OLEH:
NI MADE DEWI AYU VIRGAYANTI P07120218023
KADEK LINDA VENIAWATI P07120218023
Morbili adalah virus akut menular yang disebabkan oleh virus morbili
(paramiksovirus) yang terdapat pada sekret nasofaring dan darah selama masa
prodromal selama 24 jam setelah timbul bercak-bercak (Pudiastuti, 2011).
Morbili (campak) adalah infeksi virus akut, ditandai oleh demam tinggi dan
ruam makulopapel yang timbul secara berurutan mulai dari leher, wajah, badan,
anggota atas dan bawah (Widagdo, 2012).
2. Penyebab / Faktor Fredisposisi
Penyakit Campak (morbili) disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular,
yaitu paramiksovirus. Virus morbili yang berasal dari sekret saluran pernafasan,
darah dan urine dari orang yang terinfeksi. Penyebaran infeksi melalui kontak
langsung dengan droplet dari orang yang terinfeksi. Masa inkubasi selama 10-20
hari, dimana periode yang sangat menular adalah dari hari pertama hingga hari
ke 4 setelah timbulnya rash (pada umumnya pada stadium kataral) (Pudiastuti
2011 dan Suriadi 2010).
3. Patofisiologi
Masa tunasnya adalah 10-20 hari, dan penyakit ini dibagi menjadi dalam 3
stadium yaitu:
1. Stadium Kataral (Prodormal)Berlangsung selama 4-5 hari dengan tanda gejala
sebagai berikut:
a. Panas
b. Malaise
c. Batuk
d. Fotofobia
e. Konjungtivitis
f. Koriza
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema,
timbul bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan
dikelilingi oleh eritema tapi itu sangat jarang dijumpai. Diagnosa
perkiraan yang besar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita
pernah kotak dengan penderita morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.
2. Stadium ErupsiGejala klinik yang muncul pada stadium ini adalah:
a. Koriza dan Batuk bertambah
b. Timbul enantema dipalatum durum dan palatum mole
c. Kadang terlehat bercak koplik
d. Adanya eritema, makula, papula yang disertai kenaikan suhubadan.
e. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening
f. Splenomegali
g. Diare dan muntah
Variasi dari morbili disebut “Black Measles” yaitu morbili yang
disertai pendarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
3. Stadium konvalensensi
a. Erupsi mulai berkurang dengan meninggalkanbekas(hiperpigmentasi)
b. Suhu menurun sampai normal kecuali ada komplikasi (IKA,FKUIVolume
2,2006).
6. Gejala Klinis
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10-20 hari dan kemudian
timbul gejala – gejala yang dibagi dalam 3 stadium, yaitu:
a. Stadium prodromal (Catarrhal)
Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam, malaise,
batuk, konjungtivitis, koriza, terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu
sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema, terletak di mukosa bukalis
berhadapan dengan molor bawah, timbul dua hari sebelum munculnya rash.
b. Stadium erupsi
Koriza dan batuk – batuk bertambah, terjadi eritema yang berbentuk makula
papula disertai meningkatnya suhu badan. Mula mula eritema muncul
dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan
bagian belakang bawah. Kadang – kadang terdapat perdarahan ringan di
bawah kulit, pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di
daerah belakang leher.
c. Stadium konvalensi
Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih
(hiperpigmentasi) yang akan menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya
diikuti gejala anorexia, malise, limfadenopati.
7. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
a) Keadaan umum lemah
b) Kesadaran komposmentis
c) Adanya ruam kemerahan diseluruh tubuh seperti wajah, telinga,
leher dan pada badan.
d) Konjungtiva anemis
e) Fotopobia
f) Turgor kulit tidak elastis
g) Mukosa bibir kering
h) Peningkatan produksi sekret
2) Palpasi
Teraba pembesaran kelenjar getah bening pada sudut mandibula dan
daerah leher belakang
3) Perkusi
a) Kadang terdapat distensi abdomen
b) Peristaltik usus meningkat
4) Auskultasi
Pada anak dengan morbili biasanya mengalami komplikasi
broncopneumonia, sehingga hasil auskultasi didapatkan suara ronchi
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Test elisa (Ig m dan Ig g meningkat)
b) Leukosit menurun (leukopenia)
2) Pemeriksaan radiologi
Rontgen thorax, didapatkan gambaran infiltrate yang menunjukkan
adanya broncopneumonia.
9. Diagnosa
- Gangguan integritas kulit
- Pola napas tidak efektif
- Gangguan rasa nyaman
- Risiko infeksi
10. Terapi / tindakan penanganan
Menurut IDAI (2010), komplikasi yang bisa terjadi pada anak dengan morbili
adalah, sebagai berikut:
a. Laringitis akut
Timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas, yang
bertambah parah pada saat demam mencapai puncaknya. Ditandai dengan
distres pernafasan, sesak, sianosis dan stridor. Ketika demam turun keadaan
akan membaik dan gejala akan menghilang.
b. Bronkopneumonia
Dapat disebabkan oleh virus campak maupun akibat invasi bakteri. Ditandai
dengan batuk, meningkatnya frekuensi nafas dan adanya ronki basah halus.
Pada saat suhu turun, apabila disebabkan oleh virus, gejala pneumonia akan
menghilang, kecuali batuk yang masih dapat berlanjut sampai beberapa hari
lagi.
c. Ensefalitis
Biasanya terjadi pada hari ke 4-7 setelah timbulnya ruam. Kejadian
ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000 kasus campak, dengan mortalitas antara
30-40%. Terjadinya ensefalitis dapat melalui mekanisme imunologik
maupun melalui invasi langsung virus campak ke dalam otak.
d. Otitis media
Invasi virus ke dalam telinga tengah umumnya terjadi pada campak.
Gendang telinga biasanya hiperemis pada fase prodromal dan stadium
erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena
invasi virus akan terjadi otitis media purulenta.
e. Enteritis
Beberapa anak yang menderita campak mengalami muntah dan mencret
pada fase prodromal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa
usus.
f. Konjungtivitis
Pada hampir semua kasus campak terjadi konjungtivitis, yang ditandai
dengan adanya mata merah, pembengkakan kelopak mata, lakrimasi dan
fotopobia. Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Virus
campak atau antigennya dapat dideteksi pada lesi konjungtiva pada hari-
hari pertama sakit.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitasklien
Meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian, no. MR, diagnosa medis, nama orang tua, umur orang tua,
pekerjaan, agama, alamat, danlain-lain.
b. KeluhanUtama
Biasanya klian datang dengan keluhan perasaan tidak enak badan, pusing
demam, nyeri tekan pada ulu hati, nyeri kepala, lesu dan kurang bersemangat,
nafsu makan berkurang (terutama selama masa inkubasi)
c. Riwayatkesehatan
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami oleh klien, baik yang ada
hubungannya dengan saluran cerna atau tidak. Kemudian kaji tentang obat-
obatan yang biasa dikonsumsi oleh klien, dan juga kaji mengenai riwayat
alergi pada klien, apakah alergi terhadap obat-obatan atau makanan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Kaji mengenai keluhan yang dirasakan oleh klien, misalnya nyeri pada
epigastrium, mual, muntah, peningkatan suhu tubuh, sakit kepala atau pusing,
letih atau lesu.
c. Riwayat kesehatankeluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan klien atau penyakit gastrointestinal lainnya.
d. Riwayatpsikologis
Kaji bagaimana keadaan suasana hati (emosional) klien dan keluarga dalam
menghadapi penyakit yang diderita, biasanya suasana hati klien kurang baik
(gelisah) dan keluarga biasanyacemas.
e. Riwayat sosialekonomi
Mengkaji kehidupan sosial ekonomi klien, tipe keluarga bagaimana dari segi
ekonomi dan tinggal bersama siapa klien. Bagaimana interaksi klien baik di
kehidupan sosial maupun masyarakat atau selama di rumahsakit.
a. Kebiasaansehari-hari
Kaji tentang aktivitas atau kebiasaan yang dilakukan oleh klien sebelum sakit
dan saat sakit. Hai ini berguna dalam perbandingan antara pengobatan dan
perawatan pasien, biasanya mencakup :
1) Nutrisi
2) Eliminasi
3) Pola istirahat/tidur
4) Polakebersihan
2. Pola-pola fungsikesehatan
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah
saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan
samasekali.
b. Polaeliminasi
h. Pola penanggulanganstress
3. Diagnosa keperawatan
- Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan Upaya Nafas (mis,
Nyeri saat bernafas, Kelemahan otot pernafasan)
4. Rencana keperawatan
d. anjurkan
meningkatkan
asupan buah dan
sayur
Hidayat, Aziz, A., Uliyah, Musrifatul. (2014). Pengantar kebutuhan dasar manusia.
Jakarta: Salemba Medika
Mubarok, Wahit., Chayatin, Nurul. (2008). Buku ajar kebutuhan dasar manusia
teori& aplikasi dalam praktik.Jakarta: EGC
Rampengan, SpA(K), Prof, Dr, T, H. (2008). Penyakit infeksi tropik pada anak.
Jakarta: EGC
Soedarmo, P,S,S., Garna, Herry., Hadinegoro, Sri., & Satari, Hindra. (2010). Buku
ajarinfeksi & pediatri tropis.Jakarta:IDAI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar diagnosis keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia