MORBILI
1. Definisi
Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oleh 3 stadium yaitu
stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi.
Morbili adalah penyakit virus akut dengan demam, radang selaput lendir dan
timbulnya erupsi kulit berupa bercak dan bintik merah, disusul pengelupasan.
Morbili adalah suatu penyakit yang sangat menular karena paramyxovirus yang
ditandai oleh prodromal infeksi saluran pernafasan atas dan bercak koplik yang
diikuti dengan rash makula popular kehitaman.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa morbili adalah
penyakit infeksi virus akut yang sangat menular yang ditandai dengan 3 stadium
yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalensi yang pada umumnya
menyerang pada anak.
2. Etiologi
Penyebab morbili adalah virus morbili yang berasal dari sekret saluran
pernafasan, darah dan urine dari yang terinfeksi.
Penyebaran infeksi melalui kontak langsung dengan droplet dari orang yang
terinfeksi. Masa inkubasi selama 10 – 20 hari, dimana periode yang sangat menular
adalah dari hari pertama hingga hari keempat setelah timbulnya rash (pada
umumnya pada stadium kataral).
3. Manifestasi klinis
a. Stadium Prodromal (kataral)
Demam, malaise, batuk, konjungtivitis, coryza terdapat bercak koplik
berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema terletak di
mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, timbul dua hari sebelum
munculnya rash. Stadium ini berlangsung selama 4 – 5 hari.
b. Stadium Erupsi
Coryza dan batuk bertambah, terjadi eritema yang berbentuk makula popula
disertai meningkatnya suhu tubuh. Mula-mula eritema terletak di belakang
telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut, dan bagian belakang
bawah. Kadang terdapat pendarahan ringan di bawah kulit. Pembesaran kelenjar
getah bening di sudut mandibula dan di daerah belakang leher.
c. Stadium Konvalensi
Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang akan menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya diikuti
gejala anorexia, malaise, limfedenopati.
4. Patofisiologi
Penularan virus yang infeksius sangat efektif, dengan sedikit virus yang infeksius
sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Penularan campak terjadi secara
droplet melalui udara, terjadi antara 1 – 2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai
4 hari setelah timbul ruam. Lesi utama tampak ditemukan pada kulit penderita,
mukosa nasofarink, bronkus, saluran cerna dan konjungtiva serta masuk ke dalam
limfatik lokal. Virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan dan di situ mulai
penyebaran ke sel jaringan limforetikular seperti limfa. Sel mono nuklear yang
terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti banyak. Virus masuk ke
dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofarink, konjungtiva,
saluran nafas, kulit, kandung kemih, dan usus. Pada hari ke 9 – 10 fokus infeksi
yang berada di epitel saluran nafas dan konjungtiva, satu sampai dua lapisan
mengalami nekrosis. Virus yang masuk ke pembuluh darah menimbulkan
manifestasi klinis dari sistem saluran nafas adalah batuk, pilek, disertai
konjungtivitis, demam tinggi, ruam menyebar ke seluruh tubuh, timbul bercak
koplik. Pada hari ke-14 sesudah awal infeksi akan muncul ruam makulopopular dan
saat itu antibodi humoral dapat dideteksi. Daya tahan tubuh akan menurun sebagai
akibat respon terhadap antigen virus terjadilah ruam pada kulit. Daerah epitel yang
nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan kesempatan serangan
infeksi bakteri sekunder berupa bronkopnemoni, otitis dan lain-lain, 2002).
5. Pathway penyakit:
Virus morbili
Droplet infection
Saluran cerna
Kulit menonjol
sekitar sebasea dan
folikel rambut
Saluran nafas Konjungtiva
Terdapat bercak koplik
berwarna Radang
kelabu dikelilingi eritema pada
mukosa bukalis, berhadapan Eritema membentuk
pada Batuk, pilek macula papula di
molar, palatum durum, mole kulit normal
Konjungtivitis
Bronchopneumonia
Rash, ruam pada daerah
Mulut pahit timbul anoreksia balik telinga, leher, pipi,
muka, seluruh tubuh ,
deskuamasi rasa gatal
Ketidakefektifan
Ketidakseimbangan nutrisi
bersihan jalan nafas
kurang dari kebutuhan tubuh
kenyamanan
10. Tingkatkan sirkulasi
suhu tubuh
udara
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim 11. Bedrest
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
bersihan jalan keperawatan selama 2x24 jam 1. Pertahankan kepatenan
nafas diharapkan gangguan jalan nafas dengan
berhubungan pertukaran gas teratasi, melakukan pengisapan
dengan infeksi, dengan kriteria hasil : lendir.
sekresi yang Status pernafasan
tertahan Indikator I E 2. Pantau status pernafasan
R R dan oksigenasi sesuai
pernafasan
3. Auskultasi jalan nafas
Irama
untuk mengetahui adanya
pernafasan
penurunan ventilasi.
Kedalaman
inspirasi
4. Kolaborasi dengan dokter
Kepatenan jalan
untuk pemeriksaan AGD
nafas
dan pemakaian alat bantu
Saturasi oksigen
nafas
Keterangan
5. Berikan oksigenasi sesuai
1. Deviasi berat dari kisaran
kebutuhan.
normal
2. Deviasi yang cukup berat
dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari
kisaran normal
4. Deviasi ringan kisaran
normal
5. Tidak ada deviasi dari
kisaran normal
3 Ketidakseimbang Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
an nutrisi kurang keperawatan selama 1 x 24, 1. Kaji adanya alergi
dari kebutuhan diharapkan klien dapat makanan
tubuh terpenuhi kebutuhan
berhubungan nutrisinya. 2. Kolaborasi dengan ahli
dengan Faktor Kriteria hasil : gizi untuk menentukan
Biologis Nutritional Status jumlah kalori dan nutrisi
Indikator I E yang dibutuhkan pasien
R R
Intake zat 3. Berikan makanan yang
2. Monitor adanya
penurunan BB
4. Monitor lingkungan
Selama makan
5. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak selama
jam makan
Integritas
5. Berikan pembersih
kulit
topical pada daerah yang
Keterangan:
terkena dengan tepat
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
6. Periksa kulit setiap hari
3. Cukup terganggu
bagi pasien yang berisiko
4. Sedikit terganggu
mengalami kerusakan
5. Tidak terganggu
kulit
7. Dokumentasikan derajat
kerusakan kulit
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MORBILI (CAMPAK)
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS DATA
Nama : An. T
Tempat / Tanggal lahir : Medan / 08 februari 2010
Umur : 5 Th
Nama Ayah : Tn.B
Nama Ibu : Ny.A
Pekerjaan Ayah : Pengacara
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Medan
Agama : Khatolik
Suku / Bangsa : Batak / Indonesia
Pendidikan Ayah : Sarjana Hukum
Pendidikan Ibu : D3 – Komputer
2. KELUHAN UTAMA
Pada tanggal 20 Maret 2014 dilakukan pengkajian dengan keluhan utama
gatal dan timbul bintik-bintik merah (rash) pada bagian hamper seluruh
tubuh.
6. KEBUTUHAN DASAR
a. Makanan yang disukai : Ayam goreng, mie goring, sup
ayam.
b. Alat makan yang dipakai : Menggunakan sendok dan piring
c. Pola makan : Pola makan belom teratur, sering
minta makan diluar jam makan.
d. Kebiasaan tidur : Selain tidur malam setiap hari
tidur siang tetapi belom teratur.
e. Mandi : 2 x sehari.
f. Eliminasi : Rutin, 1 x sehari
8. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Compos mentis
b. TB/BB : 80 cm/16 kg
c. Mata
- Simetris KA/KI
- Conjungtivitis
- Sekres : Dalam batas normal
- Purulen : Tidak terdapat purulen
- Strabismus: Tidak ada strabismus
- Joundic : Tidak ada joundic
- Gerakan bola mata : Tidak ada kelainan pada gerakan pada
bola mata.
d. Hidung
- Bentuk : Simetris
- Cuping Hidung : Tidak ada kelainan
e. Mulut , Gusi, dan Gigi
- Bentuk mulut : Tidak ada kelainan, mukusa bibir kering
- Saliva : Mulut terasa pahit
- Palatum : Tampak Kering
- Lidah : Tampak kering, kotor, merah bagian belakang
f. Telinga
- Bentuk : Simetris KA/KI
- Cairan : Masih dibatas normal
g. Tengkuk : Normal (tidak ada kelainan)
h. Dada : Normal (tidak ada kelainan)
i. Jantung : Dalam batas normal
j. Genetalia : Tidak ada kelainan pada genetalia
k. Ekstreamitas : Tidak ada kelainan
l. Kulit : banyak bintiki merah pada kulit (Rush)
Jum’at/ Gangguan kebutuhan nutrisi kurang 1. Memberikan banyak minum (sari buah- S : Ibu pasien mengatakan anaknya
20-03- dari kebutuhan b.d anoreksia buahan, sirup yang tidak memakai es). masih merasakan pahit pada
2014 2. Memberikan susu porsi sedikit tapi sering mulutnya sewaktu makan
(susu dibuat encer dan tidak terlalu manis). O : Ditandai dengan kurang nafsu
3. Memberikan makanan lunak, misalnya bubur makan pada anak
yang memakai kuah, dengan porsi sedikit A : Masalah belum teratasi
tetapi dengan kuantitas yang sering. P : Lanjutkan Intervensi
1. Memberikan banyak minum
(sari buah-buahan, sirup
yang tidak memakai es).
2. Memberikan susu porsi
sedikit tapi sering (susu
dibuat encer dan tidak terlalu
manis).
3. Memberikan makanan lunak,
misalnya bubur yang
memakai kuah, dengan porsi
sedikit tetapi dengan
kuantitas yang sering.
Jum’at/20- Gangguan rasa nyaman : 1. Melibatkan keluarga dalam perawatan serta S : Ibu pasien mengatakan badannya
03-2014 peningkatan suhu tubuh b.d proses ajari cara menurunkan suhu tubuh. sudah tidak panas lagi
inflamasi/infeksi/virus. 2. Memberikan kompres hangat O : Ditandai dengan pengukuran
3. Memantau suhu lingkungan, batasi atau suhu tubuh normal 37oC
tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi. A : Masalah teratasi
4. Memoonitor perubahan suhu tubuh. P : Hentikan intervensi
Sabtu/21- Gangguan integritas kulit b.d adanya 1. Mempertahankan kuku anak tetap pendek, S : Ibu pasien mengatakan rasa
03-2014 rush (erupsi kulit) menjelaskan pada anak untuk tidak gatalnya berkurang
menggaruk rush, O : Ditandai dengan jarangnya anak
2. Memberikan obat anti pruritus topical, dan menggaruk kulit
anestesi topical. A : Masalah teratasi sebagian
3. Memandikan anak dengan mengguankan P : Lanjutkan intervensi
sabun yang tidak perih. 1. Memberikan obat anti
4. Memberikan kolaborasi obat antihistamin pruritus topical, dan anestesi
topical.
2. Memberikan kolaborasi obat
antihistamin
Sabtu/21- Gangguan kebutuhan nutrisi kurang 1. Memberikan banyak minum (sari buah- S : Ibu pasien mengatakan anaknya
03-2014 dari kebutuhan b.d anoreksia buahan, sirup yang tidak memakai es). sudah tidak merasakan pahit pada
2. Memberikan susu porsi sedikit tapi sering mulutnya sewaktu makan
(susu dibuat encer dan tidak terlalu manis). O : ditandai dengan meningkatnya
3. Memberikan makanan lunak, misalnya bubur nafsu makan pada anak dan lidah
yang memakai kuah, dengan porsi sedikit terlihat bersih
tetapi dengan kuantitas yang sering. A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1. Memberikan banyak minum
(sari buah-buahan, sirup yang
tidak memakai es).
2. Memberikan susu porsi sedikit
tapi sering (susu dibuat encer
dan tidak terlalu manis).
Minggu/ Gangguan integritas kulit b.d adanya 1. Memberikan obat anti pruritus topical, dan S : Ibu pasien mengatakan rasa
21-03- rush (erupsi kulit) anestesi topical. gatalnya hilang
2014 2. Memberikan kolaborasi obat antihistamin O : Ditandai dengan pasien tenang
08.00 dan tidak menggaruk kulit
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Minggu/ Gangguan kebutuhan nutrisi kurang 1. Memberikan banyak minum (sari buah- S : Ibu pasien mengatakan anaknya
21-03- dari kebutuhan b.d anoreksia buahan, sirup yang tidak memakai es). sudah tidak merasakan pahit pada
2014 2. Memberikan susu porsi sedikit tapi sering mulutnya sewaktu makan
(susu dibuat encer dan tidak terlalu manis). O : ditandai dengan meningkatnya
nafsu makan pada anak dan lidah
terlihat bersih
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall dan Moyet, 2010. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Edisi 13. EGC : Jakarta
Herdman, Heather T dan Kamitsuru, Shigemi, 2017. Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2015 – 2017. Edisi 10. EGC : Jakarta
Hidayat A.A. 2009 Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika
McGee, P., 2013. Measles, mumps, and rubella. Diversity and Equality in Health
and Care, Volume 10, pp. 123-5
Riyadi S & Sukarmin. 2009 Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Sodikin. 2012. Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Syaifuddin, 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan. Edisi 4.
EGC : Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9. Jakarta :
EGC.
Wong, L., Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Ed. 6, Vol.2.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC