Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KONDILOMA AKUMINATA

DISUSUN OLEH :
DELLA AYU SASMITA
72020040388

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KONDILOMA AKUMINATA

A. Pengertian
Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di area genital (uretra, genital dan rektum).
Kondiloma merupakan penyakit menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua
pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala
penyakit. Biasanya lebih banyak selama masa kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran
cairan yang berlebihan dari vagina. Meskipun sedikit, kumpulan bunga kol bisa
berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan – bahan purulen pada
belahan – belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu – abu, kuning pucat atau
merah muda.
Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang berbentuk bunga kol atau
kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok
yang berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata dijumpai pada
berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui hubungan seksual melewati liang
rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva, serviks,
pada perineum atau disekitar anus (Siregar, 2004).

B. Etiologi
Kutil kelamin atau kondiloma disebabkan oleh infeksi pada epidermis oleh jenis
Human Papiloma Virus yang spesifik pada sebagian besar lesi yang terjadi akibat HPV 6
dan 11 yang dijumpai, namun terkadang HPV 16 atau jenis lain juga dijumpai hubungan
antara kutil kelamin dengan kutil kulit biasanya telah banyak dibahas sebelumnya namun
tidak ada bukti hubungan klinis atau virologis antara keduanya meskipun demikian
sejumlah kecil pasien dengan kutil kulit biasa juga mengalami kutil yang sama pada
bagian genital autoinokulasi dengan HIV 1,2 atau 4 tampaknya merupakan penjelasan
yang paling mungkin, karena jenis – jenis tersebut telah diidentifikasi pada beberapa
material kutil (Siregar, 2004).
Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kondiloma akuminata
diantaranya yaitu aktivitas seksual, penggunaan kontrasepsi, merokok, kehamilan
imunitas tubuh.
C. Klasifikasi
Kondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk yaitu :
1. Bentuk akuminata
Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi
bertangkai dengan permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu
membentuk lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang
besar ini sering dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita
hamil, atau pada keadaan imunitas terganggu.
2. Bentuk papul
Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna,
seperti batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan
berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara
diskret.
3. Bentuk datar
Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali
tidak tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam
asetat. Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
(Brunner & Suddarth, 2002).

D. Manifestasi Klinik
1. Kondiloma akuminata sering muncul disaerah yang lembab, biasanya pada penis,
vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampai daerah perianal
2. Berbau busuk
3. Warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat, gambaran bunga kol
4. Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapat dormant atau
tidak dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalam folikel rambut atau
dalam lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi.
5. Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang lembab dari labia minora
dan vagina. Sebagian besar lesi timbul tanpa simptom. Pada sebagian kasus biasanya
terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau vaginal discharge
6. Ukuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul sampai berdiameter 10, 2
cm dan bertangkai. Dan biasanya ada yang sangat kecil sampai tidak diperhatikan.
Terkadang muncul lebih dari satu daerah.
7. Pada kasus yang jarang, perdarahan dan obstruksi saluran kemih jika virus mencapai
saluran uretra
8. Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak pasangan.
(Brunner & Suddarth, 2002).

E. Patofisiologi
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis HPV dapat
menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal infeksi dan muncul sebagai
lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV menular melalui aktivitas seksual.
HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok resiko rendah
dan resiko tinggi yang didasarkana atas genotipe masing-masing. Sebagian besar
kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11. Sementara tipe 16, 18, 31, 33,
45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi.
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari adanya epitel
skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada lapisan bawah epitel,
namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan basal sel yang terkena ditandai
dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan menjadi hiperplasia (akantosis), pars
papilare pada dermis memanjang. Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila
kutil telah ditemui pada waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana
stratum korneum hanya mengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes
terpancar – pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan sel skuamosa
yang zona mature perinuclear yang luas dibatasi dari peripheral sitoplasma. Intinya bisa
diperluas dan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti bisa terlihat. Penelitian
ultrastruktural menunjukkan adanya partikel – partikel virus pada suatu bagian nuclei sel.
Koilositosis muncul untuk menunjukkan kembali suatu efek cytopathic spesifik dari
HPV (Siregar, 2004).
F. Pathway
Hubungan seksual

Kontak dengan HPV

PV 6 & 11 masuk melalui


mikro lesi

Penetrasi melalui kulit

Ditumpangi oleh patogen Mikroabrasi permukaan epitel

HPV masuk lapisan basal


Keputihan Respon radang
disertai infeksi
mikrorganisme
Mengambil alih DNA
Merangsang mediator
kimia: histamin
Bau, berwarna
kehijauan HPV naik ke epidermis
Stimulasi saraf perifer

Gatal dan terasa Bereplikasi


terbakar Menghantarkan pesan
gatal ke otak Nyeri
Tidak terkendali
Tidak nyaman Impuls elektronikimia (gatal)
saat melakukan sepanjang nervus ke dorsal
hubungan seksual spinal cord Nodul kemerahan di Hambatan
sekitar genitalia
mobilitas fisik
Gg. pola fungsi Thalamus
seksual
Penumpukan nodul merah Gangguan citra
Korteks (intensitas) dan membentuk seperti bunga kol
lokasi gatal dipersepsikan diri

Persepsi gatal Pecah/muncul lesi Gang. Integritas


kulit

Gg. rasa nyaman :


Gatal Lesi terbuka, terpajan
mikroorganisme
Ansietas
Pelepasan virus
bersama sel epitel
Sumber : (Brunner & Suddarth, 2002)
Resiko
penularan
G. Komplikasi
1. Kanker serviks
2. Kanker genital lain
3. Infeksi HIV
4. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan
(Brunner & Suddarth, 2002).

H. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Rose (2009), pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kondiloma
akuminata yaitu sebagai berikut :
1. Pemeriksaan fisik dengan pencahayaan yang memadai dan kaca pembesar.
2. Tes asam asetat
3. Pemeriksaan anuskopi dan protosigmoidoskopi
4. Hispatologi

I. Penatalaksanaan Medis
Menurut Rose (2009), penatalaksanaan medis pada hemoroid sebagai berikut :
1. Kemoterapi : Podophylin, podophylin, Asam Triklorasetik (TCA), Topikal 5-
Fluorourasil (5 FU), Interferon.
2. Terapi farmakologis
3. Terapi pembedahan : kuret atau kauter ( elektrokauterisasi ), bedah beku, laser,
terapi kombinasi.

J. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
- Riwayat Pernah kontak seksual dengan orang yang terinfeksi : multiple dan
patner sex yang tidak diketahui.

- Daerah Anogenital Condylomata (kutil) : kutil ganda atau tunggal, berwarna


merah muda kecoklatan, lesi yang lama, selalu berkelompok kadang terdapat
massa yang luas dan tanpa nyeri yang berlebihan.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Ansietas b.d penurunan fungsi kognitif
b) Nyeri akut b.d agen injuri fisik (pembedahan)
c) Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri

3. Intervensi Keperawatan
a) Ansietas b.d penurunan fungsi kognitif
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Setelah dilakukan asuhan a. Gunakan pendekatan yang
keperawatan selama 3x24 jam menenangkan
ansietas berkurang dengan b. Nyatakan dengan jelas
kriteria hasil: harapan terhadap pasien
c. Jelaskan semua prosedur
1. Klien mampu
dan apa yang dirasakan
mengidentifikasi dan
selama prosedur
mengungkapkan gejala
d. Dorong keluarga untuk
cemas.
menemani
2. Klien dapat mengontrol
e. Dengarkan dengan penuh
cemas.
perhatian
3. TTV dalam batas normal
f. Identifikasi tingkat
kecemasan
g. Bantu klien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
h. Instruksikan klien
menggunakan teknik
relaksasi
i. Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan
b) Nyeri akut b.d agen injuri fisik (pembedahan)
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri :
keperawatan selama 3x24 jam
a. Kaji tingkat nyeri secara
tingkat kenyamanan klien
komprehensif termasuk
meningkat dengan kriteria
lokasi, karakteristik,
hasil:
durasi, frekuensi, kualitas
1. Klien melaporkan nyeri dan faktor presipitasi.
berkurang dengan skala b. Observasi  reaksi
2-3 nonverbal dari ketidak
2. Ekspresi wajah tenang nyamanan.
3. Klien dapat istirahat dan c. Gunakan teknik
tidur komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien
sebelumnya.
d. Kontrol faktor
lingkungan yang
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.
e. Kurangi faktor
presipitasi nyeri.
f. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologis/non
farmakologis)
g. Ajarkan teknik non
farmakologis (relaksasi,
distraksi dll) untuk
mengetasi nyeri..
h. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
i. Evaluasi tindakan
pengurang nyeri/kontrol
nyeri.
j. Kolaborasi dengan
dokter bila ada komplain
tentang pemberian
analgetik tidak berhasil.
Administrasi analgetik :

a. Cek program pemberian


analogetik; jenis, dosis,
dan frekuensi.
b. Cek riwayat alergi
c. Tentukan analgetik
pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal.
d. Monitor TTV
e. Evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan
gejala efek samping.

c) Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Setelah dilakukan asuhan a. Monitor TTV
keperawatan selama 3x24 jam b. Konsultasi dengan terapi
fisik tentang rencana
gangguan mobilitas fisik
ambulasi sesuai dengan
teratasi dengan kriteria hasil: kebutuhan
c. Bantu klien untuk
1. TTV normal menggunakan tongkat saat
2. Klien meningkatkan berjalan dan cegah
aktivitas fisik terhadap cidera
d. Ajarkan klien/ tenaga
kesehatan lain tentang
teknik ambulasi
e. Kaji kemampuan klien
dalam mobilisasi
f. Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan
ALDs secara mandiri
sesuai kemampuan
g. Dampingi dan bantu klien
saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs
klien
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 3. Ed 8 : Jakarta. EGC

Nurarif, Hardi.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis


NANDA NIC NOC.Yogyakarta. Medi Action Publishing

Rose, RC. Stoler MH. (2009). Guide to genital disease and prevention. Informa Healthcare:
New York

Siregar, R.S. Prof. Dr, Sp. KK (K). 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Ed. 2.
EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai