Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KLIEN

DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR POLA TIDUR


DI DESA KALIBEJI KECAMATAN SEMPOR
KABUPATEN KEBUMEN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun Oleh :
DIDIT TRIANTO, S.Kep
A31600886

PEMINATAN KEPERAWATAN GERONTIK

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017

i
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KLIEN
DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR POLA TIDUR
DI DESA KALIBEJI KECAMATAN SEMPOR
KABUPATEN KEBUMEN

KARYA ILMIAH AKHIR NERS


Diajukan sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar Ners

Disusun Oleh :
DIDIT TRIANTO, S.Kep
A31600886

PEMINATAN KEPERAWATAN GERONTIK

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017

ii
Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTAN, Agustus 2017
Didit Trianto1), Rina Saraswati2)

ABSTRAK

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KLIEN


DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR POLA TIDUR
DI DESA KALIBEJI KECAMATAN SEMPOR
KABUPATEN KEBUMEN

Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mempunyai


hubungan yang sangat erat dengan lansia. Perubahan yang terjadi pada lansia
adalah masalah psikososial. Lansia merasakan atau sadar akan kematiannya,
sehingga menimbulkan perasaan cemas, yang mengakibatkan permasalahan yang
menimbulkan gangguan tidur. Setelah berusia diatas 40 tahun tubuh menjadi lebih
rentan penyakit, sehingga lansia sering mengalami tidur yang tidak berkualitas.
Tujuan Umum : Menjelaskan asuhan keperawatan gerontik dengan masalah
gangguan pola tidur di desa Kalibeji, Sempor, Kebumen.
Hasil : kuantitas klien yang diberikan terapi mandi air hangat mengalami
peningkatan 2 jam lebih lama jika dibanding sebelum dilakukan mandi air hangat.
Hal ini menunjukkan bahwa mandi air hangat dapat meningkatkan kuantitas tidur
pada lansia yang mengalami gangguan pola tidur.
Rekomendasi : Mandi air hangat dapat merelaksasi otot-otot pada tubuh sehingga
dapat meningkatkan kualitas tidur.

Kata kunci : hipertensi, lansia, mandi air hangat, pola tidur

1
Mahasiswa Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong
2
Pembimbing Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong

vi
NURSING STUDY PROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG
Scientific Paper, August, 2017
Didit Trianto1), Rina Saraswati2)

AN ANALYSIS OF THE CARE OF NURSING GERONTIC ON CLIENTS


IN FULFILLING BASIC NEEDS SLEEP PATTERNS IN THE VILLAGE
KALIBEJI IN SEMPOR DISTRICT KEBUMEN

ABSTRACT
Background: hypertension is one of the disease has a very closely with elderly
.Changes that happened to elderly is a problem psikososial .Elderly feel or aware
of his death , sparking the fear , resulting in the problems caused sleep disorders
.After more than 40 years old the body becomes more vulnerable disease , so
elderly often find a poor quality .
Purpose: To explain the care of nursing gerontik with trouble annoyance sleep
patterns in the village kalibeji , sempor , kebumen .
Result : act done in addressing disorder sleep patterns , in the form of therapy
sholawat give music and advocated clients to a warm bath .
Recommendations: a warm bath can merelaksasi otot-otot on body so it will
increase the quality of sleep .

Keywords: hypertension , elderly , a warm bath , sleep patterns


__________________________________________________________________

1) Nurse college student Muhammadiyah health science institute of gombong


2) Lecture Muhammadiyah health science institute of gombong

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim. Puji dan syukur penulis panatkan kehadirat


ALLAH SWT karena atas limpahan karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Akhir Ners dengan judul Analisis Asuhan
Keperawatan Gerontik Pada Klien dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pola
Tidur di Desa Kalibeji Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. Selama proses
pembuatan karya tulis akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dari
berbagai pihak, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesai dengan baik, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Hj. Herniyatun, M.kep, Sp Mat selaku ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong
2. Isma Yuniar, M.Kep selaku ketua Program Studi S1 keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong
3. Ernawati, M.kep, Ns selaku penguji
4. Rina Saraswati, M.Kep, Ns selaku pembimbing yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan nasehat terhadap karya tulis akhir ini
5. Semua dosen STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah memberikan
ilmu
6. Keluargaku yang tiada henti memberikan dorongan semangat serta
mendoakan penulis dalam menempuh kuliah ini (Nenek Maryati, Bapak
Hadi Sumito dan Ibu Nasikem, serta kakak-kakakku Eko Supriyati
Ningsih, Edi Supriono, adikku Bangun Juli Catur Wahyudi serta kedua
keponakanku Deky Setyawan dan Ginanjar Wahyu Widodo) doamu
kuharapkan dalam setiap langkahku
7. Semua teman-teman seperjuangan Profesi Ners STIKES Muhammadiyag
Gombong
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya
tulis akhir ini yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu

viii
Semoga ALLAH SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan karya tulis akhir ini dengan limpahan rahmat
dan karunia-Nya. Semoga karya tulis akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak khususnya dibidang kesehatan.

Gombong, Agustus 2017

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….ii


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………...iii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...v
ABSTRAK ………………………………………………………………………vi
ABSTRACT................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….x
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………1
B. Tujuan
1. Tujuan umum …………………………………………………………5
2. Tujuan khusus ………………………………………………………...5
C. Manfaat
1. Manfaat keilmuan ……………………………………………………..5
2. Manfaat aplikatif ……………………………………………………...5
3. Manfaat metodologis ………………………………………………….6
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Kebutuhan Aktivitas / Tidur
1. Definisi ………………………………………………………………..7
2. Batasan karakteristik ………………………………………………….8
B. Hipertensi
1. Definisi ………………………………………………………………..8
2. Etiologi ………………………………………………………………..8
3. Patofisiologi …………………………………………………………11
4. Klasifikasi …………………………………………………………...12
C. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori
1. Fokus pengkajian ……………………………………………………13

x
2. Diagnosa keperawatan ………………………………………………14
3. Intervensi …………………………………………………………….14
D. Terapi Mandi Air Hangat ………………………………………………..16
BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN
A. Profil Lahan Praktik
1. Sejarah desa Kalibeji ………………………………………………...17
2. Visi …………………………………………………………………..18
3. Misi ………………………………………………………………….18
4. Jumlah kasus ………………………………………………………...18
B. Profil Puskesmas
1. Sejarah ……………………………………………………………….18
2. Visi …………………………………………………………………..19
3. Misi ………………………………………………………………….19
4. Motto ………………………………………………………………...19
5. Program kerja puskesmas ……………………………………………20
C. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan
1. Ringkasan proses pengkajian ………………………………………..20
2. Diagnosa keperawatan ………………………………………………25
3. Rencana asuhan keperawatan ………………………………………..26
4. Implementasi ………………………………………………………...27
5. Evaluasi ……………………………………………………………...33
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Karakteristik Klien
1. Jenis kelamin ………………………………………………………...36
2. Usia ………………………………………………………………….37
3. Tingkat pendidikan …………………………………………………..37
B. Analisis Masalah keperawatan …………………………………………..38
C. Analisis Intervensi yang Dikaitkan dengan Konsep dan Hasil Penelitian
Terkini …………………………………………………………………...38
D. Inovasi Tindakan ………………………………………………………...40
BAB V PENUTUP

xi
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...41
B. Saran ……………………………………………………………………..41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran asuhan keperawatan ……………………………………………………..

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk morbiditas dan mortalitas
kardiovaskular. Hipertensi mempercepat proses aterosklerosis pada arteri koroner,
otak, dan ginjal, serta meningkatkan beban kerja jantung. Hal tersebut
mengakibatkan pasien hipertensi berisiko mengembangkan infark miokard,
stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung kongestif. Hipertensi mungkin secara
langsung atau tidak langsung bertanggung jawab atas 10-20% dari seluruh
kematian (Julian et al., 2005).
Penyakit hipertensi dapat mengakibatkan infark miokard, stroke, gagal
ginjal, dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat
(James dkk., 2014). Sekitar 69% pasien serangan jantung, 77% pasien stroke, dan
74% pasien congestive heart failure (CHF) menderita hipertensi dengan tekanan
darah >140/90 mmHg (Go dkk., 2014). Hipertensi menyebabkan kematian pada
45% penderita penyakit jantung dan 51% kematian pada penderita penyakit stroke
pada tahun 2008 (WHO, 2013).
Menurut World Health Organization (WHO), satu dari tiga orang dewasa
di seluruh dunia memiliki tekanan darah tinggi. Proporsi meningkat sejalan
dengan bertambahnya usia, yaitu satu dari sepuluh orang berusia 20-an dan 30-an
sampai lima dari sepuluh orang berusia 50-an. Orang dewasa di beberapa negara
berpendapatan rendah di Afrika memiliki tekanan darah tinggi dengan persentase
tertinggi sebesar lebih dari 40% (WHO, 2013).
Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik Indonesia, sebagian
besar kasus tekanan darah tinggi pada masyarakat belum terdiagnosis. Di
Indonesia, pada usia lebih dari atau sama dengan 18 tahun didapatkan prevalensi
tekanan darah tinggi sebesar 31,7%, yang sudah mengetahui memiliki tekanan

1
2

darah tinggi hanya 7,2% dan yang minum obat hipertensi hanya 0,4% (Depkes RI,
2012).
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, tetapi
yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat hanya
sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi di
masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan (Kemenkes
RI, 2013). Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa
hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap
terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan
57,62% wanita, serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012). Profil
Kesehatan Jawa Tengah tahun 2010 menginformasikan bahwa prevalensi kasus
hipertensi esensial di provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 2,13%, sedangkan
prevalensi hipertensi yang lain sebesar 0,21%.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan lansia. Hal ini terjadi akibat perubahan fisiologis yang
terjadi seperti penurunan respons imunitas tubuh, katup jantung menebal dan
menjadi kaku, penurunan kemampuan kontraktilitas jantung, berkurangnya
elastisitas pembuluh darah, serta kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi. Perubahan-perubahan inilah yang menyebabkan peningkatan
resistensi vaskuler sehingga lansia cenderung lebih rentan mengalami hipertensi
(Setiawan, dkk, 2013)
Perubahan yang terjadi pada lansia adalah masalah psikososial. Perubahan
psikososial ini berhubungan dengan bahwa lansia telah mengalami pensiun, maka
ia akan kehilangan teman, pekerjaan dan status. Lansia merasakan atau sadar akan
kematiannya, sehingga menimbulkan perasaan cemas, yang mengakibatkan
permasalahan yang menimbulkan gangguan tidur (Maryam, dkk, 2008).
Meningkatnya jumlah lansia tersebut diiringi dengan permasalahan
kesehatan yang dihadapi. Proses degeneratif pada lansia menyebabkan terjadinya
penurunan kondisi fisik, psikologis dan sosial. Salah satu dampak dari perubahan
fisik yang sering dialami lansia adalah terjadinya gangguan tidur (Majid, 2014).
Gangguan tidur menjadi lebih sering dialami dan sangat mengganggu seiring
3

dengan bertambahnya usia. Setelah berusia diatas 40 tahun tubuh menjadi lebih
rentan penyakit, sehingga lansia sering mengalami tidur yang tidak berkualitas.
Tidur adalah fenomena alami, tidur menjadi kebutuhan hidup manusia. Tidur
merupakan bagian hidup manusia yang memiliki porsi banyak, rata-rata hampir
seperempat hingga sepertiga waktu digunakan untuk tidur. Tidur merupakan
proses yang diperlukan oleh manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru,
perbaikan sel-sel tubuh yang rusak (Natural Healing Mechanism), memberi waktu
organ tubuh untuk beristirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme
dan biokimiawi tubuh (Noviani, dkk, 2011).
Kelainan tidur terjadi dalam persentase yang besar pada populasi dan
biasanya tidak dibahas sebagai bagian dari evaluasi medis secara lengkap. Kantuk
meningkatkan risiko kecelakaan kendaraan bermotor, kerja, dan mengurangi
kinerja dan kualitas hidup. Jika tidak diidentifikasi dan diobati dengan baik,
gangguan tidur dapat menyebabkan atau memperburuk gangguan medis dan
psikiatris seperti hipertensi, penyakit pembuluh darah koroner atau otak, obesitas,
dan depresi. Keinginan membatasi tidur menjadi masalah besar karena
peningkatan kompleksitas kehidupan dan ketersediaan hiburan larut malam
mendorong waktu tidur yang lambat. Kita tidur, rata-rata berkurang satu jam pada
malam hari daripada yang kita lakukan 100 tahun yang lalu, meskipun kebutuhan
tidur kita tetap sama, sekitar 8 jam semalam (Remmes, 2012).
Potter & Perry (2006) mengatakan bahwa aktifitas dan istirahat adalah
salah satu kebutuhan dasar manusia atau suatu proses yang sangat diperlukan oleh
manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang rusak (natural healing
mechanism), memberikan waktu organ-organ tubuh untuk beristirahat dan
menjaga keseimbangan metabolisme dan kimiawi tubuh. Tanpa istirahat yang
cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktifitas akan menurun serta
meningkatkan iritabilitas. Hal mudah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
gangguan tidur ialah dengan teknik relaksai distraksi.
Teknik relaksasi distraksi merupakan salah satu metode nonfarmakologi
dalam strategi penanggulangan gangguan tidur. Relaksasi distraksi merupakan
mengalihkan perhatian klien ke hal (stimulus) lain. Salah satu distraksi yang
4

efektif adalah dengan cara mendengarkan cerita, musik, mengurangi kecemasan,


gelisah dan depresi (Nurdin, 2013).
Terdapat tiga hal yang dibutuhkan dalam distraksi relaksasi yaitu posisi
klien yang tepat, pikiran beristirahat dan lingkungan yang nyaman agar dapat
berkonsentrasi.. teknik relaksasi distraksi merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, dalam hal ini perawat akan mengajarkan pada klien bagaimana cara
mengalihkan perhatian klien ke hal (stimulus) lain, salah satu distraksi yang
efektif adalah dengan cara mendengarkan musik, mendengarkan cerita, nafas
perlahan. Disamping itu faktor tekanan darah juga dapat mempengaruhi kualitas
tidur pada pasien hipertensi. Tekanan darah secara normal menurun ketika sedang
tidur normal (sekitar 10- 20% masih dianggap normal) dibandingkan ketika kita
sedang dalam keadaan sadar dan keadaan ini dihubungkan karena penurunan
aktifitas simpatis pada keadaan tidur. Apabila tidur mengalami gangguan, maka
tidak terjadi penurunan tekanan darah saat tidur sehingga akan meningkatkan
resiko terjadinya hipertensi yang berujung pada penyakit kardiovaskuler. Setiap
5% penurunan normal yang seharusnya terjadi dan tidak dialami seseorang, maka
kemungkinan 20% akan terjadi peningkatan tekanan darah. Selain itu salah satu
faktor kualitas tidur yang buruk yaitu kebiasaan durasi tidur yang pendek juga
dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah. Insomnia dengan durasi tidur
singkat yang objektif juga dihubungkan dengan resiko hipertensi, seperti
obstructive sleep apneu syndrome (OSAS), restless legs syndrome (RLS) dan
lainlain (Calhoun dan Harding, 2012).
Salahsatu terapi nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
gangguan pola tidur pada pasien hipertensi yaitu dengan terapi mandi air hangat.
Uap air panas dapat merangsang pori-pori kulit menjadi terbuka, pembuluh darah
melebar serta dapat mengendurkan otot-otot. Penelitian yang dilakukan oleh Ika
Rahmawati (2015) tentang Efektivitas Mandi Air Hangat dan Aroma Terapi
Lavender Terhadap Insomnia Pada Lansia menunjukkan bahwa dari analisa
paired t-test diperoleh P value = 0,000, α = 0,05 (P value < 0,05) maka Ha
diterima dan Ho ditolak, sehingga disimpulkan bahwa terdapat penurunan yang
signifikan insomnia sebelum dan sesudah diberi perlakuan mandi air hangat.
5

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menjelaskan asuhan keperawatan gerontik dengan masalah gangguan pola
tidur di desa Kalibeji, Sempor, Kebumen
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien gerontik dengan gangguan pola
tidur pada pasien hipertensi
b. Memaparkan hasil analisa data pada pasien gerontik dengan gangguan
pola tidur pada pasien hipertensi
c. Memaparkan rencana keperawatan pada pasien gerontik dengan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada pasien hipertensi
d. Memaparkan implementasi keperawatan pada pasien gerontik dengan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada pasien hipertensi
e. Memaparkan evaluasi keperawatan pada pasien gerontik dengan
pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada pasien hipertensi
f. Memaparkan hasil analisis salah satu implementasi relaksasi terkait
dengan inovasi tindakan

C. Manfaat
1. Manfaat keilmuan
a. Manfaat bagi penulis
Mengetahui masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada lansia terutama
pada lansia dengan hipertensi serta dapat melatih pola fikir penulis dalam
menganalisis asuhan keperawatan yang komprehensif
b. Manfaat bagi institusi pendidikan
Sebagai referensi untuk melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan
kebutuhan istirahat tidur pada pasien hipertensi
2. Manfaat aplikatif
a. Manfaat bagi pasien dan keluarga
Dapat menambah pengetahuan serta wawasan pasien dan keluarga tentang
cara perawatan pada pasien hipertensi dengan gangguan pola tidur
6

b. Manfaat bagi instansi kesehatan


Dapat mengoptimalkan teknik relaksasi yang efektif dalam membantu
proses pemenuhan gangguan pola tidur pada pasien hipertensi
3. Manfaat metodologis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
khususnya keperawatan gerontik tentang pemenuhan relaksasi pada pasien
hipertensi
DAFTAR PUSTAKA

Anggara, FHD., dan Prayitno, N. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat
Tahun 2012 . Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes MH.
Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(1):20-25.

Anggraini, AD., Waren, S., Situmorang, E., Asputra, H., dan Siahaan, SS. 2009.
Faktor—Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
Pasien Yang Berobat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang
Periode Januari Sampai Juni 2008. Fakultas Kesehatan. Universitas Riau.
Files of DrsMed-FK UNRI : 1-41

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Bawazier, AL. 2008. Lima Puluh Masalah Kesehatan Di Bidang Ilmu Kesehatan
Penyakit Dalam. Pusat Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

Binus, S. 2012. Perancangan Interior pada Urban Day Spa. Thesis. Jakarta:
Universitas Bina Nusantara. http//thesis. binus.ac.id/doc/bab2/2012
diakses tanggal 12 Juni 2017

Calhoun, D.A & Harding, S.M. 2012. Sleep and Hypertension. Journal
Circulation.

Corwin, E J . 2009. Buku Saku Patofisiologi .Penerbit Buku Kedokteran.


EGC:Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Masalah Hipertensi di


Indonesia. www.depkes.go.id.

Doenges, Merilyn. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Hutahaean. 2010. Konsep dan dokumentasi keperawata., Jakarta : Trans Info


Media.

Julian D.G., Cowan J. C., McLenachan J. M., 2005. Cardiology. Hypertension


and Heart Disease.China : Elsevier Saunders pp. 301-318
Kemenkes RI. 2013. Data Dan Informasi Kesehatan, Gambaran Kesehatan
Lanjut Usia Di Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
___________. 2013. Panduan Hari Peringatan Hari Kesehatan Sedunia :
Waspadai Hipertensi Kendaikan Tekanan Darah. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI
___________. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan
Litbangkes DepKes RI. Tersedia di
https://www.depkes.go.id/resources/download/general/
Hasil%20Riskesdas%202013.pdf. (diakses pada tanggal 27 juli 2017).

Maryam, RS; Mia, FE; Rosidawati; Ahmad, J; dan Irwan, B. 2008. Mengenal
Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-


2017. 2015. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Noviani, Okti; Handayani, Safrudin. 2011. Hubungan Lama Tidur Dengan


Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di Posyandu
Lansia Desa Karangaren. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Vol 7
No. 2

Nurdin, Suhartini. 2013, Pengaruh Tehnik Relaksasi Terhadap Intesitas Nyeri


pada Pasien Post Operasi Fraktur Di Ruang Irnina A BLU RSUP Prf Dr.
R.D Kandou Manado, ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis :


Jakarta : SalembaMedika.

Potter, P & Perry, A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
________________. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Remmes A. H., 2012. Current Diagnosis and Treatment Neurology. Sleep
Disorders. Second Edition. Singapore : The McGraw-Hill Companies, Inc.
pp. 483-491
Rosta, J. 2011. Hubungan Asupan Energi, Protein, Lemak dengan Status Gizi dan
Tekanan Darah Geriatri di Panti Wredha Surakarta. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Smeltzer, S. C., & Bare B. G. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth ( Edisi 8 Volume 1). Jakarta: EGC

Supariasa. 2012. Pendidikan Dan Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC


Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1 Edisi 4. Jakarta : Media
Aesculapius.
World Health Organization, 2013. World Health Day – 7 April 2013.
www.who.int.

Anda mungkin juga menyukai