DISUSUN OLEH :
KELOMPOK XI
1. ASMAWANTI AGUS
2. NELLI AGUSTINA
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN............................................................................................................................2
A. Latar Belakang...........................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................................4
D. Manfaat.......................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI........................................................................................................................5
A. Pengertian sistem muskuloskeletal..............................................................................................6
B. Masalah pada otot........................................................................................................................6
C. Pengertian dan Klasifikasi Fraktur..............................................................................................7
D. Kondisi yang mempengaruhi penyembuhan fraktur....................................................................9
E. Gangguan perkembangan jaringan ikat......................................................................................10
F. Gangguan Metabolik dan Nutrisi Tulang...................................................................................11
G. Kelainan Struktur Skelet............................................................................................................12
H. Kelainan Sendi dan Tendon......................................................................................................15
BAB III...............................................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................................17
A. KESIMPULAN......................................................................................................................17
B. SARAN....................................................................................................................................17
Daftar Pustaka...................................................................................................................................18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa.
Struktur tulang dan jaringan ikat menyususn kurang lebih 25 % berat badan. Struktur
tulang memberikan perlindungan terhadap organ-organ penting dalam tubuh seperti
jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat
melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi
sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih (tepatnya di sumsum tulang)
dalam proses yang disebut hamatopoesis.
Tubuh kita tersusun dari kurang lebih 206 macam tulang, dalam tubuh kita ada 4
kategori yaitu tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tidak baraturan.
Masing-masing tulang dihubungkan oleh jaringan yang disebut sendi. Menurut
pergerakan yang ditimbulkan sendi dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1.Sendi fibrous/sinatrosis/sendi tidak bergerak
2. Sendi tulang rawan / amfiartrose/sendi gerak
3.Sendi sinovial/diartrose.
Bentuk sendi diartrose ada beberapa macam : sendi putar, sendi engsel, sendi
kondiloid, sendi berporos serta sendi pelana. Bentuk-bentuk sendi beserta contohnya :
1.Sendi putar : sendi bahu dan sendi panggul
2.Sendi engsel : sendi siku, sendi antara ruas-ruas jari
3.Sendi kondiloid : hampir sama dengan sendi engsel tapi dapat bergerak dalam 2
bidang seperti pada pergelangan tangan.
4.Sendi berporos: sendi antara kepala dengan tulang leher pertama
5.Sendi pelana : sendi metacarpal pertama, yang memungkinkan ibu jari ergerak
bebas.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sistem muskuloskeletal ?
2. Apa saja masalah pada otot tubuh ?
3. Apa saja klasifikasi penyakit fraktur dan kondisi yang mempengaruhi penyembuhan
fraktur ?
4. Bagaimana gangguan jaringan ikat ?
5.
6. Apa gangguan metabolik dan nutrisi tulang dan penyakit infeksi tulang ?
7. Bagaimana kelainan struktur skelet dan sendi tendon ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian sistem muskuloskeletal
2. Menjelaskan masalah pada otot tubuh.
3. Mengetahui klasifikasi penyakit fraktur dan pengaruh penyembuhan fraktur
4. Menjelaskan gangguan fungsi muskuloskeletal
5. Mengetahui cara pencegahan gangguan pada fungsi muskuloskeletal
D. Manfaat
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan mahasiswa
mengenai gangguan fungsi muskuloskeletal.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Menurut Doenges (2000: 761) Fraktur dapat dibagi menjadi 150, tetapi lima yang utama
adalah:
1. Incomplete: Fraktur hanya melibatkan bagian potongan menyilang tulang. Salah satu sisi
patah; yang lain biasanya hanya bengkok (greenstik).
2. Complete: Garis fraktur melibatkan selurah potongan menyilang dari tulang, dan fragmen
tulang biasanya berubah tempat.
4. Terbuka (Complete): Fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial
untuk terjadi infeksi.
5. Patologis: Fraktur terjadi pada penyakit tulang dengan tak ada trauma atau hanya minimal.
5
2. Tetani
3.Hipertrofi
Pembesaran masing-masing serat otot, sebagian akibat kerja keras. Otot jantung dan
otot rangka tidak dapat bergenerasi untuk memenuhi naiknya kebutuhan. Mereka
menyesuaikan diri dengan membesarkan masing- masing serat.
4.Atrofi
Atrofi adalah mengecilnya massa otot akibat mengecilnya ukuran miofibril. Otot yang
atrofi terjadi akibat proses menua, immobilisasi (tidak dipakai), iskemia menahun, malnutrisi,
dan denervasi (terputusnya hubungan saraf).
5. Rigor mortis
Rigor mortis adalah keadaan kontraksi otot 2-4 jam setelah mati somatik. Keadaan ini
berlangsung 48 jam, setelah itu mulai melemas (autolisisis).
Rigor mortis atau Kaku mayat terjadi akibat hilangnya adenosina trifosfat (ATP) dari
otot-otot tubuh manusia. ATP digunakan untuk memisahkan ikatan aktin dan myosin pada
otot sehingga otot dapat berelaksasi,[2] serta hanya akan beregenerasi bila proses
metabolisme terjadi. Apabila seseorang mengalami kematian, proses metabolismenya akan
berhenti dan suplai ATP tidak akan terbentuk, sehingga tubuh perlahan-lahan akan menjadi
kaku seiring menipisnya jumlah ATP pada otot.
1. Suhu lingkungan
2. Derajat aktifitas otot sebelum mati
3. Umur
4. Kelembapan
6
C. Pengertian dan Klasifikasi Fraktur
Fraktur adalah kerusakan atau patah tulang yang disebabkan oleh adanya trauma
ataupun tenaga fisik. Pada kondisi normal, tulang mampu menahan tekanan, namun jika
terjadi penekanan ataupun benturan yang lebih besar dan melebihi kemampuan tulang untuk
bertahan, maka akan terjadi fraktur (Garner, 2008; Price & Wilson, 2006). Fraktur adalah
terputusnya keutuhan tulang, umunya akibat trauma. Faktor digolongkan sesuai jenis dan
arah garis fraktur.
Klasifikasi fraktur
7
D. Kondisi yang mempengaruhi penyembuhan fraktur
Karena penyembuhan luka adalah proses kontinu dan sekuensial, adanya penghentian
dapat mengubah hasil akhir. Keadaan ini di kaitkan dengan imobilisasi tidak adekuat, suplai
darah buruk, distraksi fragmen, interposisi(terhalang) jaringan lunak, atau infeksi.
8
Gambar 2.
9
E. Gangguan perkembangan jaringan ikat
1. Osteogenesis Imperfekta
Pada penyakit herediter ini, tulang yang terbentuk sangat rapuh termasuk tulang
tengkorak dan tulang muka. Trauma pada kepala dapat berakibat fatal, misalnya saat
lahir.
2. Osteopotrosis
Penyakit familiar ini ditandai penumbuhan berlebihan, namun tetap mudah patah,
bila penyakit ini berkaitan dengan sifat resesif, disebut osteopetosis maligna dan dapat
menyebabkan kematian dalam uterus atau pada kehidupan awal. Sifat dominan autosom
menyebabkan masalah berat yang tidak dapat didiagnosis sampai masa dewasa.
3. Sindro Marfan
Sindrom marfan adalah gangguan dominan autosom yang diturunkan yang ditandai
dengan proporsi tubuh abnormal, termasuk lengan panjang,jari panjang, deformitas
torakal, seperti ekskavatum pektus, kurvatura spinal torakal, dan hiperekstensibilitas.
1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah osteopenia karena reduksi pada matriks tulang dan mineralisasi
tulang. Osteopenia adalah reduksi massa tulang lebih besar daripada yang diperkirakan
menurut usia, ras, dan jenis kelamin, ini mengakibatkan tulang rapuh dan mudah patah.
3.Scurvy
Vitamin c diperlukan untuk pembentukan kolagen dari jaringan ikat dan matriks
tulang. Kekurangan vitamin c berakibat Scurvy, yang ditandai perdarahan, anemia, dan
kelainan pada gigi dan tulang. Perdarahan dapat timbul pada sembarang organ. Kelainan
pada tulang berupa osteoid yang kurang baik , resorpsi tulang melebihi pembentukanya,
sehingga tulang kurang padat. Gusi bengkak, mudah berdarah, dan gigi goyah sering
dijumpai. Terdapat pada bayi diatas 6 bulan dan diperlukan 3 bulan sampai satu tahun
defisiensi vitamin c agar timbul scurvy pada orang dewasa.
10
Penyaki infeksi tulang
a. Osteomielitis
Tulang dan sumsu tulang terkena infeksi. Infeksi pda tulang dapat terjadi
melalui:1) perluasan langsung dari sumber/ fokus dekat, 2)kontaminasi
langsung, misalnya pada patah tulang atau luka terbuka, dan 3)
penyebaran hematogen dari pusat infeksi jauh (tonsilitis, bisul atau
jerawat, ISPA). Pasien dengan osteomielitis akut tampak sakit berat,
demam, menggigil, dan ada leukositosis. Tungkai yang bersangkutan
sangat sakit, bengkak, dan merah ditempat infeksi , dan kulit sangat
sensitif . pada foto ronsen tampak destruksi tulang setelah 10 hari sakit.
Terapi harus dengan antibiotik spektrum luas terhadap kuman penyebab.
b. Tuberkulosis
Tuberkulosis memnyebar melaui darah dan limfe. Penyebaran dapat ke
tulang (sumsum tulang ). Infeksi ini merusk tulang, timbul
nekrosis(perkijuan) yang dapat menjalar ke sendi atau terdapat dibawah
kulit berupa abses. Bila sampai merusak diskus intervertebralis, dapat
menimbulkan deformitas, TB dari tulang belakang, disebut penyakit
Pott,sering terjadi pada anak-anak dan dapat berakibat kifosis, skoliosis,
atau deformitas”hunchback”( bongkok). Komplikasi TB tulang belakang
adalah paraplegia, dan meningitis.
2. Kifosis
Sebuah deformitas tulang belakang yang ditandai dengan dengan fleksi berat
(bongkok). Dapat disertai dengan nyeri pada area vertebral dan tanda radiologis
osteoporosis.
3. Skoliosis
Tulang belakang melengkung ke lateral (berbentuk S) . timbulnya berangsur-angsur
paling sering pada remaja. Pada umunya, makin muda usia pasien saat
menderitanya.dan makin tinggi yang ditoraks yang terkena, maka makin jelek
prognosisnya, terapi untuk kelainan ini dengan pembedahan.
11
Kifosis, konveksitas torakal membulat, umum terjadi pada lansia, khususnya wanita (dari
bates ,B.A Guide to physical Examination 6th ed. Philadelphia :J.B Lippincott, 1995)
seperti gambar dibawah ini :
12
A. B
4. Talipes
Deformitas talipes (club foot), deformitas kongenital ortopedik paling sering dari
ekstermitas bawah, terjadi dengan frekuensi paling besar pada anak laki-laki. Talus =
tumit atau pergelangan kaki, pes =kaki. Setiap deformitas dari kaki yang melibatkan talus.
Ada beberapa jenis talipes, seperti talipes equinus, kalkaneus valgus, varus, dan kavus.
Talipes dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Umunya ,titik talus turun
dan telapak kaki teraduksi.
13
Keterangan : A.talipes equinus
B.kalkaneus
C.valgus
D.varus
E. kavus
1.Artritis
Artritis secara sederhana berarti inflamasi sendi, dan terjadi pada berbagai bentuk,
penyakit sendi degeneratif atau trauma sering dihubungkan dengan peningkatan insidens
osteoartritis. Gangguan metabolik dapat menyebabkan artritis gout atau dapat
dihubungkan dengan kondisi seperti psoriasis atau bursitis. Ada macam-macam bentuk
14
artritis suourativa (infeksi sendi oleh organisme piogenik), artritis tuberkulosa (inflamasi
akibat tuberkulosis), reumatoid artritis, osteoartritis, dan lain-lain.
Pirai adalah gangguan metabolisme asam urat, ditandai hiperurisemia, bisa primer
atau sekunder 95% psien gout primer adalah pria. Didalam badan, asam urat dibentuk
antara lain dari purin makanan. Makanan yang mengandung banyak purin adalah
macam-macam organ seperti hati,paru, otak,lambung. Pada gout primer, ginjal dapat
menurun fungsinya, sehingga pengeluaran asam urat menurun. Akibatnya kadar asam
urat dalam semua cairan tubuh naik. Pada tempat-tempat tertentu, krisal asam urat
mengendap, seperti pada sendi, ginjal, jantung, daun telinga, jari-jari tangan dan kaki.
Massa kristal urat dikelilingi radang (limfosit, sel, plasma,makrofag )dan disebut tofus.
Tofi dapat menyatu dan membesar.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan
tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang
16
mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak).
Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang
memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.Didalam tubuh manusia
tersusun dari 3 otot diantaranya yaitu, Ada 3 jenis otot yaitu otot jantung, otot polos dan
otot rangka.
B. SARAN
Semoga dengan kita mengetahui apa itu gangguan fungsi sistem muskuloskeletal . Gejala
awalnya, penyebab, serta dampaknya kita sebagai calon perawat kita bisa memberikan
informasi kepada orang yang menderita gangguan fungsi muskuloskeletal.
Daftar Pustaka
18