Judul : Al – quran dan hadits dalam prespektif pendidikan dan implikasi di era digital
1. Nama : Rizki Febrianto
Kelompok : 4 Pertanyaan : Bagaimana pendapat anda tentang prespektif orang bahwa lulusan SMA sudah bisa mendapatkan uang dengan menjadi selebgram tiktokters tanpa harus menjalani pendidikan tinggi? Jawaban : Jadi pendidikan itu tidak hanya mencakup pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA. Menurut KBBI pendidikan artinya proses perubahan sikap artinya kita mempelajari hal baru untuk ke arah yang lebih baik, jadi menuntut ilmu tidak harus melalui jalur pendidikan formal. Kami tidak membenarkan maupun menyalahkan bahwa lulusan SMA saja cukup untuk mencari uang, tergantung prespektif dari masing – masing orang.
2. Nama : Tegar Alfarizi
Kelompok : 2 Pertanyaan : Terdapat hadits bahwa “menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap muslim” lalu bagaimana hukum jika seorang muslim tidak menuntut ilmu? Jawaban : Seperti yang sudah tadi dijelaskan dengan pertanyaan diatas bahwa pendidikan itu luas tidak hanya pendidikan formal saja, tanpa kita sadari kita mendapatkan pelajaran baru dari lingkungan sekitar.
3. Nama : Melta Angga
Kelompok : Pertanyaan : Setiap sekolah pasti mendapatkan biaya dari pemerintah, tetapi mengapa terdapat beberapa sekolah yang tidak mempunyai fasilitas yang tidak lengkap? Jawaban : Setiap sekolah seharusnya mendapatkan biaya dari pemerintah, tetapi di Indonesia masih banyak para petinggi yang melakukan korupsi hal itu yang membuat pembagian biaya sekolah tidak merata. 4. Nama : Feny Fadhila Kelompok : 10 Pertanyaan : Di dalam pendidikan perspektif hadist itu ada kata metode maudhu'i, kemusian metode maudhu'i ini artinya metode yang digunakan untuk mengidentifikasi, h berikan contoh metode maudhu'i yang seperti apa yang berkaitan dengan materi tersebut! Jawaban : Contoh tafsir tematik/maudhû’i pada masa Nabi Muhammad SAW. Ialah beliau menafsirkan kata ظُ ْل ٌمdalam QS al-An’âm, 6: 82. Dengan penafsiran Nabi tersebut berarti beliau telah menanamkan tafsir maudhû’i/tematik dan memberi isyarat bahwa lafal-lafal yang sukar diketahui maksudnya dalam suatu ayat perlu dicari penjelasannya pada lafal-lafal yang terdapat dalam ayat yang lain. Dalam konteks ini, Abdul Hayyi al-Farmawi mengatakan bahwa semua ayat yang ditafsirkan dengan ayat al-Quran adalah termasuk tafsir maudhû’i dan sekaligus merupakan permulaan pertumbuhan tafsir maudhû’i
5. Nama : Rahmat Abdul Fani
Kelompok : 15 Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi masalah pendidikan di daerah perbatasan yang masih kurang perhatian oleh pemerintah? Jawaban :
6. Nama : Suraya Drajat
Kelompok : 8 Pertanyaan : Bagaimana memahami islam yang baik dan benar bagi seorang mahasiswa di era digital sekarang? Jawaban : Di zaman sekarang tentunya kita dapat mengakses informasi yang luas, tetapi karena informasi yang luas dan mudah dalam mencarinya tentunya akan timbul masalah yaitu beredarnya berita hoax, dalam menyikapi hal ini dalam islam dikenal dengan istilah tabayyun, tabayyun memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar keadaannya.
7. Nama : Rizki Ramdhani
Kelompok : 8 Pertanyaan : Di zaman sekarang untuk memperloeh pendidikan bisa dibilang sangat mudah, ketika kita mengakses internet saja beberapa ilmu pengetahuan bisa didapatakan begitu mudah dan dengan biaya yang murah. Namun di dalam internet tersebut ada beberapa ilmu pengetahuan yang justru memberikan dampak negatif. Yang pada akhirnya muncul pemahaman ekstrimisme atau bisa juga mengubah pola pikir manusia menjadi sedikit menyimpang dari ajaran syariat Islam. Bagaimana pendapat anda perihal fenomena tersebut? Apa upaya yang sekirnya bisa anda lakukan agar tidak terjadi hal-hal seperti itu? Jawaban : Sama seperti pertanyaan diatas bahwa sebagai umat muslim hendaknya kita bertabayyun, jangan mudah percaya dengan satu informasi saja, kita harus mencari informasi tersebut dari beberapa sumber.
8. Nama : Muhammad Dani Saputra
Kelompok : 11 Pertanyaan : Menurut pendapat kalian pendidikan itu penting enggak di dalam al- qur'an atau hadist Jawaban : Pastinya penting, bisa kita ambil contoh surat pertama yang diturunkan adalah surat al – alaq 1 – 5 dalam surat tersebut terdapat kata iqra’ bersumber dari kata qara’a yang berarti menghimpun. Dari kata iqra’ dalam arti menghimpun ini maka lahirlah makna menelaah, menyampaikan, mendalami, meneliti, sesuatu, dan membaca. Karena dengan membaca dan menulis merupakan dua keterampilan yang diperlukan dalam proses pengajaran.