Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODELOGI

“KONSEP ASPEK ATAU PENDEKATAN PHYSICAL EXAMINATION(PE)


BERDASARKAN 11 POLA FUNGSI KESEHATAN GORDON”
Dosen Pengampu: Theresia Avila Kurnia, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh:

1. Alma Aulia Siskia NIM: P07120122004


2. Hijri Prihartini NIM:P07120122021
3. Ilyas Restu Mulana NIM: P07120122025
4. Lolita Intary NIM:P07120122029
5. Meylinda Hasni NIM: P07120122032
6. Miftahul Ulla NIM: P07120122033
7. Ni Wayan Novi Sugiantini NIM: P07120122038
8. Ratih Kartika Putri NIM: P07120122041

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM


DIPLOMA TIGA (D.III) KEPERAWATAN MATARAM
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya sehingga
makalah ini yang berjudul “Konsep Aspek Atau Pendekatan Physical Examination (P.E)
Berdasarkan 11 Pola Fungsi Kesehatan Gordon” dapat terselesaikan. Dalam penyusunan
makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan
pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara
langsung merupakan suatu dorongan yang positif bagi kami ketika menghadapi hambatan-
hambatan dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.

Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik
yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.

Mataram, 14 Februari 2023

Kelompok

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar belakang...........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 Pengertian Pendekatan Physical Examination(PE)...................................................3

2.2 Prisip Dasar Pemeriksaan Fisik................................................................................3

2.3 11 Pola Fungsional Gordon......................................................................................3

2.4 Alat-Alat Pemerisaan Fisik.......................................................................................9

2.5 Teknik Pemeriksaan Fisik.........................................................................................9

BAB III PENUTUP...........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Konsep adalah keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek benda, suatu
peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide,
pandangan atau keyakinan.

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep / defnisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena
dengan menentukan hbungan spesifik antara konsep-konsep tersebutdengan maksud
untuk menguraikan, menerangkan, meramalakan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai pedoman dalam penelitian.
Ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan,
yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori-teori ini ke dalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik
keperwatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan,
serta menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan. Pola
konsep di definisikan seperti pebentukan tingkah laku yag terjadi secara berangkai.

"Pola Fungsional Kesehatan (cara hidup) klien, apakah pribadi keluarga atau
masyarakan, berkembangan dari interaksi klien-lingkungan. Masing-masing pola adalah
penjabaran dari gabungan biopsikososial. Tidak satupun pola yang dimengerti tanpa
mengetahui pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor biologi,
perkembangan. budaya, sosial, dan spiritual" (Gordon, 1994:318)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pendekatan Physical Examination (P.E)?


2. Apa saja prinsip dasar pemeriksaan fisik?
3. Apa saja 11 macam pola fungsional gordon?
4. Apa saja alat-alat pemeriksaan fisik?
5. Apa saja teknik pemeriksaan fisik?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Pendekatan Physical Examination (P.E)


2. Untuk menegetahui prinsip dasar pemeriksaan fisik.

1
3. Untuk mengetahui 11 macam pola fungsional gordon.
4. Untuk mengetahui macam-macam alat pemeriksaan fisik.
5. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan fisik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan Physical Examination

Pemeriksaaan fisik merupakan tindakan berkelanjutan yang da pat mengidentifikasi


berbagai macam data yang dibutuhkan perawat sebagai data dasar klien. Pengumpulan
data dapat berupa data subjektif/pernyataan klien, keluarga atau tim medis yang
kemudian dipersepsikan oleh perawat saat proses anamnesa berlangsung. Data lain dapat
berupa data objektif yang didapat melalui pengamatan (inspeksi), perabaan (palpasi),
pengetukan (perkusi), dan pendengaran (auskultasi). Teknik pemeriksaan fisik ini bisa
digunakan secara keseluruhan ataupun tidak tergantung bagian tubuh yang dilakukan
pemeriksaan.

2.2 Prinsip Dasar Pemeriksaan Fisik

Prinsip-Pinsip dasar pemeriksaan fisik:

1. Jelaskan prosedur pemeriksaan fisik yang akan dilakukan pada klien (untuk keperluan
tanggung gugat dan tanggung jawab).
2. Gunakan pendekatan pemeriksaan fisik berupa "head to toe" atau dengan pemeriksaan
sistem tubuh.
3. Gunakan pendekatan pemeriksaan fisik mulai dari arah luar tubuh kearah dalam
tubuh.
4. Gunakan pendekatan pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik pemeriksaan
yang dimulai dari daerah yang mengalami kelainan (abnormal) ke daerah yang tidak
mengalami kelainan (normal).
5. Lakukan pengamatan terhadap kesimetrisan pada daerah- daerah yang dilakukan
pemeriksaan fisik.
6. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik, biasakan pemeriksa berdiri di sebelah kanan
klien.
7. Perhatikan pencahayaan yang tepat, suhu dan suasana ruangan yang nyaman, bagian
tubuh yang sedang diperiksa tidak tertutup baju atau selimut, dan jaga privacy klien.
8. Lakukan pendokumentasian yang tepat setelah melakukan pemeriksaan.

