Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMERIKSAAN FISIK PERSISTEM


Disusun untuk memenuhi tugas KKPK 1

Dosen : Rusdah Diana .,S.ST

Disusun Oleh

KELOMPOK 2

Anggun Kusumaningrum

Linda Sari

Nova Anjalia

Nuur Hidayah

AKADEMI KEBIDANAN PERMATA HUSADA

SAMARINDA

TAHUN 2022 / 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan hidayah-Nya
serta makalah kami yang berjudul “Pemeriksaan Fisik Per Sistem” ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Dan makalah ini disusun guna untuk memenuhi
tugas Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan 1 yang dibimbing oleh Dosen Rusdah
Diana., S.ST

Dan penulis mengucapkan banyak terima kasih pada pihak teman dan semua
pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat menjadi inspirasi dan menjadi bermanfaat bagi pembaca.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca.

Samarinda, 25 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Tujuan..................................................................................................................4

BAB II...................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Pengertian Pemeriksaan......................................................................................6
B. Tujuan dan Prinsip Pemeriksaan Fisik................................................................6
C. Teknik Pemeriksaan Fisik....................................................................................7
1. Inspeksi...............................................................................................................................7
2. Palpasi................................................................................................................................7
3. Perkusi................................................................................................................................8
4. Auskultasi...........................................................................................................................8

D. Pemeriksaan Fisik Per sistem(Review of System / sistem tubuh)........................9


1. Sistem Cardiovaskuler.............................................................................................................9
2. Sistem Endokrin..............................................................................................................11
3. Sistem Pendengaran........................................................................................................12
4. Sistem Reproduksi...........................................................................................................13
5. Sistem Perkemihan................................................................................................................14

6.Sistem Pernapasan...................................................................................................15

BAB III................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................17
A. Kesimpulan........................................................................................................17
B. Saran..................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawat saat ini dituntut menguasai dan mengaplikasikan metode pendekatan
pemecahan masalah (problem solving approach) didalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Perawat harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan
mengkaji, merumuskan diagnosis keperawatan, memformulasikan rencana tindakan
keperawatan, dan membuat evaluasi. Pengkajian merupakan tahap yang paling utama
dalam proses keperawatan, dimana pada tahap ini perawat melakukan pengkajian data
yang diperoleh dari hasil wawancara/anamnesis, laporan teman sejawat, catatan
kesehatan lain dan hasil dari pengkajian fisik. Anamnesis keperawatan untuk
memperoleh data subjektif tentang kondisi klien dan pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh
pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.

Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh, mulai dari sistem


neurologis dan sampai pada muskuloskeletal. Teknik biasa digunakan seperti
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan
membantu dalam penegakkan diagnosis pasien. Beberapa tes akan dilakukan untuk
meyakinkan penyebab tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri dari
penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik.
Dalam praktiknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, frekuensi pernapasan, denyut
dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.

B. Tujuan
1. Umum
Mengetahui segala yang berhubungan dengan pemeriksaan fisik per sistem.

2. Khusus

a. Memahami pengertian pemeriksaan fisik.


b. Memahami tujuan pemeriksaan fisik.
c. Memahami teknik dan prinsip pemeriksaan fisik.
d. Mengerti hal yang perlu dilakukan.
e. Mengerti pemeriksaan fisik sistem
f. Mengerti evaluasi pemeriksaan fisik.

4
g. Mengerti dokumentasi pemeriksaan fisik.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara
melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi).

B. Tujuan dan Prinsip Pemeriksaan Fisik


Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan:

1. Untuk mengumpulkan dan memperoleh data dasar tentang kesehatan klien.


2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh
dalam riwayat keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan keperawatan.

Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan secara komprehensif.

Hal –hal yang harus dipertimbangkan yaitu:

1. Penjagaan kesopanan
2. Cara mengadakan hubungan dengan pasien
3. Pencahayaan dan lingkungan yang pasien
4. Tahap pertumbuhan /perkembangan pasien
5. Pencatatan data

6
6. Pengambilan tindakan yang sesuai dengan masalah klien
7. Pasien dalam posisi duduk /sesui jenis pemeriksaan

Hanya membuka bagian tubuh yang diperiksa, menutup bagian lain.

C. Teknik Pemeriksaan Fisik

Dilakukan dengan 4 cara ialah inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, yaitu :

1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang ada kuat diperlukan agar perawat
dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi
pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi,
simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh
satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat
struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.

2. Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan
jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data,
misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :


 Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.

