Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HIV/AIDS
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen Pengampu:

Hj. Ade Fitriani, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh:

Ade Koswara (2001277002)


Alda Nurani Asmara (2001277004)
Gumelar Zati Rahayu (2001277012)
Risa Lutfiatul Rohimah (2001277030)

Kelompok 1

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

2020/2021
A. Pengertian
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sel CD4
dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat
digunakan lagi.
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit
akibat menurunnya system kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi
Human Imunnodeficiency Virus (HIV). (Mansjoer, 2000:162).
Jadi HIV adalah infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah
putih infeksi oleh HIV biasanya berakibat pada kerusakan system kekebalan tubuh secara
progresif, menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik dan kanker tertentu (terutama
pada orang dewasa).

B. Etiologi
Penularan virus HIV menurut Amin, Hardi 2015, ditularkan dengan beberapa hal :
a. Hubungan seksual ( anal, oral, vaginal)
b. Jarum suntik
c. Mendapat tranfusi darah yang mengandung virus HIV
d. Ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)

C. Manifestasi Klinis
Tanda:
a. Gagal tumbuh
b. Berat badan menurun
c. Anemia
d. Panas berulang
e. Limfadenopati
f. Hipoksia

Gejala:
a. sesak nafas

D. Pathway
Transfusi darah yg Penularan secara vertical Secara parenteral melalui Hubungan seksual (anal,
terpapar virus HIV dari ibu dg HIV tusukan jarum oral, vaginal)

Pasien terinfeksi HIV

Virus beredar dalam darah atau jaringan mukosa

Virus menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4 (limfosit T4,


monosit, sel dendrit, sel langerhans)

Masuk ke dalam sel target & mereplikasi diri

Sel yang terinfeksi mengalami apoptosis/mati

Imunitas tubuh menurun


Infeksi pada Infeksi pada
sistem sistem
pernafasan Tubuh rentan terhadap infeksi pencernaan

Adanya Peradangan saluran Infeksi bakteri Infeksi jamur


sekresi di pernafasan dan jaringan paru Suhu ↑
jalan nafas
Diare kronis Peradangan
Hipertermi mulut
Lisis dinding alveoli
Tidak dapat Output cairan ↑ Sulit menelan
mengeluarkan
sekret Kerusakan alveoli
Deficit nutrisi
Turgor kulit ↓
Mukosa kering
Kolaps saluran nafas kecil
Ketidak saat ekspirasi
efektifan
risiko
bersihan jalan
Gangguan pertukaran O2 ketidakseimbangan
napas
dan CO2 cairan

Pola nafas tidak efektif


E. Pemeriksaan Diagnostik
Tes untuk mendiagnosa Infeksi HIV, yaitu :
a. ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay), bereaksi terdapat antibody
yang ada dalam serum dengan memperlihatkan warna yang lebih tua jika
terdeteksi antibodi virus dalam jumlah besar. Pemeriksaan ELISA mempunyai
sensitifitas 93% sampai 98% dan spesifitasnya 98% sampai 99%. Tetapi hasil
positif palsu ( negative palsu) dapat berakibat luar biasa, karena akibatnya
sangat serius. Oleh sebab itu, pemeriksaan ELISA diulang dua kali, dan jika
keduanya menunjukka hasil positif, dilanjutkan dengan pemeriksaan yang
lebih spesifik, yaitu western blot hasil positif dikonfirmasi dengan
pemeriksaan western blot.
b. Western blot
Tes antibodi untuk konfirmasi pada kasus yang sulit. Jika hasilnya positif,
akan muncul serangkaian pita yang menandakan adanya pengikatan spesifik
antibodi terhadap protein virus HIV. Ini hanya dilakukan untuk
menindaklanjuti skrining ELISA yang positif.
c. Mendeteksi antigen virus dengan PCR (Polimerase Chain Reaction)
PCR Adalah suatu metode pemeriksaan yang prinsip kerjanya memperbanyak
(amplication) DNA invitro secara enzimatis. Teknik PCR telah dikembangkan
untuk berbagai penyakit infeksi seperti HIV.
d. P24 Antigen Test
Tes HIV satu ini mendeteksi antibodi terhadap HIV-1, HIV-2, dan protein
p24. Protein p24 adalah bagian dari inti virus (antigen dari virus). Meski
antibodi baru terbentuk berminggu-minggu setelahnya terjadinya infeksi,
tetapi virus dan protein p24 sudah ada dalam darah. Sehingga, tes tersebut
dapat mendeteksi dini infeksi infeksi.

F. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Non Farmakologis
Menurut Hidayat (2008) perawatan pada yang terinfeksi HIV antara lain:
a. Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan mencegah
kemungkinan terjadi infeksi.
b. Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan yang ada.
c. Mengatasi dampak psikososial.
Seorang penderita HIV AIDS setidaknya membutuhkan bentuk dukungan
dari lingkungan sosialnya. Dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal:
1) Emotional support, miliputi; perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan
diperhatikan.
2) Cognitive support, meliputi informasi, pengetahuan dan nasehat.
3) Materials support, meliputi bantuan / pelayanan berupa sesuatu barang
dalam mengatasi suatu masalah (Nursalam, 2007).
d. Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan penyakit, dan
prosedur yang dilakukan oleh tenaga medis.
e. Dalam menangani pasien HIV dan AIDS tenaga kesehatan harus selalu
memperhatikan perlindungan universal (universal precaution).

2. Terapi Farmakologis
a. Pengobatan medikamentosa mencakupi pemberian obat-obat profilaksis infeksi
oportunistik yang tingkat mordibitas dan mortilitasnya tinggi. Rekomendasi
pemberian kotrimoksasol pada penderita HIV yang berusia kurang dari 12 bulan
dan siapapun yang memiliki kadar CD4 <15% hingga dipastikan bahaya infeksi
pneumonia akibat parasite Pneumocystis jiroveci dihindari.
b. Obat propilaksis lain adalah preparat nistatin untuk antikandida , primetamin
untuk toksoplasma, preparat sulfat untuk malaria, dan obat lain yang diberikan
sesuai kondisi klinis yang ditemukan pada penderita.
c. Pengobatan penting adalah pemberian antiretrovirus (ARV). Diantaranya yaitu
Azidothymidine (AZT) suatu analog nukleosid deoksitimidin yang bekerja pada
tahap penghambatan kerja enzim transcriptase riversi. Bila obat ini digunakan
sendiri, secara bermakna dapat mengurangi kadar RNA HIV plasma selama
beberapa bulan atau tahun. Biasanya progresivitas penyakit HIV tidak tidak
dipengaruhi oleh pemakaian AZT, karena pada jangka panjang virus HIV
berevolusi membentuk mutan yang resisten terhadap obat.

G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Meliput nama/nama panggilan, tempat tanggal lahir/usia, jenis kelamin, agama,
pendidikan, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian.
2. Idenitas penanggungjawab
3. Keluhan Utama
Klien menguleuh batuk-batuk disertai sesak nafas.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien terus batuk-batuk sejak satu minggu yang lalu, kemudian dua hari yang lalu
mulai disertai sesak nafas, klien juga terkena diare dengan frekuensi BAB cukup
tinggi, sejak semalam klien demam.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien memiliki riwayat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang
positif mengidap HIV/AIDS, pasangan seksual multiple, aktivitas seksual yang
tidak terlindung, seks anal, homoseksual, penggunaan kondom yang tidak
konsisten, pemakia obat – obatan IV dengan jarum suntik yang bergantian,
riwayat menjalani tranfusi darah berulang, dan mengidap penyakit defensiensi
imun.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Riwayat HIV/AIDS pada keluarga, kehamilan keluarga dengan HIV/AIDS,
keluarga pengguna obat – obatan terlarang.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: composmentis, stupor, semi koma, koma.Ekspresi wajah,
penampilan (berpakaian).
b. Tanda-tanda vital meliputi: suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah.
c. Antropometri meliputi: panjang badan, berat badan, lingkar lengan atas, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar abdomen.
d. Head to Toe
1. Kulit: pucat dan turgor kulit agak buruk
2. Kepala dan leher: normal tidak ada kerontokan rambut, warna hitam dan tidak
ada peradangan.
3. Kuku: jari tabuh.
4. Mata/penglihatan: sclera pucat dan Nampak kelopak mata cekung.
5. Hidung: tidak ada peradangan, tidak ada reaksi alergi, tidak ada polip, dan
fungsi penciuman normal.
6. Telinga: bentuk simetris kanan/kiri, tidak ada peradangan, tidak ada
perdarahan.
7. Mulut dan gigi: terjadi peradangan pada rongga mulut dan mukosa, terjaadi
peradangan dan perdarahan pada gigi, gangguan menelan (-), bibir dan
mukosa mulut klien Nampak kering dan bibir pecah-pecah.
8. Leher: terjadi peradangan pada esophagus.
9. Dada: dada masi terlihat normal.
10. Abdomen: turgor jelek, tidak ada massa, peristaltic usus meningkat dan perut
mules dan mual.
11. Perineum dan genetalia: pada alat genital terdapat bintik-bintik radang.
12. Ekstremitas atas/bawah: ekstremitaas atas dan ekstremitas bawah tonus otot
lemah akibat tidak ada energy karena diare dan proses penyakit.
e. System Pernafasan
- Hidung: simetris, pernafasan cuping hidung: ada, secret: ada
- Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe di sub
mandibular
- Dada:
Bentuk dada : normal
Perbandingan dengan ukuran anterior-posterior dengan tranversal: 1:1
Gerakan dada: simetris, tidak terdapat retraksi
Suara nafas: ronkhi
Suara nafas tambahan: ronkhi
Tidak ada clubbing finger
f. System Kardiovaskuler
- Conjungtiva: tidak anemia, bibir: pucat/cyanosis, arteri carotis: berisi regular,
tekanan vena jugularis: tidak menggigil,
- Ukuran jantung: tidak ada pembesaran.
- Suara jantung: tidak ada bunyi abnormal.
- CRT: >2detik
g. System Pencernaan
- Mulut: terjadi peradangan pada mukosa mulut
- Abdomen: distensi abdomen, peristaltik meningkat >25x/menit akibat adanya
virus yang menyerang usus.
- Gaster: nafsu makan menurun, mules, mual muntah, minum normal.
- Anus: terdapat bintik dan meradang gatal.
h. Sistem Indera
1. Mata: agak cekung
2. Hidung: penciuman kurang baik
3. Telinga:
- Keadaan daun telinga: kanal auditorius kurang bersih akibat penyebaran
penyakit.
- Fungsi pendengaran baik
i. System Saraf
1. Fungsi serebral
- Status mental: orientasi
- Bicara: bicara
- Kesadaran: eyes (membuka spontan)=4, motoric(bergerak mengikuti
perintah)=6, verbal (bicara normal)=5
2. Fungsi Kranial
Saat pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kelainan dari nervus I- nervus
XII.
3. Fungsi motoric: klien Nampak lemah, seluruh aktifitasnya dibantu oleh orang
tua.
4. Fungsi sensorik: suhu, nyeri, getaran, posisi, diskriminasi (terkesan
terganggu).
5. Fungsi cerebellum: koordinasi, keseimbangan kesan normal.
6. Reflex: bisip, trisep, patella dan Babinski terkesan normal.
j. System Muskuloskeletal
1. Kepala: bentuk kurang baik sedikit nyeri.
2. Vertebrae: tidak ditemukan scoliosis, lordosis, kiposis, ROM pasif, klien
malas bergerak, aktifitas utama klien adalah berbaring di tempat tidur.
3. Lutut: tidak bengkak, tidak kaku, gerakan aktif, kemampuan jalan baik.
4. Tangan tidak bengkak, gerakan dan ROM aktif.
k. Sistem Integumen
- Warna kulit pucat dan terdapat bintk-bintik dengan gatal, turgor menurun
>2detik
- Suhu meningkat 39oC, akral hangat, akral dingin (waspada syok), CRT
memajang >2detik, kemerahan pada daerah perianal.
l. Sistem Endokrin
- Kelenjar tiroid tidak nampak, teraba tidak ada pembesaran
- Suhu tubuh tidak tetap, keringat normal.
- Tidak ada riwayat diabetes.
m. System Perkemihan
- Urin produksi oliguria sampai anuria (200-400ml/jam), frekuensi berkurang
- Tidak ditemukan edema
- Tidak ditemukan adanya nokturia, dysuria, dan kencing batu
n. Sistem Reproduksi
Alat genetalia termasuk glans penis dan orificium uretra eksterna merah dan gatal
o. Sistem Imun
- Klien tidak ada riwayat alergi
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca tidak ada
- Riwayat transfuse darah ada/tidak ada
6. Aktivitas Sehari – hari
Kaji sebelum sakit dirumah dan selama dirawat di rumah sakit tentang: nutrisi, cairan,
eliminasi, istirahat/tidur, personal hygiene, aktifitas/mobilisasi, rekreasi.
7. Riwayat Spiritual
Kegiatan ibadah, tempat ibadah.
8. Reaksi Hospital
a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap.
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap.

H. Diagnosa yang Mungkin Muncul


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d akumulasi secret.
2. Pola nafas tidak efektif b.d ekspansi paru.
3. Hipertermi b.d pelepasan pyrogen dari hipotalamus sekunder terhadap reaksi antigen
dan antibody.
4. Risiko ketidakseimbangan cairan b.d pemasukan dan pengeluaran sekunder karena
kehilangan nafsu makan dan diare.
5. Defisit nutrisi b.d kekambuhan penyakit, diare, kehilangan nafsu makan, kandidiasis
oral.

I. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji warna, 1. Karakteristik
nafas tidak efektif selama 1x24 jam jalan nafas kekentalan, dan sputum biasanya
b.d akumulasi kembali efektif/normal. jumlah sputum. dapat menunjukan
secret. Kriteria hasil: berat ringannya
1. Mempertahankan obstruksi.
kepatenan jalan 2. Atur posisi semi 2. Meningkatkn
nafas dengan bunyi fowler. ekspansi dada.
nafaas 3. Ajarkan cara 3. Batuk yang
bersih/normal. batuk efektif. terkontrol dan
2. Klien merasa efektif dapat
nyaman ketika memudahkan
bernafas. pengeluaran secret
3. Tidak ada secret. yang melekat
dijalan napas.

4. Pertahankan 4. Hidrasi yang


intake cairan adekuat membantu
sedikitnya mengencerkan
2500ml/hari secret dan
kecuali tidak di mengefektifkan
indikasikan. pembersihan jalan
nafas.

5. Lakukan 5. Fisioterapi dada


fisioterapi dada merupakan strategi
dengan teknik untuk
postural mengeluarkan
drainase, secret
perkusi, dan
fibrasi dada.
2. Pola nafas tidak setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi 1. Kecepatan
efektif b.d ekspansi selama 1x24 jam pola nafas kedalaman biasanya
paru. kembali normal. pernapasan dan meningkat.
Kriteria hasil: ekspansi paru.
1. Klien menunjukan 2. Catat upya 2. Dyspnea dan
pola nafas efektif, pernafasan. terjadi peningkatan
dengan frekuensi kerja nafas.
dan kedalaman nafas
dalam rentang 3. Auskultasi 3. Bunyi nafas
normal. bunyi nafas dan menurun/tidak ada
2. Klien mengatakan catat adanya bila jalan nafas
tidak sesak lagi. bunyi nafas obstruktif sekunder
tambahan. terhadap
pendarahan.

4. Tinggikan 4. Duduk tinggi


kepala dan memungkinkan
bantu ekspansi paru
mengubah memudahkan
posisi. pernafasan.

5. Berikan 5. Memaksimalkan
oksigen bernafas dan
tambahan. menurunkan kerja
nafas.
3. Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan 1. Lingkungan yang
pelepasan pyrogen selama 1x24 jam suhu tubuh lingkungan yan sejuk membantu
dari hipotalamus klien kembali normal. sejuk, dengan menurunkan suhu
sekunder terhadap Kriteria hasil: menggunakan tubuh dengan cara
reaksi antigen dan 1. Anak akan piyama dan radiasi.
antibody. mempertahankan selimut yang
suhu tubuh yang tidak tebal.
normal. 2. Pantau suhu 2. Peningkatan suhu
2. Klien mmpu tubuh anak tubuh secara tiba-
menunjukan TTV setiap 1-2 jam, tiba dapat
yang normal: bila terjadi mengakibatkan
Suhu: 36.5oC peningkatan kejang.
Nadi: 80x/menit secara tiba-tiba.
RR: 20x/menit 3. Berikan 3. Kompres hangat
TD: 110/80mmHg kompres edektif
dengan suhu mendinginkan
37oC pada tubuh melalui cara
anak. konduksi.

