Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 3 SISTEM KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI

MODUL 1 STRUKTUR DAN FUNGSI JANTUNG

Disusun oleh : Kelompok 1

Muhammad Reza Pahlevi (1910016002)

Mary Priscilla Faren (1910016023)

Alifia Bilqis Husnunhaifa (1910016030)

Affan Aswin (1910016037)

Qonita Yaumil Maghfiroh (1910016044)

Nainingsih Indar Zakiyati (1910016049)

La Ode Muhammad Sakaum M. (1910016071)

Salsabilla Ash Shugra (1910016083)

Nabilah Agil Salsabila Sanduan (1910016090)

Adji Naufal Ezra Ghifari (1910016093)

Nur Fauziah Nabilah (1910016097)

Gabriel Frisky Kandenapa (1810015054)

Tutor :

dr. Agustina Rahayu Madaleni, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah-Nya
kami selaku kelompok I telah menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil
pada Blok 3 Modul 1 Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman 2019.

Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih


kepada:

1. dr. Agustina Rahayu Madaleni, M.Kes sebagai Penanggung Jawab Modul 1


2. dr. Agustina Rahayu Madaleni, M.Kes selaku tutor kelompok I yang telah
membimbing kami selama menjalani diskusi kelompok kecil (DKK) I dan
diskusi kelompok kecil (DKK) II sehingga materi diskusi dapat mencapai
sasaran pembelajaran yang sesuai
3. Rekan sekelompok yang telah mengkondusifkan suasana diskusi tutorial dan
bekerja sama dalam penyelesaian laporan ini
4. Dosen-dosen yang telah memberikan materi pendukung pada pembahasan
sehingga semakin membantu pemahaman kami terhadap materi ini
5. Kepada seluruh pihak yang turut membantu penyelesaian laporan ini, baik
sarana dan prasarana kampus yang kami pergunakan.
Kami mengharapkan agar laporan ini dapat berguna bagi penyusun
maupun bagi para pembaca di kemudian hari. Kami memohon maaf apabila
dalam penulisan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) ini terdapat kata-
kata yang kurang berkenan dihati para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan kami ini dapat
mendukung pemahaman pembaca terhadap materi tersebut.
Samarinda, 4 November 2019
Hormat Kami,

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... I
DAFTAR ISI..................................................................................................... Ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................. 1
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
2.1 Skenario............................................................................................... 2
2.2 Klarifikasi Istilah/Konsep.................................................................. 2
2.3 Identifikasi Masalah........................................................................... 2
2.4 Analisa Masalah................................................................................. 3
2.5 Stukturisasi Konsep........................................................................... 4
2.6 Identifikasi Tujuan Belajar............................................................... 4
2.7 Belajar Mandiri.................................................................................. 5
2.8 Sintesis................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP........................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 17
3.2 Saran.................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pusat pada kontrol sirkulasi darah di tubuh adalah jantung. Sebagaimana
yang kita tahu, jantung memiliki fungsi sebagai pompa yang bertanggung
jawab dalam mengedarkan darah ke tubuh. Jantung memiliki bagian-bagian
penyusun dimana tiap bagiannya memiliki fungsi dan perannya terasendiri.
Peran-peran tiap bagian tersebut saling berhubungan dan membentuk suatu
sistem.
Bagaimana jantung bekerja pun memiliki siklus nya sendiri. Siapa yang
memerintahkan jantung bekerja juga apa yang merangsang jantung
berkontraksi pun memiliki mekanismenya tersendiri. Nantinya, bagaimana
kelainan yang terjadi pada jantung dapat diketahui saat sudah mengerti
bagaimana jantung tersebut bisa bekerja dan hubungannya dengan sistem
peredaran darah.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang stuktur dan
fungsi jantung
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang siklus jantung
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang elektrofisiologi
jantung
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang jenis-jenis
gelombang yang dideteksi elektrokardiogram (EKG)

1.3 Manfaat Penulisan


Diskusi ini dilakukan dengan harapan mahasiswa dan pembaca dapat
mengetahui dan menjelaskan tentang struktur dan fungsi jantung, siklus
jantung, elektrofisiologi jantung, dan jenis-jenis gelombang yang dideteksi
elektrokardiogram (EKG).

1
BAB II

PEMBAHASAN DAN ISI

2.1 Skenario
Pak Manajer Sakit Dada
Tn. James (56 tahun) seorang manajer perusahaan, suatu hari mendadak
mengeluh nyeri dada, yang dirasakan pada sebelah kiri hingga tembus ke
belakang serta timbul palpitasi dan wajahnya pucat. Khawatir terjadi apa-apa,
Tn. James segera dilarikan ke Rumah Sakit. Sesampai disana, Dokter
langsung melakukan pemeriksaan vital sign, denyut jantung, suara jantungnya
dan Elektrokardiografi.

2.2 Klarifikasi Istilah/Konsep


- Palpitasi : Perasaan berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur yang
sifatnya subjektif
- Elektrokardiografi : Perekaman grafik variasi potensial elektrik yang
disebabkan oleh kegiatan listrik otot jantung dan dideteksi pada
permukaan tubuh, sebagai metode untuk mempelajari kerja otot jantung
- Pemeriksaan vital sign : pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah,
suhu tubuh, nadi, dan pernapasan)

2.3 Identifikasi Masalah


1. Apa saja gejala yang dialami Mr. James?
2. Apa penyebab terjadinya palpitasi?
3. Mengapa ada pemeriksaan vital sign?
4. Mengapa wajah Mr. James pucat?
5. Mengapa jantung berdenyut secara ritmik?
6. Apa hubungan EKG dengan suara dan denyut jantung?
7. Bagaimana struktur anatomi jantung secara umum?

2
2.4 Analisa Masalah
1. Apa saja gejala yang dialami Mr. James?
Gejala yang dialami Mr. James adalah gejala serangan jantung akut yang
di akibatkan tersumbatnya pembuluh darah (A. coronaria).

2. Apa penyebab terjadinya palpitasi?


- Olahraga yang dirangsang oleh saraf simpatis
- Pembuluh darah yang tersumbat
- Peningkatan hormon adrenalin yang dihasilkan kelenjar supra renalis
- Peningkatan curah jantung
- Peningkatan kebutuhan O2
- Perubahan tekanan darah

3. Mengapa ada pemeriksaan vital sign?


Karena pemeriksaan vital sign untuk menentukan langkah yang harus
dilakukan selanjutnya dan dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit.

4. Mengapa wajah Mr. James pucat?


Karena darah yang mengalir ke bagian kepala sedikit.

5. Mengapa jantung berdenyut secara ritmik?


Karena jantung disusun sel kontraktil dipicu oleh sel autoritmik untuk
mengeluarkan potensial aksi yang menyebabkan jantung berkontraksi
secara ritmik.

6. Apa hubungan EKG dengan suara dan denyut jantung?


EKG merekam fluktuasi potensial aksi secara ekstraseluler yang diukur
selama satu siklus jantung. Satu siklus jantung berarti satu sistolik (ketika
jantung memompa) dan satu diastolik (ketika jantung istirahat).

3
7. Bagaimana struktur anatomi jantung secara umum?
a. Vena cava superior dan inferior - atrium dextra – ventrikel dextra –
arteri pulmonalis (sirkulasi pulmonalis) – pulmo dextra dan sinistra –
vena pulmonalis – atrium sinistra – ventrikel sinistra – aorta (sirkulasi
sistemik.
b. Katup trikuspidalis antara atrium dextra dan ventrikel dextra
c. Lapisan jantung pericardium, epikardium, miokardium, endokardium.

2.5 Strukturisasi Konsep

JANTUNG

ANATOMI FISIOLOGI

SIKLUS JANTUNG ELEKTROFISIOLOGI

EKG

2.6 Identifikasi Tujuan Belajar


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang stuktur dan
fungsi jantung
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang siklus jantung
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang elektrofisiologi
jantung
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang jenis-jenis
gelombang yang dideteksi elektrokardiogram (EKG)

4
2.7 Belajar Mandiri
Masing-masing anggota diskusi (kelompok) melakukan belajar mandiri dari
hari Senin, 4 November 2019 sampai dengan hari Rabu, 6 November 2019
sehubung dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan pada step 5 untuk
mengetahui lebih dalam, mencari referensi dan mengembangkan apa yang
anggota kelompok pahami terhadap materi yang akan dibahas pada diskusi
kelompok kecil (DKK) 2.

2.8 Sintesis
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang stuktur dan
fungsi jantung
Menurut (Paulsen & Waschke, 2017) Atlas Anatomi Sobotta Edisi
24, jantung merupakan organ muskular berongga empat dan berbentuk
konus. Ukurannya kira-kira sebesar kepal tangan dari masing-masing
orang dan memiliki berat rata-rata sekitar 250-300 gram. Jantung berada di
rongga pericardium (Cavitas pericardiaca) pada mediastinum inferius
bagian bawah. Apeks jantung (Apex cordis) menunjuk sisi kiri dan ventral.
Basis jantung memiliki Sulcus coronarius, tempat A. coronaria dextra
melintas. Basis dan apex dihubungkan melalui aksis longitudinal (12 cm)
yang berjalan secara oblik di dalam dada dari puncak dorsal kanan menuju
dasar ventral kiri sehingga membentuk sudut sekitar 45º dengan ketiga
bidang spasial.
Jantung terletak di mediastinum media, yang terletak di vertebra
thoracalis ke-5 sampai ke-8. Mediastinum adalah ruang jaringan ikat yang
memisahkan kedua rongga pleura (pleura parietalis dan pleura visceralis).
Mediastinum terbagi menjadi:
a. Mediastinum Superior
1) Batas :
a) Anterior : Manubrium sterni
b) Posterior : Vertebra thoracica I—IV
2) Isi (dari anterior ke posterior) :

5
a) Thymus
b) Trachea
c) Oesophagus
d) Aorta dan Truncus pulmonalis
e) Vv. brachiocephalica dan V. cava superior
f) Jalur limfatik : Trunchus lymphaticus (Ductus thoracicus,
Trunci bronchomediastinales) dan Nodus limphaticus
mediastinalis
g) Sistem saraf otonom (Truncus symphaticus, N. Vagus [N. X]
dengan N. laryngeus reccurens)
h) N. phrenicus
b. Mediastinum Inferior
1) Mediastinum Anterior (berada di depan jantung)
a) Batas : os. Sternum dan cartilago costalis
b) Isi : drainase limfatik retrosternal dari kelenjar mamaria
2) Mediastinum Medium (berisi pericardium dan jantung)
3) Mediastinum Posterior (berada di belakang pericardium)
a) Batas : Vertebra thoracica V-XII
b) Isi : Aorta descendens, oesophagus dengan Plexus oesophagus
N. vagus, Ductus thoracicus, Truncus symphaticus dengan Nn.
Splanchnica, V. azygos, dan V. hemiazygos, termasuk jalur
neurovascular.

