OLEH :
NI KADEK AYU GITA PRADNYA DEWI
P07120019047
TINGKAT 2.2
DIII KEPERAWATAN
B. Penyebab/factor predisposisi
Menurut Nugrahaeni (2012), campak disebabkan oleh adanya interaksi antara
host, agent dan environment. Perubahan salah satu komponen mengakibatkan
keseimbangan terganggu sehingga terjadi campak. Penyebab infeksi adalah virus
campak, anggota genus Morbilivirus dari famili Paramyxoviridae.
Virus morbili yang berasal dari secret saluran pernapasan, darah, dan urin
menyebar melalui kontak langsung dengan droplet dari orang yang terinfeksi. Masa
inkubasi selama 10-20 hari, dimana periode yang sangat menular adalah hari pertama
hingga hari ke 4 setelah timbulnya ruam pada kulit.
C. Patofisiologi
Virus dalam droplet masuk melalui saluran pernafasan dan selanjutnya masuk
kelenjar getah bening yang berada di bawah mukosa, di tempat ini virus
memperbanyak diri kemudian menyebar ke sel-sel jaringan limfo letikural seperti
limpa. Sel mononuclear yang terinfeksi membentuk sel berinti raksasa yang disebut
sel warthin, sedangkan sel T-limfosit meliputi kelompok penekan dan penolong yang
rentan terhadap infeksi, aktif membelah.
Pada hari ke lima sampai ke enam sesudah infeksi awal, focus infeksi terwujud
yaitu ketika virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan
epitel orofaring, konjungtiva, saluran pernafasan, kulit, kandung kemih, dan saluran
usus. Selanjutnya pada hari ke Sembilan sampai ke sepuluh focus infeksi ada di epitel
saluran nafas. Pada saat itu muncul gejala coriza (pilek) disertai dengan peradangan
selaput konjungtiva yang tampak merah pasien nampak lemah disertai suhu tubuh
yang meningkat, lalu pasien nampak sakit berat sampai munculnya ruam kulit. Pada
hari ke sebelas tampak mukosa pipi suatu ulser kecil (bitnik koplik) yang merupakan
tempat virus tumbuh selanjutnya mati kondisi ini merupakan tanda pasti untuk
menegakan diagnosis. Akhirnya muncul ruam maculopapular di hari ke 14 sesuadah
awal infeksi dan pada saat itu anti bodi humoral dapat dideteksi dan selanjutnya suhu
tubuh menurun.
D. Pathway
E. Klasifikasi
Klasifikasi campak, yaitu :
1. Pasti secara Laboratorium : Kasus campak klinis yang telah dilakukan konfirmasi
laboratorium dengan hasil positif terinfeksi virus campak (IgM positif).
2. Pasti secara Epidemiologi : semua kasus klinis yang mempunyai hubungan
epidemiologi dengan kasus yang pasti secara laboratorium atau dengan kasus
pasti secara epidemiologi yang lain ( biasanya dalam kasus KLB).
3. Bukan Kasus Campak (Discarded) : Kasus tersangka campak, yang setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium, hasilnya negatif atau kasus tersangka
campak yang mempunyai hubungan epidemiologis dengan rubella.
4. Kematian Campak : Kematian dari seorang penderita campak pasti (klinis,
laboratorium maupun epidemiologi) yang terjadi dalam 30 hari setelah timbul
rash, bukan disebabkan oleh hal-hal lain seperti : trauma atau penyakit kronik
yang tidak berhubungan dengan komplikasi campak.
F. Gejala klinis
Campak memiliki masa tunas 10-20 hari, penyakit ini dibagi menjadi dalam 3 stadium
yaitu :
1. Stadium Kataral (Prodormal)
Berlangsung selama 4-5 hari dengan tanda gejala sebagai berikut :
a. Panas
b. Malaise
c. Batuk
d. Fotofobia
e. Konjungtivitis
f. Koriza
2. Stadium Erupsi
Gejala klinik yang muncul pada stadium ini adalah :
a. Koriza dan Batuk bertambah
b. Kadang terlehat bercak koplik
c. Adanya eritema, makula, papula yang disertai kenaikan suhu badan
d. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening
e. Splenomegali
f. Diare dan muntah
3. Stadium Konvalensensi
Erupsi mulai berkurang dengan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi). Suhu menurun sampai normal kecuali ada komplikasi.
G. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
a. Keadaan umum lemah
b. Kesadaran komposmentis
c. Adanya ruam kemerahan diseluruh tubuh seperti wajah, telinga, leher dan
pada badan.
d. Konjungtiva anemis
e. Fotopobia
f. Turgor kulit tidak elastis
g. Mukosa bibir kering
h. Peningkatan produksi sekret
2) Palpasi
Teraba pembesaran kelenjar getah bening pada sudut mandibula dan daerah leher
belakang
3) Perkusi
a. Kadang terdapat distensi abdomen
b. Peristaltik usus meningkat
4) Auskultasi
Pada anak dengan morbili biasanya mengalami komplikasi broncopneumonia,
sehingga hasil auskultasi didapatkan suara ronchi.
J. Terapi/tindakan penanganan
Umumnya dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Isolasi untuk mencegah penularan
2. Tirah baring dalam ruangan yang temaram (agar tidak menyilaukan)
3. Jaga agar penderita tetap merasa hangat dan nyaman
4. Diet bergizi tinggi dan mudah dicerna. Bila tidak mampu makan
banyak, berikan porsi kecil tapi sering (small but frequent).
5. Asupan cairan harus cukup untuk mencegah dehidrasi
6. Kompres hangat bila panas badan tinggi
7. Humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan
lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat.
8. Obat-obat yang dapat diberikan antara lain :
a. Penurun panas (antipiretik) : Parasetamol atau ibuprofen
b. Pengurang batuk (antitusif)
c. Vitamin A dosis tunggal :
- Di bawah 1 tahun : 100.000 unit
- Di atas 1 tahun : 200.000 unit
a. Antibiotika
Antibiotika hanya diberikan bila terjadi komplikasi berupa
infeksi sekunder (seperti otitis media dan pnemonia)
b. Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan pada penderita
morbili dengan ensefalitis
c. Hidrokortison 100-200 mg/hr selama 3-4 hari
d. Prednison 2 mg/kgBB/hr selama 1 minggu
Menurut Nugrahaeni (2012), cara yang efektif untuk mencegah penyakit campak
yaitu dengan imunisasi balita pada usia 9 bulan. Imunisasi campak membuat anak
akan terlindungi dan tidak terkena campak, karena imunisasi dapat memberikan
kekebalan terhadap suatu penyakit termasuk campak.
K. Komplikasi
Sebagian besar penderita campak sembuh dalam beberapa hari. Tetapi pada
beberapa kasus, campak dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti:
Bila terjadi pada ibu hamil, terutama yang belum mendapatkan imunisasi, campak
dapat menyebabkan sejumlah komplikasi pada janin, seperti terlahir prematur, lahir
dengan berat badan rendah, bahkan kematian janin. Pada kasus yang jarang terjadi,
campak juga dapat menimbulkan komplikasi berupa:
http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/TI07_Morbili-Q.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Campak
https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/campak
https://id.scribd.com/doc/178107875/Bab-2-Patofisiologi-Morbili
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2018 Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan : DPP PPNI
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa
…………………………………………………… ……………………………………………