Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

D
DENGAN NEFROTIK SINDROM
DI RUANGAN H RS PGI CIKINI

Disusun Oleh :

Nama : Daniel Boy


Nim : 072337
Semester : VI

AKADEMI PERAWATAN RS PGI CIKINI


JAKARTA
2010
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah :

“Asuhan Keperawatan pada Tn.D dengan Nefrotik Sindrom”


Di sahkan oleh :

Jakarta, Agustus 2010

Direktur Akper RS PGI Cikini Penguji

Rumondang Panjaitan, SKp, MKep, M.Min Roosmyati Patras, Skp


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. D. dengan Nefrotik Sindrom Di
Ruangan H RS PGI Cikini”.
Adapun tujuan dan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata ajar Ujian Tahap Akhir Akademi Keperawatan.
Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung dan membimbing saya dalam menyelesaikan
makalah ini, yaitu:
1. Ibu Rumondang Panjaitan, SKp, MKep, M.Min selaku Direktur Akper RS
PGI Cikini.
2. Ibu Roosmyati Patras, Skp selaku Pembimbing Ujian Tahap Akhir.
3. Ibu Ns. Lorita Yemima, SKp selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah
Keperawatan Intensif Ginjal II.
4. Perawat di ruangan H yang telah membantu dalam praktek diruangan.
5. Petugas perpustakaan yang memberikan fasilitas kepada saya untuk
melengkapi makalah ini.
6. Orangtua yang telah memberi dukungan serta material dalam penyusunan
makalah ini.
7. Teman-teman semester VI yang turut membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis mengetahui bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini dan kiranya makalah ini bermanfaat bagi semua yang
membacanya. Demikian makalah ini di buat, atas perhatiannya penulis
mengucapkan terima kasih.
Jakarta, September 2010
Hormat saya

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………......ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………1
B. Tujuan Penulisan…………………………………………....1
C. Metode Penulisan………………………………………..…..1
D. Ruang Lingkup…………………………………………..…..1
E. Sistematika Penulisan………………………………....…......1

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Definisi……………………………………………………..
B. Etiologi…………………………………………………….
C. Anatomi Fisiologi………………………………………….
D. Patogenesis…………………………………………………..
E. Patofisiologi……………………………………………….
F. Insiden.................................................................................
G. Manifestasi Klinis...............................................................
H. Pemeriksaan Penunjang......................................................
I. Penatalaksanaan Medik......................................................
J. Komplikasi..........................................................................
Konsep Asuhan Keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS


Format Pengkajian...................................................................
Data Fokus................................................................................
Analisa Data..............................................................................
Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas...................................
Rencana Keperawatan..............................................................
Implementasi Keperawatan......................................................
Catatan Perkembangan.............................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian...........................................................................
B. Diagnosa.............................................................................
C. Perencanaan........................................................................
D. Implementasi.......................................................................
E. Evaluasi...............................................................................

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................
B. Saran...................................................................................

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nefrotik sindrom adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh peningkatan


permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma, yang menimbulkan
proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema.
Penyebab Nefrotik Sindrom belum diketahui dengan pasti namun dapat
dibagi menjadi :
Sindrom Nefrotik Bawaan yaitu diturunkan sebagai resesif autosom atau karena
reaksi fetomaternal, sindrom nefrotik primer yaitu terjadi akibat kelainan pada
glomerulus itu sendiri dan sindrom nefrotik sekunder yaitu timbul sebagai akibat
suatu penyakit sistemik dan efek samping obat.
Keadaan yang sering dijumpain pada penderita sindrom nefrotik adalah
terjadinya proteinuria, retensi cairan dan edema, penurunan jumlah urine, urine
gelap, hematuria, anoreksia, diare, pucat dan dapat terjadi gagal tumbuh dan
pelisutan otot (jangka panjang).

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Nefrotik
Sindrom melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengkaji pasien dengan Nefrotik Sindrom.
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
Nefrotik Sindrom.
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan
Nefrotik Sindrom.
d. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Nefrotik Sindrom.
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
Nefrotik Sindrom.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Nefrotik Sindrom.

C. METODE PENULISAN
Metode dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metodeskriptif
(studi kasus, studi kepustakaan, dan dokumentasi).

D. RUANG LINGKUP
Penulisan laporan ini terbatas pada “Asuhan Keperawatan Pada Tn. D dengan
Nefrotik Sindrom” di Ruangan H RS PGI Cikini Jakarta dengan menggunakan
tahap-tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pendokumentasian.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika dari penulisan laporan kasus ini adalah sebagai berikut:
Bab I berisikan: Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Metode Penulisan,
Ruang Lingkup, dan Sistematika Penulisan. Bab II berisikan: Landasan Teori
yang terdiri atas dua teori yaitu Tinjauan Teoritis Medis dan Konsep Asuhan
Keperawatan. Bab III berisikan: Tinjauan Kasus yang terdiri atas Pengkajian Data
Dasar dan Fokus, Daftar Masalah, Diagnosa Keperawatan, Intervensi,
Implementasi, dan Evaluasi. Bab IV berisikan Pembahasan. Bab V berisikan
Kesimpulan dan Saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
NEFROTIK SNDROM

A. DEFINISI

1. Nefrotik sindrom merupakan kelainan klinik yang ditandai dengan


proteonuria,hipoalbuminea,edema. (Baughman,2000).

2. Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala klinis yang timbul dari


kehilangan protein karena kerusakan glomerulus yang difus.
(Luckmans,1996)

3. Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,


hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia kadang-kadang terdapat
hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal. (Ngastiyah, 1997)

B. ETIOLOGI

Penyebab nefrotik sindrom dibagi 2(dua) yaitu:

1. Primer

a. Glomerulonefritis

b. Nefrotik sindrom perubahan minimal

2. Sekunder

a. Diabetes mellitus

b. Sistem lupus eritematosus

c. Amyloidosis
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. Anatomi Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang berwarna


merah tua, terletak di kedua sisi kolumna vertebralis.Ginjal terlindung
dengan baik dari trauma lerngsung karena disebelah posterior dilindungi
oleh tulang kosta dan otot-otot yang meliputi kosta sedangkan di bagian
anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. Ginjal kanan sedikit
lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati.
Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, tebalnya 6cm dan berat
120-150 gram.

Ginjal melakukan fungsi vital sebagai pengatur volume dan komposisi


kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengesekresikan solute
dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dilakukan dengan filtrasi plasma
darah melalui glomerulus di ikuti dengan reabsorsi sejumlah solute dan air
akan dieksekresikan keluar tubuh sebagai air kemih melalui system
pengumpul.

a. Struktur anatomi ginjal

Pada orang dewasa ginjal panjang 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan


beratnya antara 120-150 gram. Sembilan puluh lima persen(95%)
orang dewasa memiliki jarak antar kutub ginjal antara 11-15xm.
Perbedaan panjang dari kedua ginjal yang lebih dari 1,5cm atau
perubahan bentuk ginjal merupakan tanda yang penting karena
kebanyakan penyakit ginjal dimanefestasikan dengan perubahan
struktur.
Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang
berbeda yaitu Korteks dibagian luar dan medulla di bagian dalam.

Pengetahuan anatomi ginjal merupakan dasar untuk memahami


pembentukan urone tersebut selama bahan pembentukan urine
tersebut mengalir melalui tubulus dan duktus kolktivus. Urine tersebut
kemudian mengalir ke dalam duktus papilaris bellini, masuk kaliks
minor, kaliks mayir, pelvis ginjal dan akhirnya meninggalkan ginjal
melalui ureter menuju kandung kemih.

b. Airan darah ginjal

Aorta abdominalis bercabang menjadi arteri renalis kira-kira


setinggi vertebra lumbalis 2. Vena renalis menyalurkan darah ke
dalam vena kava inferior yang terletak di sebelah kanan garis tengah,
akibatnya vena renalis kiri kira-kira dua kali panjang dari vena renalis
kanan.

Saat arteri renalis masuk ke dalam hilus, arteri tersebut bercabang


menjadi arteria interlobaris yang bejalan di antara pyramid selanjutnya
membentuk arteria arkuata yang melengkung melintasi basis pyramid-
pyramid. Arteria arkuata kemudian membentuk arteriola-erteriola
interloburalis yang tersusun parallel dalam koerteks.

c. Struktur mikroskopi ginjal

1) Nefron

Adalah unit fungsional ginjal,setiap ginjal terdapat sekitar 1 juta


nefron yang mempunyai struktur dan fungsi sama.

2) Korpuskulus ginjal

Terdiri dari kapsula bowman dan rumbai kapiler glomerolus.

3) Aparatus juktaglomerulus
4) Sistem rennin angiotensin

d. Fungsi ginjal

1) Mempertahankan osmilalitas plasma

2) Mempertahankan kadar elektrolit plasma

3) Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4

4) Mengekresikan urea,asam urat dan kreatini

5) Menghasilkan Renin

6) Menghasilkan eritropoetin

7) Degradasi insulin

8) Metabolisme vit D menjadi bentuk aktif

2. Fisiologi

Hilangnya protein menyebabkan penurunan tekanan osmotic


plasma dan peningkatan hidrostatik,yang mengakibatkan terjadinya
akumulasi cairan dalam rongga interstisial dan rongga abdomen.Penuruna
volume cairan vaskuler menstimulasi system rennin angiotensin yang
mengakibatkan diekskrenya hormone antibody uretik(ADH) dan
aldosteron yang mengakibatkan reabsorsi natrium(Na) dan air sehingga
mengalami peningkatan dan akhirnya menambah volume interavaskuler.
GAMBAR GINJAL
Gambar 1. Potongan ginjal yang memperlihatkan struktur internalnya dan
diagram nefron yang diperbesar

Piramis
Medulla

Nefron

Kapsula

(Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth


edisi 8 vol II, 2002)

Gambar 2. Diagram sebuah Nefron yang memperlihatkan struktur


Glomerulus dan Tubulus
(Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth
edisi 8 vol II, 2002)
D. PATOGENESIS

Glomeruli adalah bagian ginjal yang berfungsi untuk menyaring darah.


Pada Nefrotik sindrom, glomeruli mengalami kerusakan karena inflamasi dan
hialinisasi sehingga protein-protein yang berukuran kecil seperti albumin,
immunoglobulin dan anti thrombin dapat melewati ginjal dan anti thrombin
dapat melewati ginjal dan keluar bersama urine.

Albumin adalah protein di dalam darah yang berfungsi mempertahankan


tekanan osmotic koloid. Albumin berfungsi mencegah bocornya darah dari
pembuluh darah ke dalam jaringan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pembentukan edema pada nefroti sindrom adalah karena kerusakan
mikrovaskuler dan retensi natrium dan air oleh karena keruskan ginjal
(peningkatan sekresi angiotensin). Di dalam kebocoran albumin, hati
mensintesikan lebih banyak protein.

E. PATOFISIOLOGI

Hilangnya protein menyebabkan penurunan tekanan osmotic plasma dan


peningkatan hidrostatik,yang mengakibatkan terjadinya akumulasi cairan
dalam rongga interstisial dan rongga abdomen.Penuruna volume cairan
vaskuler menstimulasi system rennin angiotensin yang mengakibatkan
diekskrenya hormone antibody uretik(ADH) dan aldosteron yang
mengakibatkan reabsorsi natrium(Na) dan air sehingga mengalami peningkatan
dan akhirnya menambah volume interavaskuler
Peradangan Glomerulus

Permeabilitas membrane basa meningkat

Proteinuria

Hipoalbuminemia

Tekanan osmotic kapiler menurun Lipid serum meningkat

Transudasi kedalam Interstisium Hipovolemia

ADH menigkat GFR menurun


RFR menurun
Aldosteron

Retensi Na + dan H2O

Sindrom Nefrorik

Penurunan volume plasma Sepsis

Edema intrarenal Nekrosis tubular akut

Kompresi pada tubulus ginjal

GGA
Proteinuria Glomerunekrosis Fibrosis Interstisium

Hiperlipidemia
PGTA
(Asuhan Keperawatan System Perkemihan, 2009)
F. INSIDEN
Insidens lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan.
Mortalitas dan prognosis anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan
etiologi, berat, luas kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan
responnya trerhadap pengobatan.
Sindrom nefrotik jarang menyerang anak dibawah usia 1 tahun.
Sindrom nefrotik perubahan minimal (SNPM) menacakup 60 – 90 % dari
semua kasus sindrom nefrotik pada anak.
Angka mortalitas dari SNPM telah menurun dari 50 % menjadi 5 % dengan
majunya terapi dan pemberian steroid.

G. MANIFESTASI KLINIK
1. Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya
bervariasi dari bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema biasanya
lunak dan cekung bila ditekan (pitting) dan umumnya ditemukan disekitar
mata (periorbital) dan berlanjut ke abdomen daerah genitalia dan
ekstermitas bawah.
2. Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusa.
3. Pucat.
4. Hematuri.
5. Anoreksia dan diare disebabkan karena edema mukosa usus.
6. Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat badan meningkat dan
keletihan umumnya terjadi.
7. Gagal tumbuh dan pelisutan otot (jangka panjang).

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Uji urine
a. Protein urin – meningkat.
b. Urinalisis – cast hialin dan granular, hematuria.
c. Dipstick urin – positif untuk protein dan darah.
d. Berat jenis urin – meningkat.
2. Uji darah
a. Albumin serum – menurun.
b. Kolesterol serum – meningkat.
c. Hemoglobin dan hematokrit – meningkat (hemokonsetrasi).
d. Laju endap darah (LED) – meningkat.
e. Elektrolit serum – bervariasi dengan keadaan penyakit perorangan.
3. Uji diagnostik
Biopsi ginjal merupakan uji diagnostik yang tidak dilakukan secara rutin.

I. PENATALAKSANAAN MEDIK

1. Istirahat sampai edema tinggal sedikit. Batasi asupan natrium sampai


kurang lebih 1 gram/hari secara praktis dengan menggunakan garam
secukupnya dan menghindar makanan yang diasinkan. Diet protein 2 – 3
gram/kgBB/hari.
2. Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam, dapat digunakan
diuretik, biasanya furosemid 1 mg/kgBB/hari. Bergantung pada beratnya
edema dan respon pengobatan. Bila edema refrakter, dapat digunakan
hididroklortiazid (25 – 50 mg/hari), selama pengobatan diuretik perlu
dipantau kemungkinan hipokalemi, alkalosis metabolik dan kehilangan
cairan intravaskuler berat.
3. Pengobatan kortikosteroid yang diajukan Internasional Coopertive Study
of Kidney Disease in Children (ISKDC), sebagai berikut :
a. Selama 28 hari prednison diberikan per oral dengan dosis 60 mg/hari
luas permukaan badan (1bp) dengan maksimum 80 mg/hari.
b. Kemudian dilanjutkan dengan prednison per oral selama 28 hari
dengan dosis 40 mg/hari/1bp, setiap 3 hari dalam satu minggu dengan
dosis maksimum 60 mg/hari. Bila terdapat respon selama pengobatan,
maka pengobatan ini dilanjutkan secara intermitten selama 4 minggu
4. Cegah infeksi. Antibiotik hanya dapat diberikan bila ada infeksi.
5. Pungsi asites maupun hidrotoraks dilakukan bila ada indikasi vital.

J. KOMPLIKASI

1. Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin yang rendah akibat


hipoalbuminemia.
2. Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml)
yang menyebabkan hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock.
3. Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga
terjadi peninggian fibrinogen plasma.
4. Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

A. PENGKAJIAN

1. Aktivitas/ Istirahat

Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

Gejala : Kelelahan ekstrem, malaise, gangguan tidur (insomnia/ gelisah


atau somnolen)

2. Sirkulasi

Tanda : Hipertensi ; DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting
pada telapak tangan, disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi
ortostatik menuju hipovolemik yang jarang pada penyakit tahap
akhir.

Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat.

Palpitasi ; nyeri dada (angina).

3. Integritas Ego

Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah teranngsang, perubahan


kepribadian.

Gejala : Faktor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya.


4. Eliminasi

Tanda : Perubahan warna urine. Contoh ; kuning pekat, merah, cokelat,


berawan.

Oliguria dapat menjadi anuria

Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)

Abdomen kembung, diare atau konstipasi.

5. Makanan/ Cairan

Tanda : Distensi abdomen/ asites, pembesaran hati (tahap akhir)

Perubahan turgor kulit/ kelembapan.

Edema (umum, tergantung).

Ulserasi gusi, perdarahan gusi/ lidah.

Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak


bertenaga.

Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan


(malnutrisi).

Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/ muntah, rasa metalik tak sedap
pada mulut (pernapasan ammonia).

Penggunaan diuretik.

6. Neurosensori

Tanda : Gangguan status mental, contoh ; penurunan lapangan perhatian,


ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau
penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma.
Tanda chuostek dan trousseau positif, kejang, fasikulasi otot,
aktifitas kejang.

Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.

Gejala : Sakit kepala, penglihtan kabur.

Kram otot/ kejang, sindrom “kaki gelisah” ; kebas rasa terbakar


pada telapak kaki.

Kebas/ kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremitas bawah


(neuropati perifer)

7. Nyeri/ Kenyamanan

Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah.

Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/ nyeri kaki (memburuk saat
malam hari)

8. Pernapasan

Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/ kedalaman (pernapasan


kusmaul)

Batuk produktif dengan sputum merah mudah encer (edema paru)

Gejala : Napas pendek, dispnea noktrual paroksimal, batuk dengan/ tanpa


sputum kental dan banyak.

9. Keamanan

Tanda : Pruritus
Demam (sepsis, dehidrasi) ; normotermia dapat secara aktual
terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih
rendah dari normal (efek GGK/ depresi respon imun).

Peteki, area ekumosis pada kulit.

Fraktur tulang ; deposit, fosfat kalsium (klasifikasi metastatik)


pada kulit, jaringan lunak, keterbatasan gerak sendi.

Gejala : Kulit gatal

Ada/ berulangnya infeksi

10. Seksualitas

Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas.

11. Interaksi sosial

Gejala : Kesulitan menentukan kodisi, contoh ; tak mampu bekerja,


mempertahankan fungsi peran dalam keluaraga.

12. Penyuluhan atau pembelajaran

Gejala : Riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit


polikistik, nefritis herediter, kalkulus urinaria, malignasi.

Penggunanaan antibiotic nefrotik saat ini/ berulang.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelebihan volume cairan (total tubuh) berhubungan dengan akumulasi


cairan dalam jaringan dan ruang ketiga

2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan


dengan kehilangan protein dan cairan, edema.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun.

4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema,


penurunan pertahanan tubuh.

5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan

6. Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kehilangan nafsu makan.

7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan umum.

C. PERENCANAAN

1. Klebihan volume cairan (total tubuh) berhubungan dengan akumulasi


cairan dalam jaringan dan riang ketiga

a. Tujuan :

Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti akumulasi cairan (pasien


mendapatkan volume cairan yang tepat)

b. Intervensi :

1) Kaji masukan yang relatif terhadap keluaran secara akurat

Rasional : perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kabutuhan


penggantian cairan dan penurunan resiko kelebihan
cairan.

2) Timbang berat badan setiap hari (atau lebih sering jika


diindikasikan).

Rasional : mengkaji retensi cairan

3) Kaji perubahan edema : ukur lingkar abdomen pada umbilicus


serta pantau edema sekitar mata.
Rasional : untuk mengkaji ascites dan karena merupakan sisi
umum edema

4) Atur masukan cairan dengan cermat

Rasional : agar tidak mendapatkan lebih dari jumlah yang


dibutuhkan

5) Pantau infuse intra vena

Rasional : untuk mempertahankan masukan yang diresepkan.

6) Berikan kartikosteroid sesuai ketentuan

Rasional : untuk menurunkan ekskresi proteinuria

7) Berikan diuretik bila diinstruksikan

Rasional : untuk memberikan penghilangan sementara dari


edema

2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan


dengan kehilangan protein dan cairan, edema.

a. Tujuan :

Klien tidak menunjukkan kehilangan cairan intravaskuler atau shock


hipovolemik yang ditunjukkan pasien minimum atau tidak ada

b. Intervensi :

1) Pantau tanda vital

Rasional : untuk mendeteksi bukti fisik penipisan cairan.

2) Kaji kualitas dan frekuensi nadi

Rasional : untuk tanda shock hipovolemik


3) Ukur tekanan darah

Rasional : untuk mendeteksi shock hipovolemik

4) Laporkan adanya penyimpangan dari normal

Rasional : agar pengobatan dapat segera dilakukan.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang


menurun, kelebihan beban cairan, kelebihan cairan.

a. Tujuan :

Tidak menunjukkan adanya bukti infeksi

b. Intervensi :

1) Lindungi klien dari kontak individu terinfeksi

Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

2) Gunakan teknik mencuci tangan yang baik

Rasional : untuk memutus mata rantai penyebaran infeksi

3) Jaga agar klien tetap hangat dan kering

Rasional : Karena ketentuan terhadap infeksi pernapasan

4) Pantau suhu

Rasional : indikasi awal adanya tanda infeksi

5) Ajari orang tua tentang tanda dan gejala infeksi

Rasional : member pengetahuan dasar tentang tanda dan gejala


infeksi
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema,
penurunan pertahanan tubuh.

a. Tujuan :

Kulit klien tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas :


kemerahan atau iritasi

b. Intervensi :

1) Berikan perawatan kulit

Rasional : memberikan kenyamanan pada klien dan mencegah


kerusakan kulit

2) Hindari pakaian ketat

Rasional : dapat mengakibatkan area yang menonjol tertekan

3) Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali sehari

Rasional : Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit karena


gesekan dengan alat tenun

4) Topang organ edema, seperti skrotum

Rasional : Untuk menghilangkan area tekanan

5) Ubah posisi dengan sering ; pertahankan kesejajaran tubuh


dengan baik

Rasional : karena klien dengan edema passif selalu letargis,


mudah lelah dan diam saja.

6) Gunakan penghilang tekanan atau matras atau tempat tidur


penurun tekanan sesuai kebutuhan.

5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan


a. Tujuan :

Agar dapat mengekspresikan perasaan dan masalah dengan mengikuti


aktifitas yang sesuai dengan minat dan kemampuan.

b. Intervensi :

1) Gali masalahdan perasaan mengenai penampilan

Rasional : untuk memudahkan koping

2) Tunjukkan aspek positif dari penampilan dan bukti penurunan


edema

Rasional : meningkatkan harga diri klien dan mendorong


penerimaan terhadap kondisinya.

3) Dorong sosialisasi dengan individu tanpa infeksi aktif

Rasional : agar tidak merasa sendirian dan terisolasi

4) Beri umpan balik positif

Rasional : agar semangat

6. Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengankehilangan nafsu makan.

a. Tujuan :

Pasien mendapatkan nutrisi yang optimal

b. Intervensi :

1) Beri diet yang bergizi

Rasional : membantu pemenuhan nutrisidan meningkatkan daya


tahan tubuh.
2) Batasi natrium selama edema dan terapi kortikosteroid

Rasional : asupan natrium dapat memperberat edema usus yang


menyebabkan hilangnya nafsu makan klien.

3) Beri lingkungan yang menyenagkan, bersih dan rileks pada saat


makan.

Rasional : agar klien lebih mungkin untuk makan.

4) Beri makan dalam porsi sedikit pada awalnya.

Rasional : untuk merangsang nafsu makan.

5) Beri makanan sepesial dan disukai

Rasional : untuk mendorong agar klien mau makan.

6) Beri makanan dengan cara yang menarik

Rasional : untuk merangsang nafsu makan.

7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan umum.

a. Tujuan :

Melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan dan mendapatkan


istirahat dan tidur yang adekuat

b. Intervensi :

1) Pertahankan tirah baring awal bila terjadi edema hebat

Rasional : tirah baring yang sesai gaya gravitasi dapat


menurunkan edema

2) Seimbangkan istirahat dan aktivitas bila ambulasi

Rasional : ambulasi menyebabkan kelelahan.


3) Rencanakan dan berikan aktifitas tenang

Rasional : aktifitas yang tenang mengurangi penggunaan energy


yang dapat menyebabkan kelelahan.

4) Instruksikan istitahat bila klien mulai merasa lelah.

Rasional : mengadekuatkan fase istirahat

5) Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Rasional : dapat menikmati masa istirahat.

BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama Pasien : Tn. D
Umur : 31 tahun; L
Pendidikan : PT
Pekerjaan : Wiraswasta
Pengkajian : Tgl. 15-09-2010 Pkl; 07.00-14.00
Nama Mahasiswa : Daniel Boy

Pengkajian diambil dari : Pasien dan Status.


Dokter yang merawat : PDGH

RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Penyakit : 4 hari sebelum masuk RS os mengeluh sesak napas, tidak
nafsu makan, mual, kaki dan perut bengkak, terasa nyeri
di bahu kiri & punggung kanan.
Keluhan Utama : Sesak napas, perut dan kaki bengkak.
Pernah Dirawat : Ya ; 2 bulan yg lalu, Di: RS PGI Cikini
Penyakit Dahulu : Tidak ada
Riwayat Alergi : Ada; terhadap Torasic

PERNAPASAN
Sesak Napas : Tidak
Pola Napas : Teratur
Suara : Vesikuler/ bronchovesikuler

KARDIOVASKULER
Irama Jantung : Reguler; Tunggal
Nyeri Dada : Tidak
Karakteristik Nyeri : Tidak
Bunyi jantung : Normal
Capilarry Refill : < 3 detik
Distensi vena jugularis : Tidak
Akral : Hangat

PERSARAFAN DAN PENGINDERAAN


Kepala dan Muka : Tak ada kelainan
Kesadaran : Compos mentis
GCS : Eye: 4 Motorik: 6 Verbal: 5
Total: 15
Refleks fisiologis : Patella, trisep, bisep
Refleks patologis : Tidak ada
Gangguan saraf kranial : Tak ada kelainan
Istirahat/ tidur : Tak ada kelainan
Penglihatan/ Mata : Tak ada kelainan
Pupil : Isokor
Reflex cahaya : Positif
Sklera : Tidak ikterik Konjungtiva: Tidak anemis
Pendengaran/ Telinga : Tak ada kelainan
Hidung : Tak ada kelainan
Gangguan penciuman : Tak ada kelainan

PERKEMIHAN
Urine : Frekuensi; 1000x/mnt, Warna; Kuning, Bau; Khas
Kandung kencing : Tak ada kelainan
Alat bantu : Tidak ada
Meatus eksternal : Bersih

PENCERNAAN
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 167 cm
Selera makan : Tak ada kelainan
Makanan Pantang : Tidak ada
Porsi makan : 1 porsi habis
Minum : 1200 cc/hari Jenis; Air putih (Teh manis)
Kemampuan menelan : Tak ada kelainan

MULUT DAN TENGGOROKAN


Mulut/ lidah : Bersih
Mukosa : Lembab
Tenggorokan : Tak ada kelainan
Abdomen : Lemas/ supel
Peristaltik : Bising usus: 8 x/ menit
Pembesaran hepar : Tidak ada
Pembesaran lien : Tidak ada
Buang air besar : Teratur 1-2 x sehari , konsistensi lembek

MUSKULOSKELETAL DAN INTEGUMEN


Kemampuan pergerakan : Bebas
Sendi : Tidak ada terjadi fraktur maupun dislokasi
Kekuatan otot :
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Hemiparese/ hemiplegia : Tidak ada


Parestesia/ baal : Tidak ada

KULIT
Warna : Tak ada kelainan
Test Rumple Leed : Negatif
Turgor : Baik
Oedema : Ada, pada ekstremitas bawah
Lain-lain : -

ENDOKRIN
Pembesaran tyroid : Tidak ada
Hiperglikemia : Tidak ada
Hipoglikemia : Tidak ada
Luka Gangren : Tidak ada

PERSONAL HIGIENE
Tingkat ketergantungan : Mandiri

PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
Riwayat spiritual : Menjalankan ibadah, berdoa, dan baca kitab suci
Keadaan emosi : Stabil
Hubngan dengan keluarga : Akrab
Hobi : -
Konsep diri : Tak ada kelainan

TERAPI
Diit : RG II
Infus : I Nacl 09% 100cc
Obat-obatan : Medrol 1x8mg Cellcept 2x1tb
Dumocalsin 2x1tb Nexium 20mg 2x1tb
Broadcet (IV) 2x1gr
Lasik 2x1
Albuminar 25 (100cc)
Buragind supp2x1Supp

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
LED : 46 mm/ jam (0-10) Protein total : 4,2 g/dL(6,0-8,0)
HB : 13,7 g/dL (13.0-16.0) Albumin : 0,9 g/dL(3,4-4,8)
Lekosit : 11,8 103/µL (5.0-10.0) Globulin : 3,4 g/dL
HT : 39 % (40-48)
Eritrosit : 4,65 106/µL (450-550)

Na : 127 mmol/ L (135-147) SGOT : 20


K : 3,1 meq/L (3,5-5) SGPT : 17
Ca :6,9 mmol/L DGS : 95
Ureum : 21 mg/dL (10-50) Protein 2x100
Kreatinin : 1,0 mg/dL (0,6-1,1)
GENOGRAM

Tn T Ny H Tn T Ny M
55th 50Th 55Th 58Th

Tn A Tn D Ny Y Tn Y Ny T Ny E Tn K Ny D Ny M
35Th 31Th 28Th 25Th 22Th 21Th 30Th 28Th 25Th

An A An Y
3Th 1Th

Keterangan:
:Pasien : Menikah
: Laki-laki
:Menikah
: Tinggal serumah
:Tinggal serumah
: Perempuan

: Meninggal

: Anak atau keturunan

DATA FOKUS

Nama Klien/ Umur : Tn. D/ 31 thn


No. Kamar/ Ruang : H 5
No Tanggal Data Subjektif Data Objektif
.
1. 15-09-2010 “Bruder, perut dan kaki saya  KU : Tenang
bengkak”.  Kes : CM, GCS: 15
 TD 120/90 mmHg
 Nadi 80 x/mnt
 Suhu 36,7 0C
 RR 18 x/mnt
 Intake 1200cc
 Output 1000cc
 Balance +200cc
 Edema ekstremitas bawah
 Ureum : 21 mg/dL(10-50)
 Kreatinin: 1,0 mg/dL(0,6-1,1)
 Na : 127 mmol/ L (135-147)
 K : 3,1 meq/L (3,5-5)

2. 15-09-2010 “Bruder, saya merasa lemas  TD 120/90 mmHg


dan berat badan saya menurun”  Nadi 80 x/mnt
 Suhu 36,7 0C
 BB 55kg
 TB 167cm
No Tanggal Data Subjektif Data Objektif
.
 IMT 19,72
 Terjadi penurunan berat badan
sebanyak 2kg (57 menjadi
55)dalam 1bulan.

 Tidak ada kelainan menelan


 Makan 1 porsi /hari
 Nexium 20mg 2x1 tab
 Protein total 4,2 g/dL
 Albumin 0,9 g/dL
 Globulin 3,4 g/ dL

3. 15-09-2010  -  TD 120/90mmHg
 Nadi 80 x/mnt
 Suhu 36,7 0C
 RR 18 x/mnt
 Lekosit 11,8 103/µL
ANALISA DATA

Nama Klien/ Umur : Tn. D/ 31 thn


No. Kamar/ Ruang : H 5
No Tanggal Data Masalah Etiologi
.
1. 15-09- DS: “Bruder, perut dan kaki Kelebihan akumulasi
2010 saya bengkak”. volume cairan cairan dalam
DO: (total tubuh) jaringan dan
 KU : Tenang ruang ketiga.
 Kes : CM, GCS: 15
 TD 120/90 mmHg
 Nadi 80 x/mnt
 Suhu 36,7 0C
 RR 18 x/mnt
 Intake 1200cc
 Output 1000cc
 Balance +200cc
 Edema ekstremitas bawah
No Tanggal Data Masalah Etiologi
.
 Ureum : 21 mg/dL
(10-50)
 Kreatinin: 1,0 mg/dL
(0,6-1,1)
 Na : 127 mmol/ L
(135-147)
 K : 3,1 meq/L
(3,5-5)

2. 15-09- DS: “Bruder, saya merasa Pemenuhan Kehilangan


2010 lemas dan berat badan saya nutrisi kurang nafsu makan.
menurun”. dari kebutuhan
DO: tubuh.
 TD 120/90 mmHg
 Nadi 80 x/mnt
 Suhu 36,7 0C
 BB 55kg
 TB 167cm
 IMT 19,72
 Terjadi penurunan berat
badan sebanyak 2kg (57
menjadi 55)dalam 1bulan.

 Tidak ada kelainan menelan


 Makan 1 porsi /hari
 Nexium 20mg 2x1 tab
 Protein total 4,2 g/dL
 Albumin 0,9 g/dL
 Globulin 3,4 g/ dL

3. 15-09- DS: - Resti infeksi Pertahanan


2010 DO: tubuh yang
 TD 120/90mmHg menurun.
 Nadi 80 x/mnt
 Suhu 36,7 0C
 RR 18 x/mnt
 Lekosit 11,8 103/µL
DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)

Nama Klien/ Umur : Tn. D/ 31 thn


No. Kamar/ Ruang : H 5

Tanggal Tanggal Nama


No. Masalah/ Diagnosa
Ditemukan Teratasi Jelas
1. 1. Kelebihan volume cairan 15-09-2010 Belum Daniel
(total tubuh) berhubungan teratasi Boy
dengan akumulasi cairan
dalam jaringan dan ruang
ketiga

2. Pemenuhan nutrisi kurang dari 15-09-2010 Belum Daniel


kebutuhan tubuh berhubungan teratasi Boy
dengan kehilangan nafsu makan.

3. Resti infeksi berhubungan dengan 15-09-2010 Belum Daniel


pertahanan tubuh yang menurun. teratasi Boy
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien/ Umur : Tn. D/ 31 thn


No. Kamar/ Ruang : H5
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tgl
. dan Data Penunjang Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
1. 15-09- Kelebihan volume cairan - Pasien tidak - TTV dalam batas 1. Catat intake dan output - Evaluasi harian keberhasilan
2010 (total tubuh) berhubungan menunjukan normal secara akurat terapi dan dasar penentuan
dengan akumulasi cairan bukti-bukti - Tidak ada edema 2. Kaji perubahan edema tindakan
dalam jaringan dan ruang akumulasi - Haluaran urin tepat dan Pembesaran - Indikator akumulasi cairan
ketiga cairan dengan berat jenis/ abdomen setiap hari dijaringan dan dirung ketiga
- Pasien hasil laboratorium 3. Timbang BB tiap hari - BJ Urine dan albuminnuria
DS : “Bruder, perut dan kaki
mendapat mendekati normal dalam skala yang sama menjadi indikator regimen
saya bengkak”.
volume - BB stabil 4. Uji urin untuk berat terapi
DO:
cairan yang jenis, albumin - Supaya pasien tidak
 KU : Tenang tepat mendapatkan lebih dari
 Kes : CM, GCS: 15
5. Atur masukan cairan jumlah yang ditentukan
 TD 120/90 mmHg
 Nadi 80 x/mnt dengan cermat - Pengurangan cairan
 Suhu 36,7 0C ekstravaskuler sangat
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tgl
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
. dan Data Penunjang
 RR 18 x/mnt 6. Berikan diuretik sesuai diperlukan dalam
 Intake 1200cc order dari tim medis mengurangi edema
 Output 1000cc
 Balance +200cc
 Edema ekstremitas bawah
 Ureum : 21 mg/dL(10-50)
 Kreatinin: 1,0 mg/dL
(0,6-1,1)
 Na : 127 mmol/ L
(135-147)
 K : 3,1 meq/L (3,5-5)

2. 15-09- Pemenuhan nutrisi kurang Klien dapat - Tanda-tanda vital 1. Catat intake dan output - Monitoring asupan nutrisi
2010 dari kebutuhan tubuh mempertahankan dalam batas normal makanan secara akurat bagi tubuh
- TD: 120/80 mmHg
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi 2. Kaji adanya tanda-tanda - Gangguan nutrisi dapat
- S : 36- 37 0C
kehilangan nafsu makan. yang adekuat - N : 60- 80 x/mnt perubahan nutrisi : terjadi secara berlahan. Diare
DS: “Bruder, saya merasa - P : 18- 20 x/mnt Anoreksi, Letargi, sebagai reaksi oedema
- Tanda peradangan
lemas dan berat badan saya hipoproteinemia. intestine dapat memperburuk
(infeksi), bengkak,
menurun”. nyeri, berdarah, status nutrisi
DO: warna kemerah- 3. Beri diet yang bergizi - Mencegah status nutrisi
merahan tidak ada
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tgl
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
. dan Data Penunjang
 TD 120/90 mmHg menjadi lebih buruk
 Nadi 80 x/mnt 4. Beri makanan dalam - Membantu dalam proses
 Suhu 36,7 0C
porsi kecil tapi sering metabolisme.
 BB 55kg
Beri suplemen vitamin dan
 TB 167cm
 IMT 19,72 besi sesuai instruksi.
 Terjadi penurunan berat
badan sebanyak 2kg (57
menjadi 55)dalam
1bulan.

 Tidak ada kelainan


menelan
 Makan 1 porsi /hari
 Nexium 20mg 2x1 tab
 Protein total 4,2 g/dL
 Albumin 0,9 g/dL
 Globulin 3,4 g/ dL

3. 15-09- Resti infeksi berhubungan Infeksi tidak - Tanda-tanda vital 1. Kaji tanda-tanda infeksi - Untuk meminimalkan
2010 dengan pertahanan tubuh terjadi dalam batas normal pajanan pada organisme
2. Pertahankan kesterilan,
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tgl
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
. dan Data Penunjang
yang menurun - TD: 120/80 mmHg kebersihan dan infektif
DS: - - S : 36- 37 0C kerapihan pada saat - Untuk memutus mata ranrai
- N : 60- 80 x/mnt
DO: melakukan tindakan penyebaran infeksi
- P : 18- 20 x/mnt
 TD 120/90mmHg 3. Monitor TTV, catat - Karena kerentanan terhadap
Tanda peradangan
 Nadi 80 x/mnt adanya demam, meng infeksi pernapasan
 Suhu 36,7 0C (infeksi), bengkak,
gigil, nadi dan - Indikasi awal adanya tanda
 RR 18 x/mnt nyeri, berdarah,
pernapasan yang cepat infeksi
 Lekosit 11,8 103/µL warna kemerah-
4.Kolaborasi dalam - Memberi pengetahuan dasar
merahan tidak ada
pemberian antibiotic tentang tanda dan gejala
5.Observasi hasil infeksi.
laboratorium.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Klien/ Umur : Tn. D/ 31 thn


No. Kamar/ Ruang : H5
No. Dx. Nama &
Tanggal Waktu Tindakan Respons
Kep. Paraf
15-09-2010 08.30 1 1. Mengkaji status cairan klien - Klien memberi informasi Daniel Boy
Intake 1200cc
Output 1000cc
Balance +200cc

09.00 2. Memantau TTV - Klien mengikuti instruksi dalam pemeriksaan


TTV
- TD 120/90mmHg
- N 80x/mnt
- S 36,70C
- RR 18 x/mnt

3. Menjelaskan pada pasien pentingnya


09.30
pembatasan cairan - Klien mengerti tentang pentingnya pembatasan
cairan.
No. Dx. Nama &
Tanggal Waktu Tindakan Respons
Kep. Paraf
10.00 4. Mengobservasi kulit apakah ada turgor - Klien mengikuti instruksi dalam pemeriksaan
(hasil: kulit normal) kulit

