Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN

KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN
GANGGUAN AMAN
NYAMAN : CAMPAK

ARUMBI
ROSI KURNIASIH
Definisi
Morbili ialah penyakit infeksi virus yang akut dan menular
yang pada umumnya menyerang anak-anak, ditandai oleh tiga
stadium prodromal, stadium erupsi dan stadium konvalensi
(Suriadi, 2010). Morbili adalah virus akut menular yang
disebabkan oleh virus morbili (paramiksovirus) yang terdapat
pada sekret nasofaring dan darah selama masa prodromal
selama 24 jam setelah timbul bercak-bercak (Pudiastuti,
2011). Morbili (campak) adalah infeksi virus akut, ditandai
oleh demam tinggi dan ruam makulopapel yang timbul secara
berurutan mulai dari leher, wajah, badan, anggota atas dan
bawah (Widagdo, 2012).
Etiologi
Penyakit Campak (morbili) disebabkan oleh infeksi virus
yang sangat menular, yaitu paramiksovirus. Virus
morbili yang berasal dari sekret saluran pernafasan,
darah dan urine dari orang yang terinfeksi. Penyebaran
infeksi melalui kontak langsung dengan droplet dari
orang yang terinfeksi. Masa inkubasi selama 10-20 hari,
dimana periode yang sangat menular adalah dari hari
pertama hingga hari ke 4 setelah timbulnya rash (pada
umumnya pada stadium kataral) (Pudiastuti 2011 dan
Suriadi 2010).
Manifestasi Klinis
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10-20 hari dan kemudian
timbul gejala – gejala yang dibagi dalam 3 stadium, yaitu:
a. Stadium prodromal (Catarrhal) Stadium ini berlangsung selama 4-5 hariditandai
oleh demam, malaise, batuk, konjungtivitis, koriza, terdapat bercak koplik berwarna
putih kelabu sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema, terletak di mukosa bukalis
berhadapan dengan molor bawah, timbul dua hari sebelum munculnya rash.
b. Stadium erupsi Koriza dan batuk – batuk bertambah, terjadi eritema yang
berbentuk makula papula disertai meningkatnya suhu badan. Mula mula eritema
muncul dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan
bagian belakang bawah. Kadang – kadang terdapat perdarahan ringan di bawah kulit,
pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah belakang leher.
C. Stadium konvalensi Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih
(hiperpigmentasi) yang akan menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya diikuti gejala
anorexia, malise, limfadenopati.
Patofisiologi
Lesi esensial campak terdapat di kulit, membran mukosa
nasofaring, bronkus dan saluran cerna dan pada konjungtiva yang
tersebar oleh virus morbili melalui udara. Proliferasi sel
mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear terjadi sekitar
kapiler. Terjadi reaksi inflamasi berupa peningkatan suhu tubuh dan
metabolisme tubuh sehingga terjadi resiko defisit volume cairan.
Virus morbili menyebar ke berbagai organ melalui hematogen.
Reaksi radang menyeluruh berupa bercak koplik berwarna kelabu
dikelilingi eritema pada mukosa bukal dan faring. Pada saat reaksi
radang pada saluran cerna maka hygiene harus sangat dijaga agar
tidak menyebabkan diare pada anak. Reaksi inflamasi akan meluas
ke dalam jaringan limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial
ditandai dengan pilek, batuk serta peningkatan frekuensi nafas. Hal
tersebut dapat menjadi komplikasi berupa bronkopneumonia oleh
infeksi bakteri sekunder.
Virus Morbili
1 . Pathway

Droplet infection

Pathway
Eksudat yang serius, proliferasi sel
mononukleus, polimorfonukleus

Reaksi inflamasi: demam, suhu naik,


metabolisme naik, RR naik, IWL naik

Gangguan rasa
nyaman: peningkatan
suhu tubuh

Penyebaran ke berbagai organ Resiko kurang


melalui hematogen volume cairan

Saluran nafas:
Saluran cerna Inflamasi Konjutiva Radang
Kulit menonjol
saluran nafas
atas: bercak sekitar sebasea
Terdapat bercak koplik pada dan folikel rambut
mukosa bukalis Konjungtivitis
koplik berwarna
kelabu dikelilingi meluas ke jari
eritema pada trakeobronkial Eritema Gangguan
mukosa bukalis, membentuk Persepsi sensori:
berhadapan pada macula papula di
molar, platum Batuk, Pilek, visual
kulit normal
durum dan mole RR

