Disusun oleh :
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-NYA,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Dan Penatalaksanaan Pada
Pasien Dengan Hiperglikemia ”. Penulisan makalah ini disusun untuk pemenuhan
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat I.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
cukup sulit bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh sebab itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Andiko Nugraha Kusuma, S.KM., M. KM., selaku Rektor Universitas
Faletehan.
2. H. Asra, S.Kep. Ners. M Kep. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Faletehan.
3. Ns. Dini Rachmaniah, M.Kep., Sp., Kep.An sebagai Ketua Program studi
Ilmu Keperawatan Universitas Faletehan.
4. Ns. Lukmanulhakim, S.Kep.,M.Kep, Ns. Ani Haryani, S.Kep.,M.Kep,
Ns. Endah Dwi Kurniawati, S.Kep.,MNS, dan Ns. Yeni Binteriawati,
S.Kep.,M.Kep, selaku Tim Dosen Mata Kuliah Keperawatan Gawat
Darurat I.
5. Teman-Teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan serta
saran bahwa kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini belum dapat dikatan
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
D. Sistematika penulisan............................................................................2
BAB II REVIEW ANATAMOI FISIOLOGI HIPERGLIKEMIA DAN
KONSEP KASUS YANG DIAMBIL...............................................................4
A. Review Anatomi Fisiologi.....................................................................4
B. Konsep Penyakit....................................................................................6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................19
A. Ilustrasi Kasus......................................................................................19
B. Analisa Data.........................................................................................23
C. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul...................................25
D. Rencana Keperawatan.........................................................................26
E. Evidance Based Practice ( EBP ) terkait..............................................27
BAB IV KESIMPULAN..................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketosidosis diabetik ( KAD) adalah dekompensasi/kekacauan metabolic
yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis, trauma
disebabkan oleh defisiensi insulin absolut dan relatif. Pasien KAD
biasanya mengalami dehidrasi berat akibat diuresis osmotik dan bahkan
dapat menyebabkan syok. Dirumah sakit dokter cipto mangunkusumo,
Jakarta,selama periode 5 bulan (januari-may 2002) terdapat 39 episode
KAD dengan angka kematian 15 %. Abbott, Barnet, Agodoa, dan yuan
melaporkan insidens KAD pada pasien yang telah didiagnosis DM adalah
33,2/1000 orang dan pada pasien yang belum didiagnosis DM 2,0/1000.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana Asuhan Keperawatan dengan Hiperglikemia pada
pasien Diabetes Melitus di Instalasi Gawat Darurat?
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan asuhan keperawatan
pada klien dengan hiperglikemia di instalasi Gawat Darurat secara
komprehensif melalui proses keperawatan.
b. Tujuan Khusus
1) Dapat melakukan pengkajian secara langsung pada klien
dengan hiperglikemia di instalasi Gawat Darurat.
2) Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnose
keperawatan pada klien hiperglikemia di instalasi Gawat
Darurat.
3) Dapat membuat perencanaan pada klien hiperglikemia di
instalasi Gawat Darurat.
4) Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien
hiperglikemia di instalasi Gawat Darurat.
D. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan makalah dapat dilihat sebagai berikut :
Patofisiologi
Pathway
Pemeriksaan
Diagnostik/Penunjang
Penatalaksanaan
Farmakologi, Non –
Farmakologi dan
Collaborative
BAB II
REVIEW ANATAMOI FISIOLOGI HIPERGLIKEMIA DAN
KONSEP KASUS YANG DIAMBIL
Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang
dipergunakan oleh jaringan prifer tergantung dari keseimbangan
fisiologi beberapa hormon antara lain :
C. Definisi
a) Klasifikasi diabetes
Klasifikasi diabetes saat ini berdasarkan pada etiologi penyakit.
Terdapat empat kategori diabetes:
1) Diabetes tipe 1 (disebabkan oleh penghancuran sel pulau
pankreas).
2) Diabetes tipe 2 (disebabkan oleh kombinasi resistansi insulin
dan disfungsi sekresi insulin sel B).
3) Diabetes tipe khusus lain (disebabkan oleh kondisi seperti
endokrinopati, penyakit eksokrin pankreas, sindrom genetik,
dll).
4) Diabetes gestasional (diabetes yang terjadi pertama kali saat
kehamilan). (Donelly, 2015)
b) Etiologi
E. Manifestasi Klinik
1) Hiperglikemia pada ketoasidosis diabetic akan menimbulkan
polyuria dan polidipsia (peningkatan rasa haus)
2) Pasien mengalami penglihatan kabur, kelemahan, dan sakit
kepala
3) Hipotensi pasien dengan penurunan volume intravaskuler yang
nyata mungkin akan menderita hipotensi ortostatik (penurunan
tekanan darah sistolik 20 mmhg atau lebih pada saat berdiri)
4) Penurunan volume dapat pula menimbulkan hipotensi yang nyata
disertai denyut nadi lemah dan cepat.
5) Terjadi ketosis dan asidosis yang merupakan ciri khas diabetes
ketoasidosis menimbulkan gejala gastro intestinal seperti
anoreksia, mual, muntah dan nyeri abdomen
6) Nyeri abdomen dan gejala fisik pada pemeriksaan dapat begitu
berat sehingga tampaknya terjadi suatu proses intra abdominal
yang memerlukan tindakan pembedahan.
7) Nyeri pasien mungkin berbau aseton (bau manis seperti buah)
sebagai akibat dari meningkatnya kadar badan keton.
8) Hiperventilasi (disertai pernapasan yang sangat dalam tetapi
tidak berat/sulit) dapat terjadi
9) Pernapasan kussmaul ini menggambarkan upaya tubuh untuk
mengurangi asidosis guna melawan efek dari pembentukan badan
keton.
10) Perubahan status mental pada ketoasidosis bervariasi ada yang
sadar, mengantuk (letargi), koma tergantung dari osmolaritas
plasma (konsentrasi partikel aktif-osmotis). (Nugroho, 2016)
F. Patofisiologi
G. Pathway
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Reaksi Autoimun Idiopatik, Usia, Genetik, Gaya Hidup, dll
Hiperglikemia
Glukosuria Starvasi
Polipagi
Glukoneogenesis
↓ BB
Sorbitol
Retinopati
Diuresis Osmosis Poliuria
Polidipsi
a. Postprandial
Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka
diatas 130 mg/dl mengindikasikan diabetes.
b. Hemoglobin glikosilat
Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilai kadar gula
darah selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi
6,1% menunjukkan diabetes.
a) Pemeriksaan fisik
1. Tekanan darah : hipotensi ortostatik
2. Nadi : Tachycardia
3. RR: Takipneu sampai pernapasan kussmaul
4. EKG : T Mungkin elevasi
5. Kulit : kering, kemerahan, penurunan turgor, membrane buccal
kering
6. Paru : paru-paru bersih nyeri peluru, friction rubs (dehidrasi)
7. Abdomen : tender, penurunan bising usus, kaku, tidak adanya
bising usus, tenderness rebound (DKA berat)
8. Muskuloskeletal : kelemahan, penurunan reflex tendon dalam
I. Penatalaksanaan
a) Farmakologi / Medis
Prinsip prinsip pengelolaan KAD adalah:
1) Volume
liter pada jam pertama, 2 liter pada 4 jam berikutnya, 1 liter
setiap 4-6 jam. Setelah itu, volumenya disesuaikan
berdasarkarn respons pasien
2) Cairan
a. isotonik (salin normal) umummya 150 mmol/L
b. hipotonik (salin setengah normal) 75 mmol/L bila natrium
serum melebihi 150 mmol/L ( tidak lebih dari 1-2 liter
pertimbangkan pemberian dekstroa 5% disertai
peningkatan insulin)
c. pertimbangkan pemberian dekstrosa 5% sebanyak 1 liter
setiap 4-6 jam, bila glukosa darah menurun hingga 15
mmol/L (pasien dehidrasi kronis dapat memerlukan infus
salin secara simultan atau selang seling)
d. Cairan yang digunakan adalah garam fisiologis
berdasarkan perkiraan hilangnya cairan pada KAD
mencapai 100ml/ kg 88 maka pada jam pertama diberikan
1 sampai 2 liter, jam kedua diberikan 1 liter. Ada dua
keuntungan rehidrasi pada pasien KAD, yaitu
memperbaiki perfusi jaringan dan menurunkan hormon
kontraregulator insulin. Bila kadar glukosa kurang dari
200 mg% maka perlu diberikan larutan mengandung
glukosa (dekstrosa 5% atau 10%)
3) Kalium
a. berikan kalium 20 mmol pada pemberian pertama cairan ,
kecuali kalium plasma awal 55 mmolt
b. Setelah itu tambahkan dosis kurang dari 1 liter cairan Bila
k+ plasma <3,5 mmolt. tambahkan KCI 40 mmol
(hipokalemia kronik dapat memerlukan lebih banyak
penggantian KCi yang agresif) 3,5-5,5 mmol/L.
Tambahkan KCI 20 mmol>5,5 mmol/t, tanpa penambahan
KCI
c. Pada keadaan KAD ion K+ bergerak ke luar sel dan
selanjutnya dikeluarkan melalui urin. Total defisi K+ yang
terjadi selama KAD diperkirakan mencapai 3-5mEq/kg
BB. Selama terapi KAD ion K kembali kedalam sel dan
untuk mengantisipasi masuknya ion K+ ke dalam sel serta
mempertahankan kadar K+ serum dalam batas normal,
perlu memberikan kalium.
4) Insulin
Infus intravenakontinu :
a. 5-10 unit/jam (rata cata 6 unit/jam) pada pemberian awal
sampai glukosa darah turun menjadi 15 mmol/L
Kemudian, sesuaikan dosis (biasanya 1-4 unit per jam)
selama pemberian infus dekstrosa untuk mempertahankan
glukosa darah 5-10 mmol/L hingga pasien keimbali
makan.
b. Injeksi intramuskular segera 20 unit, kemudian 5-10
unit/jam hingga glukosa darah turun 15 mmol/L . Setelah
itu, ubah dosis menjadi 6 unit per jam subkutan hingga
pasien kembali makan
c. Tujuan pemberian insulin di sini bukan hanya untuk
mencapai kadar glukosa normal, tetapi juga untuk
mengatasi keadaan ketonemia. Oleh karena itu jika kada
glukosa kurang dari 20 mg%, insulin diteruskan dan
untuk mencegah hipoglikemia diberi cairan mengandung
glukosa sampai asupan kalori oral pulih kembali.
5) Glukosa
6) Bikarbonat
Pemberian bikarbonat hanya dianjurkan pada KAD yang berat.
7) Fosfat
Fisher dan Wilson melaporkan suplementasi fosfat (15 atau 45
mmol) tidak memengaruhi laju koreksi glukosa, bikarbonat,
mau- pun pH.
8) Komplikasi
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi selama pengobatan
KAD ialah sebagai berikut edama paru, hipertrigliseridemia,
infark miokard akut dan komplikasi iatrogenik. Komplikasi
iatrogenik tersebut ialah hipoglikemia, hiperkloremia, edema
otak dan hipokalsemia.
Contohnya saja seperti cara merawat luka pada kaki yang terdapat
ulkus dan selalu menggunakan alas kaki. Selanjutnya nutrisi medis,
sama seperti anjuran makan untuk masyarakat umum, anjuran makan
bagi penderita DM adalah makanan seimbang yang menyesuaikan
dengan zat gizi dan kebutuhan kalori dari masing-masing individu.
Ketiga adalah latihan fisik. Program latihan fisik secara teratur selama
sekitar 30–45 menit sehari, dilakukan 3–5 hari dalam seminggu, dan
total per minggu yaitu 150 menit. Usahakan jeda tidak lebih dari 2 hari
berturut-turut antara dua latihan. Latihan fisik yang dianjurkan untuk
penderita DM adalah latihan fisik dengan intensitas sedang dan
bersifat aerobik seperti jogging, jalan cepat, bersepeda santai dan
berenang. (Widiasari et al., 2021)
c) Collaborative
A. Ilustrasi Kasus
Seorang Perempuan Ny. K , Alamat : Pandeglang, Usia: 50 tahun, datang ke IGD
RSUD Dr. Moewrdi pada tanggal 25 april 2022 pukul 11.24 WIB dengan keluhan
badan lemas tidak berdaya, kepala pusing, sesak nafas serta mual semenjak tadi pagi
sebelum dibawa ke Rumah Sakit, hasil pemeriksaan TD : 130/90 mmHg, N : 108x/
menit, S : 36 , R: RR: 30 x/menit dan GDS :443 mg/dl, sebelumnya klien sakit
sariawan sudah 1 minggu yang lalu, sudah diperisakan ke dokter, kemudian diberi
obat oleh dokter tetapi belum sembuh-sembuh juga tidak seperti sakit sariawan
biasanya, walaupun sudah dibawa ke dokter namun kondisi klien semakin memburuk,
badan lemas, pucat dan tidak kuat membawa badannya sendiri akhirnya oleh keluarga
klien dibawa ke Rumah Sakit sampai di IGD RSUD Dr. Moewardi pukul 11. 24 WIB,
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit asma, klien juga tidak mempunyai riwayat
penyakit jantung, hanya saja klien mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus dan
mempunyai riwayat penyakit hipertensi dari ibunya, klien juga mengatakan kalau
dirinya belum pernah mondok atau sakit dan dirawat di Rumah Sakit, baru pertama
kali dirawat di Rumah Sakit. Klien mengatakan didalam keluarga ada yang
mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus yaitu semuanya dari ibu
klien. Pasien seorang Pekerjaan Swasta, Pendidikan terakhir yaitu SLTA.
PENGKAJIAN
1. Biodata Klien
Nama : Ny.K
Umur : 50 Tahun
Sumber informasi : Klien
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pandeglang
Status perkawinan : menikah
Agama : islam
Pendidakan : SLTA.
MRS : 25 april 2022
No. RM : 101903
Diagnosa Medis : Diabetes
c. Pengkajian Sekunder
1) Tanda – Tanda Vital
TD : 130/90 mmHg, N : 108x/ menit, S : 36 , R: RR: 30 x/menit
B. Analisa Data
No Analisis Data Penyebab Masalah
D. Rencana Keperawatan
o. Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Intervensi Aktivitas
Kriteria Hasil
(SDKI) (SIKI)
(SLKI)
Edukasi :
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
Kolaborasi
- Kolaborasi perberian
insulin, jika perlu
- kolaborasi pemberian
IV, jika perlu
- kolaborasi pemberian
kalium, jika perlu