Anda di halaman 1dari 11

CAMPAK

a. Pengertian campak

Campak disebut juga Morbili. Campak merupakan penyakit yang sangat menular
terutama menyerang anak-anak, walaupun pada beberapa kasus juga dapat menyerang
orang dewasa. Pada anak-anak dengan keadaan gizi buruk ditemukan kejadian campak
dengan komplikasi yang fatal atau berpotensi menyebabkan kematian.

Penyakit Campak adalah penyakit menular akut yang disebabkan virus Campak/
Rubella. Campak adalah penyakit infeksi menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu
stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Penularan terjadi secara
droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus ini terdapat dalam darah, air seni, dan
cairan pada tenggorokan. Itulah yang membuat campak ditularkan melalui pernapasan,
percikan cairan hidung ataupun ludah.

b. Etiologi

Etiologi campak adalah virus RNA dari famili paramikoviridae, genus morbili
virus. Hanya 1 tipe antigen yang diketahui. Selama masa prodormal dan selama waktu
singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin.
Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.

Virus Campak dapat diisolasi dalam biakan emrio manusia atau jaringan ginjal
kera rhesus, perubahan sitopatik, tampak dalam 5 – 10 hari, terdiri dari sel raksasa multi
nudeus dengan 1 nukleusi intra nudear. Anti bodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila
ruam.muncul. (Richard E. Behrman: 1999).
c. penyebab

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Rubella, oleh karena
itu campak juga sering disebut Demam Rubella. Virus penyebab campak ini biasanya
hidup pada daerah tenggorokan dan saluran pernapasan. Virus campak dapat hidup dan
berkembang biak pada selaput lendir tenggorokan, hidung dan saluran pernapasan. Anak
yang terinfeksi oleh virus campak dapat menularkan virus ini kepada lingkungannya,
terutama orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita. Pada saat anak yang
terinfeksi bersin atau batuk, virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan
orang lain yang belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah sekali terinfeksi jika
menghirup udara pernapasan yang mengandung virus. Penularan virus juga dapat terjadi
jika anak memegang atau memasukkan tangannya yang terkontaminasi dengan virus ke
dalam hidung atau mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari sebelum ruam timbul
sampai 4 hari setelah ruam pertama kali timbul.

d. pengobatan

a) Campak tanpa Penyulit, cukup dengan:

 Rawat jalan
 Cukup mengkonsumsi cairan dan kalori

Morbili merupakan suatu penyakit self-limiting, sehingga pengobatannya hanya


bersifat symtomatik, yaitu : memperbaiki keadaan umum, antipiretik bila suhu tinggi
parasetamol 7,5 – 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam – ekspektoran : gliseril guaiakolat
anak 6-12 tahun : 50 – 100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari. – Antitusif
perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak
boleh digunakan. – Mukolitik bila perlu – Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A
pada stadium kataral sangat bermanfaat.

Antibiotic diberikan bila ada infeksi sekunder. Kortikosteroid dosis tinggi biasanya
diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis, yaitu:

 Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari.


 Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu.

b) Campak dengan Penyulit :


– Menyingkirkan komplikasi
– Mengobati komplikasi bila ada
– Merujuk ke rumah sakit bila perlu

e. Pencegahan

1. Cara yang paling efektif untuk mencegah anak dari penyakit campak adalah
dengan memberikan imunisasi campak. Jika setelah mendapat imunisasi, anak
terserang campak, maka perjalanan penyakit akan jauh lebih ringan. Imunisasi
campak untuk bayi diberikan pada umur 9 bulan. Bisa pula imunisasi campuran,
misalnya MMR (measles-mump-rubella), biasanya diberikan pada usia 12-15
bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Disuntikkan pada otot paha atau
lengan atas
2. Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu
dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak
berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam.

f. Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Namun
komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit
Campak. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak :
1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderta
mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
4. Bronkopnemonia (infeksi saluran napas)
5. Otitis Media (infeksi telinga) `
6. Laringitis (infeksi laring)

g. diagnosa
Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut :

Anamnesis
1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harus dicurigai
atau di diagnosis banding morbili.
2. Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.
3. Dapat disertai diare dan muntah.
4. Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis,
petekie,ekimosis.
5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu
sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak.

Pemeriksaan fisik
1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanya
tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.
2. Pada umumnya anak tampak lemah.
3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).
4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang
munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka,
dan kemudian seluruh tubuh.
h. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis (Ngastiyah : 2005) adalah masa tuntas 10 – 20 hari. Penyakit dibagi
dalam 3 stadium yaitu stadium, kataraiis stadium, erupsi dan stadium konvalensi.

1. Stadium kataralis
biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas tubuh, malaise (lemah),
batuk, fct’o fobia (silau), konjungtivitis dan koriza (katar hidung). Menjelang akhir
stadium kataralis dan 24 jam timbul eantema (ruam pada selaput lendir). Bercak koplik
berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi eriterna.

2. Stadium erupsi
a. koriza dan batuk-batuk bertambah
b. timbul enantema atau titik atau titik merah di palatum durum dan palatum mole
c. kadang-kadang terlihat pula bercak- bercak koplik
d. dalam 2 hari bercak–bercak menjalar kemuka, lengan atas dan bagian dada,
punggung, perut, tungkai bawah.
e. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit.
f. Rasa gatal, muka bengkak
g. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan di daerah leher
belakang
h. Terdapat pula sedikit splenomegali serta sering pula disertai diare dam rnuntah

3. Stadium konvalensi.
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpiginentasi) yang
lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering
pula ditemukan kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomik untuk
campak. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit
menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal, kecuali jika
ada komplikasi.

i Patofisiologi
Lest essensial campak terdekat di kulit, membran mukosa nasofaring bronkus, dan
saluran cerna dan pada konjungtiva. Eksudat serosa dan poliderasi sel mononudear dan
beberapa sel polimorfonuklear terjadi sekitar kapiler. Biasanya terjadi hyperplasia
jaringan limfoid, terutama pada apendiks, dimana sel raksasa multi nudeus berdiameter
sampai 100 um (set raksasa retikuloendotelial warthin-finkeldey) dapat ditemukan
dikulit, reaksinya terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut, bercak
koplik terdiri dari eksudat serosa dan preliferasi sel endotel serupa dengan bercak lesi
pada kulit. Reaksi kadang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam
jaringan finifold dan membrane mukosa trakeobronkial. Pneumonitis interstisial akibat
dan virus campak mengambil bentuk pneumonia sel raksasa hecht. Bronkopneumonia
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder.
Woc campak

Virus morbili

Droplet infection

Eksudat yang serius, droliferasi sel


mononukleus,polimorfonukleus

polimorfonukleus

Reaksi inflamasi : MK : Gangguan rasa nyaman:


demam,suhu metabolisme Peningkatan suhu tubuh
RR IWL

Penyebaran berbagai organ melalui hematogen Resiko kurang volume cairan


Saluran cerna

Saluran nafas inflamasi saluran nafas


Terdapat bercak koplik berwarna atas : bercak koplik pada mukosa Konjungtiva radang
kelabu dikelilingi eritema pada bukalis meluas ke jari trakeobronkial
mukosa bukalis, berhadapan pada
molar, palatumdurum, mole Kulit menonjol sekitar konjungtivitis
Batuk, pilek, RR sebasea dan folikel rambut

Mulut pahit timbul anoreksia Gangguan persepsi


sensori
Brochopneumonia
Eritema membentuk
MK : gangguan kebutuhan
macula papula di
nutrisi < kebutuhan tubuh
MK : gangguan pola nafas : kulit normal
bersihan jalan nafas
B. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN CAMPAK

A. PENGKAJIAN

Riwayat keperawatan : riwayat iminusasi, kontak dengan orang yang terinfeksi.

Pada pengkajian anak dengan campak dapat ditemukan adanya tanda¬-tanda:

1. Demam
2. Nyeri tenggorok
3. Nafsu makan menurun
4. Adanya bercak putih kelabu
5. Kelemahan pada ekstremitas
6. Batuk
7. Konjungtivitis
8. Eritema pada banan belakang telinga, leher dan bagian belakang
9. Lemah, lesu
10. Apabila terjadi komplikasi pada telinga dapat ditemukan adanya serumen
atau cairan yang keluar dari telinga.
11. Apabila pada bronkhus dapat menyebabkan bronkhopneumonia, terjadi
masalah pernafasan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko infeksi berhubungan dengan organisme purulen.


2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang
tertahan.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan imunitas
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan dalam memasukkan, mencerna, dan mengabsorpsi makanan.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan.
6. Nyeri akut berhubungan dengan keterbatasan agen injury.

C. INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC


1. Resiko infeksi Keparahan infeksi Kontrol
berhubungan dengan :keparahan tanda dan gejala infeksi:meminimalkan
organisme purulen infeksi penerimaan dan tranmisi
agen infeksi
Indikator:
Indikator:
 Mampu mengetahui
adanya kemerahan  Bersihkan
 Vesikel yang tidak lingkungan dengan
mengeras baik setelah
permukaannya digunakan umtuk
 Mampu mengtahui setiap pasien
cairan (luka) yang  Isolasi pasien yang
berbau busuk terkena penyakit
 Mengetahui adanya menular
demam  Batasi jumlah
 Mengetahui adanya pengunjung
hipotermi  Ajarkan cara cuci
tangan dengan tepat
 Ajarkan
pengunjung untuk
cuci tangan saat
dan setelah
berkunjung ke
pasien

2. Bersihan jalan nafas Status pernafasan: epatenan Manajemen jalan nafas


tidak efektif jalan nafas
Indikator:
berhubungan dengan
Indiktor:
sekresi yang tertahan
 Posisikan pasien
 Mengetahui untuk
bagaimana frekuensi memaksimalkan
pernafasan ventilasi
 Mengetahui irama  Lakukan fisioterapi
pernafasan dada
 Kedalaman inspirasi  Buang sekret
 Kemampuan untuk dengan memotivasi
mengeluarkan sekret pasien untuk
 Mengurangi adanya melakukan batuk
ansietas dan penghisapan
 Menghindari adanya lendir
suara nafas  Gunakan teknik
tambahan yang menyenagkan
untuk memotivasi
bernaffas dalam
pada anak-anak(
mis: meniup
gelembung, meniup
kincir,
peluit,harmonika,ba
lon, meniup
layaknya
pesta,meniup bulu)

Anda mungkin juga menyukai