7
 Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
 Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
 Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.

3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh
tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan)
dengan tujuan menghasilkan suara.
Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan
konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat
untuk menghasilkan suara.

Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :


 Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
 Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah
paru-paru pada pneumonia.
 Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah
jantung, perkusi daerah hepar.
 Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga
kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.

4. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan
stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan
bising usus.

8
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :
 Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran
halus pernafasan mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang,
kasar). Misalnya pada klien pneumonia, TBC.
 Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi
maupun saat ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien
batuk. Misalnya pada edema paru.
 Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase
inspirasi maupun ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
 Pleura Friction Rub : bunyi yang terdengar “kering” seperti suara
gosokan amplas pada kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan
pleura.

D. Pemeriksaan Fisik Per sistem(Review of System / sistem tubuh)


Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, seperti : Sistem
Cardiovaskuler, Endokrin, Pendengaran, Reproduksi, Perkemihan, dan
Penapasan. Informasi yang didapat membantu untuk menentukan sistem tubuh
mana yang perlu mendapat perhatian khusus.

1. Sistem Cardiovaskuler
 Inspeksi
Jantung, secara topografik jantung berada di bagian depan rongga
mediastinum. Dilakukan inspeksi pada prekordial penderita yang
berbaring terlentang atau dalam posisi sedikit dekubitus lateral kiri
karena apek kadang sulit ditemukan misalnya pada stenosis mitral. dan
pemeriksa berdiri disebelah kanan penderita. Pulsasi ini letaknya sesuai
dengan apeks jantung. Diameter pulsasi kira-kira 2 cm, dengan
punctum maksimum di tengah-tengah daerah tersebut. Pulsasi timbul
pada waktu sistolis ventrikel. Bila ictus kordis bergeser ke kiri dan
melebar, kemungkinan adanya pembesaran ventrikel kiri.

9
 Palpasi
Dalam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau
berdiri iktus terlihat didalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial
dari linea midclavicularis sinistra. Pada anak-anak iktus tampak pada
ruang interkostal IV. Denyutan nadi pada dada. Apabila di dada bagian
atas terdapat denyutan maka harus curiga adanya kelainan pada aorta.
 Perkusi
Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung. Perkusi
jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi
pericardium dan aneurisma aorta.
Batas kiri jantung :
a. Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.
b. Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita
tetapkan sebagai batas jantung kiri.
c. Normal : Atas : ICS II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang
jantung) Bawah: ICS V kiri agak ke medial linea midklavikularis
kiri (tempat iktus)

Batas Kanan jantung :

a. Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial.


b. Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak
jauh dari dinding depan thorak
c. Normal : Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang
interkostal III-IV kanan, di linea parasternalis kanan.
d. Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea
parasternalis kanan.

 Cara auskultasi

10
Auskultasi bunyi jantung dilakukan pada tempat-tempat sebagai berikut

a. Dengarkan BJ I pada :

- ICS IV line sternalis kiri (BJ I Tricuspidalis)

- ICS V line midclavicula/ICS III linea sternalis kanan (BJ I Mitral)


b. Dengarkan BJ II pada :

- ICS II linea sternalis kiri/ICS III linea sternalis kanan (BJ II


Pulmonal) Dengarkan BJ III (kalau ada)

- Terdengar di daerah mitral

- BJ III terdengar setelah BJ II dengan jarak cukup jauh, tetapi tidak


melebihi separo dari fase diastolik, nada rendah

- Pada anak-anak dan dewasa muda, BJ III adalah normal

- Pada orang dewasa/tua yang disertai tanda-tanda oedema/dipneu,


BJ III merupakan tanda abnormal.

- BJ III pada decomp. disebut Gallop Rythm.

Dari jantung yang normal dapat didengar lub-dub, lub-dub, lub-dub.


Lub adalah suara penutupan katup mitral dan katup trikuspid, yang menandai
awalsistole. Dub adalah suara katup aorta dan katup pulmonalis sebagai
tanda awal diastole. Pada suara dub, apabila pasien bernafas akan terdengar
suara yang terpecah.

2. Sistem Endokrin

11
Inspeksi

Inspeksi rambut. Hirsutism atau meningkatnya pertumbuhan rambut


pada wajah, tubuh, atau pubis merupakan salah satu penemuan
abnormal. Hal ini dapat ditemukan pada wanita menopause, gangguan
endokrin, dan terapi obat tertentu (kortikosteroid, androgenik).

