Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN ANAK USIA 8 TAHUN DI RUANG POLI ANAK RU


MAH SAKIT CEMPAKA UMUM

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Skill Lab Keperawatan Anak blok I
Dosen Pengampu : Kitri Hikmawati, M.Kep

Disusun Oleh :

Dita Monicha Claudia

R.21.01.022

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hida

yah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proposal yang berjudul “Terap

i Bermain dan Penilaian Perkembangan Anak di Ruang Anak Rumah Sakit

Cempaka Umum” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas p

ada mata kuliah Keperawatan Anak pertama. Selain itu, proposal ini juga bertujua

n untuk menambah wawasan tentang “Terapi Bermain Anak dan di Ruang Anak

Rumah Sakit cempaka Umum” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kitri Hikmawati, M.Kep. sela

ku dosen mata kuliah Skill Lab keperawatan Anak yang telah memberikan tugas i

ni sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang stu

di yang kami tekuni.

Kami menyadari, proposal yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempur

na. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi k

esempurnaan proposal ini.

Indramayu, 14 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................2

BAB II DESKRIPSI KASUS................................................................................4


A. Karakteristik Sasaran...............................................................................4
B. Prinsip – prinsip Bermain Pada Anak Usia Dini.....................................5

BAB III METODE BERMAIN.............................................................................9


A. Judul Permainan......................................................................................9
B. Alat yang diperlukan...............................................................................9
C. Jadwal Pelaksanaan.................................................................................9
D. Proses Bermain........................................................................................9
E. Keterampilan yang dibutuhkan..............................................................10
F. Antisipasi hambatan..............................................................................10
G. Perorganisasian......................................................................................11
H. Kriteria evaluasi.....................................................................................11
I. Hal – hal yang perlu diwaspadai...........................................................12

BAB IV SIMPULAN SARAN.............................................................................13


A. Simpulan................................................................................................13
B. Saran......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan


anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Anak
yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang
dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain. Bermain juga merupakan kegiatan secara sukarela yang
dilakukan untuk kesenangan dan tidak ada paksaaan serta tidak
tergantung pada usia, tetapi tergatung pada kesehatan dan kesenangan
yang di peroleh. Anak terkadang tidak dapat melalui masa kanak
kanak nya dengan mulus. Ada sebagian yang dalam proses tumbuh
kembangnya mengalami gangguan kesehatan sehingga anak harus
menjalani perawatan di rumah Sakit ( Soetjiningsih,2008 )
Terapi bermain merupakan terapi yang menggunakan sarana
bermain untuk mendiagnosis masalah atau memberikan terapi bagi
anak-anak yang memiliki masalah secara psikologis sehingga terjadi
perubahan yang tercermin dari sikap dan perilakunya (Guerney, 1999
dalam Maria, 2007).
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak
bermain akan membuat menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan
ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan
bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
jiwa anak (noname, 2006).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia 8 tahun selam
a kurang lebih 30 menit diharapkan anak dapat bermain dan dapat mempertahanka
n fungsi tumbuh kembang pada anak.

1
2

2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengatur strategi dan kecermatan.
b. Dapat mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan permainan
c. Dapat berlatih bersosialisasi
d. Dapat berlatih bersikap sportif
e. Dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan hospitalisasi pada anak
f. Dapat belajar pramatematika yaitu saat menghitung langkah pada per
maianan congklak dan menghitung biji biji congklak yang terdapat pada lubang k
ecil congklak.
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran

Kriteria Inklusi :

1. Anak berusia 8 tahun usia sekolah


2. Anak menjalani Vaksinasi covid 19 di Poli Anak Rs. Cempaka Umum
3. Keadaan umum anak baik, kesadaran composmentis
4. Anak kooperatif

Kriteria Eksklusi :