2.3 11 Macam Pola Fungsional Gordon

1. Persepsi-Managemen Kesehatan

3
Menggambarkan penjelasan pribadi klien mengenai kesehatan dan kesejahteraan,
bagaimana klien mengelola kesehatannya dan pengetahuan tentang praktik
pencegahan. Komponen pengkajiannya meliputi :

a. Pola kesehatan dan kesejahteraan yang dirasakan


b. Pengetahuan tentang gaya hidup dan hubungannya dengan kesehatan
c. Pengetahuan tentang tindakan pencegahan
d. Kepatuhan pada program keperawatan dan medis
e. Frekuensi kunjungan ke penyedia layanan kesehatan dan kepatuhan terapi di
rumah.

2. Pola Nutrisi - Metabolik 

Menggambarkan pola makan dan minum klien sehari-hari atau dalam jangka waktu
seminggu. Komponen pengkajiannya meliputi:

a. Pola kebiasaan asupan makanan dan minuman (frekuensi, waktu, porsi)


b. Jenis asupan makanan dan minuman
c. Berat badan saat ini, peningkatan atau penurunan berat badan, IMT (Indeks Massa
Tubuh)
d. Selera makan, jenis makanan dan minuman yang disukai, jenis makanan atau
minuman yang tidak disuka.

3. Pola Eliminasi

Menggambarkan pola ekskresi (usus, kandung kemih dan kulit). Komponen


pengkajiannya meliputi :

a. Pola defekasi, perubahan (adanya gangguan atau tidak, frekuensi, jumlah,


konsistensi, warna, waktu)
b. Pola eliminasi urine, perubahan (adanya gangguan atau tidak, frekuensi, jumlah,
warna, bau, waktu)
c. Penggunaan alat bantu saat eliminasi
d. Penggunaan obat-obatan

4. Pola Latihan - Aktivitas

Menggambarkan pola latihan, aktivitas, liburan dan rekreasi, kemampuan untuk dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari. Komponen pengkajiannya meliputi :

4
a. Pola latihan fisik (sebutkan jenisnya, frekuensi, durasi)
b. Kemampuan dalam aktivitas yang dilakukan sehari-hari
c. Waktu luang untuk rekreasi (sebutkan jenisnya, waktu)
d. Kemampuan perawatan diri:

AKTIVITAS 0 1 2 3 4

Mandi

Berpakaian

Eliminasi

Mobilisasi ditempat
tidur

Pindah

Ambulasi

Naik tangga

Keterangan:
Mandiri = 0
Alat bantu = 1
Bantuan orang lain = 2
Bantuan orang lain dan alat = 3
Tergantung/ tidak mampu = 4

5. Pola Kognitif Perseptual

Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi


pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasinya
terhadap tubuh. Sedangkan polakognitif didalamnya mengandung kemampuan daya
ingat klien terhadap peristiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan
kemampuan orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan nama (orang, atau benda
yang lain). Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan
untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10, pemakaian alat bantu dengar, melihat,
kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah
gangguan penglihatan, pendengaran, persepsi sensori (nyeri), penciuman.

5
Komponen pengkajiannya meliputi:

a. Penglihatan, pendengaran, pengecap, perasa

b. Kecakapan bahasa dan bahasa yang digunakan sehari-hari

c. Kemampuan ingatan

d. Kemampuan mengambil keputusan

6. Pola Istirahat-Tidur

Menggambarkan pola tidur, istirahat dan relaksasi. Komponen pengkajiannya


meliputi:

a. Pola tidur dalam sehari (frekuensi, durasi, waktu, ada atau tidak gangguan yang
dialami).
b. Aktivitas istirahat yang dilakukan (sebutkan jenisnya, waktu, durasi)

7. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri

Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.


Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide
diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia
akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manusia
juga sebagai makhluk bio-psiko-sosio-kultural spiritual dan dalam pandangan secara
holistic. Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri, dampak sakit
terhadap diri, kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal, ekspresi wajah,
merasa tak berdaya, gugup/relaks.

Komponen pengkajiannya meliputi:

a. Sikap terhadap diri sendiri, perasaan berharga

b. Persepsi terhadap kemampuan

c. Pola emosional

d. Citra tubuh, identitas diri

8. Pola Peran Dan Hubungan

6
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien,pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya
rumah, tingkah laku yang passive/agresif terhadap orang lain, masalah keuangan.

Komponen pengkajiannya meliputi :

a. Pola hubungan dengan keluarga atau teman

b. Tanggung jawab dalam melaksanakan perannya

c. Kepuasan terhadap hubungan dan tanggung jawab

9. Pola Reproduksi/Seksual

Menggambarkan pola kepuasan dan ketidakpuasan seksual klien, pola reproduksi


klien, masalah pre dan post menopouse. Komponen pengkajiannya meliputi:

a. Pola menstruasi (awal mendapat menstruasi, waktu menstruasi, lama


menstruasi, jumlah, gangguan yang dialami selama menstruasi).
b. Masalah pramenstruasi dan pasca menstruasi.
c. Reproduksi (status pernikahan, jumlah anak, pernah mengikuti KB atau tidak).
d. Kepuasan terhadap hubungan seksual dan identitas seksual.
e. Pola dan masalah menopouse.

10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres)

Menggambarkan pola koping klien dalam menangani stres, sumber dukungan,


efektifitas pola koping yang klien miliki dalam mentoleransi stres. Komponen
pengkajiannya meliputi:

a. Kemampuan mengatasi stres


b. Pengetahuan tentang toleransi stres
c. Sumber pendukung klien
d. Jumlah peristiwa hidup yang penuh dengan stres dalam satu tahun terakhir.

11. Pola keyakinan Dan Nilai

Menggambarkan pola nilai, kepercayaan (termasuk aktivitas keagamaan), dan


tujuan yang mempengaruhi pilihan dan keputusan klien. Komponen pengkajiannya
meliputi :

a. Nilai, tujuan dan keyakinan (ungkapkan persepsi dari klien)


7
b. Aktivitas spiritual (agama, kegiatan ibadah yang dilakukan)
c. Konflik nilai yang dirasakan

2.4 Alat-Alat Pemeriksaan Fisik

Adapun alat-alat yang diperlukan saat melakukan pemeriksaan fisik yaitu: sarung
tangan, meteran, masker, sudip lidah, lidi kapas, peniti steril, penggaris, timbangan,
penlight, stetoskop, sneillen chart, spignomanometer, gelas specimen, reflek hamer,
otoskop, oftalmoskop, cairan lubrikan, nasal speculum, dan disposable vagina spekulum.

2.5 Teknik Pemeriksaan Fisik

Ada empat teknik pemeriksaan fisik yang biasa digunakan antara lain: inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultasi.

1. Inspeksi

Inspeksi merupakan teknik pemeriksaan fisik yang mengutamakan kemampuan


pengamatan pemeriksa. Data didapatkan atas hasil pengamatan dengan melihat
kesimetrisan suatu area tubuh, perubahan warna, adanya lesi sampai luka atau
perubahan-perubahan yang sifatnya patologis pada daerah tubuh yang diperiksa.

Contoh hasil pemeriksaan fisik dengan teknik inspeksi yaitu: Nn. N. 18 tahun,
dibawa ke IGD dengan intoksikasi baygon karena tidak lulus UAN. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik dengan teknik inspeksi: Keadaan umum lemah, kesadaran
somnolen, pernafasan cuping hidung, mukosa bibir kering, mulut berbusa, bibir
sianosis, terlihat menggunakan otot bantu pernafasan.

2. Palpasi

Palpasi merupakan teknik pemeriksaan fisik yang mengandalkan kepekaan tangan


pemeriksa terhadap daerah pemeriksaan. Kedua telapak tangan pemeriksa secara
anatomi fisiologi memiliki persarafan yang sangat banyak (peka) dan membantu saat
melakukan pemeriksaan dengan teknik palpasi.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencapai keberhasilan


penggunaan teknik palpasi yaitu: untuk mengetahui tekstur kuli sebaiknya pemeriksa
menggunakan ujung- -ujung jari, untuk menentukan letak dan posisi suatu organ dapat
dilakukan dengan menggunakan dua tangan: satu tangan untuk merasakan bagian
yang dipalpasi dan tangan lainnya melakukan penekanan ke bawah (bimanual), untuk

8
mengetahui temperatur tubuh, sebaiknya pemeriksa menggunakan kepekaan
punggung tangan. Data yang bisa didapat dengan teknik palpasi antara lain: krepitasi
(pada dada), temperature tubuh, vibrasi (pada punggung dan dada), kelembaban kulit,
tekstur kulit, dan elastisitas kulit.

Contoh hasil pemeriksaan fisik dengan teknik palpasi: Tn. K, 45 tahu, dengan
diagnosa medis Empisema Subkutan. Klien mengeluh sesak, nyeri saat bernafas, dan
mengeluh tidak nyaman di dadanya. Hasil pemeriksaan fisik denga teknik pal- pasi:
Krepitasi (+) pada pulmo dekstra lateral, vibrasi lebih kuat pada dada sebelah kanan.

3. Perkusi

Perkusi merupakan tindakan pemeriksaan fisik yang mengutamakan kemampuan


keterampilan membedakan suara hasil ketukan tangan pemeriksa pada daerah
pemeriksaan. Melalui Perkusi.

Perkusi merupakan tindakan pemeriksaan fisik yang mengutamakan kemampuan


keterampilan membedakan suara hasil ketukan tangan pemeriksa pada daerah
pemeriksaan. Melalui teknik perkusi akan dihasilkan bunyi yang berbeda-beda,
Teknik Pemeriksaan Fisik cara spesifik menunjukkan kondisi organ yang dilakukan
pengetukan. Teknik perkusi yang dilakukan adalah teknik perkusi langsung dan tidak
langsung.

Perkusi langusng merupakan teknik perkusi dengan menggunakan tangan


pemeriksa tanpa menggunakan bantalan terlebih dahulu. Perkusi jenis ini dilakukan
pada pemeriksaan sinus pada daerah wajah (frontal, spenoidalis, maksilaris, dan
etmoidalis). Perkusi tidak langsung dilakukan dengan menggunakan tangan dominan
pemeriksa sebagai pengetuk dan tangan non dominan sebagai bantalan. Perkusi jenis
ini seringkali dilakukan saat pemeriksaan fisik pada daerah dada, punggung, hepar
dan abdomen. Bunyi yang dapat dihasilkan melalui perkusi antara lain: resonan
(intensitas sedang), hiperesonan (intensitas tinggi/nyaring) pada daerah paru. Timpani
(nyaring seperti drum) dan dulnes (intensitas sedang) pada daerah abdomen.

Contoh hasil pemeriksaan fisik dengan teknik perkusi: Ny. M, 34 tahun, dengan
diagnosa medis Gastroenteritis (GE), saat dilakukan pengkajian klien mengeluh
kembung. Hasil pemeriksaan fisik dengan teknik perkusi: timpani (+) kuadran kanan
bawah, dullness (+) kuadran kanan atas.

9
4. Auskultasi

Auskultasi merupakan teknik pemeriksaan fisik dengan mengandalkan kepekaan


mendengar bunyi yang dihasilkan organ dalam melalui bantuan alat pemeriksaan fisik
stetoskop. Data yang bisa didapat dengan menggunakan teknik auskultasi antara lain:
pada daerah paru (ronchi, krakels, wheezing, vesikuler, bronkovesikuler, dan
bronkial), pada daerah jantung (gallops, murmur), dan pada daerah abdomen (bising
usus).

10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Pola Gordon merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah – masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995), meliputi pengumpulan data, karakteristik
data, informasi yang diperlukan, sumber data dan analisa data. Dokumentasi
keperawatan pola Gordon terdiri dari 11 pola : pola aktivitas dan latihan, pola istirahat
dan tidur, pola nutrisi, pola eliminasi, pola kognitif – perceptual, pola konsep diri, pola
koping, pola seksualitas – reproduksi, pola peran – hubungan, pola nilai dan
kepercayaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fitriyani, N., & Ns, M. K. (2020). Modul Praktikum Metodologi Keperawatan.


Indonesia, P. P. N. (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI
Hidayati, R. (2019). Teknik Pemeriksaan Fisik. Jakad Media Publishing.
Novieastari, E., Ibrahim, K., Ramdaniati, S., & Deswani, D. (Eds.). (2019). Fundamentals
of Nursing Vol 1-9th Indonesian Edition. Elsevier (Singapore) Pte Limited.
Nuryanti, A. (2020). Uji Coba Instrumen Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah
Berbasis Pola Fungsional Kesehatan Gordon. Jurnal Keperawatan, 9(2), 1-10.
Rukmi, D. K., Dewi, S. U., Pertami, S. B., Agustina, A. N., Carolina, Y., Wasilah, H.,... &
Lubbna, S. (2022). Metodologi Proses Asuhan Keperawatan. Yayasan Kita Menulis.

12

Anda mungkin juga menyukai