DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Rindiyani (206121006)
2. Komala (206121010)
3. Kusuma Dewi Arimbi (206121014)
D3 KEBIDANAN
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keterampilan Klinik Praktik
Kebidanan 2 tentang ” Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan & Sistem Pendengaran ”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah dikemudian hari.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
1. Batasan Depresi........................................................................................................................6
BAB III...............................................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................................17
3.1 SIMPULAN..............................................................................................................................17
3.2 SARAN.....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
7. Dapat mendemonstrasikan pemeriksaan fisik pada ibu hamil, ibu nifas, ibu bersalin, dan
bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman. Inspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu
pasien. Suatu gambaran atau kesan umum mengenai keadaan kesehatan yang di
bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu inspeksi local yang berfokus pada
suatu system tunggal atau bagian dan biasanya mengguankan alat khusus seperto
optalomoskop, otoskop, speculum dan lain-lain. (Laura A.Talbot dan Mary
Meyers, 1997) Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat
bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan (mata atau kaca pembesar).
(Dewi Sartika, 2010).
Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna,
bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan/pembengkakan.setelah inspeksi
perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian
tubuh lainnya.
2. Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan
meletakkan tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. Laura
A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba ; tangan
dan jari-jari, untuk mendeterminasi ciri2 jaringan atau organ seperti: temperatur,
keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban dan penonjolan.(Dewi Sartika,2010). Hal
yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, vibrasi, pertumbuhan
atau massa, edema, krepitasi dan sensasi.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh unutk
menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam membantu penentuan densitas,
lokasi, dan posisi struktur di bawahnya.(Laura A.Talbot dan Mary Meyers, 1997).
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh
tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan
menghasilkan suara, yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan
konsistensi jaringan. Dewi Sartika, 2010).
4. Auskultasi
Auskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh
bermacam-macam organ dan jaringan tubuh.(Laura A.Talbot dan Mary Meyers,
1997).
Auskultasi Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat
yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung,
suara nafas, dan bising usus.(Dewi Sartika, 2010).
2. Prinsip Dasar
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan
membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala
dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara sistematis tersebut
disebut teknik Head to Toe. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test
neurologi. Dalam Pemeriksaan fisikdaerah abdomen pemeriksaan dilakukan dengan
sistematis inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis
dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang
mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan
penyebab tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara
umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan
suhu, denyut dantekanan darah selalu dilakukan pertama kali.
3. Anamnesa
Salah satu keterampilan yang paling penting saat berhadapan dengan pasien
adalah kemampuan anamnesa dan melakukan pemeriksaan fisik, sehingga bisa
menyingkirkan different diagnosis (dd) yang kemudian menegakkan diagnosis.
Ketidakmampuan dalam mencari informasi ketika meng-anamnesa pasien membuat kita
tidak bisa menentukan pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk menyingkirkan different
diagnosis. Kesalahan mendiagnosis juga berarti kesalahan melakukan terapi yang tepat.
Perlu diingat lagi bahwa keterampilan anamnesa sudah memenuhi 70% dalam penegakan
diagnosis. Untuk itu buat kita yang bekerja di perifer dengan keterbatasan alat
pemeriksaan penunjang, ada baiknya mempelajari lagi bagaimana menganamnesa pasien
yang baik dan bagaimana melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk
menyingkirkan different diagnosis.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika melakukan anamnesa kepada pasien
adalah sebagai berikut:
Persiapan alat :
a) Stetoskop
b) Penggaris centimeter
c) Pensil penada
Prosedur pelaksanaan :
10
- Perkusi: paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan bandingkan satu sisi
dengan satu sisi lain pada tinggi yang sama dengan pola berjenjang sisi ke
sisi).
- Normal: resonan (“dug dug dug”), jika bagian padat lebih daripada bagian
udara=pekak (“bleg bleg bleg”), jika bagian udara lebih besar dari bagian
padat=hiperesonan (“deng deng deng”), batas jantung=bunyi rensonan----
hilang>>redup.
- Auskultasi: suara nafas, trachea, bronchus, paru. (dengarkan dengan
menggunakan stetoskop di lapang paru kika, di RIC 1 dan 2, di atas
manubrium dan di atas trachea)
- Normal: bunyi napas vesikuler, bronchovesikuler, brochial, tracheal.
Tujuan :
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi
pendengaran.
Persiapan Alat :
Prosedur Pelaksanaan :
a. Pemeriksaan Rinne
Pegang agrpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak atau
buku jari tangan yang berlawanan.
Letakkan tangkai garpu tala pada prosesus mastoideus klien.
Anjurkan klien untuk memberi tahu pemeriksa jika ia tidak
merasakan getaran lagi.
Angkat garpu tala dan dengan cepat tempatkan di depan lubang
telinga klien 1-2 cm dengan posisi garpu tala parallel terhadap
lubang telinga luar klien.
Instruksikan klien untuk member tahu apakah ia masih
mendengarkan suara atau tidak.
Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut.
b. Pemeriksaan Webber
Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak atau
buku jari yang berlawanan.
Letakkan tangkai garpu tala di tengah puncak kepala klien.
Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada
kedua telinga atau lebih jelas pada salah satu telinga.
Catat hasil pemeriksaan dengan pendengaran tersebut.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada
setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan
perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi
pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan
Perry, 2005).
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/31426615/Makalah_Kelompok_9
https://www.academia.edu/12672900/Makalah_pemeriksaan_fisik
14