1. Anak mengikuti permainan
2. Anak menjalani program terapi saat waktu pelaksanaan terapi bermain

B. Prinsip – prinsip Bermain Pada Anak

Anak bermain karena mereka punya energi berlebih. Energi ini mendorong
mereka untuk melakukan aktivitas sehingga mereka terbebas dari perasaan
tertekan. Hal ini berarti, tanpa bermain, anak akan mengalami masalah serius
karena energi mereka tidak tersalurkan. (Catron & Allen, 1999).
Bermain bagi anak merupakan suatu mekanisme untuk mengulang kembali
peristiwa traumatik yang dialami sebelumnya sebagai upaya untuk memperbaiki
atau menguasai pengalaman tersebut demi kepuasan anak. Dengan demikian,
Freud melihat bermain sebagai sarana melepaskan kenangan dan perasaan yang
menyakitkan. Hal ini berarti anak bermain karena mereka butuh melepaskan
desakan emosi secara tepat. (Freud, 1958; Isenberg & Jalango, 1993)
Menurut Erikson (1963), bermain membantu anak mengembangkan rasa
harga diri. Alasannya adalah karena dengan bermain anak memperoleh
kemampuan untuk menguasai tubuh mereka, menguasai, dan memahami benda-
benda, serta belajar keterampilan sosial. Anak bermain karena mereka berinteraksi

4
5

guna belajar mengkreasikan pengetahuan. Bermain merupakan cara dan jalan


anak berpikir dan menyelesaikan masalah.
Gambaran lebih jelas mengenai prinsip-prinsip bermain,dapat diperhatikan
melalui uraian berikut:
1. Memiliki tujuan yang jelas
Dalam kegiatan bermain ,setiap anak memiliki tujuan yang berbeda
tergantung dari apa yang diinginkan anak tersebut.secara umum anak bermain
dalam rangka mendapatkan sebuah kepuasan.karena bermain sendiri muncul dan
dilandasi oleh motivasi intrinsik dari dalam diri anak.
2. Dilakukan dengan bebas
Anak-anak dalam bermain selalu memilih bentuk permainan yang sesuai
dengan yang dikehendaki .kemudian mereka juga bebas dalam menentukan
aturan-aturan dalam bermain dengan kata lain bermain tidak bisa dipaksa oleh
orang lain anak bermain tergantung pada kesukaan hatinya.bermain dilakukan
secara bebas dimadsud agar memberi kesempatan anak untuk berekpresi dan
berkreativitas sesuai apa yang dimajinasikanya.
3. Mementingkan proses bukan hasil
Dalam aktivitas bermain yang menjadi titik tekanya ialah proses bermain
anak, hal itu karna proses belajar anak dilakukan pada saat anak
bermain.mengenai hasil akhir itu dinomer sekiankan artinya hasil ahir hanya
untuk menentukan menang dan kalah,melalui proses bermain inila anak menjadi
lebih mandiri,kreatif dan memiliki rasa tangung jawab.
4. Memperhatikan Keselamatan
Pada saat bermain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah
keselamatan.keselamatan menjadi prioritas pertama dalam setiap
permainan,jangan sampai permainan membahayakan bagi anak apalagi sampai
membuat luka dan cidera dan trauma,keselamatan dalam bermain ini dapat dilihat
bentuk permainanya maupun alat-alat yang akan digunakan dalam bermain.
5. Menyenangkan dan dapat dinikmati
Prinsip terahir dari kegiatan bermain ialah menyenangkan dan dapat
dinikmati hal ini merupakan inti dari kegiatan bermain itu sendiri,sebagaimana
6

telah dijelaskan sebelumnya bahwa dasar dari bermain dalam rangka memperoleh
kesenangan dan kepuasan,maka dari itu bermain harus memberikan rasa senang
gembira dan membangkitkan semangat anak-anak.
6. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Bermain Anak
Menurut Harlock dalam Fadlillah (2017:14 ) mengungkapkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi berrmain pada anak adalah:
a. Kesehatan
Semakin sehat anak maka semakin banyak energinya untuk bermain
aktif,sebaliknya anak yang sakit-sakitan atau memilii tenaga yang lemah lebih
suka bermain pasif (hiburan )
b. Perkembangan Motorik
Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik,apa yang
akan dilakukan dan waktu bermaib anak tergantung pada perkembangan motorik
mereka pengendalian motorik yanag baik memungkinkan anak terlibat dalam
permainan aktif.
c. Intelegensi
Pada setiap usia anak yang pandai lebih aktif dibanding dengan yang
kurang panda dan permainan mereka lebih menujukan kecerdikan .anak yang
pandai menunjukan keseimbangan perhatian bermain yang lebih besar,termasuk
menyeimbangkan faktor fisik dan intelektual.
d. Jenis kelamin
Anak laki-laki biasanya cenderung bermain lebih kasar dibanding anak
perempuan ,dan lebih suka permainan yang melibatkan fisik motorik mereka.pada
masa awal kanak-kanak anak laki-laki lebih menunjukan perhatian berbagai jenis
permainan yang lebih banyak dari anak perempuan.
e. Lingkungan
Anak yang berasal dari lingkungan perdesaan kurang bermain
dibandingkan mereka yang berasal dari lingkungan kota.hal ini dikarenakan
kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan waktu bebas.
f. Status Sosial ekonomi
7

Anak yang berasal dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi
menyukai kegiatan mahal seperti bermain sepatu roda,adapun mereka yang
berasal dari kalangan bawah terlihat bermain dalam kegiatan yang tidak mehal
seperti bermain bola dan berenang.
g. Jumlah Waktu Bebas
Jumlah waktu bermain sangat tergantung pada status ekonomi
keluarga ,apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu luan
anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan tenaga yang
besar.
h. Peralatan bermain
Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainan misalnya
dominasi boneka dan binatang buatan mendukung permainan pura-pura
Dari beberapa faktor yang diungkapkan oleh Harlock tersebut terdapat
beberapa hal yang harus dikritisi hal ini karena terdapat kondisi yang berbeda
antara dahulu dengan sekarang,selanjutnya Harlock dalam beberapa hal hanya
memangdang permainan dari segi aktif dan pasif tidak dilihat secara menyeluruh
sebagai contoh pengaruh lingkungan belum tentu anak yang berasal dari pedesaan
kurang bermain dibandingkan dengan anak perkotaan ,justru sebaliknya anak dari
pedesaan biasanya memiliki banya aneka ragam permainan walaupun bentuk
permainanya lebih banyak menggunakan permaianan tradisional maka dapat
disimpulkan anak yang berasal dari desa pun tidak berarti kurang dalam bermain.
Dapat dipahami bahwa apa yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi
bermain anak yang diunkapkan diatas dapat berubah-berubah setiap saat.sesuai
dengan keadaan lingkungan dan perkembangan zaman.
BAB III
METODE BERMAIN

A. Judul Permainan

Terapi bermain maggalenceng untuk mengurangi rasa kecemasan pada


anak usia 8 tahun (congklak)

B. Alat yang diperlukan

1) Papan congklak berlubang


2) Batu, kerang, biji asam

C. Jadwal Pelaksanaan

1) Hari / Tanggal : 14 Juni 2023


2) Waktu : 10.00 WIB ( 30-35 menit )
3) Tempat : Ruang Poli Anak RS Cempaka Umum

D. Proses Bermain

1. Suitlah untuk menentukan giliran main.


2. Pemain
3. Suit untuk menentukan giliran main
4. Pemain pertama, membagikan biji maggalenceng yang ada di
daerahnya, pilihlah salah satu lubang untuk dibagikan biji maggalenceng nya
kepada setiap lubang kecil, dan satu lubang besar yang menjadi milik tabungan
biji kamu.
5. Membagikan berputar setiap melewati lubang isilah dengan 1 biji
maggalenceng.

9
10

6. Begitu seterusnya hingga biji maggalenceng habis, jika sudah habis


barulah giliran bergantian bermain.
7. Kegiatan akhir terdiri dari perawat atau keluarga dan anak mengulas
tentang kegiatan yang dilakukan, memberi pujian sebagai bentuk motivasi pada
anak yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
8. Perawat menyampaikan pesan, Jalannya permainan
Jalannya permainan dimulai dengan memasukkan biji-biji ke dalam
lubang-lubang yang ada di dalam papan permainan (maggalanceng). kecuali dua
buah lubang besar saja yang berada di biji lubang lawan yang berisi tiga biji, maka
bijinya diambil sebagai kemenangan lawan.
9. Gabungan dari mabbetta dan maddappeng.
10. Sigappae yaitu masing- masing ulu tidak diisi tetapi digunakan
sebagai tempat biji kemenangan.

