Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SKENARIO 2 BLOK 2

FASILITATOR : Dr. drg. Efa Ismardianita, M.Kes


KELOMPOK TUTOR 3 :
Azkia Imannia (19-025)
Bagas Pramudya Prakussya (19-026)
Citra Nandya Kirana (19-027)
Nabila Supriadi (19-028)
Qonitah Salsabila (19-029)
Embun Irzal (19-030)
Julia Rahmadyah (19-031)
Zulpikar (19-032)
Suci Putri Amriani (19-033)
Mayona Adisti Bastian (19-034)
M. Taufiq Alfalah (19-035)
Putri Yuwanda Wulandari (19-036)

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang . Kami panjatkan puji syukur Kehadirat – Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia – Nya kepada kita semua, sehingga
kami kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah tentang skenario kedua yang
berjudul “MATI RASA”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak terutama fasilitator Dr. drg. Eva Ismardianita, M.
Kes sebagai tutor pembimbing sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari tutor
pembimbing agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 12 Oktober 2019

DAFTAR ISI
3

DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah............................................................................4

1.3. Tujuan....................................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1. Step 1 (Klarifikasi Istilah)......................................................................6

2.2. Step 2 (Menetapkan Permasalahan).......................................................7

2.3. Step 3 (Curah Pendapat)........................................................................7

2.4. Step 4 (Analisis Masalah)......................................................................9

2.5. Step 5 (Tujuan Pembelajaran)................................................................9

2.6. Klasifikasi, Anatomi dan Fisiologi dari Sistem Saraf Pusat dan Sistem
Saraf Tepi serta Jenis-Jenisnya..........................................................................10

2.7. Penjelasan Sistem Saraf dan Muskuloskeletal dalam Alquran dan Hadist
..........................................................................................................................14

2.8. Bagian dari Tulang Tengkorak.............................................................14

2.9. Penjelasan tentang Sistem Muskuloskeletal di Bagian Kepala.............16

BAB III........................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................18
3.1. Kesimpulan..........................................................................................18

3.2. Saran....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kepala dan leher merupakan anggota tubuh manusia, organ ini
memiliki fungsi yang sangat penting seperti memiliki fungsi untuk
melindungi otak. Kepala tersusun atas tulang tengkorak, dimana tulang
tengkorak dapat dibagi menjadi 2(dua) yaitu, cranium yang berfungsi
melindungi otak dan facial yang berfungsi untuk membentuk struktur
wajah.
Leher atau tulang servikal adalah bagian tulang belakang yang
lentur dan juga mendukung atau menyangga berat kepala. Leher terbentuk
dari 2(dua) buah susunan tulang belakang yaitu, tulang atlas dan tulang
aksis.
Kepala dan leher memiliki struktur yang kompleks, sehingga kepala
dan leher saling berkaitan satu sama lain. Keduanya memiliki beberapa
sistem organ yang saling mempengaruhi, diantaranya sistem saraf, sistem
musculoskeletal, dan sistem peredaran darah.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa dalil alquran dan hadist terkait dengan skenario?
2. Bagaimana klasifikasi, anatomi dan fisiologi dari sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi serta jenis-jenisnya?
3. Apa saja bagian dari tulang tengkorak?
4. Bagaimana sistem peredaran darah dan otot di bagian kepala?

1.3. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai alquran dan hadist
terkait dengan skenario
5

2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai klasifikasi, anatomi dan


fisiologi dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi serta jenis-
jenisnya
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai saja bagian dari tulang
tengkorak
4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai sistem peredaran darah
dan otot di bagian kepala

.
BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO 2

Mati Rasa

Seorang pengendara motor berusia 19 tahun berkendara dengan ugal-ugalan


menabrak seorang kakek berusia 60 tahun yang sedang melintas jalan raya.
Sipemotor tersebut jatuh dan mengalami luka robek pada kepala dan patah
tulang rahang. Sementara si kakek mengalami luka robek dan patang tulang
zigoma. Luka tersebut dirasakan nyeri dan mengucurkan darah. Pasien dibawa
ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan yang layak. Tiga bulan setelah
kejadian, kakek masih dirawat di RS karena cedera pada kulit dan tulangnya
belum sembuh serta terjadi mati rasa pada daerah yang cedera. Ketahuilah ayat
didalam alquran dan hadist terkait topik ?

2.1. Step 1 (Klarifikasi Istilah)


 Tulang zigoma
Tulang yg tdk teratur yang membentuk 2 sisi pipi dan memiliki
peran penting dlm memainkan kontur wajah.
 Tulang rahang
Kedua bagian tulang atas, yang salah satu strukturnya berada di
dekat jalan masuk mulut. Tulang ini terbagi menjadi 2 yaitu,
mandibula dan maksila.
 Mati rasa
Kondisi dimana tubuh itu tidak merangsang dan tidak dapat
merespon sensasi apapun.
7

 Cedera
Suatu kerusakan struktur fungsi tubuh sehingga mengalami
penurunan energi yang diakibatkan kecelakaan.

2.2. Step 2 (Menetapkan Permasalahan)


1. Apa saja bagian bagian yg ada di kepala?
2. Apa saja fungsi yg terdapat di tulang zigoma?
3. Gejala apa saja yg menyebabkan seseorang divonis terkena fraktur
zigoma dan rahang?
4. Apa akibat jika terjadi patah tulang zigoma?
5. Ayat alquran dan hadist yg terkait dalam skenario?
6. Bagaimana fisiologis dari sistem saraf?
7. Apasaja komponen dari sistem saraf manusia?
8. Apasaja faktor kakek yg menyebabkan tidak sembuh setelah 3
bulan dirawat?
9. Apasaja klasifikasi dari cedera ?
10. Apa saja pembagian dari sistem saraf?
11. Tulang apasaja yg terdapat pada tulang tengkorak?

2.3. Step 3 (Curah Pendapat)


1. Apa saja bagian bagian yg ada di kepala?
Saraf, tulang, otot dan peredaran darah
2. Apa saja fungsi yg terdapat di tulang zigoma?
 Untuk menahan benturan jika terjadi kecelakaan pada bagian
wajah Membentuk karakter wajah, untuk kecantikan dan
melindungi wajah dan sekitarnya
 Untuk mempengaruhi kontur wajah kita
 Untuk membentuk sudut pipi dan juga membentuk orbit pilar
luar
3. Gejala apa saja yg menyebabkan seseorang divonis terkena fraktur
zigoma dan rahang?

.
 Maksila : keluar darah dari hidung dan muntah muntah
Mandibulla : pembengkakan
 Zigoma : mengalami nyeri, keterbatasan gerakan pada tulang
tersebut
4. Apa akibat jika terjadi patah tulang zigoma?
 Mengalami nyeri serta ketebatasan gerak pada tulang yang patah
 Terbatasnya gerakan bola mata
5. Ayat alquran dan hadist yang terkait dalam skenario?
 Menurut imam muslim yaitu Allah tidak akan memberi penyakit
kepada hambanya
 Surah an-nisa ayat 48, an-nahl ayat 11 dan 69
 Surah Yasiin ayat 78-79
 Surah an-nisa ayat 46, hadis riwayat abu daud, at tarmidzi
 Al-isra ayat 82, yunus ayat 57
6. Bagaimana fisiologis dari sistem saraf?
 Sistem saraf terbagi menjadi 3(tiga) yaitu, sensorik, motorik, dan
otonom
7. Apasaja komponen dari sistem saraf manusia?
 Tesusun oleh serabut serabut saraf dendrit,badan sel,akson
8. Apasaja faktor kakek yang menyebabkan tidak sembuh setelah 3 bulan
dirawat?
 Ada 2, faktor gangguan sistem saraf dan faktor umur
 Mengalami luka yg sangat parah dan juga faktor umur yang
menyebabkan rangsangan yang sudah melemah
 Fraktur zigoma umumnya sembuh dalam waktu 4 bulan keatas
9. Apasaja klasifikasi dari cedera ?
 Ada 2 yaitu cedera berat dan cedera ringan
10. Apa saja pembagian dari sistem saraf?
 Ada 3 sistem saraf sensorik, motorik dan otonom
 Sistem saraf pusat dan tepi
9

11. Tulang apasaja yang terdapat pada tulang tengkorak?


 Bagian bagian frontal, pariental, oksipital dan temporal
 Tulang hidung, rahang atas dan bawah, pipi
 Ada 3, tulang tempurung kepala, wajah dan telinga
 Ada 2, permukaan eksternus dan internus

2.4. Step 4 (Analisis Masalah)

Kepala

Sistem Saraf Sistem Muskuloskeletal

Sistem Peredaran Darah

Cranium Sistem Saraf Tepi

Sistem Saraf Tepi Sistem Saraf Pusat

2.5. Step 5 (Tujuan Pembelajaran)


1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai alquran dan hadist
terkait dengan skenario
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai klasifikasi, anatomi dan
fisiologi dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi serta jenis-
jenisnya
3. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai saja bagian dari tulang
tengkorak
4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai sistem peredaran darah
dan otot di bagian kepala

.
2.6. Klasifikasi, Anatomi dan Fisiologi dari Sistem Saraf Pusat dan Sistem
Saraf Tepi serta Jenis-Jenisnya

Syaraf yang ada pada kepala dan leher


1.  Syaraf opticus bersifat sensoris berguna untuk penglihatan
2.  Syaraf oculmotorius bersifat motoris berguna untuk menggerakan mata
3. Syaraf trigeminus bersifat motoris, berguna untuk mengurus otot-otot
pengunyah, otot kulit muka, gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah, mokusa
mulut, kelenjar ludah dan hidung
4. Syaraf facialis bersifat majemuk, menerima rangsangan pengecap dari lidah,
mengurus otot-otot muka dan kelenjar ludah
5.  Syaraf ocusticus mengurus rangsangan dari telinga ke pusat pendengaran
6. Syaraf glasso bagian glasspharyngius bersifat majemuk, terdiri dari bagian
lidah, pharyng dan telinga. Bagian sensoris khusus untuk  pengecapan 1/3
bagian kelenjar lidah, bagian parasympatis untuk sekresi kelenjar parotis
7.  Syaraf hipoglosus bersifat untuk mengurus otot-otot lidah

Syaraf trigeminus sangat erat hubungannya dengan pencabutan gigi dan


anaesthesi. Syaraf trigeminus mempunyai 3 cabang yaitu :
1. Syaraf opthalmicus :
Syaraf ini masuk kedalam orbita melalui fissura obbitalis superior
sesudah terbagi dalam cabang-cabang utamanya, yaitu :
a. Syaraf nasociliaris
b. Syaraf frontalis
c. Syaraf lacrimalis yang melayani daerah konjungtiva, kelopak mata, kulit
bagian atas dari muka dan bagian frontal calvorsum, mucusa hidung
lacrimalis secara sensoris
11

2. Syaraf maxillaris :
Syaraf maxillaris masuk kedalam fossa pterygopa latina membuat
cabang-cabang yaitu:
1. Syaraf uvula,tonsil, palatum molle (palatum lunak) dan palatum durum
(palatum keras)
2. Syaraf palatini, memasuki daerah palatum melalui foramen palatina
poeterior  Syaraf nasopalatinus memasuki daerah palatinus bagian
depan melalui cenalis incisivus
a. Syaraf alveolaris superior posterior yang memberi persyarafan
pada molar dan gusi, menuju tujuan mereka dengan menebus
maxilla dibagian tuber, syaraf maxillaris melanjutkan
perjalanannya sebagai syaraf infra orbitalis masuk kedalam
orbita(rongga mata) melalui canalis infra orbitalis dan mencapai
foramen infra orbitalis disebelah maxilla.
b. Syaraf infra orbitalis memberi cabang-cabang:
Syaraf alveolaris turun kegigi-gigi yang ditujunya melalui dinding
sinus dan membentuk anyaman serat-serat syaraf yang disebut
plexus dentalis superior didekat gigi-gigi.
3. Syaraf mandibularis :
    Syaraf ini dibagi menjadi 2 bagian utama , yaitu :
a. Bagian anterior yang bersifat motoris, dan satu serat sensoris yaitu
syaraf buccinatorius yang menuju ke pipi dan selaput lendir bagian
dalam mulut.
b. Bagian posterior yang sifatnya terutama sensoris dengan satu
cabang kecil motoris yaitu syaraf mylohyodieus, untuk
mylohyodieus dan bagian anterior otot digstricus. Cabang motoris
ini turut dengan syaraf alveolaris superior sampai tempat masuknya
syaraf ini kedalam rahang bawah melalui foramen mandibuare.

.
1. Anatomi dan fisiologi pembuluh darah di otak
1. Sirkulasi darah dalam otot
a. Aliran darah arteri

Gambar 1.10.2 Pembuluh darah arteri (Sabotta)


Dua arteri vertebralis berjalan keatas sepanjang media, dan dua
arteri karotis interna yang memasuki otak dari permukaan ventral.
Cabang-cabang penghubung antaran keempat arteri utama itu mencegah
terjadinya kerusakan otak bila satu atau dua diantara pembuluh-
pembuluh itu tersumbat. Namun arteri-arteri yang kecil tersebar
dipermukaan otak tidak mempunyai banyak penghubung antar yang satu
13

dengan yang lain. Karena itu sumbatan pada salah satu pembuluh
tersebut biasanya menyebabkan kerusakan jaringan otak yang
bersangkutan (Guyton, 1993).
b. Aliran darah vena
Fungsi vena dalam sirkulasi otak berbeda dengan vena-vena lain,
karena vena-vena otak tidak dapat kempes. Vena-vena itu berbentuk
venus yang berdinding durameter yaitu jaringan ikat yang melingkupi
otak. Sisi-sisi sinus melekat erat pada tengkorak dan jaringan lain
sehingga tidak dapat kempes total. Selain itu karena kepala berada pada
posisi tegak hampir sepanjang waktu berat dari darah vena akan dengan
sendirinya menurunkan darah itu ke jantung (Guyton, 1993)

.
Gambar 1.10.3 Pembuluh darah Vena (Sabotta)

2.7. Penjelasan Sistem Saraf dan Muskuloskeletal dalam Alquran dan


Hadist
Menurut Al-quran, yaitu :

 Al isra ayat 82
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

 Yunus 57
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
15

 Yasin 78
Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada
kejadiannya; ia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang
belulang, yang telah hancur luluh?; Dan ia membuat perumpamaan bagi
Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat
menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh? Katakanlah: "Ia
akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan
Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk," Surat Ya Sin Ayat 78-79.

2.8. Bagian dari Tulang Tengkorak


1. Tulang Tengkorak
Tengkorak manusia tersusun dari 22 buah tulang yang
merupakan gabungan tulang – tulang tempurung kepala (kranium) dan
tulang muka. Tulang tempurung kepala berfungsi untuk melindungi
otak.
Tulang tempurung kepala tersusun dari tulang dahi (frontal),
tulang kepala belakang (osipital), tulang ubun – ubun (parietal), tulang
baji (sphenoid), tulang tapis (etmoid), dan tulang pelipis (temporal). Di
bagian bawah tempurung kepala terdapat rongga khusus yang disebut
foramen magnum yang menjadi tempat keluar masuknya pembuuh
darah saraf serta darah yang kemudian menuju ke sumsum tulang
belakang. Tulang muka terdapat pada bagian depan kepala. Tulang –
tulag muka membentuk rongga mata untuk melindungi mata,
membentuk rongga hidung serta langit –langit, dan memberi bentuk
wajah. Tulang muka terdiri dari tulang rahang atas (maksila), tulang
rahang bawah (mandibula), tulang pipih (zygomaticum), tulang air mata
(lakrimal), tulang hidung (nasal), dan tulang langit – langit (palatum).
Tabel 1.1 Tulang tengkorak
Bagian kepala Bagian Muka/Wajah

.
Tulang dahi(os.frontale) 1 tulang Tulang rahang atas 2 tulang
(os.maxilla)
Tulang ubun – ubun 2 tulang Tulang rahang bawah 2 tulang
(os.parietal) (os.mandibula)
Tulang kepala belakang 1 tulang Tulang pipi (os.zygomaticum) 2 tulang
(os.occipetal)
Tulang baji 2 tulang Tulang langit –langit 2 tulang
(os.sphenoidale) (os.pallatum)
Tulang pelipis 2 tulang Tulang hidung (os. Nasale) 2 tulang
(os.temporale)
Tulang tapis 2 tulang Tulang air mata (os.lacrimale) 2 tulang
(os.etmoidale)
Tulang lidah (os.hyoideum) 1 tulang

2.9. Penjelasan tentang Sistem Muskuloskeletal di Bagian Kepala


Otot merupakan suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk, Pada sel-
sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut
miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan
memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya ke arah
tertentu (berkontraksi). Otot kepala dibagi menjadi 5 :
1) Otot pundak kepala: fungsinya sebagian kecil membentuk gales
aponeurotika
disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 :
a. Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi
mata
b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke
belakang.
2) Otot wajah berbagi atas :
17

a. Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4
buah
b. Muskulus oblikus okuli /otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya
memutar mata
c. Muskulus orbikularis okuli/ otot lingkar mata terdapat disekeliling
mata, fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata
d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak
mata. Fungsinya  menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu
membuka mata
3) Otot mulut/bibir dan pipi, terbagi atas :
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut
mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah.
b. Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo
pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung.
c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan
kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau
membentuk mimik muka ke bawah.
d. Muskolus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut.
Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris.
Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.
e. Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu
mulut keatas waktu senyum.
4) Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah , terbagi atas:
a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada
waktu mulut terbuka.
b. Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas
dan ke belakang.
c. Muskulus pterigoid internus dan eksternus , fungsinya menarik
rahang ke bawah ke depan.

.
5)  Otot lidah sangat berguna dalam dalam membantu pancaindra untuk
mengunyah Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke
depan.Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah  ke atas dan ke
belakang.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
 Otot merupakan suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak.
Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk, Pada sel-sel,
sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut
myofibril.
 Tengkorak manusia tersusun dari 22 buah tulang yang merupakan
gabungan tulang – tulang tempurung kepala (kranium) dan tulang
muka.
19

3.2. Saran
................Demikianlah makalah ini kami susun agarmakalah ini dapat
dimanfaatkan oleh pembaca dalam memahami Sistem Saraf dan Sistem
Muskuloskeletal pada Kepala. Selain itu penulis juga menyarankan kepada
pembaca untuk menerapkan apa yang baik dari makalah ini dan juga
mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca kurang baik dari makalah
ini. Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu penulis
menyarankan agar makalah ini bisa disempurnakan baik dari cara penulisan
maupun pada struktur pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA
Goyena, R. (2019) ‘済無 No Title No Title’, Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), pp. 1689–1699. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Trisnasih, W., Soehardono, D. and Pudyani, P. (2013) ‘Perbandingan Dimensi
Tulang Basal Aleolar Tumpang Gigit Dalam’, 4(3), pp. 211–217.

Chalis, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta Selatan.


Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai