Anda di halaman 1dari 38

MODUL MATA KULIAH

SIROSIS HEPAR
IMPLIKASI STUDI DIAGNOSTIK

PENYUSUN:
DINDA TRI AGUSTIN P27820717003
ISTIQFAH RAHADI P27820717008
JIHAN PRATIWI P27820717012
AINUL YATIM P27820717020
GALUH AYUANTIWI P27820717024
NINDYTA SALSABILA A P27820717029
RAHMITA ALFINDA P27820717033
MARSZHA SOFVA A P27820717037

PRODI D-IV KEPERAWATAN GADAR SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Modul Mata Kuliah IMPLIKASI STUDI DIAGNOSTIK
bagi mahasiswa dapat selesai dan diterbitkan.
Modul ini disusun untuk dijadikan pedoman bagi mahasiswa Program Studi D-IV
Keperawatan Gadar Surabaya agar mudah mempelajari mata kuliah BIOKIMIA dan pada
akhirnya mampu :
1. Memahami definisi sirosis hepar
2. Memahami klasifikasi sirosis hepar
3. Memahami etiologi sirosis hepar
4. Memahami bagaimana pengobatan sirosis hepar
5. Memahami bagaimana pemeriksaan penunjang dan diagnostic pada sirosis hepar
6. DST SESUAI KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI PADA MATA KULIAH
TERSEBUT
Ucapan terima kasih tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami
sampaikan kepada seluruh staff pengajar Mata Kuliah IMPLIKASI STUDI DIAGNOSTIK
Program Studi D-IV Keperawatan Gadar Surabaya dan Unsur Pimpinan yang telah memberikan
kontribusi pada penyusunan dan penerbitan modul ini, yang tidak bias disebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa Modul ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu
kritik dan saran selalu kami harapkan, semoga Modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Program Studi D-IV Keperawatan Gadar Surabaya dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Surabaya, 20 Noevmber 2018

Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN

Modul Mata Kuliah BIOKIMIA ini telah diperiksa dan dinyatakan layak dipergunakan
sebagai Modul Pembelajaran pada Program Studi D-IV Keperawatan Gadar Surabaya

Surabaya, 20 November 2018


Program Studi D-IV Keperawatan Gadar Surabaya
Ketua

Dwi Adji Norontoko, S.Kep.Ns, M.Kes


NIP. 196309171990031002

Mengetahui
Jurusan Keperawatan
Ketua

Supriyanto, SKp, M.Kes


NIP. 196909211992031001
MODUL SIROSIS HEPAR

Mata Kuliah : Implikasi Studi Diagnostik


Kode Mata Kuliah : WAT. 4. ML. 2329
Beban Studi : 2 SKS
Jumlah Modul : 1 Modul

MODUL I : Pokok Bahasan 1 (Lemak)


Kegiatan Belajar 1 : Sub Pokok Bahasan 1 (diganti)
Kegiatan Belajar 2 : Sub Pokok Bahasan 2 (Sebutkan)
Kegiatan Belajar 3 : Sub Pokok Bahasan 3 (Sebutkan) dst
MODUL I
MATA KULIAH IMPLIKASI STUDI DIAGNOSTIK

Pokok Bahasan Sirosis Hepar

Penulis

DINDA TRI AGUSTIN P27820717003


ISTIQFAH RAHADI P27820717008
JIHAN PRATIWI P27820717012
AINUL YATIM P27820717020
GALUH AYUANTIWI P27820717024
NINDYTA SALSABILA A P27820717029
RAHMITA ALFINDA P27820717033
MARSZHA SOFVA A P27820717037

PRODI D-IV KEPERAWATAN GADAR SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
2018
DAFTAR ISI

Cover .............................................................................................................................. 1
Daftar Isi ......................................................................................................................... 2
Daftar Gambar ................................................................................................................ 3
Pendahuluan .................................................................................................................... 4
Kegiatan Belajar1 : Sub Pokok Bahasan 1 (Sirosis Hepar) ............................................ 5
Tujuan Pembelajaran Umum .............................................................................. 6
Tujuan Pembelajaran Khusus ............................................................................. 7
Pokok-Pokok Materi Pembelajaran .................................................................... 8
Uraian Materi Pembelajaran ............................................................................... 9
Rangkuman ......................................................................................................... 10
Tes Formatif ........................................................................................................ 11
Tugas Mandiri ..................................................................................................... 12
Penutup ........................................................................................................................... 29
Sumber Acuan ................................................................................................................. 30
Tes Akhir Modul ............................................................................................................. 31
Pedoman Penilaian Tes Akhir Modul ............................................................................. 32
DAFTAR GAMBAR

Gambar1 :Pemeriksaan ALP........................................................................................ 19


Gambar2 :Kanker Hati ................................................................................................. 21
Gambar3 :Biopsi Hati .................................................................................................. 25
Tingkat Penguasaan = Jumlah jawaban yang benar X 100%

Jumlah skore maksimal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90%-100% = baiksekali
80%-89% = baik
70%-79% = cukup
≥69% = kurang
KEGIATAN BELAJAR 1, Sub Pokok Bahasan 1
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar 1
ini, Anda diharapkan dapat memahami pengertian pokok Sirosis Hepar
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar 1
ini, secara khusus Anda diharapkan dapat:
a. Menjelaskan pengertian pokok Sirosis Hepar
b. Menjelaskan bagaimana pemeriksaan penunjang dan diagnostic pada Sirosis Hepar
3. Pokok-pokok Materi Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, Anda akan mempelajari pokok-pokok
materi sebagai berikut:
a. Pengertian Sirosis Hepar
b. Klasifikasi Sirosis Hepar
c. Etiologi Sirosis Hepar
d. Pengobatan Sirosis Hepar
e. Pemeriksaan penunjang Sirosis Hepar
f. Pemeriksaan diagnostic Sirosis Hepar
g. Pemeriksaan Faal Hati
4. Uraian Materi Pembelajaran
a. Pengertian Sirosis Hepar
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari
kata Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna
pada nodulnodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai
berikut yaitu suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang
normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis.
Secara lengkap Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah besar dan seluruh sitem arsitektur hati mengalami perubahan
menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar
parenkim hati yang mengalami regenerasi.
b. Klasifikasi
Berdasarkan morfologi Sherlock membagi Sirosis hati atas 3 jenis, yaitu :

1. Mikronodular (portal)
a. septa tebal teratur
b. besar nodul sampai dengan 3 cm.
c. mengandung nodul kecil dan halus diseluruh lobulus
2. Makronodular (pascanekrotik)
a. septa tebal bervariasi
b. mengandung nodul yang besarnya bervariasi (> 3cm)
3. Campuran (yang memperlihatkan gambaran mikro dan makronodular)
1) Sirosis portal Laennec (alkoholik nutrisional)
2) Sirosis pascanekrotik
3) Sirosis bilier

Secara Fungsional Sirosis terbagi atas :

1. Sirosis hati kompensata Sering disebut dengan Laten Sirosis hati. Pada atadiu
kompensata ini belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini
ditemukan pada saat pemeriksaan screening.
2. Sirosis hati Dekompensata Dikenal dengan Active Sirosis hati, dan stadium ini
biasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya ; ascites, edema dan ikterus.

c. Etiologi
1. Virus hepatitis (B,C,dan D)
Secara klinis telah dikenal hepatitis virus B lebih banyak mempunyai
kecendrungan untuk lebih menetap dan memberi gejala sisa serta menunjukkan
perjalanan yang kronis bila dibandingkan dengan virus hepatitis A. penderita
dengan hepatitis aktif kronik banyak yang menjadi sirosis karena bnayak terjadi
kerusakan hati yang kronis. Terbentuknya jaringan parut dan nodul yang
semakin meluas. Sebagaimana sekitar 10 % penderita hepatitis virus B akut akan
menjadi kronis.
2. Alkohol
Perkembangan sirosis tergantung pada jumlah dan keteraturan mengkonsumsi
alcohol.mengonsumsi alcohol pada tingkat-tingkat yang tinggi dan kronis dapat
melukai sel-sel hati. Alcohol merupakan zat hepatotoksis yang merupakan
penyebab utama pada perlemakan hati sehingga menyebabkan infiltrasi lemak
sehingga menhalangi pembentukan lipoprotein.
3. Kelainan metabolic
a. Hemakhomatosis (kelebihan beban besi)
b. Penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga)
c. Defisiensi Alphal-antitripsin
d. Glikonosis type-IV
e. Galaktosemia
f. Tirosinemia
4. keturunan dan malnutrisi
WATERLOO (1997) berpendapat bahwa faktor kekurangan nutrisi terutama
kekurangan protein hewani menjadi penyebab timbulnya sirosis hepatis.
5. kelainan-kelainan genetic yang diturunkan/dowariskan
berakibat pada akumulasi unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada
kerusakan jaringan dan sirosis. Misal : akumulasi besi yang abnormal
(hematochromatosis) atau tembaga (penyakit wilson)

d. Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa :

1. Simtomatis
Berfungsi untuk menghilangkan gejala dari suatu penyakit. Yang disebut
gejala adalah pusing, mual, mulas, lemas, dan lainnya. Jadi sering salah kaprah
pandangan di masyarakat bahwa hal-hal tersebut di atas disebut sebagai suatu
penyakit, padahal yang benar adalah gejala dari suatu penyakit.

2. Supportif, yaitu :
a. Istirahat yang cukup
b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang; misalnya : cukup kalori,
protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin
c. Pengobatan berdasarkan etiologi, Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi
virus C dapat dicoba dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan
perubahan strategi terapi bagian pasien dengan hepatitis C kronik yang belum
pernah mendapatkan pengobatan IFN seperti
1) kombinasi IFN dengan ribavirin,
2) terapi induksi IFN,
3) terapi dosis IFN tiap hari
a) Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x
seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan
(1000mg untuk berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan
untukjangka waktu 24-48 minggu
b) Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang
lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang
dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggu dengan
atau tanpa kombinasi dengan RIB.
c) Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis
3 juta atau 5 juta unit tiap hari sampai HCV-RNA negatif di serum dan
jaringan hati.
d. Pengobatan yang spesifik dari sirosishati akan diberikan jika telah terjadi
komplikasi seperti
1) Astises
2) Spontaneous bacterial peritonitis
3) Hepatorenal syndrome
4) Ensefalophaty hepatic

e. Pemeriksaan penunjang

1. Tes fungsi hati : abnormal (4-10 x dari normal )


2. AST SGOT ALT SGPT : Awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minggu
sebelum ikterik kemudian tampak menurun
3. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan
hidup (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan
4. Leukopenia : Trombositopenia mungkin ada ( Splenomegali)
5. Diferensial darah : Leukositosis,Monositosis,Limfosit atipikal, dan sel
plasma
6. Alkali fosfatase : Meningkat (kecuali jika ada kolestasis berat)
7. Feses : Warna , seperti tanah liat, Steatoria (penurunan
fungsi hati
8. Albumin serum : Menurun
9. Gula darah : Hiperglikemia /hipoglikemia (gangguan fungsi
hati)
10. Anti-Hav Igm : Positif pada tipe A
11. HbsAg : Dapat positif (tipe B) atau negative )tipe A
12. Masa protombin : Mungkin memanjang (disfungsi hati )
13. Birlirubin serum : Diatas 2,5 mg/1000 ml (bila di aatas 200 mg.dl
prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
14. Tes eksresi BSP :Kadar darah meningkat
15. Biopsi hati : Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosisnya
16. Scan hati : Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkim
17. Urinalisa : Peningkatan kadar bilirubin ,proteinuria atau
hematuria dapat terjadi

e. Pemeriksaan diagnostic sirosis hepatis


a. Penunjang
1. Radiologi : Pemeriksaan radiologi yang sering dimanfaatkan ialah
pemeriksaan fototoraks,splenoportografi,percutaneus transhepatic porthography
(PTP)
2. Ultrasonografi (USG) :ultrasonografi ( USG) banyak dimanfaatkan untuk
mendeteksi kelainan hati, termasuk sirosis hati.Gambaran USG tergantung pada
tingkat berat ringannya penyakit.Pada tingkakt pemulaan sirosis akan tampak hati
membesar, permulaan irregular, tepi hati tumpul.Pada fase lanjut terlihat perubahan
gambar USG yaitu tampak penebalan permukaan hati yang irregular.Sebagian hati
tampak membesar dan sebagian lagi dalam batas normal
3. Peritoneskopi (laparoskopi). Secara laparoskopi akan tampak jelas kelainan
hati.Pada sirosis hati akan jelas kelihatan permukaan yang berbenjol – benjol
erbentul nodoul yang besar atau kecil dan terdapatnya gambaran fibrosis hati, tepi
biasanya tumpul.Seringkali didapatkan pembesaran limpa.

b. Laboratorium
1) Darah
a) Hb rendah,anemia normokrom normositer, hipokrom monositer atau hipokrom
mikrositer
b) Anemia terjadi akibat hipersplenisme dengan leucopenia dan trombositopenia.
c) Kolesterol darah yang selalu rendah mempunyai prognosis yang kurang baik
d) Kenaikan kadar enzim transaminasi SGOT danSGPT merupakan petunjuk
tentang berat dan luasnya kerusakan parenkim hati.Hal ini terjadi karena akibat
kebocoran dari sel yang mengalami kerusakan.
e) Peninggian kadar gamma GT sama dengan transaminasi ini lebih sensitive
tetapi kurang spesifik
2) Pemeriksaan tinja
Terdapat kenaikan kadar sterkobilinogen.Pada penderita dengan ikterus,eksresi
pigmen empedu rendah.Sterkobilinogen yang tidak terserap oleh darah,didalam
usus akan diubah menjadi sterkobilin yaitu suayu pigmen yang menyebabkan tinja
berwana coklat atau kehamilan
3) Pemeriksaan darah
Biasanya dijumpai normostik anemia yang ringan, kadang – kadang dalam bentuk
makrositer yang disebabkan kekurangan asam folik dan vitamin B12 atau karena
splenomegali.Bilamana penderita pernah mengalami perdarahan gastrointestinal
maka baru akan terjadi hipokromik anemi.Juga dijumpai likopeni bersama dengan
adanya trombositopeni
4) Tes faal hati
Pada sirosis globulin menaik, sedangkan albumin menurun.Pada orang normal tiap
hari akan diproduksi 10 – 16 gr albumin,pada orang dengan sirosis hanya dapat
disintesa antara 3,5-5,9 gr perhari. Kadar normal albumin dalam darah 3,5-5,0
g/dL.Jumlah albumin dan globulin yang masing – masing diukur melalui proses
yang disebut elektroforesis protein serum. Perbandingan normal albumin:globulin
adalah 2:1 atau lebih .Selain itu, kadar asam empedu juga termasuk salah satu tes
faal hati yang peka untuk mendeteksi kelainan hati secara dini.
5) Albumin
a) Kadar albumin yang menurun merupakan gambaran kemampuan sel ahti yang
kurang dalam memproduksi protein – protein plasma.
b) Penurunan kadar albumin dan peningkatan kadar globulin merupakan penanda
kurangnya daya tahan hati dalam menghadapi stress seperti tindakan operasi.
6) Pemeriksaan CHE (cholinesterase)
a) Penting dalam menilai sel hati
b) Kadar CHE akan menurun sedangkan pada perbaikan terjadi kenaikkan CHE
menjadi nilai normal
c) Nilai CHE yang bertahan dibawah normal, mempunyai prognosis yang jelek
7) Pemeriksaan kadar elektrolit
a) Penting dalam penggunaan diuretic dan pembatasan garam dalam diet
b) Dalam hal ensefalopati, kadar Na >145 mEq/l, mempunyai niali diagnostic
suatu kanker hati primer.

http://www.academia.edu/11557346/hepatitis_dan_sirosis_hepatis_PPEMERIKSAAN_PENUNJ
ANG

Pemeriksaan Faal hati

Pemeriksaan faal hati atau lebih dikenal dengan tes fungsi hati adalah sekelompok
tes darah yang mengukur enzim atau protein tertentu didalam darah.Pemeriksaan faal hati
umumnya digunakan untuk membantu mendeteksi, menilai dan memantau penyakit atau
kerusakan hati.
Biasanya jika untuk memantau kondisi hati, tes ini dilakukan secara berkala atau
dilakukan juga ketika Anda memiliki risiko perlukaan hati, ketika Anda memiliki
penyakit hati, atau muncul gejala – gejala tertenty seperti jaundice (ikterus).

Untuk tes ini diperlukan contoh darah yang diambil dari pembuluh balik (vena)
umumnya pada lengan pasien.Dan sebelum tes dilakukan, tidak diperlukan persiapan
khusus kecuali tes dilakukan bersamaan dengan tes lain yang mungkin memerlukan
persiapan khusus.

Tujuan pemeriksaan faal hati

1. Sebagai pemeriksaan penyaring (ada atau tidak ada kelainan faal hati atau sel hati)
2. Membantu menegakkan diagnosis
3. Membantu membuat diagnosis banding
4. Membantu membuat prognosis
5. Mengikuti perjalanan penyakit dan hasil pengobatan

Jenis – jenis pemeriksaan faal hati

Pemeriksaan faal hati dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Tes Faal Sintesis


Untuk fungsi sintesis seperti protein,zat pembekuan darah dan lemak biasanya
diperiksa albumin,globulin,kadar ammonia, masa protrombin dan kolesterol
a. Pemeriksaan kadar albumin
Gangguan faal sintesis albumin terjadi hipoalbuminemia,menunjukkan adanya
kerusakan hati.Pada proses penyakit akut keadaan ini kurang nyata,
sebaliknya pada penyakit kronis/degeneratif sering dijumpai.
b. Pemeriksaan kadar globulin
Peningkatan globulin menunjukkan adanya hepatitis aktif atau menuju sirosis.
c. Pemeriksaan kadar ammonia
Peningkatan ammonia menunjukkan kegagalan hati dalam mengubah
ammonia menjadi urea.
2. Tes Faal ekskresi
a. Pemeriksaan pigmen empedu dalam darah :
- Bilirubin total
- Bilirubin direk
b. Pemeriksaan pigmen empedu dalam feses/urin
- Warna
- Bilirubin dan
- Urobilinogen
c. Tes retensi BSP (bromsulfonflalien)
Tes ini bersifat infasif karena larutan BSP disuntikkan intravena dan setelah 45
menit barulah dilakukan fungsi vena lalu kadar BSP yang di rentensi dalam darah
diukur.
Normal retensi : < 5 %.Ada abahaya anafilaksis,selain itu bila ekstravasasi terjadi
iritasi jaringan sampai nekrosis.Tes ini digunakan khusus misalnya pada
diagnosis Sindroma Dubin Johnson,yaitu ditemukan setelah 45 menit retensi
normal atau meningkat ringan,tetapi setelah 2 jam meningkat tinggi karena
adanya gangguan eksresi.
3. Tes lainnya
a. Pemeriksaan ALT dan AST (serum aminotransferase)
Tes ini sangat peka pada peningkatan permeabilitas atau kerusakan ringan
dinding les.
- ALT (Alanin Transaminas) atau SGPT (Serum Glutamate Pyruvate
Transaminase)
SGPT adalah Serum Glutamic Piruvic Transaminase. SGPT atau juga
dinamakan ALT merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati
serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler.Dalam jumlah
yang kecil dijumpai pada otot jantung,ginjal dan otot rangka.Pada
umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada
kerusakan parenkim hati akut,sedangkan pada proses kronis didapat
sebaliknya.SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau
spektrofotometri,secara semi otomatis atau otomatis.Batas normal SGPT
:0-45 U/L
- AST (Aspartat transaminase), atau SGOT (Serum glutamate oxcaloacetate
transaminase). SGOT merupakan singkatan dari serum glutamic
oxaloacetic transaminase.Beberapa laboratorium sering juga memakai
istilah AST (aspartate aminotransferase).SGOT merupakan enzim yang
tidak hanya terdapat di hati, melainkan juga terdapat di otot jantung, otak,
ginjal, dan otot – otot rangka.Adanya kerusakan pada hati , otot jantung,
otak, ginjal, dan rangka bisa dideteksi dengan mengukur kadar
SGOT.Pada kasus seperti alkoholik,radang pancreas,malaria, infeksi lever
stadium akhir,adanya penyumbatan pada saluran empude,kerusakan otot
jantung, orang – orang yang selalu mengkonsumsi obat – obatan seperti
obat TBC, kadar SGOT bisa meninggi, bahkan bisa menyamai kadar
SGOT pada penderita hepatitis.Batas normal SGOT :0-37 U/L.
 Masalah klinis
1) Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan
fungsi hati dan penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu
penyebabnya adalah proses infeksi yang disebabkan oleh virus.
2) Peningkatn SGOT/SGPT > 20 kali normal :hepatitis viral
akut,nekrosis hati (toksisitas obat atau kimia)
3) Peningkatan 3-10 kali normal :infeksi mononuclear, hepatitis
kronis aktif,sumbatan empedu ekstra hepatic,sindrom Reye, dan
infark miokard (SGOT>SGPT)
4) Peningkatan 1-3 kali normal :pancreatitis, perlemakan hati,sirosis
Laennec,sirosis biliaris

b. Pemeriksaan Alkaline Phosphatase (ALP)

Merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel –
sel pembentuk tulang baru);enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis
ginjal,plasenta, dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu.Fosfatase alkali
disekresi melalui saluran empedu.Meningkat dalam serum apabila ada hambatan
pada saluran empedu (kolestasis).Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui
apakh terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.

Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan
pada anak – anak sebagian besar berasal dari tulang.Jika terjadi kerusakan ringan
pada sel hati,mungkin kadar ALP agak naik tetapi peningkatan yang jelas terlihat
pada penyakit hati akut.Begitu fase akut melampaui, kadar serum akan segera
menurun, sementara kadar billirubin tetap meningkat.Peningkatan kadar ALP juga
ditemukan pada beberapa kasus keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase
(isoenzim regan) Nilai normal alkaline phosphatase untuk laki – laki adalah 61-
232 U/L dan untuk perempuan :49 – 232 U/L.

o Masalah klinis
1) Peningkatan kadar : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati,sirosis sel hati,
hepatitis,hiperparatiroidisme,kanker (tulang,payudara,prostat),leukemia,
penyakit paget,osteitis deforman,penyembuhan fraktur, myeloma
multiple,osteomalasia,kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid
(aktif),ulkus
2) Penurunan kadar : hipotiroidisme,malnutrisi,sariawan/skorbut (kekurangan vit
C), hipofosfatasia,anemia,pernisiosa,isufisiensi plasenta.Pengaruh obat
:oksalat,fluoride,propanolol (inderal).

Gambar : Pemeriksaan ALP


c.Pemeriksaan GGT (gama-GT)
Gamma –glutamil transferase (gamma-glutamyl transferase,GGT) adalah enzim
yang ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah
ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot jantung.Gamma-GT merupkan uji
yang sensitif untuk mendeteksi beragam jenis penyakit parenkim hati.Kebanyakan
dari penyakit hepatoseluler dan hepatobiliar meningkatkan GGT dalam
serum.Kadarnya dalam serum akan meningkat lebih awal dan tetap akan meningkat
selama kerusakan sel tetap berlangsung.
GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak pada pemakai
alcohol, barbiturate,fenitoin dan beberapa obat lain tertentu.Alkohol bukan saja
merangsan mikrosoma memproduksi lebih banyak enzim, tetapi juga menyebabkan
kekrusakan hati, meskipun status gizi peminum itu baik.Kadar GGT yang tinggi
terjadi setelah 12-24 jam bagi orang yang minum alcohol dalam jumlah yang
banyak dan mungkin akan tetap meningkat selama 2 – 3 minggu setelah asupan
alcohol dihentikan.Nilai normal GGT untuk pria adalah 15-90 U/L, wanita adalah
10-80 U/L

 Masalah klinis
1. Peningkatan kadar : sirosis hati, nekrosis hati akut dan subkutan
alkoholusme, hepatitis akut dan kronis, kanker (hati, pancreas, prostat,
payudara, ginjal, paru – paru, otak),kolestasis akut, mononucleosis
infeksiosa hemokromatosis( deposit zat besi dalam hati ),DM, steatosis
hati/hiperlipoproteinemia tipe IV, infark miokard akut (hari keempat),
pancreatitis akut, epilepsi, sindrom nefrotik.
2. Pengaruh obat :fenitoin (Dilantin), Fenobarbital, aminoglikosida,
warfarin (Coumadin).
d. Pemeriksaan Alphafetoprotein (AFP)
Adalah suatu protein yang pada kondisi normal diproduksi oleh hati (liver),
tulang, ginjal, usus, plasenta dan kantung kuning telur (yolk sac) ketika terjadi
pembentukan bayi selama proses kehamilan.Pengukuran AFP didalam tubuh
manusia umumnya dilakukan
Gambar : Kanker Hati

untuk membantu mendeteksi adanya kelainan atau penyakit hati, pemantauan terapi atau
pengobatan beberapa jenis kanker, dan juga uji saring kelainan pada perkembangan bayi selama
masa kehamilan.Nilai normal AFP adalah <240 µ/L
 Masalah klinis
1. Meninggi sekali (>5x):obstruksi bilier total
2. Agak meninggi (<3x):hepatitis kronis, kehamilan awal, penyembuhan
fraktur, anak yang sedang tumbuh, vitamin D dosis tinggi, penyakit
jantung kongestif menurun pada hipo fostatemia protein dan
magnesium.

Hal – hal yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium

1. Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intravena dapat menurunkan kadar.
2. Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat
meningkatkan kadar
3. Hemolisis sampel
4. Obat – obatan dapat meningkatkan kadar :antibiotikn narkotika, antihipertensi, preparat
digitalis, indometasin, salisilat,rifampin,flurazepam,propanolol, kontrasepsi oral lead dan
heparin
5. Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.

Tahap-tahap Pemeriksaan
A. Tahap pra analitik
1. Persiapan pasien
Umumnya untuk pemeriksaan enzim, pasien tidak perlu puasa.Namun demikian perlu
diketahui bahwa makan sebelum pemeriksaan dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan,walaupun tidak terlalu besar.
2. Pengambilan sampel
Sampel darah harus dicegah terjadi hemolisis karena beberapa pemeriksaan enzim
tidak boleh menggunakan sampel darah hemolisis.
3. Posisi pengambilan darah
Volume darah orang dewasa pada saat berdiri berkurang 600-700 ml dibandingkan
pada saat berbaring.Dengan demikian enzim sebagai protein juga akan meningkat
pada saat berdiri daripada berbaring
4. Persiapan sampel
Serum/plasma sebaiknya secepat mungkin dipisahkan (<2 jam)pada beberapa
keadaan yang memaksa sehingga perlu penundaan pemeriksaan,maka sebaiknya
diperhatikan mengenai stabilitas enzim dan bahan sampel yang disimpan harus serum
,bukan whole blood karena relative lebih stabil dalam suhu dingin.

B. Tahap Analitik
1. Reagen
Perlu diperhatikan pada penggunaan reagen adalah :
a) Fisik kemasan kadaluarsa
b) Suhu penyimpanan
c) Penyimpanan reagen sebelum pemeriksaan (suhu, pelarutan, dan stabilitas)
2. Alat
Perlu diperhatikan pada penggunaan peralatan
a) Bagian – bagian fotometer dan alat ukur otomatis lainnya berfungsi dengan baik
(kalibrasi alat)
b) Peralatan bantuk (pipet, penangas air) juga harus dipantau secara teratur
ketepatannya
c) Alat – alat yang tidak memenuhi standar seperti kuvet pecah, retak, lampu
fotometer suram dan filter yang berjamur serta pengagas air yang tidak teratus
temperaturnya sebaiknya diganti
3. Metode pemeriksaan
Dalam memilih metode pemeriksaan hendaknya dipertimbangkan :
a) Reagen yang mudah diperoleh
b) Alat yang bersedia dapat untuk memeriksa dengan metode tersebut.
c) Suhu temperature metode pemeriksaan dipilih sesuai dengan tempat kerja
d) Metode pemeriksaan yang mudah dan sederhana
e) Kemampuan tenaga pemeriksaan
C. Tahap Pasca Analitik
1. Pencatatan dan pelaporan
Hasil pemeriksaan yang telah diperoleh harus dicatat dan segera dilaporkan.Makin
cepat hasil pemeriksaan sampai ke tangan dokter bermanfaat pemeriksaan tersebut
2. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan yang disajikan mencakup
a) Bilangan
Umumnya hasil pemeriksaan aktivitas enzim disajikan dalam bilangan tanpa
decimal
b) Satuan
Satuan hasil pemeriksaan aktivitas enzim umunya disajikan dalam unit /volume
satuan
c) Suhu
Suhu pemeriksaan harus disajikan karena mempunyai nilai normal yang berbeda
d) Nilai normal
Perlu disajikan nilai normal menurut suhu pemeriksaan sebagai pembanding pada
beberapa keadaan,perlu dicantumkan nilai normal menurut umur dan jenis
kelamin pasien .

http://www.academia.edu/28554481/PEMERIKSAAN_FAAL_HATI_LAINNYA

Biopsi hati dapat dilakukan untuk:

1. Temukan penyebab ikterus. Biopsi hati dapat menemukan penyakit hati tertentu (seperti
sirosis), infeksi (seperti hepatitis) dan tumor hati.
2. Carilah penyebab hasil tes darah abnormal dari tes aspartat aminotransferase (AST) dan
alanine aminotransferase (ALT). Tingkat ALT dan AST menunjukkan kerusakan hati dan
dapat membantu memastikan penyakit hati.
3. Lihat seberapa besar hati yang meradang atau terserang penyakit hepatitis atau penyakit
hati lainnya.
4. Lihat apakah kondisi hati lainnya, seperti hemochromatosis dan penyakit Wilson.
5. Periksa respon terhadap pengobatan penyakit hati.
6. Tentukan apakah obat, seperti methotrexate, yang menyebabkan efek racun pada hati.
7. Periksa fungsi hati yang ditransplantasikan.
8. Temukan penyebab demam yang tidak dapat dijelaskan dan terus berlanjut.
9. Periksa massa hati yang ditemukan pada pemeriksaan sinar X, ultrasound, atau CT scan.

Ada tiga tipe dasar biopsi hati

1. Percutaneous: Juga disebut biopsi jarum, biopsi ini melibatkan meletakkan jarum tipis
melalui perut dan masuk ke hati. Mayo Clinic menyatakan bahwa itu adalah jenis biopsi
hati yang paling umum.
2. Transjugular: Prosedur ini melibatkan pembuatan sayatan kecil di leher. Tabung
fleksibel tipis dimasukkan melalui vena jugularis leher dan masuk ke hati. Metode ini
digunakan untuk orang yang mengalami gangguan pendarahan.
3. Laparoskopi: Teknik ini menggunakan alat seperti tabung yang mengumpulkan sampel
melalui sayatan kecil di perut.

A. Pra analitik

Berhenti minum obat ini setidaknya 1 minggu sebelum tes untuk menurunkan
kemungkinan perdarahan setelah tes.

 Mengambil obat jantung.


 Apakah menggunakan suplemen herbal.
 Apakah alergi terhadap obat-obatan, termasuk anestesi.
 Pernah mengalami masalah pendarahan.
 Apakah atau mungkin sedang hamil.
 Baru-baru ini mengalami pneumonia, yang mungkin akan membuat sulit untuk
melakukan tes ini.
 Miliki riwayat penumpukan cairan di perut (asites camera.gif). Asites dapat membuat
sulit untuk melakukan tes ini.
 Sebelum biopsi dilakukan anda akan diberiakn obat penenang melalui jalur intravena
(IV) untuk membantu Anda rileks.

Gambar : Biopsi Liver

B. Analitik

Berbaring telentang dengan lengan kanan di bawah atau di atas kepala dan kepala Anda
berpaling ke kiri. Dokter Anda mungkin mengetuk dada dan perut Anda untuk menemukan hati
Anda atau dia mungkin menggunakan ultrasound. Dokter anda akan menandai titik antara dua
tulang rusuk kanan bawah anda jarum biopsi akan dimasukkan. Situs akan dibersihkan dengan
sabun khusus dan disampirkan dengan handuk steril. Dokter akan memberi anda obat bius
(anestik lokal) untuk mematikan area dimana jarum biopsi akan dimasukkan.

Anda mungkin diminta menarik napas dalam-dalam, meniup semua udara, lalu menahan
napas saat jarum biopsi disisipkan dan ditarik. Ini hanya akan memakan waktu beberapa detik.
Memegang napas Anda menurunkan kemungkinan jarum masuk ke paru-paru Anda karena paru-
paru sangat dekat dengan hati. Penting untuk tetap diam selama beberapa detik yang dibutuhkan
dokter untuk mengumpulkan sampel jaringan. Dokter mungkin mengambil sampel jaringan lain
dari tempat yang sama, tapi dari sudut yang berbeda.
Begitu dokter mengambil jarum, Anda bisa bernafas dengan normal. Perban akan
diletakkan di tempat tusukan. Tes umumnya memakan waktu 15 sampai 30 menit.Anda akan
beristirahat di tempat tidur dan berbaring di sisi kanan selama 2 sampai 6 jam setelah tes. Denyut
nadi, tekanan darah dan suhu Anda akan sering diperiksa setelah biopsi. Anda bisa pulang jika
anda tidak memiliki masalah setelah ujian. Anda bisa makan-makanan seperti biasa. Tapi kecuali
dokter anda mengatakan bahwa ada masalah, jangan minum aspirin, obat antiinflamasi
nonsteroid, pengencer darah atau oabat entiplatelet selama satu minggu setelah biopsi.

C. Post analitik

Setelah tes, hubungi layanan darurat lainnya segera jika Anda mengalami hal seperti
dibawah ini:

 Tanda syok, seperti pingsan, atau merasa sangat pusing, lemah, atau kurang waspada.
 Nyeri parah di dada, bahu, atau perut.
 Sedang kesulitan susah bernafas.

Setelah tes, hubungi dokter segera jika tanda-tanda dibawah ini Anda memiliki:

 Banyak pendarahan dari situs jarum


 Detak jantung cepat atau melesat
 Demam
 Sesak napas
 Meningkatnya rasa sakit di lokasi jarum
 Keluar darah saat buang besar
 Bengkak atau kembung di perut Anda

Hasil

Biopsi hati dilakukan dengan menggunakan jarum yang disisipkan di antara dua tulang
rusuk kanan bawah untuk menghilangkan sampel jaringan hati. Sampel jaringan dikirim ke
laboratorium dan diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat apakah ada masalah dalam hati.
Sampel jaringan hati yang di kirim ke laboratorium patologi akan diperiksa di bawah mikroskop
untuk penyakit hati seperti kanker hati atau sirosis. Contoh lain dari jaringan hati dapat di kirim
ke laboratorium mikrobiologi untuk melihat apakah infeksi, seperti tuberkulosa hati. Hasil uji
umumnya siap dalam 2 sampai 4 hari. Jika tes dilakukan untuk menemukan infeksi, diperlukan
beberapa minggu agar hasilnya siap.

Resiko

Masalah serius dari biopsi hati jarang dilakukan. Masalahnya bisa meliputi:

 Pendarahan, yang mungkin memerlukan transfusi darah atau pembedahan untuk


memperbaiki.
 Paru yang roboh (pneumotoraks).
 Cedera pada usus, kamera kandung empedu.gif, atau ginjal camera.gif.
 Infeksi pada perut (peritonitis).

http://www.kursksalvage.com/penjelasan-tentang-biopsi-hati/

USG

Ultrasonografi (USG ) adalah suatu pemeriksaan diagnostic non invasive dengan


menggunakan gelombang frekuensi tinggi kedalam abdomen.Gelombang – gelombang ini
dipantulkan kembali dari permukaan struktur organ sehingga computer dapat
menginterprertasikan densitas jaringan berdasarkan gelombang – gelombang tersebut.

Indikasi dan kegunaan pemeriksaan USG abdomen

1. Nyeri abdomen/colic
2. Inflammed appendik
3. Pembesaran organ pada abdomen
4. Tersangka batu emppedu atau batu ginjal
5. Aneurysma pada aorta
6. Peradangan pada organ rongga abdomen
A. Pra analitik

1. Satu jam sebelum pemeriksaan pasien diharuskan minum dan tahan kencing/ tidak
boleh kencing sampai dilakukan pemeriksaan. Untuk pasien yang menggunakan
cateter harus di klem.
2. Untuk USG abdomen lengkap ( atas dan bawah ), pasien harus puasa makan minimal
6 jam dan harus tahan kencing.
Catatan : Untuk USG abdomen atas pasien tidak dianjurkan tahan kencing. Dan untuk
USG abdomen bawah saja pasien dianjurkan tahan kencing
3. Pasien disarankan memakai pakaian yang mudah dibuka pada area abdomen karena
pakai dan perhiasan dapat menutupi daerah abdomen yang akan dilakukan
pemeriksaan
4. Harus selalu diperhatikan pasien apakah 2 hari sebelum pemeriksaan sudah dilakukan
pemeriksaan gastro intestinal dengan kontras media barium
5. Jika pemeriksaan USG bertujuan untuk memeriksa keadaan hati, kantong empedu,
limpa, dan pankreas Anda maka dokter mungkin akan meminta Anda untuk
menghindari makan berlemak sehari sebelum pemeriksaan dilakukan dan berpuasa 8-
12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan
6. Jika pemeriksaan USG bertujuan untuk memeriksa keadaan ginjal, maka dokter Anda
mungkin akan meminta Anda untuk mengkonsumsi 4-6 gelas air putih sekitar 1 jam
sebelum pemeriksaan dilakukan untuk membuat kandung kemih Anda penuh. Selain
itu, Anda juga mungkin akan diminta untuk berpuasa 8-12 jam sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk mencegah terbentuknya gas di dalam usus
7. Jika pemeriksaan USG bertujuan untuk memeriksa aorta, maka Anda mungkin akan
diminta untuk berpuasa 8-12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan

https://www.dokter.id/berita/berbagai-hal-yang-perlu-anda-ketahui-mengenai-usg-perut

https://www.slideshare.net/wwwsry/prinsip-dasar-usg-drhasan-amin?next_slideshow=1 .
B. Anallitik

USG abdominal atau USG perut adalah pemeriksaan yang dilakukan melalui bagian luar
perut, dengan cara mengoleskan gel ke seluruh area perut. Selain berguna untuk memperlancar
pergerakan transduser, gel ini juga bertujuan untuk mencegah hadirnya udara antara kulit dan
transduser. Selanjutnya, dokter akan menggunakan stik bernama transduser yang digerakkan di
atas perut guna menangkap gambaran nyata mengenai seluruh organ-organ internal di dalamnya.
Perangkat USG – sensor Panduan, yang terlihat seperti mikrofon atau tongkat. Sensor
ditempatkan pada kulit, Tempat di gel berminyak. Transduser mengirim gelombang suara ke
dalam tubuh. Gelombang tercermin dari organ internal dan gema datang kembali ke sensor. Echo
dikonversi ke gambar, yang dapat dilihat pada layar. Dokter memeriksa gambar dari organ-organ
internal di layar. Hal ini juga dapat membuat mereka Foto. Anda dapat meminta pasien untuk
mengubah posisi, atau menahan nafas selama ujian.

C. Post analitik

Perut dibersihkan dari gel. Subjek dapat kembali ke kegiatan normal.

https://omedicine.info/id/sonogram.html

CT-Scan Hati

Pemeriksaan CT-scan ini bertujuan untuk menegakkan diagnose yang berhubungan


dengan morfologi upperrabdomen dan lowerabdomen agar menjadi lebih akurat. CT-Scan ini
sudah menjadi alat yang sangat canggih dengan manajemen yang efektif untuk menegakkan
diagnose tentang abdomen terutama pada kasus-kasus malignan (Bontrager, 2001).

Menurut Neseth (2000), untuk CT-Scan hati bukanlah untuk pemeriksaan tersendiri yang
dapat dipisahkan dari pemeriksaan CT-Scan abdomen. CT-Scan hati merupakan CT-Scan
abdomen yang berfokus pada hati.

Indikasi CT Abdomen :

 Lesi primer atau metastase pada hati, pancreas, ginjal dan empedu.
 Penyakit kelenjar adrenalin
 Abses
 Pankreatitis
 Massa pada jaringan lunak
 Hematoma hepatic atau splenik
 Tumor

A. Pra Analitik
1. Pemeriksaan CT-Scan abdomen perlu adanya perjanjian antara pasien dan
petugas.
2. Pasien malam harinya diberi petunjuk untuk berpuasa dan keesokan harinya
dilakukan scanning.
3. Jika CT scan dilakukan pada bagian kepala, sebelumnya Anda akan
diinformasikan untuk melepaskan gigi palsu. Selain itu, alat bantu dengar dan
jepit rambut juga harus dilepaskan.
4. Bicarakan terlebih dahulu pada radiografer atau petugas medis yang membantu
jika Anda merasa tegang atau memiliki fobia berada di ruang tertutup, sebab hal
itu dapat menghalangi proses CT scan. Petugas tersebut dapat membantu Anda
untuk merasa lebih tenang. Jika diperlukan, bicarakan dengan dokter untuk dapat
diberikan obat penenang.
5. Saat akan menjalani CT scan, Anda akan diminta untuk mengganti baju dengan
pakaian khusus yang disediakan pihak rumah sakit. Anda juga akan diminta untuk
melepas semua perhiasan sebab logam dapat mengganggu proses pemindaian.
6. Pada kondisi tertentu kemungkinan Anda akan diberikan cairan kontras sebelum
dilakukan CT scan. Cairan tersebut berisi zat yang akan membantu memperjelas
gambar. Tergantung bagian tubuh mana yang akan dipindai, cairan kontras dapat
diberikan dalam bentuk minuman atau disuntikkan ke dalam aliran darah. Cairan
itu kemudian akan dikeluarkan dari tubuh melalui urine.
7. Meski jarang terjadi, cairan kontras dapat mengakibatkan reaksi alergi pada
sebagian orang. Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter jika memiliki alergi
terhadap iodin atau cairan kontras.

B. Analitik

1. Selama proses CT scan sedang dilakukan, Anda harus tetap berbaring dan tidak
diperbolehkan bergerak. Atur napas seperti yang normalnya Anda lakukan untuk
mendapatkan kualitas gambar yang baik.
2. Pemeriksaan CT Abdomen dengan 3 fase Liver, diawali dengan scanning polos
abdomen dari atas diafragma sampai pada daerah vesika urinaria. Hal ini untuk
mengantisipasi adanya metastase ke tempat yang belum diketahui.
3. Kemudian dilakukan penyuntikan kontras intra vena dengan menggunakan
otomatic injector sebanyak 100 ml media kontras, dengan flow rate 2,5 ml/sec,
dan start delay pada 30 detik.
4. Lapangan scanning diambil dari atas diagragma sampai pada sekitar SIAS atau
seluruh daerah liver tercover.
5. pada fase ini dimaksudkan setelah kontras I.V masuk ke vena kemudian sampai
jantung lalu didistribusikan ke Aorta dan seluruh arteri termasuk arteri dalam
hepar, sehingga massa akan tampak jelas dibanding dengan jaringan sekitarnya.
6. Pada fase ini start delay pada 30 detik dengan waktu scan diatur pada 20 detik,
dengan harapan media kontras tepat dan maksimal berada pada pembuluh
arterinya.
7. Cincin besar yang berada pada mesin CT scan akan berputar mengelilingi tubuh
Anda. Tiap kali berputar, mesin akan menghasilkan gambar pindai yang baru.
Tempat Anda berbaring akan bergerak sedikit tiap kali cincin tersebut selesai
berputar.
8. Hasil CT scan tidak langsung tersedia usai pemeriksaan. Komputer akan
memroses seluruh gambar dari proses pemindaian, yang kemudian akan
dianalisis oleh dokter spesialis radiologi. Laporan hasil tes yang telah dianalisis
biasanya akan dikirimkan langsung kepada dokter Anda.
C. Post Analitik

D. Resiko

Selama proses CT scan, Anda akan terpapar oleh tingkat radiasi


yang lebih tinggi dibandingkan foto Rontgen biasa. Radiasi ini
kemungkinan akan sedikit meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Meski demikian, CT scan memiliki lebih banyak manfaat
dibandingkan dengan tingkat risikonya.

Dokter akan menggunakan tingkat radiasi serendah mungkin.


Mesin dan teknik terbaru dapat membuat radiasi yang Anda
peroleh makin sedikit. Konsultasikan kepada dokter mengenai
manfaat dan risiko yang ada sebelum melakukan CT scan.

Paparan radiasi dari CT scan sebaiknya dijauhi oleh ibu hamil.


Pertimbangkan kembali jika Anda memiliki kemungkinan hamil
pada saat akan melakukan CT scan. Pada ibu hamil, dokter akan
menyarankan jenis pemindaian lain, seperti USG atau magnetic
resonance imaging (MRI) guna menghindari risiko pada janin.

Selain itu, anak-anak juga memiliki risiko yang lebih besar


terhadap paparan radiasi dibandingkan orang dewasa. Pada pasien
anak-anak, CT scan hanya dapat dilakukan jika memang sangat
diperlukan.

https://www.alodokter.com/melacak-penyakit-dengan-ct-scan.html

https://www.scribd.com/document/252620978/MAKALAH-DIAGNOSTIK-KLINIK
Soal pilihan ganda:

1. Jenis hepatitis yang hampir mirip dengan hepatitis D ialah…..


a. Hepatitis A
b. Hepatitis C
c. Hepatitis E
d. Hepatitis F
e. Hepatitis B
Jawaban: B

2. Dibawah ini yang merupakan reservoir hepatitis D yaitu…..

a. Tumbuhan

b. Hewan

c. Bakteri

d. Manusia

e. Parasit

Jawaban: D

3. Berikut ini virus yang mampu dilawan oleh interferon alfa antara lain…..

1. Hepatitis B 2. Hepatitis A

3. Hepatitis D 4. Hepatitis C

Jawaban: C (1 dan 3)

4. Yang termasuk penularan hepatitis D adalah…..


1. Hubungan seksual 2. Jarum suntik
3. Tranfusi darah 4. Air liur
Jawaban: A (1,2, dan 3)
5. Dalam masa penularan hepatitis yang paling berpotensial menular selama
semua fase aktif infeksi hepatitis delta adalah…..
a. Darah
b. Feses
c Urin
d. Air liur
e. Jarum suntik
Jawaban: A

Soal Uraian:

1. Tes Faal hati pada pasien penderita Sirosis Hepatis digunakan untuk melihat...
Jawaban : Pada sirosis globulin menaik, sedangkan albumin menurun.Pada
orang normal tiap hari akan diproduksi 10 – 16 gr albumin,pada orang dengan
sirosis hanya dapat disintesa antara 3,5-5,9 gr perhari. Kadar normal albumin
dalam darah 3,5-5,0 g/dL.Jumlah albumin dan globulin yang masing – masing
diukur melalui proses yang disebut elektroforesis protein serum. Perbandingan
normal albumin:globulin adalah 2:1 atau lebih .Selain itu, kadar asam empedu
juga termasuk salah satu tes faal hati yang peka untuk mendeteksi kelainan hati
secara dini.
2. Apa masalah klinis Pemeriksaan Alkaline Phosphatase (ALP)?

Jawaban:

1. Peningkatan kadar : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati,sirosis sel hati,


hepatitis,hiperparatiroidisme,kanker (tulang,payudara,prostat),leukemia,
penyakit paget,osteitis deforman,penyembuhan fraktur, myeloma
multiple,osteomalasia,kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid
(aktif),ulkus
2. Penurunan kadar : hipotiroidisme,malnutrisi,sariawan/skorbut (kekurangan
vit C), hipofosfatasia,anemia,pernisiosa,isufisiensi plasenta.Pengaruh obat
:oksalat,fluoride,propanolol (inderal).
3. Enzim Mikrosomal pada Gamma-glutamil tranferase (GGM) yang bertambah
banyak dirangsang karena?
Jawaban: GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak
pada pemakai alcohol, barbiturate,fenitoin dan beberapa obat lain
tertentu.Alkohol bukan saja merangsan mikrosoma memproduksi lebih
banyak enzim, tetapi juga menyebabkan kekrusakan hati, meskipun status gizi
peminum itu baik.Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi
orang yang minum alcohol dalam jumlah yang banyak dan mungkin akan
tetap meningkat selama 2 – 3 minggu setelah asupan alcohol dihentikan.Nilai
normal GGT untuk pria adalah 15-90 U/L, wanita adalah 10-80 U/L
4. Apa yang dimaksud Percutaneous pada biopsy hati?
Jawaban: Juga disebut biopsi jarum, biopsi ini melibatkan meletakkan jarum
tipis melalui perut dan masuk ke hati. Mayo Clinic menyatakan bahwa itu
adalah jenis biopsi hati yang paling umum.
5. Pengobatan Sirosis Hepatis salah satu prinsipnya adalah Simtomatis, memiiki
fungsi..
Jawaban: Berfungsi untuk menghilangkan gejala dari suatu penyakit. Yang
disebut gejala adalah pusing, mual, mulas, lemas, dan lainnya. Jadi sering
salah kaprah pandangan di masyarakat bahwa hal-hal tersebut di atas disebut
sebagai suatu penyakit, padahal yang benar adalah gejala dari suatu penyakit.
RANGKUMAN

Secara lengkap Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi
pembuluh darah besar dan seluruh sitem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak
teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami
regenerasi.

Klasifikasi

Morfologi :

1. Mikronodular (portal)
2. Makronodular (pascanekrotik)
3. Campuran (yang memperlihatkan gambaran mikro dan makronodular)

Fungsional :

1. Sirosis hati kompensata


2. Sirosis hati Dekompensata

Etiologi

1. Virus hepatitis (B,C,dan D)


2. Alkohol
3. Kelainan metabolic
4. Keturunan dan malnutrisi
5. Kelainan-kelainan genetic yang diturunkan/dowariskan

Prinsip Pengobatan Sirosis Hepatis

1. Simtomatis
2. Supportif
Pemeriksaaan Penunjang

1. Tes fungsi hati


2. AST SGOT ALT SGPT
3. Darah Lengkap
4. Leukopenia
5. Diferensial darah
6. Alkali fosfatase
7. Feses
8. Albumin serum
9. Gula darah
10. Anti-Hav Igm
11. HbsAg
12. Masa protombin
13. Birlirubin serum
14. Tes eksresi BSP
15. Biopsi hati
16. Scan hati
17. Urinalisa

Pemeriksaan Diagnostik Sirosis Hepatis

a. Penunjang
 Radiologi
 Ultrasonografi (USG)
 Peritoneskopi (laparoskopi)
b. Laboratorium
 Darah
 Pemeriksaan tinja

 Pemeriksaan darah
 Tes faal hati
 Albumin
 Pemeriksaan CHE (cholinesterase)

Anda mungkin juga menyukai