Palpasi

Palpasi pada kelenjar tiroid (nodus/difus, pembesaran,batas,


konsistensi, nyeri, gerakan/perlengketan pada kulit), kelenjar limfe
(letak, konsistensi, nyeri, pembesaran), kelenjar parotis (letak,
terlihat/ teraba). Normalnya tidak teraba pembesaran gondok, tidak
ada nyeri, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri.

Auskultasi

Auskultasi pada daerah leher diatas tiroid dapat


mengidentifikasi bunyi "bruit“ karena turbulensi pada pembuluh
darah tiroid. Normalnya tidak ada bunyi.

3. Sistem Pendengaran
 Inspeksi

a. Inspeksi pada pinna (daun telinga) seperti ukuran, posisi, bentuk,


ditengah, pengeluaran cairan, alat bantu dengar dan liang telinga
(serumen/tanda-tanda infeksi). Normalnya :bentuk dan posisi
simetris kika, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat bantu dengar.

b. Inspeksi pada keutuhan selaput, translusen, warna pada akhir kanal.


Normalnya selaput utuh dan abu-abu seperti mutiara.

12
 Palpasi
a. Palpasi pada pinna seperti nyeri tekan, pembengkakan, nodulus.
Normalnya tak ada nyeri, pembengkakan maupun nodulus.

4. Sistem Reproduksi

 Inspeksi
a. Keadaan umum, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan dalam, dan
pemeriksaan tambahan.
b. Inspeksi tentang status gizi : anemia, ikterus.
c. Kaji pola pernapasan (sianosis, dispnea).
d. Apakah terdapat edema, bagaimana bentuk dan tinggi badan, apakah
ada perubahan pigmentasi, kloasma gravidarum, striae alba, striae
lividae, striae nigra, hiperpigmentasi, dan areola mamma.
 Palpasi
a. palpasi menurut Leopold I-IV
b. Ketuban, yaitu untuk mengetahui apakah sudah pecah atau belum
dan apakah ada ketegangan ketuban.
c. Bagian terendah janin, yaitu untuk mengetahui bagian apakah yang
terendah dari janin, penurunan bagian terendah, apakah ada
kedudukan rangkap, apakah ada penghalang di bagian bawah yang
dapat mengganggu jalannya persalinan.
d. Perabaan forniks, yaitu untuk mengetahui apakah ada bantalan
forniks dan apakah bagian janin masih dapat didorong ke atas.
 Auskultasi

Auskultasi untuk mengetahui bising usus, gerak janin dalam rahim,


denyut jantung janin, aliran tali pusat, aorta abdominalis, dan
perdarahan retroplasenter.

13
5. Sistem Perkemihan

 Inspeksi
a. Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna,
kekeruhan dan ada/tidaknya sedimen.
b. Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan
hematuria, serta riwayat infeksi saluran kemih.
c. Inspeksi penggunaan condom catheter, folleys catheter, silikon
kateter atau urostomy atau supra pubik kateter.
d. Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik yang
terkait dengan sistem perkemihan.

 Palpasi
a. Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih)
b. Untuk melakukan palpasi Ginjal Kanan: Posisi di sebelah kanan
pasien. Tangan kiri diletakkan di belakang penderita, paralel pada
costa ke-12, ujung cari menyentuh sudut costovertebral (angkat
untuk mendorong ginjal ke depan). Tangan kanan diletakkan
dengan lembut pada kuadran kanan atas di lateral otot rectus, minta
pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan
kanan dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal
di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri tekan ga). Pasien
diminta membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan
kanan, dan rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi.
c. Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri : Pindah di sebelah kiri
penderita, Tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari
belakan. Tangan kiri diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri
atas di lateral otot rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada
puncak inspirasi tekan tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus

14
aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan (normalnya
jarang teraba).
 Perkusi

Untuk pemeriksaan ketok ginjal prosedur tambahannya dengan


mempersilahkan penderita untuk duduk menghadap ke salah satu sisi,
dan pemeriksa berdiri di belakang penderita. Satu tangan diletakkan
pada sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra torakalis 12 dan
lumbal 1 dan memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal
kanan). Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra kanan setinggi
vertebra torakalis 12 dan lumbal 1 dan memukul dengan sisi ulnar
dengan kepalan tangan (ginjal kiri). Penderita diminta untuk
memberiksan respons terhadap pemeriksaan bila ada rasa sakit.