Rash, ruam pada Integritas


Mulut pahit, Bronkopneumonia
daerah balik kulit
anoreksia telinga, leher,
pipi, muka dan
Gangguan pola
Gangguan seluruh tubuh,
nafas, Ketidak rasa gatal istirahat
kebutuhan
efektifan tidur
nutrisi: kurang
bersihan jalan
dari kebutuhan
nafas
tubuh

Hygiene tidak
dijaga dan
imunitas kurang Absorsi turun Diare Defisit volume cairan
akan meluas pada
saluran cerna Gangguan Integritas
bagian bawah BAB terus menerus
kulit
(usus)

Ranuh (2013)

6
KOMPLIKASI
Menurut IDAI (2010), komplikasi yang bisa terjadi pada anak dengan morbili adalah, sebagai berikut:
a. Laringitis akut Timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas, yang bertambah parah pada saat
demam mencapai puncaknya. Ditandai dengan distres pernafasan, sesak, sianosis dan stridor. Ketika demam turun
keadaan akan membaik dan gejala akan menghilang.
b. Bronkopneumonia Dapat disebabkan oleh virus campak maupun akibat invasi bakteri. Ditandai dengan batuk,
meningkatnya frekuensi nafas dan adanya ronki basah halus. Pada saat suhu turun, apabila disebabkan oleh virus,
gejala pneumonia akan menghilang, kecuali batuk yang masih dapat berlanjut sampai beberapa hari lagi.
C. Ensefalitis Biasanya terjadi pada hari ke 4-7 setelah timbulnya ruam. Kejadian ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000
kasus campak, dengan mortalitas antara 30-40%. Terjadinya ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik maupun
melalui invasi langsung virus campak ke dalam otak.
D. Otitis media Invasi virus ke dalam telinga tengah umumnya terjadi pada campak. Gendang telinga biasanya
hiperemis pada fase prodromal dan stadium erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak
karena invasi virus akan terjadi otitis media purulenta.
E. Enteritis Beberapa anak yang menderita campak mengalami muntah dan mencret pada fase prodromal. Keadaan
ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.
F. Konjungtivitis Pada hampir semua kasus campak terjadi konjungtivitis, yang ditandai dengan adanya mata merah,
pembengkakan kelopak mata, lakrimasi dan fotopobia. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Virus
campak atau antigennya dapat dideteksi pada lesi konjungtiva pada hari-hari pertama sakit.
Pencegahan
Menurut Rampengan (2008), morbili dapat dicegah dengan pemberian imunisasi, yang meliputi:
a. Imunisasi aktif
Vaksin yang diberikan ialah “Live Attenuated Measles Vaccine”. Mula-mula diberikan strain
Edmonson B, tetapi strain ini dapat menimbulkan panas tinggi dan eksantema pada hari ke-
7 sampai ke-10 pascavaksinasi sehingga strain vaksin ini sering diberikan bersama-sama dengan
gamma globulin di lengan lain. Sekarang digunakan strain Schwarz dan Moraten dan tidak
diberikan bersama gamma globulin.
Vaksin ini diberikan secara subkutan dan dapat menimbulkan kekebalan yang berlangsung
lama. Di Indonesia, digunakan vaksin buatan perum Biofarma yang terdiri dari virus morbili
hidup yang sudah dilarutkan mengandung virus morbili tidak kurang dari 1000 TCID50 dan
Neomisin B sulfat tidak lebih dari 50 mikrogram. Vaksin ini diberikan secara subkutan
sebanyak 0,5 ml pada umur 9 bulan. Pada anak di bawah umur 9 bulan umumnya tidak
dapat memberikan kekebalan yang baik, karena gangguan dari antibodi yang dibawa sejak
lahir. Pemberian vaksin ini akan menyebabkan alergi terhadap tuberculin selama 2 bulan
setelah vaksinasi. Bila anak telah mendapat immunoglobulin atau transfusi darah sebelumnya,
vaksin ini harus ditangguhkan sekurangkurangnya 3 bulan.
Pencegahan

b. Imunisasi Pasif
1) Globulin imun Antibodi kekebalan yang diperoleh hanya bersifat
sementara. Biasanya antibodi tersebut diberikan pada bayi usia kurang
dari 1 tahun yang terpapar campak, wanita hamil dan anak dengan
immunocompromise.
2) Globulin imun intravena
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Serologi
Pada kasus atopic, dapat dilakukan pemeriksaan serologi untuk memastikannya. Tehnik
pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah fiksasi complement, inhibisi hemaglutinasi,
metode antibody fluoresensi tidak langsung.
b. Patologi anatomi
Pada organ limfoid dijjumpai : hyperplasia folikuler yang nyata, senterum germinativum
yang besar, sel Warthin-Finkeldey ( sel datia berinti banyak yang tersebar secara acak,
sel ini memiliki nucleus eosinofilik dan jisim inklusi dalam sitoplasma, sel ini merupakan
tanda patognomonik sampak ). Pada bercak koplik dijumpai : nekrosis, neutrofil,
neovaskularisasi.
c. Darah tepi
Jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.
d. Pemeriksaan antibody IgM anti campak.
e. Pemeriksaan untuk komplikasi
Ensefalopati / ensefalitis (dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar elektrolit
darah dan analisis gas darah), enteritis ( feces lengkap), bronkopneumonia (dilakukan
pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah).
PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Kecuali tindakan pendukung umum, tidak ada terapi terbaru bagi pasien
yang tidak mengalami komplikasi. Walaupun ribavirin menghambat replikasi
virus campak invitro, tidak terlihat hasil yang nyata pada pemberian
invivo. Penggunaan antipiretik yang bijaksana untuk demam tinggi dan
obat penekan batuk mungkin bermanfaat secara simptomatik. Pemberian
pengobatan yang lebih spesifik seperti pemberian anti mikroba yang tepat
harus digunakan untuk mengobati komplikasi infeksi bakteri sekunder.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Penyakit campak merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Selain
itu sering menyebabkan kematian jika mengenai anak yang keadaan gizinya
buruk sehingga mudah sekali mendapatkan komplikasi terutama
bronkopneumonia. Pasien campak dengan bronkopnumonia perlu dirawat di
rumah sakit karena memerlukan perawatan yang yang memadai ( kadang
perlu infuse atau oksigen ). Masalah yang perlu diperhatikan ialah
kebutuhan nutrisi, gangguan suhu tubuh, gangguan rasa aman nyaman,
risiko terjadinya komplikasi.
KONSEP
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Anamnesa
a) Identitas penderita
Meliputi nama anak, umur : rentan pada anak berumur 1-14 th dengan status gizi yang
kurang dan sering mengalami penyakit infeksi, jenis kelamin (L dan P pervalensinya sama),
suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis.
b) Keluhan utama
Anak masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan adanya eritema dibelakang telinga, di
bagaian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah, badan panas,
enantema ( titik merah ) dipalatum durum dan palatum mole.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Pada anak yang terinfeksi virus campak biasanya ditanyakan pada orang tua atau anak
tentang kapan timbulnya panas, batuk, konjungtivitis, koriza, bercak koplik dan enantema
serta upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya.
d) Riwayat kesehatan dahulu
Anak belum pernah mendapatkan vaksinasi campak dan pernah kontak dengan pasien campak.
e) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anak belum mendapatkan vaksinasi campak.
f) Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya BCG, POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan
campak.
g) Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk umur 1-6
tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat badan ideal menggunakan rumus 8
+ 2n.
Status Gizi
Klasifikasinya sebagai berikut :
- Gizi buruk kurang dari 60%
- Gizi kurang 60 % <80%
- Gizi baik 80%-110%
- Obestitas lebih dari 120%
h) Riwayat Tumbuh Kembang Anak
- Tahap Pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram mengikuti patokan
umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun
: 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra
sekolah rata – rata pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan
tinggi badan dalam senti meter menggunakan patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur
( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4
tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 –
7,5 cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.
- Tahap Perkembangan
• Perkembangan psikososial ( Eric Ercson )
• Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud )
• Perkembangan kognitif ( Piaget )
• Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai melakukan kebiasaan
prososial
h) Riwayat Tumbuh Kembang Anak
- Tahap Pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram mengikuti patokan
umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun
: 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra
sekolah rata – rata pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan
tinggi badan dalam senti meter menggunakan patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur
( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4
tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 –
7,5 cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.
- Tahap Perkembangan
• Perkembangan psikososial ( Eric Ercson )
• Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud )
• Perkembangan kognitif ( Piaget )
• Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai melakukan kebiasaan
prososial
• Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek,pendek-tinggi,baik-nakal,
bermain sesuai peran jenis kelamin, membandingkan ukuran tubuhnya dengan kelompoknya.
• Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation – Separation “. Dimana sudah
bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak di kenal dan sudah bisa
mentoleransi perpisahan dari orang tua walaupun dengan sedikit atau tidak protes.
• Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada akhir umur
5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi kalimat. Sudah bisa menamai objek yang
familiar seperti binatang, bagian tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat menerima atau
memberikan perintah sederhana.
• Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan permintaannya, lebih banyak
bergaul, mulai menerima bahwa orang lain mempunyai pemikiran juga, dan mulai menyadari
bahwa dia mempunyai lingkungan luar.
• Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang mempunyai permainan
yang mirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan kemampuan motorik halus yaitu
melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga.
PEMERIKSAAN FISIK
a) Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda vital.
b) Kepala dan leher
- Inspeksi :
Kaji bentuk kepala, keadan rambut, kulit kepala, konjungtivitis, fotofobia, adakah eritema dibelakang telinga, di
bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.
- Palpasi :
Adakah pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan didaerah leher belakang,
c) Mulut
Inspeksi : Adakah bercak koplik di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, enantema di palatum durum
dan palatum mole, perdarahan pada mulut dan traktus digestivus.
d) Toraks
- Inspeksi : Bentuk dada anak, Adakah batuk, secret pada nasofaring, perdarahan pada hidung. Pada
penyakitcampak, gambaran penyakit secara klinis menyerupai influenza.
- Auskultasi : Ronchi / bunyi tambahan pernapasan.
e) Abdomen
- Inspeksi : Bentuk dari perut anak. Ruam pada kulit.
- Auskultasi Bising usus.
- Perkusi
Perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda abnormal, misalnya masa atau pembengkakan.
f) Kulit
- Inspeksi : Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.
- Palpasi : Turgor kulit menurun
ANALISA DATA
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokkan dan dilakukan
analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokkan data dibedakan atas
data subyektif objektif. Data yang telah dikelompokkan tadi dianalisa
sehingga dapat diambil kesimpulan tentang masalah keperawatan dan
kemungkinan penyebab.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien campak (Nanda 2005-
2006) adalah sebagai berikut :
a. Gangguan termoregulasi b/d penyakit yang dialami.
b. Ketidak efektifan jalan napas : ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d
penumpukan secret pada nasofaring.
c. Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.
d. Kekurangan volume cairan tubuh b/d demam, diare, muntah.
e. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d rasa gatal.
f. Resiko terjadinya komplikasi : bronkopneumonia b/d keadaan umum anak
kurang baik.
INTERVENSI
No. Intervensi Rasional
a. Diagnosa 1 : Gangguan termoregulasi b/d penyakit yang dialami. 1. Monitor perubahan suhu tubuh, Sebagai pengawasan terhadap
Tujuan : : pemeliharaan ( mempertahankan ) denyut nadi. adanya perubahan keadaan umum
suhu tubuh dalam rentang yang normal. pasien sehingga dapat diakukan
Dengan criteria hasil : penanganan dan perawatan secara
1) Suhu tubuh anak dalam rentang yang normal. cepat dan tepat.
2. Lakukan tindakan yang dapat Upaya – upaya tersebut dapat
2) Anak bebas dari demam. menurunkan suhu tubuh sperti membantu menurunkan suhu
Intervensi lakukan kompres, berikan tubuh pasien serta meningkatkan
pakaian tipis dalam kenyamanan pasien.
memudahkan proses penguapan
3. Libatkan keluarga dalam Meningkatkan rasa nyaman anak.
perawatan serta ajari cara
menurunkan suhu dan
mengevaluasi perubahan suhu
tubuh.
4. Kaji sejauh mana pengetahuan Mengetahui kebutuhan infomasi
keluarga dan anak tentang dari pasien dan keluargamengenai
hypertermia perawatan pasien
dengan hypertemia.
5. Kolaborasi dengan dokter Antipiretik
dengan memberikan antipiretik menurunkan/mempertahankan
dan antibiotic sesuai dengan suhu tubuh anak.
ketentuan
INTERVENSI No. Intervensi Rasional
1. Kaji fungsi pernapasan, Ronci, mengi menunjukkan
contoh bunyi napas, akumulasi secret/ ketidakmampuan
b. Diagnosa II :Ketidak efektifan jalan napas :
ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d penumpukan kecepatan, irama dan untuk membersihkan jalan napas
secret pada nasofaring. kedalaman dan penggunaan yang dapat menimbulkan
Tujuan: bersihan jalan napas efektif Dengan criteria hasil otot aksesori. penggunaan otot aksesori
1) Tidak mengalami aspirasi pernapasan dan peningkatan kerja
2) Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pernapasan
pertukaran udara dalam paru. 2. Catat kemampuan untuk Pengeluaran secret sulit bila secret
batuk efektif sangat tebal ( mis. Efek infeksi dan
atau tidak adekuat hidrasi ).
3. Berikan posisi semi fowler Posisi membantu memaksimalkan
tinggi. Bantu klien untuk ekspansi paru dan menurunkanupaya
batuk dan latihan napas pernapasan.
dalam
4. Bersihkan secret dari mulut Mencegah obstruksi atau aspirasi.
dan trakea ; pengisapan Pengisapan dilakukan bila klien
sesuai keperluan. tidak mampu mengeluarkan secret.
5. Pertahankan masukan cairan Pemasukan tinggi cairan membantu
untk mengencerkan secret.
6. Berikan lingkungan yang Meningkatkan kenyamanan untuk
aman anak
No. Intervensi Rasional
1. Pantau kulit dari adanya: Mengetahui perkembangan penyakit
INTERVENSI ruam dan lecet, warna dan dan mencegah terjadinya komplikasi
suhu, kelembaban dan melalui deteksi dini pada kulit.
kekeringan yang berlebih,
c. Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.
Tujuan : keutuhan structural dan fungsi fisiologis dari
kulit dan membrane mukosa. Dengan criteria hasil :
1) Terbebas dari adanya lesi jaringan. area kemerahan dan rusak.
2) Suhu, elastisitas, hidrasi dan warna jaringan 2. Mandikan dengan air hangat Mempertahankan kebeersihan tanpa
dalam rentang yang diharapkan
dan sabun ringan mengiritasi kulit.
3. Dorong klien untuk Membantu mencegah friksi / trauma
menghindari menggaruk kulit
dan menepuk kulit
4. Balikkan atau ubah posisi Meningkatkan sirkulasi dan
dengan sering mencegah tekanan pada kulit /
jaringan yang tidak perlu
5. Ajarkan anggota keluarga / Mengetahui terjadinya infeksi /
memberi asuhan tentang komplikasi lebih cepat.
tanda kerusakan kulit, jika
diperlukan.
6. Konsultasi pada ahli gizi Perbaikan nutrisi klien agar terhindar
tentang makanan tinggi dari infeksi karena kulit dapat
protein, mineral, kalori dan menjadi barier utama yang dapat
vitamin. memperberat kondisi anak
 Implementasi

Implementasi keperawatan pada pasien campak sesuai dengan intervensi yang telah disusun.

 Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian akhir dari proses keperawatan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tindakan yang telah dilakukan. Disamping itu evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan
pengkajian untuk proses berikutnya. Perawat mempunyai tiga alternative dalam menentukan sejauh
mana tujuan tercapai :

a. Berhasil Prilaku anak sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.

b. Tercapai sebagian Anak menunjukkan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan
tujuan.

c. Belum tercapai Pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai dengan
pernyataan tujuan.
KESIMPULAN
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan
berbentuk makulo popular selama tiga hari atau lebih disertai panas badan
380 c atau lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek dan mata
merah. Keluhan yang umum muncul adalah kelerahan yang timbul pada
bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar keseluruh tubuh. Selain itu,
timbul gejala seperti flu disetai mata berair dan kemerahan
( konjungtivitis ). Setalah 3-4 hari kemerahan mulai menghilang dan
berubah menjadi kehitaman yang akan tampak bertambah dalam 1- 2
minggu dan apabila sembuh kulit akan tampak seperti bersisik.
Pada anak sehat dan cukup gizi, campak biasanya tidak menjadi masalah
serius. Dengan istirahatyang cukup dan gizi yang baik, penyakit campak
( pada kasus ringan ) dapat sembuh dengan cepat tanpa menimbulkan
komplikasi yang berbahaya. Namun, bila anak dalam kondisi yang yang
tidak sehat dapat menyebebkan kematian pada anak. Pengobatan pada
anak dengan campak dapat dilakukan secara simtomatik yaitu antipeiretika
bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum.
Tindakan lain adalah pengobatan segera terhadap komplikasi ayng timbul.
Pencegahan penyakit campak dapat dilakukan dengan menberikan imunisasi
campak pada balita usia 9 bulan ke atas ( imunisasi aktif ).
THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai