Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TUTORIAL SGD 6

BLOK BMS 2

drg. Puspita Hajardhini, MDSc


Disusun oleh :

Moderator : M. Hadyan Khirza Aila J2A021067


Scrable ketik : Vania Aulia Nusanti J2A021064
Anggota : Widya Shafira Dwi Nanda J2A021060
Arjuna Rizky Pradana F G J2A021061
A.Thoif Mansyuroh J2A021062
Amelia Sabila J2A021063
Vania Aulia Nusanti J2A021064
Angel Ananta Purbayanti J2A021066
M. Hadyan Khirza Aila J2A021067
Cesilia Mega Aura J2A021070
Rizqi Amalia J2A021071

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................3

BAB I. PENDAHLUAN............................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4

C. Tujuan................................................................................................................................5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................5

1. Anatomi Jantung.............................................................................................................5

2. Mekanisme kerja jantung................................................................................................6

3. Siklus Jantung.................................................................................................................7

4. Fungsi jantung.................................................................................................................8

5. Proses pembentukan darah..............................................................................................9

6. Fungsi darah.....................................................................................................................10

7. Hemostatis darah..............................................................................................................11

8. Golongan darah................................................................................................................16

9. Histologi darah.................................................................................................................17

10. Variabel Kardiovaskular................................................................................................18

11. Ayat al quran sesuai dengan skenario............................................................................19

BAB III. PENUTUP.................................................................................................................19

A. Kesimpulan..........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehinnga dapat menyelesaikan hasil laporan
Tutorial Skenario Blok BMS 2ini sesuai dengan waktu yang di tentukan.

Dalam penyusunan laporan Tutorial blok BMS 2 ini, kami menyadari sepenuhnya
banyak terdapat kekurangan didalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Kami menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan
dan petunjuk kami tidaklah mungkin dapat menyusun laporan Tutorial blok BMS 2.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya


2. Drg. Puspita Hajardhini selaku dosen pembimbing kelompok 6, atas segala arahan,
masukan, dan bimbingan
3. Teman teman sejawat yang memberikan masukan dalam menyusun laporan

Akhir kata, segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis semoga mendapatkan
balasan dari Allah SWT, serta Laporan tutorial BMS 2 ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, 15 oktober 2021

penyusun

3
BAB I. PENDAHLUAN

A. Latar Belakang
Jantung akan terus berdetak dari berhasilnya sebuah pembuahan sampai meninggal.
Sepanjang rentang hidup rata – rata jantung manusia berdetak atau berkontraksi sekitar 3
miliyae kali, tidak permah berhenti kecuali selama sepersekian detik untuk mengisi
rongganya. Dalam kurun waktu 3 minggi setelah pembuahan, jantung akan tumbuh dan mulai
berfungsi. Jantung adalah organ pertama yang fungsional. Organ ini sangat penting dalam
berbagai macam sistem dan yang mempunya pengaruh besar terhadap jantung adalah sistem
sirkulasi atau sistem transpor tubuh karena memiliki cadangan makanan (yolk) yang sangat
terbatas, mengandalkan pembentukan cepat sistem sirkulasi yang dapat berinteraksi dengan
sirkulasi ibu untuk menyerap dan menyebarkan pasokan sangat penting untuk kelangsungan
hidup dan pertumbuhan jaringan yang sedang berkembang. Sistem sikulasi memiliki 3
komopnen dasar yaitu

1. Jantung yang berfungsi sebagai pompa dalam memberikan tekanan pada darah untuk
menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan.
2. Pembuluh daraj berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan menyebarkan
darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian dikembalikan ke jantung
3. Darah adalah media pengangkut tempat laurt atau tersuspensinua baham bahan seperti
oksigen dan karbon dioksida yang akan diangkut jarak jauh ke barbagai tubuh.

Darah akan terus – menerus mengaliri sistem sirkulasi ke dan dan dari jantung melalui dua
lengkung vaskular. Dua pembuluh darah tersebut adalah sirkulasi paru (pulmonalis) terdiri
dari lengkung tertutup pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru dan sistem
sistemik adalah aliran darah yang mengangkut darah antara janting dan sistem tubuh lain

B. Rumusan Masalah

1. Anatomi jantung
2. Mekanisme kerja jantung
3. Siklus jantung
4. Fungsi jantung
5. Proses pembentukan darah
6. Fungsi darah
7. Hemostatis darah
8. Golongan darah
9. Histologi darah
10. Berbagai variabel kardiovaskular

4
11. Al quran sesuai dengan skenario
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anatonmi jantung
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mekanisme kerja jantung
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan siklus jantung
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fungsi jantung
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses pembentukan darah
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fungsi darah
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hemostatis darah
8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan golongan darah
9. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan histologi darah
10. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan variabel kardiovaskular
11. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan al quran sesuai dengan skenarip

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Anatomi Jantung

Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di rongga
torals (dada) sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan
vertebra (belakang) di posterior. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan meruncing
membentuk titik di ujungnya, apeks, di bagian bawah. Jantung terletak menyudut di bawah
sternum sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak di kanan dan apeks di kiri sternum.
Ketika jantung berdenyut kuat atau kencang , yang sebenarnya terjadi adalah apeks memukul
bagian dalam dinding dada di sisi kiri. Hal itu menyebabkan manusia beranggapan bahwa
jantung terletak disebelah kiri, pada kenyataannya jantung berada di tengah dada.

Secara anatomis jantung merupakan organ tunggal, tetapi terdapat dua sisi yaitu sisi kanan
dan kiri yang berperan sebagai dua pompa terpisah. Jantung terbagi menjadi paruh kanan dan
kiri serta memiliki empat rongga, satu rongga atas dan satu rongga bawah pada masing –
masing paruh (Gambar 1). Rongga – rongga atas, terdapat atrium yang memiliki fungsi
menerima darah kembali ke jantung dan memindahkannya ke rongga bawah, vena ventrikel
yang memiliki fungsi memompa darah dari jantung. Lalu ada bagian jantung lainnya adalah
vena yang berungsi dalam mengembalikan darah dari jaringan ke atrium, dan yang membawa

5
darah dari ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum,
suatu partisi berotot kontinyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung.

Gambar 1. Anatomi Jantung

2. Mekanisme kerja jantung

Dalam mekanisme kerja jantun, jantung berfungsi sebagai suatu pompa ganda, dengan
mengikuti jejak darah melitasi sauatu aliran. Dimulai dari darah yang kembaii dari sirkulasi
sistemik masuk ke atrium kanan melalui dua vena besar, vena kava, satu mengembalikan
darah dari level di atas jantung dan yang lain dari level di bawah jantung. Darah yang
kembali dari jaringan tubuh akan masuk. Darah yang ada di atrtium kanan mengandung CO 2.
Darah yang terdeoksigenasi secara menyeluruh akan mengalir dari atrium kanan ke dalam
ventrikel kanan, yang memompanya keluar menuju arteri pulmonaIis, yang akan membentuk
dua cabang, satu berjalan ke masing-masing dari kedua paru. Karena itu, sisi kanan jantung
menerima darah dari sirkulasi sistemik dan memompanya ke dalam sirkulasi paru. Di dalam
paru, tetes darah tersebut akan kehilangan banyak CO2 dan menyerap sediaan segar O2 ,
sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis yang datang dari kedua paru.
Darah kaya O2, yang kembali ke atrium kiri ini selanjutnya mengalir ke dalam ventrikel kiri,
rongga pemompa yang mendorong darah ke seluruh sistem tubuh kecuali paru jadi, sisi kiri
jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalain sirkulasi sistemik.

6
Satu arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang-
cabang menjadi arteri-arteri besar yang mengalirkan darah ke seluruh organ tubuh.

(a) Darah mengalir melalui jantung. (b) Kerja pompa ganda jantung. Sisi kanan jantung
menerima darah miskin O, dari sirkulasi sistemik dan memompanya ke dalam sirkulasi paru.
Sisi kiri jantung menerima darah kaya O, dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam
sirkulasi sistemik. Perhatikan jalur-jalur paralel aliran darah melalui organ-organ sistemik.
(Volume relatif darah yang mengalir melalui masing-masing organ tidak digambar sesuai
skala). (c) Perbandingan ketebalan dinding ventrikel kanan dan kiri. Perhatikan bahwa
dinding ventrikel kiri jauh lebih tebal daripada yang kanan. kanan jantung, yang kembali
memompanya ke paru. Satu sirkuit selesai sudah.

3. Siklus Jantung

Siklus jantung merupakan peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah
denyut jantung sampai permulaan denyut jantung berikutnya..Siklus jantung terdiri atas satu
periode relaksasi yaitu diastolik (kontraksi pengisian). Periode pengisian jantung dengan
darah yang diikuti oleh satu periode kontraksi yang disebut sistolik (kontraksi pengosongan).

7
Gambar 3. Siklus jantung

Gelombang-gelombang P, Q, R, S, Z adalah gelombang tegangan lisrtik yang ditimbulkan


oleh jantung dan direkam oleh elektrokardiograf dari permukaan tubuh. Gelombang P
disebabkan oleh penyebaran depolarisasi melewati atrium, yang diikuti oleh kontraksi atrium,
yang menyebabkan kurva tekanan atrium naik sedikit segera sesudah gelombang P pada
elektrokardiogram.

4. Fungsi jantung

Secara umum jantung memiliki fungsi untuk mompa tekanan darah untuk mengalirkan darah
ke jaringan. Jantung memiliki 2 paruh, dan masing – masing paruh memiliki 4 rongga yaitu
atrium, ventrikel, vena, dan arteri atrium memiliki fungsi untuk menerima darah kembali ke
jantung dan memindahkannya ke rongga bawah, lalu ventrikel yang memiliki fungsi
memompa darah dari jantung. Lalu ada bagian jantung lainnya adalah vena yang berungsi
dalam mengembalikan darah dari jaringan ke atrium, dan yang membawa darah dari ventrikel
ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot
kontinyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung

8
5. Proses pembentukan darah

Sel darah memulai reproduksi di dalam sumsum tulang dari suatu tipe sel yang disebut sel
stem hematopoietik pluripoten, yang merupakan asal dari semua sel dalam darah sirkulasi.
Pada gambar 3 memperlihatkan urutan pembelahan sel-sel pluripoten untuk membentuk
berbagai sel darah sirkulasi. Sewaktu sel-sel darah ini bereproduksi, ada sebagian kecil dari
sel-sel ini yang bertahan seperti sel-sel pluripoten asalnya dan disimpan dalam sumsum
tulang guna mempertahankan suplai sel-sel darah tersebut, walaupun jumlahnya berkurang
seiring dengan pertambahan usia. Sebagian besar sel-sel yang direproduksi akan
berdiferensiasi untuk membentuk sel-sel (gambar 3). Sel yang berada pada tahap pertengahan
sangat mirip dengan sel stem pluripoten, walaupun sel-sel ini telah membentuk suatu jalur
khusus pembelahan sel dan disebut commited stem cells. Berbagai commited stem cells, bila
ditumbuhkan dalam biakan, akan menghasilkan koloni tipe sel darah yang spesifik. Suatu
commited stem cells yang menghasilkan eritrosit disebut unit pembentuk koloni eritrosit, dan
singkatan CFU-E digunakan untuk menandai jenis sel stem ini. Demikian pula, unit yang
membentuk koloni granulosit dan monosit ditandai dengan singkatan CFU-GM, dan
seterusnya. Pertumbuhan dan reproduksi berbagai sel stem diatur oleh bermacam-macam
protein yang disebut penginduksi pertumbuhan Telah dikemukakan empat penginduksi
pertumbuhan yang utama dan masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Salah satunya
adalah interleukin-3, yang memulai perlumbuhan dan reproduksi hampir semua jenis
commited stem cells yang berbeda-beda, sedangkan yang lain hanya menginduksi
peftumbuhan pada tipe-tipe sel yang spesifik. Penginduksi pertumbuhan akan memicu
pertumbuhan dan bukan memicu diferensiasi sel-sel. Diferensiasi sel adalah fungsi dari
rangkaian protein yang lain, yang disebut penginduksi diferensiasi. Masing-masing protein
ini akan menghasilkan satu tipe commited stem cells untuk berdiferensiasi sebanyak satu
langkah atau lebih menuju ke sel darah dewasa bentuk akhir. Pembentukan penginduksi
pertumbuhan dan penginduksi diferensiasi itu sendiri dikendalikan oleh faktor-faktor di luar
sumsum tulang. Contohnya, pada eritrosit (sel darah merah), paparan darah dengan oksigen
yang rendah dalam waktu yang lama akan mengakibatkan induksi pertumbuhan, diferensiasi,
dan produksi eritrosit dalam jumlah yang sangat banyak, seperti yang akan dibicarakan
kemudian dalam bab ini. Pada sel darah putih, penyakit infeksi akan menyebabkan
pertumbuhan, diferensiasi, dan akhirnya pembentukan sel darah putih tipe tertentu yang

9
diperlukan untuk memberantas setiap infeksi. sel darah merah yang matur. Sel-sel generasi
pertama ini disebut basofil eritroblas sebab dapat dipulas dengan zat wama basa sel yang
terdapat pada tahap ini mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Pada generasi berikutnya,
seperti yang tampak pada Gambar 3, sel sudah dipenuhi oleh hemoglobin sampai konsentrasi
sekitar 34 persen, nukleus memadat menjadi kecil, dan sisa akhimya diabsorbsi atau didorong
keluar dari sel. Pada saat yang sama, retikulum endoplasma direabsorbsi. Sel pada tahap ini
disebut retikulosit karena masih mengandung sejumlah kecil materi basofilik, yaitu terdiri
dari sisa-sisa aparatus Golgi, mitokondria, dan sedikit organel sitoplasma lainnya. Selama
tahap retikulosit ini, sel-sel berjalan dari sumsum tulang masuk ke dalam kapiler darah
dengan cara diapedesis (terperas melalui pori-pori membran kapiler). Materi basofilik yang
tersisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam waktu 1 sampai 2 hari, dan sel
kemudian menjadi eritrosit matur. Karena waktu hidup retikulosit ini pendek, maka
konsentrasinya di antara semua sel darah merah normalnya sedikit kurang dari 1 pers

6. Fungsi darah

Darah memiliki dua komposisi yaitu plasma darah dan sel – sel darah. Plasma darah
merupakan cairan yang terdiri dari 90% air. Air plasma memiliki fungsi sebagai media bagi
bahan – bahan yang dibawah oleh darah. Karena air juga memiliki kapasitas besar untuk
menahan panas, maka plasma dapat menyerap dan menyebarkan sebgain besar dari panas
yang dihasulkan oleh proses metabolisme di dalam jaringanm sementara seuhu darah itu
sendri hanya mengalami sedikit perubahan.

10
Gambar 4. Fungsi darah

7. Hemostatis darah

Hemostasis memiliki arti pencegahan hilangnya darah. Saat pembuluh darah mengalami
cedera atau ruptur, hemostasis terjadi rrelalui beberapa cara:

a. konstriksi pembuluh darah


b. pembenfirkan sumbat platelet
c. pembentukanbekuan darah sebagai hasil dan pembekuan darah,
d. pertumbuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah untuk mentup lubng pada
pernbuluh sesara permanen

11
Saat pembuluh darah terpotoog atau ruptur, dinding pernbuluh darah yang rusak itu akan
menyebabkan otot polos dinding pernbuluh berkonhaksi; sehingga dengan segera aliran darah
dari pembuluh yang ruptur akan berkurang. Kontraksi tcrjadi sebagai akibat dari :

1. spasme miogenik lokal.


2. faktor ar.rtakoid lokal yang
3. berasal dari jaringan yang terkena trauma dan platelet darah, dan
4. berbagai refleks saraf'.
Refleks saraf disebabkan oleh impuls saraf nyeri atau oleh impuls-impuls sensorik
lain dari pembuluh yang msak alau dari jaringan yang berdekatan, Namun,
vasokonstriksi yang lebih lagi kemungkinan hasil dari kontraki miogenik setempat
pada pembuluh darah. Kontraksi ini terjadi karena kerusakan pada dinding pembuluh
darah. Untuk pembuluh darah yang lebih kecil, platelet mengakibatkan sebagian besar
vasokonstriksi dengar melepaskan sebuah substansi vasokonstriktar, tromboksan A
Semakin berat kerusakan yang terjadi. semakin hebat spasmenya. Spasme pembulu
lokal ini dapat bedangsung beberapa menit bahkan beberapa jam, dan selama itu
berlangsung proses pembentukan sumbat plateiet dan pembekuan darah.

Mekanisme pembekuan darah terjadi melalui tiga langkah utama yang pertama adalah
sebagai respons terhadap rupturnya pembuluh darah atau kerusakan darah itu sendiri,
rangkaian reaksi kimiawi yang kompleks ter-jadi dalam darah yang melibatkan lebih
dari selusin faktor pembekuan darah. Hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu

Gambar 5. Pembentukan berbagai


12 sel darah
kompleks substansi teraktivasi yang secara kolektif disebut aktivator protrontbin.
Langkah kedua aktivator protrombin mengatalisis pengubahan protrombin menjadi
trombin. Pada langkah ketiga trombin bekerja sebagai enzim untuk mengubahl
fibrinogen menjadi benang fibrin yang merangkai trombo sit, sel darah, dan plasma
untuk membentuk bekuan.

Sebelum mengenal mekanisme terbentuknya bekuan darah yang pertama harus


diketahui adalah perubahan protombin menjadi trombin. Pertama, aktivator
protrombin terbentuk sebagai akibat rupturnya pembuluh darah atau sebagai akibat
kerusakan pada zat-zat.khusus dalam darah. Kedua, aktivator protrombin, dengan
adanya ion Ca+ dalarn jumlah yang mencukupi, akan menyebabkan perubahan
protrombin menjadi trornbin (gambar 5).

Gambar 6. Skema perubahan protombin menjadi trombin dan

polimerisasi fibrinogen untuk membentuk benang fibrin

13
Trombosit juga berperan penting dalam mengubah protrombin menjadi trombin, karena
banyak protrombin mula-mula melekat pada reseptor protrombin pada trombosit yang telah
berikatan dengan jaringan yang rusak. Protombin merupakan prtotein plasma yaitu
alfa2globulin. Protombin terletak dalam plasma normal dengan konsentrasi sekitar 15mg/dl.
Protrombin dibentuk terus menerus oleh hati, dan secara terus menerus dipakai di seluruh
tubuh untuk pem- bekuan darah. Bila hati gagal membentuk protrombin, kira-kira dalam satu
hari kadar protrombin dalam plasma akan terlalu rendah lntuk mendukung terjadinya pem-
bekuan darah yang normal. Sedangkan fibrinogen adalah protein berat molekul yang terdapat
dalam plasma dengan kadar 100 sampai 700 mg/dl. Fibrinogen juga diproduksi dalam hati
jika hati mengalami kerusakan akan menurunkan kinerja hati sehingga menyebabkan kadar
fibrinogen menurun.

Mekanisme pembekuan darah terbagi menjadi dua yaitu jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik

1. Jalur ekstrinsik

Mekanisme ekstrinsik sebagai awal pembentukan aktivator protrombin dimulai dengan


dinding pembuluh darah atau jaringan ekstravaskular yang rusak yang kontak dengan darah.
Kejadian ini menimbulkan langkah-langkah berikutnya, seperti yang terlihat pada gambar 6.

14

Gambar 7. Jalur ekstrinsik pembekuan darah


Langkah pertama pelepasan faktor jaringan. Jaringan yang luka melepaskan beberapa faktor
yang disebut faktor jaringan atau tromboplastin jaringan. Faktor ini terutama terdiri dari
fosfolipid dari membran jaringan ditambah komplkes lipoprotein yang terutama berfungsi
sebagai enzim proteolitik. Pada langkah kedua aktivator faktor X pernanan faktor VII dalam
faktor jaringan selanjutnya bergabung dengan faktor VII dan, bersamaan dengan hadirnya ion
kalsium, faktor ini bekerja sebagai enzim terhadap faktor X untuk membentuk faktor X yang
teraktivasi (Xa). Langkah terakhir adalah efek dari faktor X yang teraktivasi (Xa) dalam
membentuk aktivator protombin yang merupakan peranan faktor V. Faktor X yang teraktivasi
segera berikatan dengan fosfolipid jaringan yang merupakan bagian dari faktor jaringan, atau
dengan fosfolipid tambahan yang dilepaskan dari trombosit, juga dengan faktor V, untuk
membentuk suatu senyawa yang disebut aktivator trombin.

2. Jalur Intrinsik

Mekanisme kedua untuk awal pembentukan aktivator protrombin, dan dengan demikian juga
merupakan awal dari proses pembekuan, dimulqi dengan terjadinya trauma terhadap darah itu
sendiri atau darah berkontak dengan kolagen pada dinding pembuluh darah yang rusak.
Kemudian proses berlangsung melalui serangkaian reaksi kaskade.

Gambar 8. Jalur intrinsik sebagai awal pembekuan darah

15
Dalam jalur intrisik pembekuan darah terdapat lima langkah. Pada langkah pertama diawali
dengan pengaktifan faktor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena
trauma atau kerusakan. Kerusakan pada darah atau berkontaknya darah dengan kolagen
dinding pembuluh darah akan mengubah dua faktor pembekuan penting dalam darah faktor
itu adalah faktor XII dan trombosit. Pada saat yang bersamaan, trauma terhadap darah juga
akan merusak trombosit akibat bersentuhan dengan kolagen atau dengan permuka4n basah
(atau rusak karena cara lain), dan ini akan melepaskan berbagai fosfolipid trombosit yang
mengandung lipoprotein, yang disebut faktor 3 trombosit, yang juga memegang peranan
dalam proses pembekuan selanjutnya. Setelah itu pada langkah kedua terdapat pengaktifan
faktor XI. Setelah faktor XII yang telah teraktivasi pada langkah pertama akan bekerja sama
dengan faktor XI dan mengaktfkannya. Dalam reaksi ini membutuhkan kinogen HMW (berat
molekul tinggi), dan dipercepat oleh prekalikrein. Langkah ketiga terjadi proses pengaktifan
faktor IX yang diaktifkan oleh faktor XI yang terlah teraktivasi. Faktor XI yang telah
teraktivasi akan bekerja secara enzimatik terhadap faktor IX dan mengaktifkannya. Langkah
keempat menjelaskan proses pengaktifan faktor X dalam peranan faktor VIII. Setelah faktor
IX teraktivasi dengan bekerja sama dengan faktor VIII terkativasi dan dengan fosfolipif
trombosit dan faktor 3 dari trombosit yang rusak, mengaktifkan faktor X. Pada langkah
terakhir kerja faktor X teraktivasi dalam pembentukan aktivator trombin dalam peranan
faktor V. Faktor X yang terlah teraktivasu bergabung dengan faktor V dan trombosit atau
fosfolipid jaringan untuk membentuk suatu kompleks yang disebut aktuvator trombin.
Setelah mengalami lima langkah tersebut maka akan terjadi proses mekanisme pembekuan
darah.

8. Golongan darah

Darah setiap manusia berbeda baik dari sifat antiegan dan imunitas, sehingga antibodi dalam
plasma darah seseorang akan bereaksi dengan antigen pada permukaan sel darah merah orang
lain yang golongan darahnya berbeda. Dalam sel darah merah oaling sedikit mengandung 30
antigen yang biasa ditemukan dan ratusan antigen lain yang masing – masing pada suatu saat
dapat menimbulkan reaski antigen serta antibodi, terutama pada permukaan membran sel.
Terdapat dua golongan antigen yang menimbulkan reaksi transfusi darah. Golongan ini
dinamakan sistem antigen O, A, B dan sisitem Rh.

16
Gambar 10. Golongan darah

Dua,antigen-tipe A dan tipe B-terdapat pada perrnukaan sel darah merah pada seejurrlah
besar manusia. Antigen-antigen yang disebut juga aglutinogen karena sering ,menyebabkan
aglutinasi sel darah yang menyei;abkan reaksi transfusi. Karena aglutinogen teffebut
diturunkan, orang dapat tidak mempunyai antigen tersebut di dalam selnya, atau hanya
mempunyai satu, atau keduanya. Dalam mentransfusi darah dari orang ke orang, darah donor
dan darah resipien nonnalnya diklasifikasikan ke dalam empat tipe golongan darah O-A-B
yang utama, seperti yang tampak pada gambar 9, bergantung pada ada atau tidaknya kedua
aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan B. Bila tidak terdapat aglutinogen A ataupun B,
golongan darahnya adalah O. Bila hanya terdapat aglutinogen tipe A, darahnya adalah
golongan A. Bila hanya terdapat aglutinogen tipe B, darahnya adalah golongan B. Dan bila
terdapat aglutinogen A dan B, darahnya adalah golongan AB

9. Histologi darah

Darah adalah bentuk khusus jaringan ikat yang terdiri atas tiga jenis sel utama: eritrosit (sel
darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit. Sel-sel ini, juga disebut unsur
bentukan (formed elements) darah, beredar di dalam medium cair yaitu plasma. Sel darah
mengangkut gas, nutrien, produk sisa, hormon, antibodi, berbagai zat kimiawi, ion, dan
substansi lain di dalam plasma dari dan ke sel-sel tubuh. Sel – sel darah utama terdiri dari
eritrosit, leukosit dan trombosit (platelet). Lalu leukosit dapat dibagi berdasarkan bentuk
intim ada tidaknya granula dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu neutrofil,
eosinofil, limfosil, dan basofil

17
Gambar Keterangan
- Eritrosit : Sel
tidak berinti
dan jumlahnya
paling banyak,
berbentuk
cakram
bikonkaf
- Trombosit :
tidak memiliki
nulkleus,
berbentuk
cakram
- Nukleus
memiliki 3 – 5
lobus, Memiliki
fungsi fagositik

- Eosinofil :
Memiliki 3
lobus,
membantu
mengendalikan
peradangan
dan reaksi
alergi
- Limfosit :
Berbentuk
nukleus bulat
besar

- Basofil :
Nukleus terdiri
dari 2 lobus,
bersifat
basofilik

10. Variabel Kardiovaskular

18
Kecepatan denyut jantung dapat ditentukan dari jarak antara dua kompleks QRS yang
berurutan di kertas berskala yang digunakan untuk merekam EKG. Kecepatan denyut jantung
yang melebihi 100 denyut per menit disebut takitkadia (taki berati "cepat") Jika kurang dari
60 kali per menit disebut bradikardia (bradi artinya "lambat"). Saat terjadi siklus jantung
dikenal dengan beberapa isitilah seperti Selama fase diastolik, pengisian ventrikel yang
normal akan meningkatkan volume setiap ventrikel sampai kira-kira 110 hingga 120 mililiter.
Volume ini disebut volume diastolik-akhir. Lalu saat ventrikel mengosongkan isinya selama
fase sistolik, volume ventrikel akan menurun sampai kira-kira 70 mililiter, yang disebut
sebagai curah isi sekuncup. Volume yang masih tertinggal dalam setiap ventrikel, yakni kira-
kira 40 sampai 50 mililiter, disebut sebagai volume sistolik-akhir. Bagian dari volume
diastolik-akhir yang disemprotkan keluar disebut bagian ejeksi sama dengan sekitar 60
persen.

11. Ayat al quran sesuai dengan skenario

َ‫ث َّود ٍَم لَّبَنًا خَالِصًا َس ۤا ِٕٕىِ\ ًغا لِّل ٰ ّش ِربِ ْين‬
ٍ ْ‫َواِ َّن لَ ُك ْم فِى ااْل َ ْن َع ِام لَ ِع ْب َرةً ۚ نُ ْسقِ ْي ُك ْم ِّم َّما فِ ْي بُطُوْ نِ ٖه ِم ۢ ْن بَ ْي ِن فَر‬
Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami
memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara kotoran
dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya.) Q.S. An – nahl :66

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di rongga
torals (dada) sekitar garis tengah antara sternum (tulang dada) di sebelah anterior dan
vertebra (belakang) di posterior. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan meruncing
membentuk titik di ujungnya, apeks, di bagian bawah. Jantung terletak menyudut di bawah
sternum sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak di kanan dan apeks di kiri sternum.
Ketika jantung berdenyut kuat atau kencang , yang sebenarnya terjadi adalah apeks memukul
bagian dalam dinding dada di sisi kiri. Hal itu menyebabkan manusia beranggapan bahwa
jantung terletak disebelah kiri, pada kenyataannya jantung berada di tengah dada.

Secara umum jantung memiliki fungsi untuk mompa tekanan darah untuk mengalirkan darah
ke jaringan. Jantung memiliki 2 paruh, dan masing – masing paruh memiliki 4 rongga yaitu

19
atrium, ventrikel, vena, dan arteri atrium memiliki fungsi untuk menerima darah kembali ke
jantung dan memindahkannya ke rongga bawah, lalu ventrikel yang memiliki fungsi
memompa darah dari jantung. Lalu ada bagian jantung lainnya adalah vena yang berungsi
dalam mengembalikan darah dari jaringan ke atrium, dan yang membawa darah dari ventrikel
ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot
kontinyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung.

Di dalam aliran jantung terdapat aliran darah. Darah adalah bentuk khusus jaringan ikat yang
terdiri atas tiga jenis sel utama: eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan
trombosit. Sel-sel ini, juga disebut unsur bentukan (formed elements) darah, beredar di dalam
medium cair yaitu plasma. Sel darah memiliki fungsi mengangkut gas, nutrien, produk sisa,
hormon, antibodi, berbagai zat kimiawi, ion, dan substansi lain di dalam plasma dari dan ke
sel-sel tubuh.

20
DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko, V. P. (2015). Atlas Histologi diFiore. Penerbit buku kedokteran EGC.

Hall, J. E. (2016). Guyton and hall textbook of medical physiology (13 ed.). philadelphia.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (6 ed.). (d. N. Yesdelita, Ed.) Buku

kedokteran EGC.

21

Anda mungkin juga menyukai