HIV AIDS
1.1 Pengertian
hidup dan merusak sistem imun tubuh. Sedangkan Acquired Immune Deficiency
manusia dan menyerang sistem imun ( kekebalan ) tubuh, sehingga tubuh menjadi
1.2 Etiologi
Herpes zozter, infeksi sudut bibir ulkus mulut berulang, popular pruritic
sebab sampai >1 bulan. Demam menetap (intermiten atau tetap >1
dirongga tubuh terutama pleura, abses pada otot skelet, infeksi sendi
leukoencephalopathy.
Fase Lama Fase Antibodi Yg Gejala- gejala Dapat
Terdeteksi ditularkan
1. Periode 4 minggu - 6 Tidak Tidak ada Ya
HIV
primer
akut
3. Infeksi 1 – 15 Ya Tidak ada Ya
atik
4. Supresi Sampai 3 Ya Demam, keringan pd Ya
atik neuropatik,
keletihan, ruam
kulit, limadenopati,
perlambatan
penentuan manifestasi
kondisi neurologik
AIDS
1.4 Patofisiologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah sel-
bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi
dan ikut dalam respon imun, maka Human Immunodeficiency Virus ( HIV )
sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam usaha
melakukan pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk
membuat double-stranded DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4
sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim
inilah yang membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai
antigen. Sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh tidak dihancurkan oleh sel
dari sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing, mengaktifkan limfosit B
limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4
serius.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin lemah
berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-
yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh
dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker
Plasenta, ASI
ANSIETAS
RESIKO Perubahan
AIDS status
INFEKSI DEFISIENSI
kesehatan PENGETAHUAN
1.8 Komplikasi
b. Kandidiasis esophagus
h. Ensefalitis toxoplasma.
1.8 Penatalaksanaan
1. Pengobatan suportif
b. Pemberian multivitamin.
2. Pengobatan simptomatik
kotrimoksazol.
a. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
ekstremitas, nyeri, sakit, dan rasa terbakar pada kaki, nyeri dada
seksual.
b) Sirkulasi :
meningkat.
c) Eliminasi :
d) Makanan/cairan :
e) Higiene
diri.
b. Diagnosa
bising usus hipeaktif, defekasi feses cair >3 dalam 24 jam (00013)
badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal (00002)
anoreksia (00146)
(00004)
c. Intervensi
DIAGNOSA
KEPERAWATAN NAMA
NOC DAN INDIKATOR SERTA SKOR AWAL URAIAN AKTIVITAS RENCANA
NO DITEGAKKAN/ DAN TTD
DAN SKOR TARGET TINDAKAN (NIC)
KODE DIAGNOSA PERAWAT
KEPERAWATAN
1 Diare berhubungan Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan Selama Pemantauan (Monitor) Elektrolit
dengan iritasi 1x24 Jam, Diharapkan Diare Berkurang Dengan (2020)
gastrointestinal Kriteria Hasil: 1. Monitoring adanya mual, muntah,
ditandai dengan bising Keparahan Gejala (2103) frekuensi diare
usus hipeaktif, 2. Monitoring adanya penyakit medis
defekasi feses cair >3 KODE INDIKATOR S.A S.T yang dapat menyebabkan diare
dalam 24 jam (00013) 21030 Intensitas Gejala 3 5 Manajemen Diare (0460)
1 3. Lakukan tindakan untuk
21030 Frekuensi Gejala 3 5 mengistirahatkan perut (nutrisi
2 oral, diet cairan)
21030 Terkait Ketidaknyamanan 3 5 4. Instruksikan diet rendah serat,
4 tinggi protein, tinggi kalori sesuai
kebutuhan
Keterangan: 5. Konsultasikan dengan dokter jika
1 = Berat tanda dan gejala diare menetap
2 = Cukup Berat (pemberian obat adsorben)
3 = Sedang
4 = Ringan
5 = Tidak Ada
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
Jakarta.
Jakarta.