Gambar 1. Bagian-bagian mediastinum

6
Permukaan jantung:
a. Facies sternocostalis, menghadap ventral yang merupakan bagian
dominan ventrikel kanan. Juga merupakan permukaan anterior jantung.
b. Facies diaphragmatica, mengarah caudal yang merupakan bagian
ventrikel kanan dan kiri. Juga merupakan permukaan inferior jantung
yang berada tepat di atas diaphragma. Permukaan inferior jantung juga
berhubungan dengan dinding posterior pada diagnosis
elektrokardiogram.
c. Facies pulmonalis, dibentuk pada sisi kanan oleh atrium kanan dan
sisi kiri oleh ventrikel kiri.
Batas-batas jantung yaitu:
a. Batas Relatif Jantung
1) Batas kanan jantung berada di antara cartilago costae ke-3 hingga
ke-6 pada 2 cm lateral linea sternalis kanan
2) Batas kiri jantung berada pada garis antara costae ke-3 (2-3 cm
parasternal) dari linea midclavicularis kiri
b. Batas Absolut Jantung
Menurut (Snell, 2011), batas-batas jantung yaitu:
1) Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dextra
2) Batas kiri jantung dibentuk oleh ventrikel sinistra dan auricula
sinistra
3) Batas atas jantung dibentuk oleh auricula dextra dan auricula
sinistra
4) Batas bawah jantung terutama dibentuk oleh ventrikel dextra, juga
oleh atrium dextra; apex dibentuk oleh ventrikel sinistra
Pericardium mengelilingi jantung, memberikan kestabilan jantung, dan
memungkinkan jantung untuk kontraksi tanpa adanya friksi (gesekan)
berarti. Pada permukaan luar, Pleura parietalis, Pars. Mediastinalis
membungkus pericardium. N. phrenicus dan Vasa pericardiacophrenica
berjalan di antara kedua lapisan ini. Menurut (Sherwood, 2016) lapisan
sekretorik dalam kantong pericardium menyekresi cairan perikardium

7
tipis, yang berfungsi sebagai pelumas dan mencegah gesekan antar lapisan
pericardium sewaktu lapisan-lapisan tesebut saling bergesekan setiap kali
jantung berdenyut. Sisi pericardium, yaitu :
a. Pericardium fibrosum (sisi luar), dengan jaringan penghubung yang
padat. Pericardium fibrosum terhubung dengan :
1) Centrum tendineum diaphragma
2) Permukaan posterior sternum (Ligg. sternopericardiaca)
3) Bifurkasi tracheal (Membrana bronchopericardiaca)
b. Pericardium serosum (sisi dalam). Bagian ini akan menggambarkan
Lamina parietalis, yang secara ventral dari saluran keluar pembuluh
besar dan selanjutnya melipat pada sisi atas permukaan jantung sebagai
lapisan visceralis (epicardium).
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan :
a. Endocardium : lapisan dalam jantung terdiri dari endotel dan jaringan
ikat
b. Miokardium : Otot jantung terbuat dari kardiomiosit.
Serabut otot jantung terdiri dari kardiomiosit dan berjalan
melingkar spiral mengelilingi jantung. Menurut (Sherwood, 2016),
susunan spiral disebabkan oleh pemuntiran kompleks jantung sewaktu
perkembangannya. Akibat susunan ini, ketika otot ventrikel
berkontraksi dan memendek, diameter ruang ventrikel berkurang
bersamaan dengan tertariknya apeks ke atas menuju puncak jantung
sampil berputar. Hal ini menimbulkan efek “memeras”, menghasilkan
tekanan yang efisien pada darah di dalam ruang tertutup dan
mengarahkannya ke atas menuju pintu keluar arteri besar yang ada di
dasar ventrikel.
Pada dinding atrium dan ventrikel kanan terdapat dua lapisan otot,
sedangkan pada ventrikel kiri terdapat tiga lapisan. Miocardium dan
keseluruhan dinding jantung ventrikel kiri lebih tebal dibanding
ventrikel kanan karena ventrikel kiri harus memompa darah ke

8
sirkulasi sistemik dengan tekanan yang tinggi. Ketebalan dinding
ventrikel kanan adalah 3-5 mm, sedangkan ventrikel kiri 8-12 mm.
c. Epicardium : Serosa dari subserosa pada sisi luar yang sesuai dengan
lapisan visceralis Pericardium serosum. Pada manusia, subserosa
memiliki banyak jaringan lemak, tempat pembuluh darah jantung, dan
persarafan jantung berada.
Menurut (Snell, 2011), rangka jantung terdiri dari cincln-cincin fibrosa
yang mengelilingi ostium atrioventriculare, ostium pulmonalis dan ostium
aorta dan melanjutkan diri ke pars membranosa, bagian atas septum
ventriculare. Cincin fibrosa di sekeliling valvula menyokong basis cuspis
valve dan mencegah valve dari peregangan dan menjadi inkompeten.
Rangka fibrosa, disamping menyediakan tempat lekat untuk otot-otot
jantung, juga efektif sebagai dinding pemisah di antara dinding otot atrium
dan ventriculusnya. Dengan demikian rangka jantung merupakan dasar
dari pemutusan hubungan elektrisitas antara atrium dan ventriculus
Jantung terbagi menjadi dextra (kanan) dan sinistra (kiri) yang
dipisahkan oleh Septum cardiacum. Setengah dari masing-masing bagian
dipisahkan oleh katup (valvula atrioventricularis) menjadi atrium dextra-
sinistra dan ventrikel dextra-sinistra. Oleh karena itu, septum juga terbagi
menjadi dua bagian, yaitu :
a. Septum interatriale, di antara kedua atrium
b. Septum interventriculare, antara kedua ventrikel. Septum terdiri dari
bagian cranial sempit (Pars membranacea), serta sebagian besar terdiri
dari otot jantung (Pars muscularis).
Ruang-ruang jantung :
a. Atrium Dextra
Atrium terdiri bagian dengan lapisan dalam yang halus; sinus
atrium (Sinus venarum cavarum); dan bagian muskularis dengan
permukaan dalam kasar, terdiri dari otot pektinatum (Mm. pectinati).
Di antara kedua bagian tersebut terdapat Crista terminalis sebagai
penanda penting karena pada bagian luar (subpericardial) setinggi

9
crista terminalis di antara masuknya V. cava superior dengan aurikula
kanan terdapat Nodus sinus sebagai awal stimulus listrik dan sistem
konduksi jantung. Menurut (Sherwood, 2016), atrium dextra menerima
darah dari vena cava superior dan vena cava inferior yang sudah
melewati jaringan tubuh, O2 telah diambil oleh jaringan dan berisi
CO2.
Menurut (Snell, 2011), muara pada atrium dextra yaitu :
1) Vena Cava Superior, bermuara ke bagian atas atrium dextra;
muara ini tidak mempunyai katup. Vena ini mengembalikan darah
ke jantung dari setengah bagian atas tubuh.
2) Vena Cava Inferior, (lebih besar dari vena cava superior)
bermuara ke bagian bawah atrium dextra; dilindungi oleh katup
rudimenter yang tidak berfungsi. Vena ini mengembalikan darah ke
jantung dari setengah bagian bawah tubuh.
3) Sinus Coronarius, yang mengalirkan sebagian besar darah dari
dinding jantung, bermuara ke dalam atrium dextra di antara vena
cava inferior dan ostium atrioventriculare. Muara ini dilindungi
oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi.
4) Ostium Atrioventriculare Dextra, terletak anterior terhadap
muara vena cava inferior dan dilindungi oleh valva tricuspidalis.
Banyak ostium vena kecil yang juga mengalirkan darah dari
dinding jantung bermuara langsung ke dalam atrium dextra.
b. Ventrikel Dextra
Pada ventrikel kanan, tiga cuspis disambungkan kepada tiga otot
papilaris (Mm. papilares anterior, posterior, dan septalis) melalui korda
tendinae (Chordae tendineae). Pada Septum intraventiculare, hanya
bagian muskularis yang tampak dengan jelas. Pada bagian tersebut,
serat sistem konduksi listrik yang ada, dikenal sebagai (Leonardo Da
Vinci’s moderator band), meregang hingga otot papilaris anterior.
Hubungan ini sering dikenal sebagai Trabecula septomarginalis.
Menurut (Sherwood, 2016), darah yang terdeoksigenasi parsial (darah

10
yang berisi banyak CO2 dan kurang O2 akibat diambil oleh jaringan)
mengalir dari atrium dextra ke dalam ventrikel dextra, kemudian
dipompa keluar melalui arteri pulmonalis. Arteri ini segera
membentuk dua cabang yang masing-masing berjalan menuju ke paru-
paru. Karena itu, sisi kanan jantung menerima darah deoksigenasi dari
sirkulasi sistemik dan memompa darah tersebut ke sirkulasi pulmonal.
c. Atrium Sinistra
Atrium sinistra memiliki auricula sinistra. Masuk ke atrium
sinistra, terdapat empat vena pulmonalis (Vv. pulmonales). Pada
dinding septal, Valvula foraminis ovalis akan tampak seperti batang
berbentuk bulan sabit, sebagai sisa perkembangan septum primum
jantung. Ostium atioventriculare sinistrum mengandung katup mitral
sebagai penghubung ke ventrikel kiri. Menurut (Sherwood, 2016),
setelah darah yang banyak CO2 masuk ke dalam paru, darah tersebut
kehilangan ekstra CO2-nya dan menyerap pasokan O2 segar saat
pertukaran gas dengan kantong udara yang kemudian darah ini akan
ditransportasikan ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.
Menurut (Snell, 2011), muara atrium sinistra yaitu :
1) Empat vena pulmonalis, dua dari masing-masing paru bermuara
pada dinding posterior dan tidak mempunyai katup.
2) Ostium atrioventriculare sinistrum dilindungi oleh valva mitralis.
d. Ventrikel Sinistra
Dinding ventikel sinistra tidak rata, namun tersusun dari trabekula otot
(Trabeculae carneae). Di bawah valvula atrioventricularis kiri, terdapat
area sekitar 1 cm2 dari Pars membranosa. Sebaliknya, sebagian besar
Septum ventricularis merupakan bagian otot (Pars muscularis). Di
balik valvula semilunaris aortae, terdapat sinus aortae, tempat ostium
Aa. Coronariae dextra dan sinistra berasal. Menurut (Sherwood,
2016), darah yang kaya O2 dari atrium sinistra akan mengalir ke dalam
ventrikel sinistra, ruang pemompa yang mendorong darah ke sistem

11
tubuh, yaitu sisi kiri jantung menerima darah teroksigenasi dari
sirkulasi pulmonal dan memompanya ke dalam sirkulasi sistemik.
Menurut (Sherwood, 2016), kedua sisi jantung secara bersamaan
memompa darah dalam jumlah setara. Volume darah miskin O2 yang
sedang dipompa ke paru oleh sisi kanan jantung segera menjadi sama
dengan volume darah kaya O2 yang sedang disalurkan ke jaringan oleh sisi
kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistem bertekanan rendah dan
beresistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistem bertekanan
tinggi dan beresistensi tinggi. Tekanan adalah gaya yang ditimbulkan di
dinding pembuluh oleh darah yang dipompa ke dalam pembuluh oleh
jantung. Resistensi adalah oposisi terhadap aliran darah, terutama
disebabkan oleh gesekan antara darah yang mengalir dan dinding
pembuluh. Meskipun sisi kanan dan kiri jantung memompa darah dalam
jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja lebih besar karena memompa
darah dalam jumlah yang sama pada tekanan yang lebih tinggi ke dalam
sistem yang lebih panjang dengan resistensi lebih tinggi. Karena itu, otot
jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan,
menyebabkan sisi kiri menjadi pompa yang lebih kuat.
Katup-katup jantung terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Katup Atrioventrikuler
Menurut (Sherwood, 2016), katup atrioventrikuler adalah katup
yang terletak di atrium dan ventrikel dextra maupun sinistra. Kedua
katup ini membiarkan darah mengalir dari atrium ke dalam ventrikel
selama pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium melebihi tekanan
ventrikel) tetapi mencegah aliran balik darah dari ventrikel ke dalam
atrium selama pengosongan ventrikel (ketika tekanan ventrikel jauh
melebihi tekanan atrium). Jika peningkatan tekanan ventrikel tidak
memaksa katup AV menutup sewaktu ventrikel berkontraksi untuk
mengosongkan isinya, banyak darah akan secara tidak efisien mengalir
balik ke dalam atrium dan vena dan bukan dipompa ke dalam arteri.
Katup AV dextra juga disebut katup trikuspid (tri artinya "tiga")

12
karena terdiri dari tiga cusp atau daun katup yang berikatan dengan
tiga mm. papillares (anterior, posterior, dan septalis). Demikian juga,
katup AV kiri, yang memiliki dua daun katup yang berikatan dengan
dua mm. papillares (anterior dan posterior), sering dinamai katup
bikuspid (bi artinya "dua") atau katup mitral (karena kemiripan
fisiknya dengan mitre, atau topi tradisional uskup)
Tepi-tepi daun katup AV diikat oleh korda tipis dan kuat jaringan
tipe tendinosa, korda tendinae, yang mencegah katup terbalik (yaitu,
dari dipaksa oleh tekanan ventrikel yang tinggi membuka ke arah
berlawanan ke dalam atrium). Korda-korda ini berjalan dari tepi
masing-masing daun katup dan melekat ke otot papilaris yang kecil
dan berbentuk puting, yang menonjol dari permukaan dalam dinding
ventrikel (papila artinya "puting"). Ketika ventrikel berkontraksi, otot-
otot papilaris ini juga berkontraksi, menarik ke bawah korda tendinae.
Penarikan ini menghasilkan tegangan di daun katup AV yang tertutup
untuk menahan daun-daun tersebut dalam posisinya, seperti tali
penambat menahan balon udara panas. Hal ini membantu menjaga
katup tertutup rapat ketika menghadapi gradien tekanan besar yang
mengarah ke belakang.
b. Katup Semilunar
Dua katup jantung yang lain, katup aorta dan pulmonasis, terletak di
pertemuan tempat arteri-arteri besar meninggalkan ventrikel. Katup-
katup ini dikenal sebagai katup semilunar karena memiliki tiga daun
katup yang masing-masing mirip kantong dangkal berbentuk bulan
sabit (semi artinya "separuh"; lunar artinya "bulan"). Katup aorta
(Valva aortae) memiliki tiga daun katup (posterior, dextra, dan
sinistra) dan katup pulmonalis (Valva trunci pulmonalis) juga
memiliki tiga daun katup (anterior, dextra, dan sinistra). Katup-katup
ini dipaksa membuka ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-
masing melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonaris, sewaktu
kontraksi dan pengosongan ventrikel. Penutupan terjadi ketika

13
ventrikel berelaksasi dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan
aorta dan tekanan arteri pulmonaris. Katup yang tertutup mencegah
darah mengalir dari arteri kembali ke dalam ventrikel tempat darah
baru saja dipompa. Katup semilunar dicegah berbalik oleh struktur
anatomik dan posisi daun katup. Ketika ventrikel berelaksasi terbentuk
gradient tekanan ke arah belakang, semburan balik darah mengisi daun
katup yang berbentuk seperti kantong dan mendorong daun-daun
tersebut dalam posisi tertutup, dengan tepi-tepi menyatu alami dalam
posisi kedap air.
Menurut (Paulsen & Waschke, 2017), proyeksi keempat katup
jantung di dinding dada akan membentuk seperti tanda silang, sedikit
bergeser ke arah kiri bidang median. Lokasi proyeksi katup belum
tentu membrikan kemaknaan klinis, karena suara jantung dan bising
jantung dapat muncul di area transmisi katup (tanda panah) dengan
aliran darah menuju punctum maksimum (tanda lingkaran), tempat
suara jantung terdengar.
Titik Proyeksi Katup Titik Auskultasi Katup
Jantung Jantung
Katup Batas sternum kiri, ICS ke-2, linea
Pulmonalis cartilago costae ke-3 parasternalis kiri
Katup Aorta Batas sternum kiri, ICS ICS ke-2, linea
ke-3 parasternalis kanan
Katup Mitral Cartilago costae kiri ke-4 ICS ke-5, linea
dan ke-5 medioclavicularis kiri
Katup Di belakang sternum, ICS ke-5, parasternalis
Trikuspid cartilago costae ke-5 kiri

Vaskularisasi Jantung
a. Arteri Coronaria
1) Arteri Coronaria Dextra

14
Arteri coronaria dextra berasal dari Sinus coronaries aortae
kanan aorta, mengalir sepanjang Sulcus coronaries ke batas
kanan (Margo dexter), dan merubah haluan menuju Facies
diaphragmatica, tempat R. interventricularis posterior
biasanya keluar sebagai cabang terminal arteri coronaria dextra.
Cabang-cabang penting arteri coronaria dextra :
a) R. interventricularis posterior (pada dominanasi kanan)
dan Rr. interventricularis septalis yang memberkan suplai
ke berkas His.
b) R. marginalis dextra
c) R. transversus
d) R. conus arteriosus
e) R. nodus sinoatrialis (2/3 kasus) : menuju SA Node
f) R. nodus atrioventricularis : menuju AV Node (pada
dominansi kanan)
2) Arteri Coronaria Sinistra
Arteri coronaria sinsitra berasal dari Sinus coronarius aortae
kiri, dan setelah 1 cm bercabang menjadi R. interventricularis
anterior, yang mengalir hingga apex, dan menjadi R.
circumflexus yang mengalir sepanjang Sulcus coronarius
mengitari batas ventrikel sinistra menuju permukaan belakang
jantung.
Cabang-cabang penting arteri coronaria sinistra :
a) R. interventricularis anterior :
 R. conus arteriosus
 R. lateralis klinis (R. diagonalis)
 R. interventricularis septalis
b) R. circumflexus :
 R. nodus sinoatrialis (1/3 kasus) : menuju SA Node
 R. marginalis sinistra
 R. posterior ventriculi sinstri

15
b. Vena-Vena Jantung
1) Vena-vena yang bermuara ke dalam sinus coronaria:
a) V. cardiaca magna → mengalirkan darah vena dari area
suplai A. coronaria sinistra :
- V. interventicularis anterior
- V. marginalis sinistra
- Vv. ventriculi sinistri posteriores
b) V. cardiaca media : di dalam Sulcus interventricularis
posterior
c) V. cardiaca parva : di celah coronaria dextra, pada 50%
populasi
d) V. cardiaca posterior
e) V. oblique atrii sinistri (V. oblique marshalii)
2) Vena-vena yang bermuara langsung ke dalam atrium
dextra:
a) V. cardiaca anterior
b) V. cardiaca minimi

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang siklus


jantung
Menurut (Sherwood, 2016), peristiwa mekanis siklus jantung
kontraksi, relaksasi, dan perubahan aliran darah melalui jantung yang
ditimbulkannya disebabkan oleh perubahan ritmik aktivitas listrik jantung.
Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan
diastole (relaksasi dan pengisian) yang bergantian. Kontraksi disebabkan
oleh penyebaran eksitasi ke seluruh jantung, sementara relaksasi mengikuti
repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan siklus sistol dan
diastol secara terpisah. Kecuali jika disebutkan, kata sistol dan diastol
merujuk kepada apa yang terjadi di ventrikel.
Gambar di bawah menghubungkan berbagai proses yang terjadi
secara bersamaan selama siklus jantung, termasuk gambaran EKG,

16
perubahan tekanan, perubahan volume, aktivitas katup, dan bunyi jantung.
Diagram yang terintegrasi ini dikenal sebagai diagram Wigger.

a. Diastol Mid Ventrikel


1) Selama sebagian besar diastol ventrikel, atrium juga masih berada
dalam diastol. Tahap ini bersesuaian dengan segmen TP pada EKG
interval setelah repolarisasi ventrikel dan sebelum depolarisasi
atrium berikutnya. Karena darah dari sistem vena terus mengalir ke
dalam atrium, tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel

17
meskipun kedua rongga ini berada dalam keadaan relaksasi
(Gambar 9-16, poin 1)
2) Karena perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka dan darah
mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel sepanjang fase
pengisian diastol ventrikel (Gambar 9-16, jantung a).
3) Akibat pengisian pasif ini, volume ventrikel secara perlahan
meningkat bahkan sebelum atrium mulai berkontraksi (poin 2).
b. Diastol Ventrikel Lanjut
1) Menjelang akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan
melepaskan muatan. Impuls menyebar ke seluhh atrium, yang
tampak di EKG sebagai gelombang P (poin 3)
2) Depolarisasi atrium menyebabkan kontraksi atrium, meningkatkan
kurva tekanan atrium (poin 4) dan memeras lebih banyak darah ke
dalam ventrikel. Proses penggabungan eksitasikontraksi
berlangsung selama jeda singkat antara gelombang P dan
peningkatan tekanan atrium.
3) Peningkatan tekanan ventrikel (poin 5) yang terjadi secara
bersamaan dengan peningkatan tekanan atrium disebabkan oleh
kontraksi atrium (poin 6 dan jantung b). Sepanjang kontraksi
atrium, tekanan atrium masih sedikit lebih tinggi daripada tekanan
ventrikel sehingga katup AV tetap terbuka.
c. Akhir Diastol Ventrikel
Diastol ventrikel berakhir pada onset kontraksi ventrikel. Pada saat ini,
kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas. Volume darah di
ventrikel pada akhir diastol (poin 7) dikenal sebagai volume diastolik
akhir (end-diastolic volume, EDV) yang reratanya adalah 135 mL.
Tidak ada lagi darah yang akan ditambahkan ke ventrikel selama siklus
ini. Karena itu, volume diastolik-akhir adalah jumlah maksimal darah
yang akan dikandung oleh ventrikel selama siklus ini.
d. Onset Sistol Ventrikel

18
1) Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melewati nodus AV dan
sistem penghantar khusus untuk merangsang ventrikel. Secara
bersamaan, kedua atrium berkontraksi. Pada saat pengaktifan
ventrikel selesai, kontraksi atrium sudah berlalu. Kompleks QRS
mencerminkan eksitasi ventrikel ini (poin 8), yang memicu
kontraksi ventrikel.
2) Kurva tekanan ventrikel meningkat tajam segera setelah kompleks
QRS (yaitu, setelah pasangan eksitasi-kontraksi terjadi), yang
mengisyaratkan onset sistol ventrikel (poin 9). Jeda singkat antara
kompleks QRS dan onset sistol ventrikel yang sebenarnya adalah
waktu yang diperlukan untuk terjadinya proses penggabungan
eksitasi-kontraksi. Sewaktu kontraksi ventrikel dimulai, tekanan
ventrikel segera melebihi tekanan atrium. Perbedaan tekanan balik
ini memaksa katup AV tertutup (poin 9).
e. Kontraksi Isovolumetrik Ventrikel
1) Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV
tertutup, tekanan ventrikel harus terus meningkat hingga melebihi
tekanan aorta agar katup aorta terbuka. Karena itu, setelah katup
AV menutup dan sebelum katup aorta terbuka, terdapat periode
singkat ketika ventrikel berupa suatu ruang tertutup (poin 10).
2) Karena semua katup tertutup, tidak ada darah yang masuk atau
keluar dari ventrikel selama waktu ini, yang dinamai periode
kontraksi isovolumetrik ventrikel (isovolurnetrik artinya
"volume dan panjangnya konstan") (jantung c).
3) Karena tidak ada darah yang masuk atau meninggalkan ventrikel,
volume bilik ventrikel tidak berubah, dan panjang serat serat
ototnya tidak berubah (poin 11), sementara tekanan ventrikel terus
meningkat.
f. Ejeksi Ventrikel
1) Ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta (poin 12), katup
aorta dipaksa terbuka dan dimulailah ejeksi darah (jantung d).

19
Jumlah darah yang dipompa keluar dari masing-masing ventrikel
pada setiap kontraksi disebut volume sekuncup (stroke volume,
SV).
2) Kurva tekanan aorta meningkat sewaktu darah yang dipaksa masuk
ke dalam aorta dari ventrikel lebih cepat daripada darah yang
ventrikel mengalir ke dalam pembuluh yang lebih halus pada ujung
yang lain (poin 13).
3) Volume ventrikel menurun secara bermakna sewaktu darah dengan
cepat dipompa keluar (poin 14). Sistol ventrikel mencakup
kontraksi ventrikel isovolumetrik dan ejeksi ventrikel
g. Akhir Sistol Ventrikel
1) Ventrikel tidak mengosongkan isinya secara sempurna selama fase
ejeksi. Dalam keadaan normal, hanya separuh dari darah di dalam
ventrikel pada akhir diastol dipompa keluar selama sistol
berikutnya. Jumlah darah yang tertinggal di ventrikel pada akhir
sistol ketika ejeksi selesai disebut volume sistolik-akhir (end-
sistolic volume, ESV) (poin 15), yang reratanya adalah 65 mL. Ini
adalah jumlah darah paling sedikit yang terkandung dalam
ventrikel selama siklus ini.
2) Perbedaan antara volume darah di ventrikel sebelum kontraksi dan
volume setelah kontraksi adalah jumlah darah yang diejeksikan
selama kontraksi; yaitu EDV-ESV = SV. Dalam contoh berikut,
volume diastolik akhir adalah 135 mL, volume sistolik akhir 65
mL, dan volume sekuncup adalah 70 mL.
h. Onset Diastol Ventrikel
1) Gelombang T menandakan repolarisasi ventrikel pada akhir sistol
ventrikel (poin 16).
2) Sewaktu ventrikel berepolarisasi dan mulai berelaksasi, tekanan
ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan katup aorta menutup
(poin 17).

20
3) Penutupan katup aorta memyebabkan gangguan atau takik pada
kurva tekanan aorta, takik dikrotik (poin 18). Tidak ada lagi
darah yang keluar dari ventrikel selama siklus ini karena katup
aorta telah tertutup
i. Relaksasi Isovolumetrik Ventrikel
1) Saat katup aorta menutup, katup AV belum terbuka karena tekanan
ventrikel masih melebihi tekanan atrium sehingga tidak ada darah
yang masuk ke ventrikel dari atrium. Karena itu, semua katup
kembali tertutup untuk waktu singkat yang dikenal sebagai
relaksasi isovolumetrik ventrikel (poin 19 dan jantung e).
2) Panjang serat otot dan volume ruang (poin 20) tidak berubah.
Tidak ada darah yang meninggalkan atau masuk sewaktu ventrikel
masih berelaksasi dan tekanan menurun bertahap.
j. Pengisian Ventrikel
1) Ketika tekanan ventrikel turun di bawah tekanan atrium, katup AV
membuka (poin 21) dan ventrikel kembali terisi. Diastol ventrikel
mencakup baik periode relaksasi ventrikel isovolumetrik maupun
fase pengisian ventrikel.
2) Repolarisasi atrium dan depolarisasi ventrikel terjadi bersamaan,
sehingga atrium berada dalam keadaan diastol selama sistol
ventrikel. Darah terus mengalir dari vena-vena paru ke dalam
atrium kiri.
3) Dengan berkumpulnya darah tersebut di dalam atrium, tekanan
atrium terus meningkat (poin 22). Ketika katup AV membuka pada
akhir sistol ventikal, darah yang terkumpul di atrium selama sistol
ventrikal mengalir deras ke dalam ventrikal (jantung a kembali).
Karena itu pengisian ventrikel mula mula berlangsung cepat (poin
23) karena meningkatnya tekanan atrium yang terjadi akibat
akumulasi darah di atrium. Pengisian ventrikel kemudian melambat
(poin 24) sewaktu darah yang terakumulasi tersebut telah
disalurkan ke ventrikel.

21
4) Selama periode penurunan pengisian ini, darah terus mengalir dari
vena pulmonaris ke dalam atrium kiri dan melalui katup AV yang
terbuka ke dalam ventrikel kiri. Selama diastol ventrikel tahap
akhir, ketika ventrikel terisi pelan-pelan, nodus SA kembali
melepaskan muatan dan siklus jantung kembali berulang (poin 25).

3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang


elektrofisiologi jantung

4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang jenis-jenis


gelombang yang dideteksi elektrokardiogram (EKG)
Menurut (Sherwood, 2016), EKG adalah rekaman keseluruhan
penyebaran aktivitas listrik yang melalui jantung. Arus listrik yang
dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi menyebar
ke dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh.
Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh, tempat
aktivitas tersebut dapat dideteksi dengan menggunakan elektroda perekam.
Rekaman yang dihasilkan adalah suatu elektrokardiogram, atau EKG
(secara alternatif, singkatan EKG dapat digunakan, berasal dari bahasa
Yunani kuno kardia, dan bukan bahasa Latin cardia, untuk “jantung”.
Ingatlah tiga hal penting dalam mempertimbangkan apa yang
direpresentasikan oleh EKG :
a. EKG adalah rekaman sebagian aktivitas listrik di cairan tubuh oleh
impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman
langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
b. EKG adalah rekaman kompleks yang mencerminkan penyebaran
keseluruhan aktivitas di seluruh jantung sewaktu depolarisasi dan
repolarisasi. EKG bukan rekaman potensial aksi tunggal di sebuah sel
pada suatu saat. Rekaman di setiap saat mencerminkan jumlah
aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang sebagian mungkin

22
mengalami potensial aksi sementara yang lain mungkin belum
diaktifkan.
c. Rekaman mencerminkan perbandingan listrik yang terdeteksi oleh
elektroda elektroda di dua titik berbeda di permukaan tubuh, bukan
potensial aksi sebenarnya. Sebagai contoh, EKG tidak merekam
potensial sama sekali ketika otot ventrikel mengalami depolarisasi atau
repolarisasi sempurna; kedua elektroda "melihat" potensial yang sama
sehingga tidak terdapat perbedaan potensial antara dua elektroda yang
terekam.
Untuk menghasilkan perbandingan yang baku, rekaman EKG
secara rutin terdiri dari 12 sistem elektroda konvensional, atau sadapan.
Ketika sebuah mesin elektrokardiograf dihubungkan antara elektroda-
elektroda perekam di dua titik di tubuh, susunan spesifik dari tiap-tiap
pasangan koneksi disebut sadapan. Masing-masing dari setiap dua belas
sadapan merekam aktivitas listrik dalam jantung dari lokasi berbeda−enam
susunan elektroda berada dari ekstremitas dan enam sadapan dada di
berbagai lokasi sekitar jantung.
Interpretasi konfigurasi gelombang yang terekam dari tiap-tiap
sadapan bergantung pada pengetahuan tentang rangkaian penyebaran
eksitasi di jantung dan posisi relatif jantung terhadap letak elektroda. EKG
normal memiliki tiga bentuk gelombang terpisah: gelombang P, kompleks
QRS, dan gelombang (huruf-huruf hanya menunjukkan urutan gelombang.
Penemu teknik ini memulai abjad dari tengah ketika memberi nama
gelombang-gelombang tersebut.)
a. Gelombang P mencerminkan depolarisasi atrium
Gelombang P disebabkan oleh penyebaran depolarisasi melewati
atrium, yang diikuti oleh kontraksi atrium, yang menyebabkan kurva
tekanan atrium naik sedikit segera sesudah gelombang P pada
elektrokardiogram. (Hall & Guyton, 2016).
b. Gelombang QRS mencerminkan depolarisasi ventrikel

23
Kira-kira 0,16 detik sesudah dimulainya gelombang P, muncul
gelombang QRS sebagai hasil depolarisasi listrik pada ventrikel, yang
mengawali kontraksi ventrikel dan menyebabkan tekanan ventrikel
mulai meningkat. Oleh karena itu, kompleks QRS dimulai sesaat
sebelum sistolik ventrikel (Hall & Guyton, 2016).
c. Gelombang T mencerminkan repolarisasi ventrikel
Gelombang T ventrikel menandakan tahap repolarisasi ventrikel ketika
serat-serat otot ventrikel mulai berelaksasi. Oleh karena itu, gelombang
T terjadi sesaat sebelum akhir dari kontraksi ventrikel (Hall & Guyton,
2016).
Gelombang depolarisasi dan repolarisasi yang bergeser ini
masingmasing menyebabkan kontraksi dan relaksasi jantung.
Hal-hal berikut tentang rekaman EKG juga perlu dicatat.
a. Lepas muatan nodus SA tidak menghasilkan aktivitas listrik yang
cukup besar untuk mencapai permukaan tubuh sehingga tidak terekam
adanya gelombang pada depolarisasi nodus SA. Karena itu, gelombang
yang pertama kali terekam, gelombang P, terjadi ketika gelombang
depolarisasi menyebar ke atrium.
b. Pada EKG normal, tidak terlihat gelombang terpisah untuk repolarisasi
atrium. Aktivitas listrik yang berkaitan dengan repolarisasi atrium
normalnya terjadi bersamaan dengan depolarisasi ventrikel dan
tertutupi oleh kompleks QRS.
c. Gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS karena atrium
memiliki massa otot yang jauh lebih kecil daripada ventrikel dan
karenanya menghasilkan aktivitas listrik yang lebih kecil.
d. Di tiga titik waktu berikut tidak terdapat aliran arus neto di otot
jantung sehingga EKG tetap berada di garis basal:
1) Sewaktu jeda di nodus AV. Jeda ini tercermin oleh interval waktu
antara akhir P dan permulaan QRS; segmen EKG ini dikenal
sebagai segmen PR. (Disebut "segmen PR" dan bukan "segmen
PQ" karena defleksi Q kecil dan kadang tidak ada, sementara

24
defleksi R adalah gelombang yang dominan dalam kompleks ini.)
Arus mengalir melalui nodus AV, tetapi kekuatannya terlalu kecil
untuk dideteksi oleh elektroda EKG.
2) Ketika ventrikel terdepolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil
mengalami fase plateau potensial aksi sebelum mereka mengalami
repolarisasi, diwakili oleh segmen ST. Segmen ini terletak di
antara QRS dan T; segmen ini bersesuaian dengan waktu saat
pengaktifan ventrikel tuntas dan ventrikel sedang berkontraksi dan
mengosongkan isinya. Perhatikan bahwa segmen ST bukan
rekaman aktivitas kontraktil jantung EKG adalah ukuran aktivitas
listrik yang memicu aktivitas mekanis.
3) Ketika otot jantung mengalami repolarisasi sempurna dan
beristirahat serta ventrikel sedang terisi, setelah gelombang T dan
sebelum gelombang P berikutnya. Periode ini disebut segmen TP.

25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Dari kedua kegiatan diskusi kelompok kecil ini, kami merasa memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan bimbingan dari dosen-dosen
yang mengajar, baik sebagai tutor maupun dosen pemberi materi kuliah dan
dari berbagai pihak demi kesempurnaan proses diskusi kelompok kami.

26
DAFTAR PUSTAKA
Hall, J. E., & Guyton, A. C. (2016). Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran (13th ed.). Singapura: Elsevier.

Paulsen, F., & Waschke, J. (2017). Atlas Anatomi Sobotta (24th ed.). Singapura:
Elsevier.

Sherwood, L. (2016). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem (9th ed.). Jakarta:
EGC.

Snell, R. S. (2011). Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC.

27

Anda mungkin juga menyukai