Anda di halaman 1dari 4

WOC HIV AIDS PADA REMAJA

Hubungan seks bebas Tertusuk jarum suntik yang Penularan secara vertikal dari
Tranfusi darah yang
(Homo seksual, oral seks, berganti-ganti terkontaminasi HIV secara terinfeksi HIV ibu yang positif HIV
pasangan ) bergantian

Sperma penderita HIV masuk kedalam tubuh


Virus masuk kedalam tubuh Anak beresiko mengalami HIV dari
pasangan melewati membran mukosa, Vagina,
lewat luka berdarah ibu yang positif HIV
dan Anus yang lecet atau luka.

Virus masuk ke dalam peredaran darah atau jaringan mukosa dan meninvasi set yang mempunyai molekul
CD4 ( Limfosit t4, Monosit, Sel dendrit, Sel Langerhans)

Masuk kedalam sel target dan mereplikasi diri

Jenis – jenis Anti Retroviral Pemeriksaan Diagnostik:


Sel yang terinfeksi mengalami kelumpuhan atau mati Tes cepat
(ARV):
Fushion Inhibitor (FI) Tes ELISA (Enzyme-linked
Nucleoside reverse transcriptase Imunitas tubuh menurun immunosorbent assay)
inhibitors (NRTI) Tes Western bolt
Non Nucleoside reverse Tubuh rentan terhadap infeksi (Infeksi Oportunistik) Tes Virologis dengan PCR
transcriptase inhibitors (NNRTI Tes HIV DNA Kualitatif
Integrated Virus Inhibitor Remaja terinfeksi HIV Tes RNA Kuantitatif
Protease inhibitors (PI) Tes HIV antibody-antigen

Remaja (+) HIV


HIV (Human Immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu
yang relatife lama dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome ) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena
rusaknya system kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.

Infeksi pada sistem pernafasan (mis: Infeksi pada sistem pencernaan (mis: Peradangan pada
Infeksi jamur integumen (Herpes Zoster)
mycobacterium tuberculosis, pneumonia, dll) salmonela, candida albicans

Adanya sekresi di jalan nafas Infeksi Bakteri Peradangan pada mulut Masuk ke
Peradangan saluran
dalam kulit
pernafasan dan jaringan paru
Proses Inflamasi
Tidak dapat Menginvasi mukosa Sulit menelan
mengeluarkan saluran cerna Menginvasi
Aktivasi interkulin 1 di sekret kulit
Lisis dinding alveoli
hipotalamus DEFISIT
↑ Peristaltik usus NUTRISI
BERSIHAN Dermatitis
Pengeluaran prostaglandin
Kerusakan alveoli JALAN Serebroika
NAFAS Output cairan ↑ DIARE
↑ kerja thermostat TIDAK
EFEKTIF
Kolaps saluran nafas kecil Turgor kulit ↓, Ruam, difusi,
saat ekspirasi ↑ suhu tubuh mukosa bibir kering folikulitas, bersisik,
kulit kering,
Terapi mengelupas eksema
HIPERTERMIA trimetroprim
Gangguan pertukaran O2 dan HIPOVOLEMIA sulfame
CO2
Penurunan perfusi O2 ke jaringan Psoariasis
Ruam, pruritus, papula,
Makula merah
GANGGUAN Mengantuk, lesu, kelemahan
PERTUKARAN GAS KERUSAKAN
INTEGRITAS KULIT/
NYERI AKUT JARINGAN
INTOLERANSI AKTIVITAS
POINT  MK 1 MK 2  MK 3
Bersihan Jalan Napas Hipovolemia Gangguan Integritas Kulit/ Jaringan

SLKI Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Tujuan: Setelah dilakukan tindakan
keperawatan maka bersihan jalan napas keperawatan maka status cairan membaik, keperawatan maka integritas kulit dan
meningkat, dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil: jaringan meningkat dengan kriteria hasil:

1. Batuk efekif 1. Output urine 1. Elastisitas


2. Produksi sputum 2. Membran mukosa lembab 2. Kerusakan jaringan
3. Mengi 3. Edema perifer 3. Kerusakan lapisan kulit
4. Whezing 4. Perasaan lemah 4. Kemerahan
5. Mekonium (pada neonatus) 5. Konsentrasi urine 5. Hematoma
6. Dispnea 6. Turgor kulit 6. Pigmentasi abnormal
7. Sianosis 7. Oliguria 7. Jaringan parut
8. Frekuensi napas 8. Intake cairan 8. Nekrosis
9. Pola napas 9. Sensasi
IR ER 10. Tekstur
IR ER 5 2
1 5 1 5 IR ER
1 5 1 5 1 5
2 5 2 5 1 5
2 5 1 5 1 5
1 5 1 5 1 5
1 5 1 5 1 5
1 5 1 5 1 5
1 5
1 5
1 5
1 5
1 5
1 5
SIKI 1. Identifikasi kemampuan batuk 1. Periksa tanda dan gejala hypovolemia 1. Identifikasi penyebab gangguan
2. Monitor adanya retensi sputum 2. Monitor intake dan output cairan integritas kulit
3. Montor tanda dan gejala infeksi 3. Hitung kebutuhan cairan 2. Bersihkan perineal dengan air
saluran napas 4. Berikan posisi modified Trendelenburg hangat, terutama selama periode
4. Monitor input dan output cairan 5. Berikan asupan cairan oral diare
5. Atur posisi semi fowler atau fowler 6. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis 3. Guakan produk berbahan petroleum
6. Pasang perlak dan bengkok di (mis, NaCl. RL) atau minyak pada kulit kering
pangkuan pasien 7. Kolaborasi pemberian cairan IV 4. Gunakan produk berbahan ringan
7. Buang secret pada tempat sputum hipotonis (mis, glukossa 2,5 %, NaCl 0,4 atau alami dan hipo alergik pada
8. Kolaborasi pemberian mukolitk atau %) kulit sensitive
ekspektoran 8. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis, 5. Hindari produk berrbahan dasar
albumin, plasmanate) alcohol pada kulit kering
9. Kolabrpasi pemberian produk darah

Edukasi a. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk a. Informasikan keluarga untuk a. Anjurkan minum air yang cukup
efektif memperbanyak asupan cairan oral pada b. Anjurkan meningkatkan asupan
Di RS pasien nutrisi
b. Informasikan kepada keluarga agar pasien c. Anjurkan meningkatkan asupan buah
menghindari perubahan posisi secara dan sayur
mendadak

Di a. Anjurkan tarik napas dlam melalui a. Anjurkan memperbanyk cairan oral saat c. Anjurkan menggunakan pelembab
hidung selama 4 detik, ditahan di rumah secara rutin saat dirumah
Rumah
selama 2 detik, lalu keluarkan dari b. Anjurkan menghindari perubahan posisi d. Anjurkan minum air yang cukup
mulut dengan bibir mencucu secara mendadak saat di rumah e. Anjurkan menghindari terpapar suhu
b. Anjurkan mengulangi tarik napas ekstrem saat berada di rumah
dalam hingga 3 kali f. Anjurkan menggunakan tabir surya
c. Anjurkan batuk dengan kuat spf minimal 30 saat berada di luar
langsung setelah tarik napas dalam rumah
yang ke-3

Anda mungkin juga menyukai