4. Berikan 4. Antimikroba
antimikroba/ant mungkin
i biotik jika disarankan untuk
disarankan mengobati
organisme
penyebab.
5. Kolaboratif beri 5. Antipiretik seperti
antipiretik asetaminofen
sesuai petunjuk. (tylenol) efektif
menurunkan
demam.
4. Risiko Setelah dilakukan tindakan 1. Ukur dan catat 1. Dokumentasi yang
ketidakseimbangan keperawatan selama 1x24 pemasukan akurat akan
cairan b.d jam kebutuhan cairan dapat dan membantu dalam
pemasukan dan teratasi. pengeluaran. mengidentifikasi
pengeluaran Kriteria hasil: pengeluaran
sekunder karena 1. Tidak ada tanda- cairan.
kehilangan nafsu tanda dehidrasi. 2. Pantau tanda- 2. Hipotensi,
makan dan diare. 2. Turgor kulit normal. tanda vital. takikardia,
3. Membrane mukosa peningkatan
lembab. pernafasan.mengin
4. Pengeluaran urin dikasikan
yang sekunder. kekurangan cairan.
3. Letakkan 3. Elevasi kepala dan
pasien pada posisi miring akan
posisi yang mencegah
sesuai, terjadinya aspirasi
tergantung dan muntah.
pada kekuatan
pernafasan.

4. Pantau suhu 4. Kulit yang


kulit, palpasi dingin/lembab,
denyut perifer. denyut yang lemah
mengindikasikan
penurunan
sirkulasi perifer.
5. Kolaborasi 5. Untuk
pemberian menggantikan
cairan kehilangan cairan.
parentral,
produksi darah
dan atau
plasma
ekspander.
5. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau BB dan 1. Pemantauan BB
kekambuhan keperawatan selama 1x24 pertumbuhan. dilakukan sehingga
penyakit, diare, jam kebutuhan nutrisi klien intervensi
kehilangan nafsu teratasi. terpenuhi.
makan, Kriteria hasil: 2. Beri makanan 2. Untuk mendorong
kandidiasis oral. 1. Anak mengkonsumsi yang disukai anak agar mau
jumlah nutrient yang anak. makan
cukup.
2. Nafsu menyusu 3. Berikan 3. Untuk memenuhi
meningkat. makanan dan kebutuhan tubuh.
3. BB meningkat atau kudapan tinggi
normal sesuai umur. kalori dan
protein.
4. Perkaya 4. Untuk
makanan memaksimalkan
dengan kualitas asupan
suplemen makanan.
nutrisi.

5. Berikan 5. Ketika anak mau


makanan ketika makan adalah
anak sedang kesempatan yang
mau makan berharga bagi
dengan baik. perawat maupun
orang tua.

6. Gunakan 6. Dapat menarik


kreativitas minat anak untuk
untuk makan dan
mendorong menghabiskan
anak. porsi makanan.
7. Kolaboratif 7. Untuk mengobati
pemberian obat kondisi oral.
anti jamur
sesuai instruksi.
Daftar Pustaka

 Carpenito, Lynda Juall. 2006. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC


 Doengoes, Marilynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Alih bahasa: I Made
Kariasa dan Ni Made S. Jakarta: EGC
 Sari, Amelia, dkk. 2014. Asuhan Keperawatan HIV/AIDS Pada Anak. Palembang.
 kerjakesehatan.blogspot.com/2012/12/penatalaksanaan-hiv-aids.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/HIV
 Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan
pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series
 Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga
 Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiolog
Kedokteran. Jakarta Barat: Binarupa Aksara
 Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
 Mandal,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series
 http://hanifatunnisaa.wordpress.com/2012/08/24/definisi-sejarah-gejala-cara-penularan-
dan-pencegahan-penyakit-hiv-aids/
 https://spiritia.or.id/portal/index.php/informasi/detail/382
 https://id.scribd.com/document/511851059/LAPORAN-PENDAHULUAN-HIV-AIDS

Anda mungkin juga menyukai