Disusun Oleh
KELOMPOK 2
Anggun Kusumaningrum
Linda Sari
Nova Anjalia
Nuur Hidayah
SAMARINDA
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan hidayah-Nya
serta makalah kami yang berjudul “Pemeriksaan Fisik Per Sistem” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Dan makalah ini disusun guna untuk memenuhi
tugas Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan 1 yang dibimbing oleh Dosen Rusdah
Diana., S.ST
Dan penulis mengucapkan banyak terima kasih pada pihak teman dan semua
pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat menjadi inspirasi dan menjadi bermanfaat bagi pembaca.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Tujuan..................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Pengertian Pemeriksaan......................................................................................6
B. Tujuan dan Prinsip Pemeriksaan Fisik................................................................6
C. Teknik Pemeriksaan Fisik....................................................................................7
1. Inspeksi...............................................................................................................................7
2. Palpasi................................................................................................................................7
3. Perkusi................................................................................................................................8
4. Auskultasi...........................................................................................................................8
6.Sistem Pernapasan...................................................................................................15
BAB III................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................17
A. Kesimpulan........................................................................................................17
B. Saran..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat saat ini dituntut menguasai dan mengaplikasikan metode pendekatan
pemecahan masalah (problem solving approach) didalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Perawat harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan
mengkaji, merumuskan diagnosis keperawatan, memformulasikan rencana tindakan
keperawatan, dan membuat evaluasi. Pengkajian merupakan tahap yang paling utama
dalam proses keperawatan, dimana pada tahap ini perawat melakukan pengkajian data
yang diperoleh dari hasil wawancara/anamnesis, laporan teman sejawat, catatan
kesehatan lain dan hasil dari pengkajian fisik. Anamnesis keperawatan untuk
memperoleh data subjektif tentang kondisi klien dan pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh
pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.
B. Tujuan
1. Umum
Mengetahui segala yang berhubungan dengan pemeriksaan fisik per sistem.
2. Khusus
4
g. Mengerti dokumentasi pemeriksaan fisik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara
melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi).
1. Penjagaan kesopanan
2. Cara mengadakan hubungan dengan pasien
3. Pencahayaan dan lingkungan yang pasien
4. Tahap pertumbuhan /perkembangan pasien
5. Pencatatan data
6
6. Pengambilan tindakan yang sesuai dengan masalah klien
7. Pasien dalam posisi duduk /sesui jenis pemeriksaan
Dilakukan dengan 4 cara ialah inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, yaitu :
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang ada kuat diperlukan agar perawat
dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi
pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi,
simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh
satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat
struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
2. Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan
jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data,
misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.
7
Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh
tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan)
dengan tujuan menghasilkan suara.
Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan
konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat
untuk menghasilkan suara.
4. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan
stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan
bising usus.
8
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :
Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran
halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang,
kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi
maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien
batuk. Misalnya pada edema paru.
Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase
inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
Pleura Friction Rub : bunyi yang terdengar “kering” seperti suara
gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan
pleura.
1. Sistem Cardiovaskuler
Inspeksi
Jantung, secara topografik jantung berada di bagian depan rongga
mediastinum. Dilakukan inspeksi pada prekordial penderita yang
berbaring terlentang atau dalam posisi sedikit dekubitus lateral kiri
karena apek kadang sulit ditemukan misalnya pada stenosis mitral. dan
pemeriksa berdiri disebelah kanan penderita. Pulsasi ini letaknya sesuai
dengan apeks jantung. Diameter pulsasi kira-kira 2 cm, dengan
punctum maksimum di tengah-tengah daerah tersebut. Pulsasi timbul
pada waktu sistolis ventrikel. Bila ictus kordis bergeser ke kiri dan
melebar, kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri.
9
Palpasi
Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau
berdiri iktus terlihat didalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial
dari linea midclavicularis sinistra. Pada anak-anak iktus tampak pada
ruang interkostal IV. Denyutan nadi pada dada. Apabila di dada bagian
atas terdapat denyutan maka harus curiga adanya kelainan pada aorta.
Perkusi
Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung. Perkusi
jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi
pericardium dan aneurisma aorta.
Batas kiri jantung :
a. Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.
b. Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita
tetapkan sebagai batas jantung kiri.
c. Normal : Atas : ICS II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang
jantung) Bawah: ICS V kiri agak ke medial linea midklavikularis
kiri (tempat iktus)
Cara auskultasi
10
Auskultasi bunyi jantung dilakukan pada tempat-tempat sebagai berikut
a. Dengarkan BJ I pada :
2. Sistem Endokrin
11
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
3. Sistem Pendengaran
Inspeksi
12
Palpasi
a. Palpasi pada pinna seperti nyeri tekan, pembengkakan, nodulus.
Normalnya tak ada nyeri, pembengkakan maupun nodulus.
4. Sistem Reproduksi
Inspeksi
a. Keadaan umum, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan dalam, dan
pemeriksaan tambahan.
b. Inspeksi tentang status gizi : anemia, ikterus.
c. Kaji pola pernapasan (sianosis, dispnea).
d. Apakah terdapat edema, bagaimana bentuk dan tinggi badan, apakah
ada perubahan pigmentasi, kloasma gravidarum, striae alba, striae
lividae, striae nigra, hiperpigmentasi, dan areola mamma.
Palpasi
a. palpasi menurut Leopold I-IV
b. Ketuban, yaitu untuk mengetahui apakah sudah pecah atau belum
dan apakah ada ketegangan ketuban.
c. Bagian terendah janin, yaitu untuk mengetahui bagian apakah yang
terendah dari janin, penurunan bagian terendah, apakah ada
kedudukan rangkap, apakah ada penghalang di bagian bawah yang
dapat mengganggu jalannya persalinan.
d. Perabaan forniks, yaitu untuk mengetahui apakah ada bantalan
forniks dan apakah bagian janin masih dapat didorong ke atas.
Auskultasi
13
5. Sistem Perkemihan
Inspeksi
a. Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna,
kekeruhan dan ada/tidaknya sedimen.
b. Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan
hematuria, serta riwayat infeksi saluran kemih.
c. Inspeksi penggunaan condom catheter, folleys catheter, silikon
kateter atau urostomy atau supra pubik kateter.
d. Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik yang
terkait dengan sistem perkemihan.
Palpasi
a. Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih)
b. Untuk melakukan palpasi Ginjal Kanan: Posisi di sebelah kanan
pasien. Tangan kiri diletakkan di belakang penderita, paralel pada
costa ke-12, ujung cari menyentuh sudut costovertebral (angkat
untuk mendorong ginjal ke depan). Tangan kanan diletakkan
dengan lembut pada kuadran kanan atas di lateral otot rectus, minta
pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan
kanan dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal
di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri tekan ga). Pasien
diminta membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan
kanan, dan rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi.
c. Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri : Pindah di sebelah kiri
penderita, Tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari
belakan. Tangan kiri diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri
atas di lateral otot rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada
puncak inspirasi tekan tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus
14
aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan (normalnya
jarang teraba).
Perkusi
6.Sistem Pernapasan
Inspeksi
c. Inspeksi pada warna kulit dan kuku. Normalnya kulit sama dan
kuku tak sianosis.
15
Palpasi
a. Palpasi pada sekitar hidung. Keadaan normal tak ada nyeri dan massa
b. Palpasi pada pergerakan dada, massa, nyeri, tractile fremitu
(perawat berdiri dibelakang pasien, instruksikan pasien untuk
mengucapkan angka “77” atau “66” sambil melakukan perabaan
dengan kedua telapak tangan pada punggung pasien.)
Auskultasi
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan
adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh
dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan
mendengarkan (auskultasi) yang bertujuan untuk memperoleh atau
mengumpulkan serta mengidentifikasi data kesehatan klien atau pasien.
Salah satu pendekatan pengkajian dari pemeriksaan fisik adalah Pemeriksaan
per system. Pemeriksaan Per system adalah Pengkajian yang dilakukan
mencakup seluruh sistem tubuh, seperti : Sistem Cardiovaskuler, Endokrin,
Pendengaran, Reproduksi, Perkemihan, dan Penapasan. Informasi yang
didapat membantu untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu
mendapat perhatian khusus. Beberapa pengkajian yang diambil adalah
Sistem Cardiovaskuler yang meliputi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi.
Sistem Endokrin meliputi Inspeksi, Palpasi, Auskultasi. Sistem Pendengaran
meliputi Inspeksi dan Palpasi. Sistem Reproduksi meliputi Inspeksi, Palpasi,
Perkusi. Dan Sistem Pernapasan yang meliputi Inspeksi, Palpasi, Auskultasi,
dan Perkusi.
B. Saran
Bagi pembaca sebaiknya mengetahui dan memperdalam pemeriksaan fisik
per system.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://123dok.com/document/zp10mo7z-pemeriksaan-fisik-persistem.html
18