungjawaban pidana
c. Instrument Hukum Perdata
Ketika timbul kerugian Negara akibat dari pengelolaan yang dilakukan oleh perseorang
,Negara berupaya untuk mengembalikan kerugian tersebut. Dalam upaya pengembalian
kerugian Negara melalui peradilan, berarti Negara harus menempuh penyelesaikan
berdasarkan instrument hukum perdata, termaksud hukum acara perdata. Dengan
demikian, Negara bertindak selaku pihak peggugat terhadap perseorangan perusahaan
umum, atau perseorangan terbatas lainnya yang menimbulkan kerugian terhadap
keuangan Negara dalam kedudukan selaku pihak tergugat. Secara yuridis , wakil Negara
untuk melakukan perbuatan hukum pada umumnya , dan khususnya menggugat
perseorangan, perusaan umum atau perseroan terbatas lainnya adalah kejaksaan
sebagaimana dimaksud dalam UU No. 16 Tahun 2004 tentang kejaksaan RI
(UUKAJARI).
Thank you!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images
by Freepik

Anda mungkin juga menyukai