Anda di halaman 1dari 6

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

BAB 8
“PENCEGAHAN TIDAK PIDANA KORUPSI”

Di susun oleh :
Sabila Awalul Haqq 62201119014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NURTANIO BANDUNG
A. Konsep Korupsi dan Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara yang Baik
1. Rumusan Korupsi Menurut Delik Hukum
 Rumusan Korupsi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
 Kelompok delik yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara
 Kelompok delik penyuapan, baik aktif maupun pasif serta gratifikasi
 Kelompok delik penggelapan
 Kelompok delik pemerasan dalam jabatan
 Kelompok delik pemalsuan
 Kelompok delik yang berkaitan dengan pemborong, leveransir, dan rekaan
2. Rumusan Pemberantasan Korupsi melalui Program Pembangunan
Tujuan yang ingin dicapai adalah penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus sesuai dengan tuntutan hati nurani akyat, yaitu
adanya penyelenggaraan negara yang mampu menjalankan fungsi dan tugas secara
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab untuk mewujudkan penyelenggaraan negara
yang bersih dan bebas dari praktik KKN di segala bidang afgar dapat berdaya guna dan
berhasil guna.
B. Sektor Penggunaan Dana APBN yang Rawan Korupsi dan Peran Kejaksaan dalam Memberantas
Tindak Pidana Korupsi
1) Kewenangan dan Kewajiban Negara
Penerimaan negara adalah uang yang diterima oleh negara melalui kas negara berkaitan
dengan penyelenggaraan hak dan kewajiban negara ataupun karena hal lain. Penerimaan
negara bukan pajak, yaitu seluruh penerimaan pemerintah pusat berkaitan dengan
kewajiban pemerintah untuk menyediakan layanan tetentu kepada masyarakat dan
penerimaan yang tidak berkaitan dengan penyelenggaraan fungsi pemerintah (tupoksi
kementerian/lembaga)
2) Pemerintahan sebagai Penyedia Jasa Layanan Bagi Masyarakat
Pemerintah sebagai penyedia jasa layanaan bagi masyarakat, baik bersifat layanan dasar
(public goods) maupun layanana semidasar (semi public goods) yang menjadi kebutuhan
masyarakat. Layanan kategori dasar dibiayai melalui sistem perpajakan, sedangkan layanan
semidasar dibiayai melalui pungutan yang hakikatnya merupakan partisipasi masyarakat
dalam membiayai layanan tertentu dimaksud (cost sharing principle).
3) Bentuk korupsi yang Terjadi di Badan Hukum Milik Negara
Sektor-sektor yang sering menimbulkan penyimpangan dan merugikan keuangan negara
yang dilakukan di lingkungan Badan Hukum Milik Negara, antara lain:
a. Pengadaan jasa

b. Penyaluran dana bantuan operasional

c. Perbaiakan sarana dan prasarana

d. Harga/nilai kontrak terlalu tinggi (mark up dalam pengadaan barang dan jasa)

e. Penetapan pemenang lelang tidak sesuai ketentuan yang berindikasi suap atau ditetapkan
oleh pengurus atau pengawas