6.Sistem Pernapasan
 Inspeksi

a. Inspeksi pada rongga, hidung (sekret, sumbatan, pendarahan),


dan tanda-tanda infeksi. Keadaan normal, tidak ada sumbatan,
perdarahan dan tanda-tanda infeksi.

b. Inspeksi pada kesimetrisan, gerakan nafas (frekuensi, irama,


kedalaman, dan penggunaan otot-otot bantu pernafasan),
edema, ukuran dada. Normalnya tidak ada tanda-tanda distress
pernapasandan tidak ada pembengkakan/penonjolan/edema,
rasio anteroposterior (AP(pojok)) dengan diameter
lateral/tranversal (T) berkisar 1:2 sampai 5:7 (tergantung dari
cairan tubuh klien), dan simetris.

c. Inspeksi pada warna kulit dan kuku. Normalnya kulit sama dan
kuku tak sianosis.

15
 Palpasi

a. Palpasi pada sekitar hidung. Keadaan normal tak ada nyeri dan massa
b. Palpasi pada pergerakan dada, massa, nyeri, tractile fremitu
(perawat berdiri dibelakang pasien, instruksikan pasien untuk
mengucapkan angka “77” atau “66” sambil melakukan perabaan
dengan kedua telapak tangan pada punggung pasien.)
 Auskultasi

Auskultasi padasuara nafas, trakea, bronkus, paru. (dengarkan


dengan menggunakan stetoskop di lapang paru kika, di RIC 1 dan
2, di atas manubrium dan di atas trakea). Normalnya bunyi napas
vesikuler, bronkovesikuler, brokial, trakeal.
 Perkusi

Perkusi pada paru, eksrusi diafragma. Normanya resonan (“dug


dug dug”), jika bagian padat lebih daripada bagian udara=pekak
(“bleg bleg bleg”), jika bagian udara lebih besar dari bagian
padat=hiperesonan (“deng deng deng”), batas jantung=bunyi
rensonan hilang>>redup.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan
adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh
dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan
mendengarkan (auskultasi) yang bertujuan untuk memperoleh atau
mengumpulkan serta mengidentifikasi data kesehatan klien atau pasien.
Salah satu pendekatan pengkajian dari pemeriksaan fisik adalah Pemeriksaan
per system. Pemeriksaan Per system adalah Pengkajian yang dilakukan
mencakup seluruh sistem tubuh, seperti : Sistem Cardiovaskuler, Endokrin,
Pendengaran, Reproduksi, Perkemihan, dan Penapasan. Informasi yang
didapat membantu untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu
mendapat perhatian khusus. Beberapa pengkajian yang diambil adalah
Sistem Cardiovaskuler yang meliputi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi.
Sistem Endokrin meliputi Inspeksi, Palpasi, Auskultasi. Sistem Pendengaran
meliputi Inspeksi dan Palpasi. Sistem Reproduksi meliputi Inspeksi, Palpasi,
Perkusi. Dan Sistem Pernapasan yang meliputi Inspeksi, Palpasi, Auskultasi,
dan Perkusi.

B. Saran
Bagi pembaca sebaiknya mengetahui dan memperdalam pemeriksaan fisik
per system.

17
DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Arafah, F. Fadli and M. Mansyur, "Pengetahuan Perawat Dalam Melakukan


Pemeriksaan Fisik pada kasus Cardiovaskuler," Vol 1 No 1 (2021):JPKK, vol. 1, no. Vol 1
No 1 (2021):JPKK, p. 6, 2021.

[2] J. Delima, "Scrib.d," May 2013. [Online]. Available:


https://www.scribd.com/doc/177460263/MAKALAH-Pemeriksaan-Fisik-Persistem.
[Accessed May 2013].

[3] I. T. Rahman, "Scrib.d.com," scribd.d.com, [Online]. Available:


https://www.scribd.com/doc/288267514/Pemeriksaan-Fisik-Persistem.

[4] D. R. Fadli, "Halodoc.com," Halodoc, 1 April 2020. [Online]. Available:


https://www.halodoc.com/artikel/inilah-pemeriksaan-fisik-per-sistem-tubuh-yang-
harus-diketahui. [Accessed 1 April 2020].

[5] Y. Saputra, "Scribd.com," [Online]. Available:


https://www.scribd.com/doc/97187906/Pemeriksaan-Fisik-Per-Sistem.

[6] D. Novianti06, "Pemeriksaan fisik Persistem," [Online]. Available:


https://www.scribd.com/document/432714539/pemeriksaan-fisik-persistem.

https://123dok.com/document/zp10mo7z-pemeriksaan-fisik-persistem.html

18

Anda mungkin juga menyukai