15-09-2010 09.00 2 1. Memantau TTV - Klien mengikuti instruksi dalam pemeriksaan Daniel Boy
TTV
- TD 120/90mmHg
- N 80x/mnt
- S 36,70C
- RR 18 x/mnt

11.00 - Klien tenang (klien dapat beristirahat)


2. Memberikan lingkungan yang tenang

15-09-2010 09.00 3 1. Memantau TTV - Klien mengikuti instruksi dalam pemeriksaan Daniel Boy
TTV
No. Dx. Nama &
Tanggal Waktu Tindakan Respons
Kep. Paraf
09.30 2. Pemberian antibiotic Broadcet (IV) 2x1gr - Pasien bertanya tentang manfaat obat yang
diberikan

10.00 3. Mengajarka pasien tanda & gejala infeksi - Pasien mengerti tanda dan gejala infeksi.
EVALUASI (S O A P)

Nama Klien/ Umur : Tn. D/ 31 thn


No. Kamar/ Ruang : H5
No. Dx.
Tanggal Evaluasi (SOAP) Nama & Paraf
Kep.
15-09-2010 1 S: “Bruder, perut dan kaki saya bengkak”. Daniel Boy.
O:
 KU : Tenang
 Kes : CM, GCS: 15
 TD 120/90 mmHg
 Nadi 80 x/mnt
 Suhu 36,7 0C
 RR 18 x/mnt
 Intake 1200cc
 Output 1000cc
 Balance +200cc
 Edema ekstremitas bawah
 Ureum : 21 mg/dL
(10-50)
 Kreatinin: 1,0 mg/dL
(0,6-1,1)
 Na : 127 mmol/ L
(135-147)
 K : 3,1 meq/L

(3,5-5)
A: Masalah kelebihan volume cairan tubuh belum
teratasi.
P: Intervensi 1,2,3,4,5,6 dilanjutkan.
15-09-2010 2 S : “Bruder, saya merasa lemas dan berat badan saya Daniel Boy
menurun”.
O:
 TD 120/90 mmHg
 Nadi 80 x/mnt
No. Dx.
Tanggal Evaluasi (SOAP) Nama & Paraf
Kep.
 Suhu 36,7 0C
 BB 55kg
 TB 167cm
 IMT 19,72
 Terjadi penurunan berat badan sebanyak 2kg (57
menjadi 55)dalam 1bulan.

 Tidak ada kelainan menelan


 Makan 1 porsi /hari
 Nexium 20mg 2x1 tab
 Protein total 4,2 g/dL
 Albumin 0,9 g/dL
 Globulin 3,4 g/ dL

A: Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


belum teratasi.
P: Intervensi 1,2,3,4 dilanjutkan

15-09-2010 3 S: - Daniel Boy


O:
 TD 120/90mmHg
 Nadi 80 x/mnt
 Suhu 36,7 0C
 RR 18 x/mnt
 Lekosit 11,8 103/µL

A: Resti infeksi belum teratasi


P: Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Selama proses pengkajian ditemukan data yang hampir sama antara tinjauan teoritis dengan
gejala yang dirasakan oleh klien. Klien sementara didiagnosa menderita nefrotik sindrom.

B. Diagnosa Keperawatan
Dalam menegakkan diagnosa, penulis mengalami kesulitan dalam menegakkan diagnosa
prioritas. Setelah mengelompokkan data dari hasil pengkajian maka ditemukan tiga diagnosa
keperawatan, yaitu :

1. Kelebihan volume cairan (total tubuh) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam
jaringan dan ruang ketiga
2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nafsu
makan.
3. Resti infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang menurun.

C. Intervensi
Intervensi yang dipakai dalam kasus ini tidak berbeda dengan apa yang terdapat di dalam
teori. Hanya ada beberapa yang dilakukan oleh penulis, karena keterbatasan waktu dan tidak
sesuai dengan hal yang didapat dari hasil pengkajian.

D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun sebelumnya. Tindakan
ini juga tidak terlepas dari peran aktif klien dalam memotivasi untuk mempercepat
penyembuhan pasien.
E. Evaluasi
Evaluasi dari intervensi yang diberikan pada pasien tidak dapat dilakukan secara maksimal
karena keterbatasan waktu. Evaluasi selanjutnya dilakukan oleh perawat ruangan H RS PGI
Cikini
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. D diambil kesimpulan sementara
bahwa Tn. D menderita penyakit Nefrotik sindrom.
Nefrotik sindrom merupakan penyakit yang ditandai klinik dengan proteinuria,
hipoalbuminea, edema.
Gejalanya biasanya timbul edema pada kaki dan susah unntuk buang air besar.

B. Saran
1. Lahan Praktek
Diharapkan sewaktu mahasiswa berada di lahan praktek, mahasiswa dapat melakukan
semua tindakan keperawatan selama mahasiswa praktek di lapangan.
2. Pendidikan
Untuk bagian pendidikan diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan mahasiswa
dalam memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan yang
sudah dilakukan.
3. Mahasiswa
Diharapkan kepada mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan
kompetensi.
DAFTAR PUSTAKA

Toto suharyanto,Abdul majid. (2009).asuhan keperawatan pada kilen gangguan sistem


perkemihan. Jakarta : EGC.

Syaifufdin. (1997). Anantomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Sudoyo. W. Aru, dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. jakarta. FKUI. Ed. IV.

Tucker, Susan Martin. (1998). Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis
dan Evaluasi. Vol 4. Jakarta : EGC

Http./www.google.com/system perkemihan/nefrotik sindrom.

Anda mungkin juga menyukai