f. Pembayaran fiktif

g. Pemalsuan surat/dokumen

h. Manipulasi penggunaan barang/jasa

i. Manipulasi biaya pembebasan tanah

j. Realisasi pekerjaan tidak sesuai kontrak

k. Penggelapan uang

l. Manipulasi gaji pegawai

m. Pungutan tidak sa

n. Penyalahgunaan biaya perjalanan dinas

o. Penyalahgunaan wewenang
C. Unsur Kerugian negara Berkaitan dengan Pengadaan Barang dan Jasa
1. Kerugian Negara berdasarkan Perspektif Hukum Admnistrasi Negara
Dapat dilihat dari ketentuan Pasal 1 angka 22 Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang
Pembendaharaan Negara yaitu kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan
pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.
2. Kerugian Negara Berdasarkan perspektif Hukum Perdata
Dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UndangUndang
No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Kerugian negara adalah berkurangnya
kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau pihak lain berupa uang, surat
berharga atau saham, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang
termasuk kekayaan yang dipisahkan oleh perusahaan negara / perusahaan daerah yang
disebabkan oleh perbuatan yang melanggar norma atau aturan yang sudah ditetapkan
3. Kerugian Negara berdasarkan Perspektif Hukum Pidana
Kerugian negara berdasarkan hukum pidana adalah perbuatan yang menyimpang terhadap
penggunaan dan pengelolaan keuangan negara sehingga dapat dikualifikasikan sebagai
perbuatan merugikan negara atau dapat merugikan negara sebagai tindak pidana korupsi,
dengan pemenuhan unsur-unsur berikut:
 Pertama, perbuatan tersebut merupakan perbuatan melawan hukum, baik dalam pengertian
 formal maupun material atau penyalahgunaan wewenang, kesempatan, atau sarana yang
ada apanya.
 Kedua, para pihak ada yang diperkaya dan diuntungkan, baik pelaku, orang lain, atau
korporosi
4. Kerja Sama Penanganan Kerugian Negara dan Melawan Hukum
a. Penanganan Unsur-Unsur “Merugikan Keuangan Negara”
Pengertian merugikan negara di lingkungan departemen dapat diartikan bahwa
anggaran yang telah ditetapkan tidak dipergunakan sesuai dengan peruntukannya atau terjadi
penyimpangan.
b. Penanganan Unsur-Unsur Melawan hukum
Melawan hukum adalah perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan
yang dapat dilakukan setiap orang. Unsur memperkaya diri diartikan bertambah
kekayaannya atau pelaku berpola hidup mewah tanpa hak dalam menikmati hasil korupsinya.
adapun unsur menguntungkan diri atau orang lain atau suatu korporasi artinya pelaku
memperoleh fasilitas atau kemudahan sebagai akibat dari perbuatan menyalhgunakan
wewenang atau prosedur.
5. Pembuktian Unsur-Unsur Merugikan Ngara
Dalam pembuktian unsur “dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara” yang sering menimbulkan perbedaan persepsi adalah menyangkut penafsiran kata
“dapat”. Sebagian memnadang kata “dapat” sebagai potensi karena mengacu pada cukup
dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang dirumuskan bukan dengan timbulnya akibat.
Oleh karena itu, jika kata “dapat” merugikan keuangan nergara berpa potensi, bersifat hanya
asumsi dan hal itu bertentangan dengan asas legalitas yang salah satunya mensyaratkan adanya
kepastian hukum.
6. Unsur Penyuapan dan Pemerasan
• Penyuapan
Penyupan terdiri dari 2 jenis, yaitu:
a. Penyuapan aktif, yaitu pihak yang memberikan atau menjajikan sesuatu, baik berupa uang
maupun barang.
b. Penyuapan pasif, yaitu pihak yang menerima pemberian atau janji, baik berupa uang maupun
barang
• Pemerasan
merasan berkaitan dengan tindak pidana korupsi adalah pemerasan dalam jabatan yang salah
satu unsurnya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri.
D. Sasaran, Strategi, dan Langkah Pencegahan Korupsi dalam Mencapai Pembangunan Good
Corporate Governance
1. Sasaran Khusus yang Ingin Dicapai
Sasaran khusus yang ingin dicapai adalah:
a. Berkurangnya secara nyata praktik korupsi di birokrasi dan dimulainya jajaran pejabat
yang paling atas
b. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang bersih, efisien,
c. transparan, profesional, dan akuntabel
d. Terhapusnya aturan, peraturan, dan praktik yang bersifat diskriminatif terhadap warga
negara, kelompok, atau golongan masyarakat
e. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan public
f. Terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah yang tidak bertentangan
peraturan dan perundangan di atasnya
2. Konsep Strategi Pencegahan melalui Integritas Nasional
Maraknya korupsi pada berbagai lini kehidupan, upaya yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan integritas nasional.
3. Implementasi Strategi Sistem Integritas Nasional
Jeremy Pope, berpendapat dalam mengejar tujuan tersebut, ada yang perlu diperhatikan :
 Pelayanan publik yang efisien dan efektif, serta menyumbang pada pembangunan
berkelanjutan
 Pemerintah berjalan sesuai hukum, melindungi warga masyarakat dari kekuasaan
sewenang-wenangnya
 Strategi pembangunan yang menghasilkan manfaat bagi negara secara keseluruhan
4. Langkah Pemberantasan Korupsi untuk Menuju Terciptanya Pemerintahan yang Bersih
a. Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan
b. Meningkatkan kualitas penyelenggara administrasi negara
c. Meningkatkan keberdayaan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai