Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN MORBILI

Disusun Oleh :

Khoirunisa P1337420314051
Arie Helsa Sahara P1337420314052
Safira Uswatun Nimah P1337420314053
Icha Safitri Dewi P1337420314054

A. Definisi

Morbili atau campak adalah penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan
oleh infeksi virus umumnya menyerang anak. Campak memiliki gejala klinis khas
yaitu 3 stadium, (1) stadium masa tunas berlangsung kira-kira 10-12 hari, (2)
stadium prodomal (kataral) dengan gejala pilek dan batuk yang meningkat dan
ditemukan enantem pada mukosa pipi (bercak koplik), faring dan peradangan
mukosa konjungtiva, (3) stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai dari
belakang telinga menyebar ke muka, badan, lengan dan kaki. (Sumarno, 2002)
B. Etiologi

Virus campak termasuk golongan paramyxovirus, penyebabnya ialah virus


morbili yang penularan dengan doplet dan kontak, penularan secara doplet
melalui udara-udara, sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari
setelah timbul ruam dan sedikit virus sudah dapat menimbulkan infeksi. Virus
campak tidak memiliki daya tahan tinggi dan berada disekret nasofaring dan
didalam darah, minimal selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat
sesudah timbulnya ruam. Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperature
kamar, 15 minggu didalam pengawetan beku, minimal 4 minggu disimpan
dalam temperature 350c, dan beberapa hari pada suhu 00c. Virus tidak aktif pada
PH rendah. (Sumarno, 2002)
C. Menifestasi Klinis

Stadium penyakit campak :


1. Stadium ktaral (prodormal)
a. Stadium berlangsung 4-5 hari
b. Panas
c. Malaise
d. Batuk
e. Fotofobia
f. Konjungtiva
g. Koriza
h. Akhir stadium (24 jam) timbul bercak koplik berwarna putih kelabu,
dikelilingi oleh eritema
i. Lokasi di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah
j. Gambaran darah tapi ialah limfositosis dan leukopenia
LANJUTAN........

2. Stadium erupsi
a. Koriza dan batuk-batuk bertambah
b. Timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole
c. Muncul eritema berbentuk macula-papula disertai naiknya suhu badan
d. Eritema timbul dibelakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk,
sepanjang rambut dan bagian belakang bawah
e. Rasa gatal
f. Muka bengkak
g. Pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher
belakang
h. Diare
i. Muntah
j. Black measles yaitu morbili yang disertai pendarahan pada kulit, mulut,
hidung, dan traktus digestivus
LANJUTAN........

. 3. Stadium konvalensi
a. Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lam kelamaan akan hilang sendiri
b.Kulit bersisi
c. Suhu turun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi

D. Patofisiologi

Penyebab campak adalah measles virus (MV), genus virus morbili,


familiparamyxoviridae. Virus ini menjadi tidak aktif bila terkena panas, sinar,
pH asam, ether, dan trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2 jam di udara
terbuka. Virus campak ditularkan lewat droplet, menempel dan berkembang
biak pada epitel nasofaring. Virus ini masuk melalui saluran pernafasan
terutama bagian atas, juga kemungkinan melalui kelenjar air mata.
LANJUTAN........

Dua sampai tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada
kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada
semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari
infeksi awal. Adanya giant cells dan proses peradangan merupakan dasar
patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan
dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel
dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and
conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk,
pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari
penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler
warna kemerahan.
Virus dapat berkembang biak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan
gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan
hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah
menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada
awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit
E. Pathway

Paramyxoviridae morbili virus Droplet infection (virus Masuk lewat saluran


masuk) pernafasan

Mengendap pada organ Virus dilepas kedalam Menyebar kekelenjar limfe


saluran daran (viremia regional
primer)
kulit Epitel di saluran pernafasan Saluran cerna

Poliferasi sel endotel kapiler Penurunan fungsi silla Hiperplasi jaringan limfoid
dalam korium
Peningkatan sekret
Eksudasi serum/elektrosit Iritasi mukosa usus
dalam epidermis
Reflek batuk
Sekresi meningkat
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
diare
Gangguan body image dehidrasi

Virus sampai RES Resiko ketidakseimbangan


Ruam
elektrolit
Replikasi kembali Kerusakan integritas
Gangguan rasa
kulit
Virus sampai ke multipel tissue site nyaman
(viremia skunder)
Gatal (nyeri ringan)
Reaksi radang Pengeluaran mediator kimia

Gangguan Mempengaruhi termostat dalam histamine


termogulasi tubuh hipotalamus

F. Komplikasi
1.Otitis media akut
2.Pneumonia / bronkopneumoni
3.Encefalitis
4.Bronkiolitis
5.Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis

G. Pemeriksaan diagnostic
Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau meningkat
apabila ada komplikasi infeksi bakteri. Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara
tercepat untuk memastikan adanya infeksi campak akut. Karena IgM mungkin
belum dapat dideteksi pada 2 hari pertama munculnya rash, maka untuk
mengambil darah pemeriksaan IgM dilakukan pada hari ketiga untuk menghindari
adanya false negative. Titer IgM mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah muncul
rash.
LANJUTAN....
Sedangkan IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak
IgG dapat dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. IgG
masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian. Virus measles dapat
diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang diberi heparin, dan swab
tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak.
Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.

H. Penatalaksanaan

Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam


tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin
diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu
dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.
Penatalaksanaan Teraupetik :
Pemberian vitamin A
Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik
Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi
Pemberian obat batuk dan sedativum

Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a.Identitas diri
b.Riwayat Imunisasi
c.Kontak dengan orang yang terinfeksi
d.Pemeriksaan Fisik :
1) Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia
2) Kepala : sakit kepala
3) Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan
hidung (pada stad eripsi ).
5)Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.
4)Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler
pada leher, muka, lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas
(demam).
6)Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum.
7)Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi.
8)Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare
9)Status Nutrisi : intake output makanan, nafsu makanan
10)Keadaan Umum : Kesadaran, TTV
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Kriteria Hasil Interverensi
Keperawatan
Ketidak efektifan jalan nafas Setelah dilakukan Berikan 02 dengan
berhubungan dengan adanya tindakan keperawatan menggunakan nasal
batuk selama 3x24 Jam Monitor status oksigen
diharapkan jalan nafas pasien
pasien efektif Atur posisi pasien semi
Kriteria Hasil: fowler
Mampu bernafas Auskultasi suara nafas
dengan mudah sebelum dan sesudah
Pasien mampu suctioning
mendemonstrasikan Informasikan pada
batuk efektif klien dan keluarga
tentang suctioning
Suara nafas yang Minta klien nafas
bersih, tidak ada dalam sebelum suction
sianosis dilakukan
Mampu mengeluarkan Gunakan alat yang
sputum steril setiap melakukan
Menunjukan jalan tindakan
nafas yang paten Ajarkan keluarga dan
(klien tidak merasa pasien bagaimana cara
tercekik, irama nafas, melakukan suction
frekuensi pernafasan Hentikan suction dan
dalam rentang normal, berikan oksigen
tidak ada suara nafas apabila pasien
abnormal) menunjukan
Mampu brakikardia,
mengidentifikasi dan peningkatan saturasi
mencegah faktor yang o2 dll
dapat menghambat
jalan nafas
Kerusakan integritas Setelah dilakukan Anjurkan pasien untuk
kulit berhubungan tindakan keperawatan menggunakan pakaian
dengan adanya rash selama 3x24 jam yang longgar
intergritas kulit Hindari kerutan pada
menjadi normal tempat tidur
Kriteria Hasil : Jaga kebersihan kulit
Integritas kulit yang agar tetap bersih dan
baik bisa di kering
pertahankan (sensasi, Mobilisasi pasien
elastis, temperatur, (ubah posisi pasien)
hidrasi, pigmentasi) setiap dua jam sekali
Tidak ada luka atau Monitor kulit akan
lesi pada kulit adanya kemerahan
Perfusi jaringan baik Oleskan lotion atau
Menunjukan minyak/baby oil pada
pemahaman dalam daerah yang tertekan
proses perbaikan kulit Monitor aktivitas dan
dan mencegah mobilisasi pasien
terjadinya sedera Monitor status nutrisi
berulang pasien
Mampu melindungi Memandikan pasien
kulit dan dengan sabun dan air
mempertahankan hangat
kelembaban kulit dan Biarkan luka tetap
perawatan alami terbuka (tidak dibalut)
sesuai program
Resiko ketidak Setelah dilakukan Timbang popok/
seimbangan elektrolit tindakan keperawatan pembalut jika
berhubungan dengan selama 2x24 Jam diperlukan
diharapkan resiko ketidak Monitor status
seimbangan elektrolit cairan termasuk
dapat teratasi dengan intake dan output
Kriteria Hasil : cairan
Mempertahankan urine Monitor respon
output sesuai dengan pasien terhadap
usia dan BB, BJ, urine penambahan
normal, HT normal cairan
Tekanan darah, nadi, Monitor status
suhu tubuh dalam batas hidrasi
normal (kelembaban
Tidak ada tanda-tanda membran
dehidrasi, elastisitas mukosa, nadi
tugor kulit baik, membran adekuat, tekanan
mukosa lembab, tidak darah ortostatik),
adarasa haus yang jika diperlukan
Monitor tanda-tanda
vital
Kolaborasi pemberian
cairan IV
Monitor status nutrisi
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nesogatrik sesuai
output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien
makan
Tawarkan snack (jus
buah, buah segar)
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
semakin buruk
Atur kemungkinan
tranfusi
Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan Kaji secara verbal dan
berhubungan dengan tindakan keperawatan non verbal respon
perubahan funngsi selama 1x24 jam klien terhadap
tubuh diharapkan gangguan tubuhanya
citra tubuh dapat Monitor frekuensi
teratasi mengkritik dirinya
Kriteria Hasil : Jelaskan tentang
Body image positif pengobatan, kemajuan
Mampu dan prognosis
mengidentifikasi penyakit
kekuatan personal Dorong klien
Mendiskripsikan mengungkapkan
secara faktual perasaannya
perubahan fungsi Fasilitasi kontak
tubuh dengan individu lain
Mendiskripsikan dalam kelompok kecil
secara faktual
perubahan fungsi
Ketidak efektifan Setelah dilakuukan Monitor suhu minimal 2
termogulasi tubuh tindakan keperawatan jam
selama 3x24 jam Rencanakan monitoring
diharapkan suhu secara kontinue
ketidakefektifan Monitor TD, nadi, RR
termogulasi tubuh Monitor warna dan
dapat teratasi. suhu kulit
Kriteria hasil : Monitor tanda-tanda
Keseimbangan antara hipertermi dan
produksi panas, panas hipotermi
yang diterima, dan Tingkatkan intake
kehilangan panas cairan dan nutrisi
Temperature stabil : Slimuti pasien untuk
36,5-370c mencegah hilangya
Tidak ada kejang kehangatan tubuh
Tidak ada perubahan Ajarkan pada pasien
warna kulit cara mencegah
keletihan akibat panas
Glukosa darah stabil Diskusikan tentang
Pengendalian resiko : pentingnya
hipertemia pengaturan suhu dan
Pengendalian resiko : kemungkinan efek
hypertermia negatif dari kedinginan
Pengendalian resiko : Beritahu tentang
proses menular indikasi terjadinya
Pengendalian resiko : keletihan dan
paparan sinar penanganan
matahari emergency yang
diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
Berikan anti piretik jika
perl
Gangguan rasa Setelah dilakukan gunakan pendekatan
nyaman tindakan keperawatan yang menenangkan
selama 2x24 jam nyatakan dengan jelas
gangguan rasa nyaman harapan terhadap
dapat teratasi pelaku pasien
Kriteria Hasil : jelaskan semua
Mampu mengontrol prosedur dan apa yang
kecemasan dirasakan selama
Status lingkungan yang prosedur
nyaman pahami prespektiv
Mengontrol nyeri pasien terhadap situasi
Kualitas tidur dan stres
istirahat adekuat temani pasien untuk
memberikan keamanan
dan menurangi takut
Agresi pengendalian dorong keluarga untuk
diri menemani anak
Respon terhadap dengarkan dengan
pengobatan penuh perhatian
Kontrol gejala identifikasi tingkat
Status kenyamanan kecemasan
meningkat bantu pasien
Dapat mengontrol mengenal situasi yang
kekuatan menimbulkan
Suuport social kecemasan
Keinginan untuk hidup dorong pasien unuk
mengungkapkan
perasaan , ketakutan,
persepsi
instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
berikan obat unuk
mengurangi
kecemasan
Diare Setelah dilakukan Evaluasi efek samping
tindakan keperawatan pengobatan terhadap
selama 3x24 jam gastrointestinal
diharapkan diare dapat Ajarkan pasien untuk
teratasi menggunakan obat
Kriteria Hasil : anti diare
Feses berbentuk, BAB Instruksikan pasien
sehari sekali selama 3 atau keluarga untuk
hari mencatat warna,
Menjaga daerah jumlah, frekuensi dan
sekitar rektal dari konsistensi dari feses
iritasi Evaluasi intake
Tidak mengalam diare makanan yang masuk
Menjelaskan penyebab Identifikasi faktor
diare dan rasional penyebab dari diare
tindakan
Mempertahankan
turgor kulit
Monitor tanda dan
gejala diare
Observasi turgor kulit
Ukur diare/ keluaran
BAB
Hubungi dokter jika
ada kenaikan bisisng
usus
Instruksikan pasien
untuk makan rendah
serat, tinggi protein,
dan tinggi kalori jika
memungkinkan
Instruksikan untuk
menghindari laksatif
Ajarkan teknik
menurunkan stres
Monitor persiapan
makanan yang aman

Anda mungkin juga menyukai