Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 3 KARDIOVASKULER
MODUL 1 STRUKTUR DAN FUNGSI JANTUNG

Disusun oleh: Kelompok 7

Rosyida Muthia Rahma 1810015007


Sihombing Cicilia Yolanda 1810015018
Siti Nur Irliana Rifanti 1810015022
Jessica Paskalisa Korin 1810025024
Muhammad Aidil Aulia Ramadhan 1810015042
Gabriel Frisky Kandenapa 1810015054
Arya Tarakanatha Nurmadana 1810015056
Alda Puspa Pertiwi 1810015057
Rezha Amelia Pramita 1810015061
Reza Jonathan Hutapea 1810015071

Tutor:
Dr. dr. Danial, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah-Nya kami
selaku kelompok III telah menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil
pada Blok 3 Modul 1 Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman 2018.
Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Agustina Rahayu M.kes sebagai Penanggung Jawab Modul 1
2. Dr. dr. Danial, M.Kes M.Pd Ked. selaku tutor kelompok 7 yang telah
membimbing kami selama menjalani diskusi kelompok kecil (DKK) I dan
diskusi kelompok kecil (DKK) II sehingga materi diskusi dapat mencapai
sasaran pembelajaran yang sesuai.
3. Rekan sekelompok yang telah mengkondusifkan suasana diskusi tutorial
dan bekerja sama dalam penyelesaian laporan ini
4. Dosen-dosen yang telah memberikan materi pendukung pada pembahasan
sehingga semakin membantu pemahaman kami terhadap materi ini.
5. Kepada seluruh pihak yang turut membantu penyelesaian laporan ini, baik
sarana dan prasarana kampus yang kami pergunakan.
Kami mengharapkan agar laporan ini dapat berguna bagi penyusun
maupun bagi para pembaca di kemudian hari. Kami memohon maaf apabila
dalam penulisan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) ini terdapat kata
kata yang kurang berkenan dihati para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan kami ini dapat
mendukung pemahaman pembaca terhadap materi tersebut.

Samarinda, 15 November 2018


Hormat Kami,

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................................................
B. Tujuan ...........................................................................................................................
C. Manfaat .........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN DAN ISI ..............................................................................................
A. Skenario ........................................................................................................................
B. Identifikasi Istilah ........................................................................................................
C. Identifikasi Masalah ....................................................................................................
D. Analisa Masalah ...........................................................................................................
E. Strukturisasi Konsep ...................................................................................................
F. Identifikasi Tujuan Belajar .........................................................................................
G. Sintesis...........................................................................................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem vital yang mengatur
segala proses sirkulasi peredaran darah yang terjadi dalam tubuh manusia.
Sistem kardiovaskuler dapat berjalan dengan baik karena ditunjang oleh organ
yang menyusunnya yaitu jantung dan berbagai macam pembuluh darah.
Jantung merupakan organ otot berongga yang terletak di bagian tengah dada.
Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas
(atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang
mengeluarkan darah dari jantung. Ventrikel memiliki satu katup pada jalan
masuk dan satu katup jalan keluar.
Jantung berfungsi memompa darah untuk menyediakan oksigen, nutrien dan
hormon ke seluruh tubuh serta mengangkut sisa metabolisme dari seluruh
tubuh seperti karbon dioksida, asam laktat dan ureum untuk menjalankan
fungsinya sebagai pompa. Jantung dapat berkontraksi dan berelaksasi, proses
kontraksi dan relaksasi jantung dikenal sebagai denyut jantung. Pada saat
berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (diastole)
selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
jantung (sistole). Oleh karena itu pentingnya organ jantung bagi sistem
sirkulasi di dalam tubuh manusia. Maka di dalam laporan ini kami akan
membahas mengenai fisiologi jantung, proses kerja jantung sebagai pompa,
siklus jantung, curah jantung serta membahas secara menyeluruh mengenai
jantung seperti anatomi dan suara jantung
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Anatomi dan Fisiologi Jantung
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme dan kerja jantung
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap pemeriksaan fisik jantung
4. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan pemeriksaan detak jantung
dan EKG
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui lebih
lanjut tentang anatomi jantung dan fisiologi jantung, mekanisme dan kerja
jantung, tahap pemeriksaan fisik jantung, serta hubungan pemeriksaan detak
jantung dan EKG
BAB II

PEMBAHASAN

A. Skenario

Joni Si Calon Dokter

Joni, 18 tahun, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran, sedang belajar


bersama temannya cara melakukan pemeriksaan jantung secara mandiri di gedung
Pusat Keterampilan Medik. Pemeriksaan diawali dengan inspeksi adanya pulsasi
jantung pada dinding thorak. Pemeriksaan selanjutnya adalah palpasi ictus cordis
yang paling jelas pada perpotongan antara spatium intercostalis ke 4 dengan
linea midclavicularis sinistra. Joni juga mencoba melakukan perkusi untuk
menentukan batas jantung dan auskultasi bunyi jantung. Walaupun sudah agak
paham dengan tehnik pemeriksaannya, Joni masih bertanya-tanya apa
hubungannya dengan rekam jantung yang menurut kakak kelasnya harus
dipelajari juga nantinya.

B. Identifikasi Istilah Sulit


1. Pulsasi : Denyut jantung/dekat jantung dan pembuluh darah
2. Ictus Cordis : Denyutan apeks jantung
3. Rekan Jantung : Untuk mendengar aktivitas listrik jantung dan
menggambarkan adanya kelainan jantung
4. Inspeksi : Pemeriksaan dengan cara melihat dengan seksama
5. Palpasi : Pemeriksaan dengan cara menyentuh tubuh pasien yang akan di
periksa untuk mengetahui adanya kelainan
6. Perkusi : Pemeriksaan dengan cara ketukan jari untuk mengetahui adanya
rongga dalam tubuh, cairan dan batas organ dalam tubuh
7. Auskultasi : Pemeriksaan dengan cara mendengarkan suara bagian dalam
tubuh dengan cara menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi
jantung, paru-pari dan usus
8. Spatium intercostalis : Ruang antar costa 4 dan costa 5
9. Linea Midclavikularis Sinistra : Garis imajiner yang membagi clavicula
menjadi 2, normalnya sejajar dengan papilla mammae

C. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana timbulnya bunyi jantung?
2. Anatomi dan Fisiologis jantung?
3. Tujuan palpasi ictus cordis?
4. Bagaimana penentuan garis imajiner saat perkusi pada jantung?
5. Mengapa jantung bisa berdetak?
6. Bagaimana mekanisme pompa jantung?
7. Bagaimana cara kerja rekam jantung?
8. Dimanakah letak pemeriksaan jantung?
9. Dimanakah letak palpasi ictus cordis?

D. Analisa Masalah
1. Bagaimana timbulnya bunyi jantung?
Karena adanya proses buka tutupnya katub karena adanya kontraksi jantung
untuk memompa darah
2. Anatomi dan Fisiologi jantung?
 Dua ruang yang berdinding tipis yang disebut atrium atau serambi.
Terdiri dari atrium kanan dan atrium kiri. Atrium kanan berisi darah
kotor dan atrium kiri berisi darah bersih. Antara atrium kanan dan atrium
kiri dibatasi oleh septum atau sekat yang disebut dengan septum
interatrium. Fungsi atrium kanan adalah menampung darah yang rendah
O2 dari seluruh tubuh dan darah tersebut mengalir melalui vena kava
superior, vena kava inferior. Sedangkan atrium kiri berfungsi menerima
darah yang kaya O2 dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis dan
mengalirkan darah ke ventrikel kiri lalu ke seluruh tubuh melalui aorta
 Dua ruang yang berdinding tebal yang disebut ventrikel atau bilik.
Terdiri dari ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Dinding sebelah kiri lebih
tebal dari dinding ventrikel sebelah kanan sebab kekuatan kontraksi dari
ventrikel kiri jauh lebih besar dari yang kanan. Ventrikel kanan berisi
darah kotor dan ventrikel kiri berisi darah bersih. Antara ventrikel kanan
dan ventrikel kiri dibatasi oleh septum atau sekat yang disebut dengan
septum interventrikuler. Fungsi ventrikel kanan adalah menerima darah
dari atrium kanan. Sedangkan ventrikel kiri berfungsi menerima darah
dari atrium kiri dan memompa darah ke seluruh tubuh melalui aorta.
 Atrioventrikular, katup yang memisahkan atrium dan ventrikel. Katup ini
berfungsi memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke
ventrikel pada masa diastol ventrikel dan mencegah aliran balik atau
regurgitasi saat sistol ventrikel (kontraksi). Katup atrioventrikular dibagi
menjadi 2 yaitu : Katup Mitralis (Bikuspidalis), terdiri atas 2 daun katup
yang memisahkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri. Katup
Trikuspidalis, terdiri atas 3 daun katup yang memisahkan antara atrium
kanan dengan ventrikel kanan.
 Semilunaris, katup yang memisahkan arteri pulmonalis dan aorta dari
ventrikel. Katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel dan
mencegah aliran balik atau regurgitasi waktu diastol ventrikel. Katup
semilunaris dibagi menjadi 2 yaitu : Katup Semilunaris Pulmonalis,
katup yang memisahkan antara ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis.
Katup Semilunaris Aorta, katup yang memisahkan antara ventrikel kiri
dengan aorta.
 Perikardium berfungsi untuk menyangga dan menahan jantung untuk
tetap berada dalam posisinya. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan
yaitu epikardium (lapisan terluar), miokardium (lapisan tengah), dan
endokardium (lapisan dalam).
3. Tujuan palpasi ictus cordis?
 Untuk merasakan denyut jantung normal atau tidak
 Untuk menentukan apakah posisi jantung bergeser atau tidak
 Untuk menentukan bagaimana bentuk jantung
4. Bagaimana penentuan garis imajiner saat perkusi pada jantung?
 Basis jantung pada ics 2
 Apeks jantung pada ics 5
5. Mengapa jantung bisa berdetak?
Untuk memompa darah agar tubuh bisa berfungsi normal.
6. Bagaimana mekanisme pompa jantung?
Atrium sinistra -> Ventrikel sinistra -> Aorta -> Atrium dextra ->
Ventrikel dextra
7. Bagaimana cara kerja rekan jantung?
Teknik pemeriksaan jantung satu ini memanfaatkan jaringan listrik kecil
untuk melihat keteraturan detak jantung, kestabilan detak jantung, dan
kekuatan dari detak jantung pasien. Prosedur pemeriksaan jantung ini
menggunakan rangkaian alat tertentu bernama Elektrokardiogram dengan
menyetrumkan aliran kecil listrik kepada pasien pada titik-titik tertentu. Di
sini akan diketahui pula kondisi-kondisi sebelum dan sesudah serangan
serta melihat riwayat kerusakan pada jantung.
8. Dimanakah letak pemeriksaan jantung?
9. Dimanakah letak palpasi ictus cordis?
Letak palpasi ictus cordis pada orang dewasa normal, IC ada pada
Spatium intercostal (SIC) V di sebelah medial linea midklavikularis
sinistra
E. Strukturisasi Konsep

F. Learning Objective

1. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi jantung


2. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme Siklus jantung ,Pompa
jantung dan Sistem konduksi jantung
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap pemeriksaan fisis jantung
4. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan detak jantung dan EKG

G. Sintesis

1. Anatomi jantung

Jantung adalah organ muscular berongga berbentuk kerucut terbalik dengan


alas yang bernama basis cordis berada di kanan belakang atas dan
puncaknya bernama apex cordis berada di kiri depan bawah. Jantung
terletak di mediastinum media, yang terletak di vertebra thorakalis ke-5
sampai ke-8. Mediastinum adalah rongga yang terdapat di dalah thoraks
antara paru-paru kanan dan kiri yang brisi jantung. Mediastinum terdiri dari:
 Mediastinum superior : berbatasan dengan os clavicula
 Mediastinum anterior : berbatasan dengan os sternum dan costalis
 Mediatinum posterior : berbatasan dengan vertebra thoraks
 Mediastinum media : letak jantung berada

Gambar 1. Bagian-bagian mediastinum

Batas-batas jantung
 Kanan : linea parasternallis dextra
 Kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
 Atas : ICS II
 Bawah : ICS V

Pembungkus jantung
Jantung terbungkus oleh rongga perikardium yang mengandung sedikit
cairan. Perikardium ada 2 :
 Perikardium visceralis, melekat pada mermukaan jantung.
 Perikardium parientalis, melekat pada sternum (depan), columna
(belakang), dan diafraghma (bawah).

Ruang pada jantung


 Atrium dextra
 Ventrikel dexttra
 Atrium sinistra
 Ventrikel sinistra

Katub-katub jantung
Katub jantung terdiri dari 2 junis :
1. Katub atrioventrikuler
Katub atrioventrikuler adalah katub yang letaknya diantara atrium
dan ventrikel. Ada dua jenis katub atriovnetrikuler :Katub
trikuspidalis : katub yang terletad diantara atrium dextra dan atrium
dextra.Katub bikuspidalis : katub yang terletad diantara atrium
sinistra dan ventrikel sinistra.
2. Katub semilunaris
Katub semilunaris memisahkan ventrikel dengan arteri yang
berhubungan. Adanya katub semilunar ini memungkinkan darah
mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau
aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastol
ventrikel. Ada dua jenis katub semilunar : Katub pulmonal : terletak
pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dengan
ventrikel dextra. Katub aorta : terletak antara ventrikel kiri dengan
aorta.
Lapisan jantung
Lapisan jantung ada tiga :
1. Epikardium
Merupakan membran tipis di bagian luar yang membungkus jantung.
2. Miokardium
Lapisan tengah yang terdiri dari otot-otot jantung membentuk
sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun spiral
dan melingkari jantung lapisan otot ini akan menerima darah dari
arteri koroner.
3. Endokardium
Lapisan tipis endotelium, suatu jaringan epitel untuk melapisi bagian
dalam seluruh sistem sirkulasi.

Bagian 3. Endokardium

Pembuluh darah

1. Masuk ke jantung
 Vena cava : masuk ke atrium dextra dari seluruh tubuh,
terdiri dari vena cava superior dan inferior, kaya CO2.
 Vena pulmonalis : masuk ke atrium sinistra dari paru-paru,
kaya O2
2. Keluar dari jantung
 Aorta : keluar dari ventrikel sinistra menuju seluruh tubuh,
kaya O2
 Arteri pulmonalis : keluar dari ventrikel dextra ke paru-paru
dan kaya CO2

Gambar 4. Jantung

2. Mekanisme Siklus jantung ,Pompa jantung dan Sistem konduksi jantung

1. Siklus Jantung
Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut diastolic yaitu
periode pengisisan jantung dengan darah , yang diikuti oleh satu periode
kontraksi yag disebut sistolik

A. Pengisian ventrikel selama diastol


Sejumlah besar darah berkumpul di atrium kiri dan kanan, karena katup
A-V tertutup. Tekanan ventrikel turun sampai nilai diastolnya yang
rendah, tetapi tekanan yang cukup tinggi yang telah terbentuk di dalam
atrium selama fase sistol ventrikel, segera mendorong katup A-V agar
terbuka sehingga darah dapat mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel,
yang berlangsung kira-kira pada sepertiga pertama dari diastolic
dinamakan periode pengisian cepat.
Selama sepertiga kedua dari diastolik, biasanya hanya ada sedikit darah
yang mengalir ke dalam ventrikel; darah ini adalah darah yang terus
mengalir masuk ke dalam atrium dari vena-vena, dan dari atrium
langsung masuk ke ventrikel dinamakan periode pengisian lambat.
Selama periode sepertiga akhir dari diastolik, atrium berkontraksi dan
memberikan dorongan tambahan terhadap aliran darah yang masuk ke
dalam ventrikel; dan merupakan kira-kira 20 persen dari pengisian
ventrikel pada setiap siklus jantung dinamakan Periode kontraksi atrium.

B. Pengosongan Ventrikel selama sistolik


a. Periode Kontraksi isovolemik (isometrik)
Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV
tertutup, maka untuk membuka aorta maka tekanan ventrikel harus
meningkat samapai melebihi tekanan aorta. Oleh karena itu setelah
katup AV tertutup dan sebelum katup aorta terbuka maka terdapat
periode singkat karena ventrikel menjadi ruang tertutup. Karena
semua ruang tertutup maka tidak ada darah yang masuk ataupun
keluar dari ventrikel selama waktu itu. Periode ini dianamakan
sebagai Kontraksi ventrikal isovolumetrik .
b. Periode Ejeksi
Ketika tekanan vetrikel melebihi aorta maka katup aorta terbuka dan
dimulailah ejeksi atau penyemprotan darah. Jumlah darah. Jumlah
darah yang dipompa keluar dari masing –masing ventrikel pada
setiap kontraksi disebut Isi Sekuncup (IS).Kurva Tekanan aorta
meningkat sewaktu darah dipaksa masuk kedalam aorta dari
ventrikel lebih cepat daripada daarah yang mengalir kedalam
pembuluh-pembuluh yang disebut hilir.
c. Akhir sistol ventrikal
Ventrikal tidak mengosngkan isinya secara sempurna selama masa
injeksi. Dalam keadaan normal hanya separuh dari darah didalam
ventrikel pada akhir diastol yang dipompa keluar selama sistol
berikutnya.

2. Konduksi Jantung

Kontraksi sel otot jantung dipicu oleh potensial aksi yang menyapu ke
seluruh membran sel otot.. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu
Sel kontraktil,yang membentuk 99% sel-sel otot jantung,melakukan kerja
mekanis memompa darah. Sel-sel dalam keadaan normal tidak membentuk
sendiri potensial aksi mereka. Dan sel otoritmik, khusus memulai dan
menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung
kontraktil.
 Nodus sinoatrium (SA node), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium
kanan dekat pintu masuk vena kava superior.
 Serabut penghubung (junction fiber), berfungsi memperlambat tibanya
potensial aksi di AV node. Dengan demikian pada periode diastole waktu
pengisian ventrikel bisa optimal.
 Nodus atrioventrikel (AV node), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung
khusus yang terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas
permukaan atrium dan ventrikel.
 Berkas His (His bundle), suatu jaras sel-sel otot jantung khusus yang
berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel. Disini berkas
tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri
septum, melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik
ke arah atrium sepanjang dinding luar.
 Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His
dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.

Sel otoritmik tidak memiliki potensial istirahat malah memiliki aktivitas


pemicu yaitu potensial membran perlahan terdepolarisasi. Pergeseran
lambat membran disebut potensial pemacu. Potensial pemacu di sel
otoritmik ditentukan oleh: Penurunan arus K+ keluar disertai alrus Na+
masuk yang konstan dan Peningkatan arus Ca2+ masuk
Pada awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh penurunan siklik
fluks pasif K+ keluar disertai kebocoran Na+ ke dalam yang berlangsung
lambat dan kosntan. Di sel otritmik jantung, permeabilitas K+ tidak tetap
diantara potensial aksi seperti di sel saraf dan sel rangka. Permeabilitas
membrane terhadap K+ menurun diantara dua potensial aksi karena saluran
K+ secara perlahan menutup pada potensial negative. Penutupan lambat ini
secara bertahap mengurangi aliran keluar ion positif K+ mengikuti
penurunan gradien konsentrasinya. Sel otoritmik jantung tidak memiliki
saluran Na+ berpintu voltase. Sehingga sel-sel ini permeable dan tetap
terbuka terhadap Na+ pada potensial negative. Akibatnya terjadi infulks
pasif Na+ dalam jumlah kecil dan konstan pada sat yang sama ketika
kecepatan efulks K+ secara perlahan berkurang,. Karena itu, bagian dalam
secara gradual menjadi kurang negative yaitu membrane secar bertahap
mengalami depolarisasi dn bergeser menuju ambang. Jika ambang telah
tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi yang merespon pengktifan
saluran Ca2+ berpintu voltase yang berlangsung lama (saluran Ca2+ tipe L)
dan diikuti oleh infulks Ca2+ dalam jumlah besar Proses ini merujuk pada
mekanisme saat potensial aksi menyebabkan miofibril otot berkontraksi.
Potensial aksi menjalar sepanjang membran otot jantung. Dalam
seperberapa ribu detik berikutnya, ion kalsium ini akan berdifusi ke dalam
miofibril dan mengatalisasi reaksi kimiawi yang mempermudah pergeseran
(sliding) filamen aktin dan miosin satu sama lain, hal ini akan menimbulkan
kontraksi otot.

3. Pompa jantung
Bila seseorang dalam keadaan istirahat, setiap menitnya jantung hanya akan
memompa 4 sampai 6 liter darah. Selama bekerja berat, jantung mungkin
perlu memompa darah sebanyak empat sampai tujuh kali lipat dari jumlah
ini. Dua cara dasar pengaturan volume darah yang dipompakan oleh jantung
adalah pengaturan intrinsik pemompaan jantung sebagai respons terhadap
perubahan volume darah yang mengalir ke dalam jantung dan pengendalian
frekuensi denyut jantung dan kekuatan pemompaan jantung oleh sistem
saraf otonom.

Pengaturan Intrinsik Pompa Jantung—Mekanisme Frank-Starling


Setiap jaringan perifer pada tubuh mengatur aliran darah di tempatnya
sendiri, dan seluruh aliran setempat jaringan tersebut akan bergabung dan
kembali ke dalam atrium kanan melalui vena-vena. Jantung, kemudian
secara otomatis akan memompa darah yang masuk ini ke dalam arteri,
sehingga darah tersebut dapat mengalir kembali mengelilingi sirkulasi.
Kemampuan intrinsik jantung untuk beradaptasi terhadap volume yang
meningkat akibat aliran masuk darah, di sebut sebagai mekanisme Frank-
Starling dari jantung. Secara mendasar, mekanisme Frank-Starling berarti
semakin besar otot jantung diregangkan selama pengisian, semakin besar
kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yang dipompa ke
dalam aorta. Atau dinyatakan dengan cara lain: Dalam batas batas fisiologis,
jantung akan memompa semua darah yang kembali ke jantung melalui vena.
Atau dengan kata lain mekanisme ini terjadi bila sejumlah darah tambahan
mengalir ke dalam ventrikel, otot jantung sendiri akan lebih teregang.
Keadaan ini selanjutnya akan menyebabkan otot berkontraksi dengan
kekuatan yang bertambah karena filamen aktin dan miosin dibawa
mendekati tahap tumpang tindih yang optimal untuk membangkitkan
kekuatan. Oleh karena itu, ventrikel, karena peningkatan pemompaan,
secara otomatis akan memompa darah tambahan ke dalam arteri.
Kemampuan otot yang diregangkan, sampai mencapai panjang yang
optimal, untuk berkontraksi dengan curah kerja yang bertambah merupakan
karakteristik dari semua otot lurik, Selain pengaruh penting pemanjangan
otot jantung, masih ada faktor lain yang dapat meningkatkan daya pompa
jantung bila volumenya meningkat. Peregangan dinding atrium kanan secara
langsung akan meningkatkan frekuensi denyut jantung sebesar 10 sampai 20
persen; keadaan ini juga membantu meningkatkan jumlah darah yang
dipompa setiap menit, walaupun peranannya tidak sebesar peranan
mekanisme Frank- Starling.

Pengaturan Jantung oleh Saraf Simpatis dan Parasimpatis


Efektivitas pompa jantung juga dikendalikan oleh saraf simpatis dan
parasimpatis (vagus). Pada tekanan atrium tertentu, jumlah darah yang
dipompa setiap menitnya (curah jantung) sering dapat ditingkatkan sampai
lebih dari 100 persen melalui perangsangan simpatis. Sebaliknya, curah
jantung juga dapat diturunkan sampai serendah nol atau hampir nol melalui
perangsangan vagus (parasimpatis).

Mekanisme Eksitasi Jantung oleh Saraf Simpatis.


Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi denyut
jantung pada manusia dewasa muda dari frekuensi normal sebesar 70
denyut/ menit menjadi 180 sampai 200 dan, walaupun jarang terjadi, 250
denyut/menit. Di samping itu, perangsangan simpatis meningkatkan
kekuatan kontraksi otot jantung sampai dua kali normal sehingga akan
meningkatkan volume darah yang dipompa dan meningkatkan tekanan
ejeksi. Jadi, perangsangan simpatis sering dapat meningkatkan curah
jantung maksimum sebanyak dua sampai tiga kali lipat.Sebaliknya,
penghambatan saraf simpatis ke jantung dapat menurunkan pemompaan
jantung menjadi sedang dengan cara sebagai berikut. Pada keadaan normal,
serat-serat saraf simpatis ke jantung secara terus-menerus melepaskan sinyal
dengan kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan kirakira 30
persen lebih tinggi bila tanpa perangsangan simpatik. Oleh karena itu, bila
aktivitas sistem saraf simpatis ditekan sampai di bawah normal, keadaan ini
akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi otot
ventrikel sehingga akan menurunkan tingkat pemompaan jantung sampai
sebesar 30 persen di bawah normal.

Perangsangan Parasimpatis (Vagus) pada Jantung.


Perangsangan serat saraf parasimpatis di dalarn nervus vagus yang kuat
pada jantung dapat menghentikan denyut jantung selama beberapa detik,
tetapi biasanya jantung akan "mengatasinya" dan berdenyut dengan
kecepatan 20 sampai 40 denyut/menit selama perangsangan parasimpatis
terus berlanjut. Selain itu, perangsangan vagus yang kuat dapat menurunkan
kekuatan kontraksi otot jantung sebesar 20 sampai 30 persen. Serat-serat
vagus didistribusikan terutama ke atrium dan tidak begitu banyak ke
ventrikel, tempat terjadinya tenaga kontraksi yang sebenarnya. Hal ini
menjelaskan pengaruh perangsangan vagus yang terutama mengurangi
frekuensi denyut jantung, dan bukan terutama mengurangi kekuatan
kontraksi jantung. Meskipun demikian, penurunan frekuensi denyut jantung
yang besar digabungkan dengan penurunan kekuatan kontraksi jantung yang
kecil akan dapat menurunkan pemompaan ventrikel sebesar 50 persen atau
lebih.

3. Pemeriksaan fisik jantung


A. Pertimbangan umum :
1. Pasien tidur berbaring
2. Pakaian atas pasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka.
3. Ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi yang
adekuat.
4. Pencahayaan terang
5. Tetap selalu menjaga privacy pasien
6. Prioritaskan dan perhatikan untuk tanda-tanda kegawatan.

B. Urutan Pemeriksaan Fisik Jantung


1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi

Tahap Inspeksi
Lakukan inspeksi pada prekordial penderita pada saat baring telentang atau
dalam posisi sedikit dekubitus lateral kiri dan dokter berdiri pada sebelah
kanan penderita.Inspeksi denyut apek jantung atau biasa di sebut pungtum
maksimum di daerah ICS 4 pada linea midclavicula 1 jari ke arah
medial.Dan juga tidak lupa liat juga apakah ada jejas, atau bekas trauma
pada daerah thoraks sekitar jantung simetris atau tidaknya os costae.

Tahap Palpasi
Lakukan pemegangan/perabaan pada daerah ictus cordis yaitu di posisi
ICS4/5 pada linea midclavicula 1 jari ke arah medial. Dan rasakan getaran
valva pada masing masing tempat pemeriksaan
Valva Aorta : ICS 2 linea parasternalis dextra
Valva Pulmonalis : ICS 2 linea parasternalis sinistra
Valva Trikuspidal : ICS 4 linea para sternalis sinistra
Valva Mitral : ICS 4/5 linea midclavicula 1 jari arah medial.

Tahap Perkusi
Pada tahap ini dilakukan pengetukan untuk mengetahui batas batas jantung
dari pengecekan daerah dengan suara sonor hinga suara redup atau pekak.
Mulailah perkusi dari luar linea aksilaris anterior menuju ke arah sternum.

Tahap Auskultasi
Tahap ini ialah tahap mendengarkan bunyi ke 4 katub menggunakan
stetoskop. Dilakukan dengan meletakan stetoskop menuju ke daerah katub
Valva Aorta : ICS 2 linea parasternalis dextra
Valva Pulmonalis : ICS 2 linea parasternalis sinistra
Valva Trikuspidal : ICS 4 linea para sternalis sinistra
Valva Mitral : ICS 4/5 linea midclavicula 1 jari arah medial.
Dengarkan suara nya dan pastikan suara katub normal

4. Hubungan pemeriksaan detak jantung dan EKG


Gelombang-gelombang ini merupakan tegangan listrik yang ditimbulkan oleh
jantung dan direkam oleh elektrokardiograf dari permukaan tubuh.
1. Gelombang P disebabkan oleh penyebaran depolarisasi melewati
atrium, yang diikuti oleh kontraksi atrium, yang menyebabkan kurva
tekanan atrium naik sedikit segera sesudah gelombang P pada
elektrokardiogram. Gelombang P juga disebabkan oleh potensial
listrik yang dicetuskan sewaktu atrium berdepolarisasi sebelum
kontraksi atrium dimulai. Kira-kira 0,16 detik sesudah dimulainya
gelombang P, muncul
2. Gelombang QRS sebagai hasil depolarisasi listrik pada ventrikel,
yang mengawali kontraksi ventrikel dan menyebabkan tekanan
ventrikel mulai meningkat, seperti yang ditunjukkan pula dalam
gambar. Oleh karena itu, kompleks QRS dimulai sesaat sebelum
sistolik ventrikel. Kompleks QRS juga disebabkan oleh potensial
listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel berdepolarisasi sebelum
berkontraksi, yaitu sewaktu gelombang depolarisasi menyebar
melewati ventrikel.
3. Gelombang T ventrikel terlihat pada eletrokardiogram. Gelombang
T ventrikel mewakili tahap repolarisasi ventrikel ketika serat-serat
otot ventrikel mulai berelaksasi. Oleh karena itu, gelombang T
terjadi sesaat sebelum akhir dari kontraksi ventrikel. Gelombang T
juga disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu
ventrikel pulih dari keadaan depolarisasi. Di dalam otot ventrikel
proses ini normalnya terjadi 0,25 sampai 0,35 detik sesudah
depolarisasi, dan gelombang T dikenal sebagai gelombang
repolarisasi. Jadi, gambaran etektrokardiogram terdiri atas
gelombang depolarisasi dan gelombang repolarisasi.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Organ sistem pernafasan atas terdiri dari hidung, faring, mulut, laring, trakea.
Udara yang masuk melalui hidung pertama-tama akan disaring, dihangatkan, dan
dilembabkan. Selanjutnya masuk ke faring, faring terdiri dari atas tiga bagian
yaitu Nasofaring, Orofaring, dan Laringofaring. Kemudian udara masuk ke laring,
trakea dan organ pernafasan bawah.

Sistem pertahanan pernafasan yang terjadi dihidung dapat berupa pertahanan


mekanik dan pertahanan imun. Pertahanan mekanik berupa bersin dan batuk,
sedangkan pertahanan imun berupa meler hidung tersumbat.

Hidung juga berperan sebagai indera penghidu. Di bagian puncak rongga


hidung terdapat mukosa olfaktorius yang berfungsi sebagai penghidu. Ada juga
sistem pertahanan atau imunitas yaitu kemampuan tubuh untuk melindungi
dirinya sendiri dengan menahan atau menghilangkan benda asing seperti bakteri
atau virus.

B. Saran

Setelah membaca laporan hasil diskusi kelompok kecil kami, pembaca


diharapkan dapat memahami tentang sistem pernafasan atas yang telah kami
bahas serta rangkuman dalam laporan ini, baik dari segi anatomi, fisiologi, dan
bentuk pertahanan tubuh dari sistem pernafasan atas.
DAFTAR PUSTAKA

Delp, M. H. dan Manning, R. T. 2003. Mayor’s Physical Diagnosis: an


Introduction to the Clinical Proces. Tokyo: Igaku Shomi

Guyton dan Hall. 2006. Texbook of medical physiology . 11th ed. Philadelpia. W.B
Saunders co. pp 103-160, 697-708.

Klabunde, Richard. 2011. Cardiovascular Physiology Concept Second Edition.---


:Liippincott Williams and Wilkins

Sherwood L, 2004. Human Physiology from cells to systems. 5th edition. Thomson
Learning, Inc. pp 302-325.

Anda mungkin juga menyukai