Disusun oleh:
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik
yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep adalah keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek benda, suatu
peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide,
pandangan atau keyakinan.
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep / defnisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena
dengan menentukan hbungan spesifik antara konsep-konsep tersebutdengan maksud
untuk menguraikan, menerangkan, meramalakan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai pedoman dalam penelitian.
Ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan,
yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori-teori ini ke dalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik
keperwatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan,
serta menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan. Pola
konsep di definisikan seperti pebentukan tingkah laku yag terjadi secara berangkai.
"Pola Fungsional Kesehatan (cara hidup) klien, apakah pribadi keluarga atau
masyarakan, berkembangan dari interaksi klien-lingkungan. Masing-masing pola adalah
penjabaran dari gabungan biopsikososial. Tidak satupun pola yang dimengerti tanpa
mengetahui pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor biologi,
perkembangan. budaya, sosial, dan spiritual" (Gordon, 1994:318)
1
3. Untuk mengetahui 11 macam pola fungsional gordon.
4. Untuk mengetahui macam-macam alat pemeriksaan fisik.
5. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan fisik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan Physical Examination
1. Jelaskan prosedur pemeriksaan fisik yang akan dilakukan pada klien (untuk keperluan
tanggung gugat dan tanggung jawab).
2. Gunakan pendekatan pemeriksaan fisik berupa "head to toe" atau dengan pemeriksaan
sistem tubuh.
3. Gunakan pendekatan pemeriksaan fisik mulai dari arah luar tubuh kearah dalam
tubuh.
4. Gunakan pendekatan pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik pemeriksaan
yang dimulai dari daerah yang mengalami kelainan (abnormal) ke daerah yang tidak
mengalami kelainan (normal).
5. Lakukan pengamatan terhadap kesimetrisan pada daerah- daerah yang dilakukan
pemeriksaan fisik.
6. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik, biasakan pemeriksa berdiri di sebelah kanan
klien.
7. Perhatikan pencahayaan yang tepat, suhu dan suasana ruangan yang nyaman, bagian
tubuh yang sedang diperiksa tidak tertutup baju atau selimut, dan jaga privacy klien.
8. Lakukan pendokumentasian yang tepat setelah melakukan pemeriksaan.
1. Persepsi-Managemen Kesehatan
3
Menggambarkan penjelasan pribadi klien mengenai kesehatan dan kesejahteraan,
bagaimana klien mengelola kesehatannya dan pengetahuan tentang praktik
pencegahan. Komponen pengkajiannya meliputi :
Menggambarkan pola makan dan minum klien sehari-hari atau dalam jangka waktu
seminggu. Komponen pengkajiannya meliputi:
3. Pola Eliminasi
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, liburan dan rekreasi, kemampuan untuk dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari. Komponen pengkajiannya meliputi :
4
a. Pola latihan fisik (sebutkan jenisnya, frekuensi, durasi)
b. Kemampuan dalam aktivitas yang dilakukan sehari-hari
c. Waktu luang untuk rekreasi (sebutkan jenisnya, waktu)
d. Kemampuan perawatan diri:
AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat
tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Keterangan:
Mandiri = 0
Alat bantu = 1
Bantuan orang lain = 2
Bantuan orang lain dan alat = 3
Tergantung/ tidak mampu = 4
5
Komponen pengkajiannya meliputi:
c. Kemampuan ingatan
6. Pola Istirahat-Tidur
a. Pola tidur dalam sehari (frekuensi, durasi, waktu, ada atau tidak gangguan yang
dialami).
b. Aktivitas istirahat yang dilakukan (sebutkan jenisnya, waktu, durasi)
c. Pola emosional
6
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien,pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya
rumah, tingkah laku yang passive/agresif terhadap orang lain, masalah keuangan.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Adapun alat-alat yang diperlukan saat melakukan pemeriksaan fisik yaitu: sarung
tangan, meteran, masker, sudip lidah, lidi kapas, peniti steril, penggaris, timbangan,
penlight, stetoskop, sneillen chart, spignomanometer, gelas specimen, reflek hamer,
otoskop, oftalmoskop, cairan lubrikan, nasal speculum, dan disposable vagina spekulum.
Ada empat teknik pemeriksaan fisik yang biasa digunakan antara lain: inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultasi.
1. Inspeksi
Contoh hasil pemeriksaan fisik dengan teknik inspeksi yaitu: Nn. N. 18 tahun,
dibawa ke IGD dengan intoksikasi baygon karena tidak lulus UAN. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik dengan teknik inspeksi: Keadaan umum lemah, kesadaran
somnolen, pernafasan cuping hidung, mukosa bibir kering, mulut berbusa, bibir
sianosis, terlihat menggunakan otot bantu pernafasan.
2. Palpasi
8
mengetahui temperatur tubuh, sebaiknya pemeriksa menggunakan kepekaan
punggung tangan. Data yang bisa didapat dengan teknik palpasi antara lain: krepitasi
(pada dada), temperature tubuh, vibrasi (pada punggung dan dada), kelembaban kulit,
tekstur kulit, dan elastisitas kulit.
Contoh hasil pemeriksaan fisik dengan teknik palpasi: Tn. K, 45 tahu, dengan
diagnosa medis Empisema Subkutan. Klien mengeluh sesak, nyeri saat bernafas, dan
mengeluh tidak nyaman di dadanya. Hasil pemeriksaan fisik denga teknik pal- pasi:
Krepitasi (+) pada pulmo dekstra lateral, vibrasi lebih kuat pada dada sebelah kanan.
3. Perkusi
Contoh hasil pemeriksaan fisik dengan teknik perkusi: Ny. M, 34 tahun, dengan
diagnosa medis Gastroenteritis (GE), saat dilakukan pengkajian klien mengeluh
kembung. Hasil pemeriksaan fisik dengan teknik perkusi: timpani (+) kuadran kanan
bawah, dullness (+) kuadran kanan atas.
9
4. Auskultasi
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pola Gordon merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah – masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995), meliputi pengumpulan data, karakteristik
data, informasi yang diperlukan, sumber data dan analisa data. Dokumentasi
keperawatan pola Gordon terdiri dari 11 pola : pola aktivitas dan latihan, pola istirahat
dan tidur, pola nutrisi, pola eliminasi, pola kognitif – perceptual, pola konsep diri, pola
koping, pola seksualitas – reproduksi, pola peran – hubungan, pola nilai dan
kepercayaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12