E. Keterampilan yang dibutuhkan

Dalam permaianan ini keterampilan harus dimiliki oleh anak dan


perawat. Anak harus memiliki pengetahuan tentang cara bermain, kreativitas yang
tinggi dan semangat untuk bermain. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki
oleh perawat adalah perawat memiliki kemampuan untuk menjelaskan
permainan sehingga anak menjadi tahu tentang cara melakukan permainannya,
kesabaran dalam membimbing proses bermain dan komunikasi yang baik
sehingga anak dapat membentuk hubungan saling percaya dengan perawat.

F. Antisipasi hambatan

1. Energi
Permainan yang dilakukan tidak membutuhkan energy yang ekstra
sehingga anak merasa santai dalam mengikuti proses bermain.
2. Waktu
11

Waktu bermain disesuaikan dengan kondisi anak. Ketika anak sedang


istirahat maka biarkanlah anak untuk istirahat. Waktu juga harus disesuaikan
dengan mood anak.
3. Ruangan untuk bermain
Ruangan bermain disesuaikan dengan keinginan anak. Ketika anak
menginginkan diluar maka permainan harus dilakukan diluar dan sebaliknya.

4. Lingkungan
Lingkungan dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu ramai
dan terlalu sepi sehingga konsentrasi anak terjaga dan anak tidak merasa kesepian
5. Pengetahuan untuk bermain
Menjelaskan dengan penjelasan yang ringan sekaligus memperagakan
6. Teman bermain
Meminta keluarga untuk mendampingi anak selama proses bermain.
7. Alat permainan
Pemilihan alat permainan disesuaikan dengan usia dan karakteristik anak

G. Perorganisasian

1) Leader : 1 orang
2) Fasilitator : 1 orang
3) Observer : 1 orang
4) Anak : 1 orang

H. Kriteria evaluasi

1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan media dan tempat
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Poli Anak RS
12

Cempaka umum
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
terapi bermain dilaksanakan.
2. Evaluasi proses
1) Peserta antusias terhadap materi terapi bermain
2) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
3) 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta memahami permainan yang telah dimainkan.
2) Anak telah belajar memecahkan masalah melalui eksplorasi alat
mainannya
3) Anak dapat mengembangkan hubungan social, komunikasi dan belajar
untuk sabar dan saling menghargai.
4) Anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya(distraksi
dan relaksasi)
5) Anak dapat berintraksi dengan anak lain dan perawat.
6) Jumlah peserta 2

I. Hal – hal yang perlu diwaspadai

Perhatikan biji asam atau kerang agar tidak dimakan


1. Pastikan dalam keadaan sudah dibersihkan untuk menghindari kuman
2. Gunakan biji kerang yang tidak tajam, supaya tidak mencederai anak
3. Selalu dalam pengawasan orang tua atau perawat yang bertanggung
jawab
13
BAB IV
SIMPULAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan


bahwa:
1. Perawatan di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan
hal baru: lingkungan baru, orang-orang asing, kebiasaan baru, dan kegiatan baru.
Pada saat bermain anak memiliki kesempatan untuk „memainkan‟ perasaan dan
permasalahannya, anak merasa menjadi orang yang paling penting, mengatur
situasi dan dirinya, tidak ada kritikan. Berbagai dampak negatif saat anak sakit
dan dirawat di rumah sakit dapat terjadi, antara lain: anak akan kehilangan
kontrol, rewel, menangis, tidak kooperatif dan bahkan dapat terjadi kemunduran
tahap perkembangan (regresi). Saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit perawat
dan orang tua harus dapat memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak
sesuai dengan kondisi anak yang sedang sakit. Adapun beberapa keuntungannya
yaitu: Meningkatkan hubungan antar klien dengan perawat dan perawatan
dirumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri.
2. Menurut Erikson (1963), bermain membantu anak mengembangkan
rasa harga diri. Alasannya adalah karena dengan bermain anak memperoleh
kemampuan untuk menguasai tubuh mereka, menguasai, dan memahami benda-
benda, serta belajar keterampilan sosial. Anak bermain karena mereka berinteraksi
guna belajar mengkreasikan pengetahuan.

B. Saran

a. Rumah Sakit

13
14

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi sebagai salah


satu upaya pencegahan hospitalisasi syndrom yang memungkinkan terjadi pada
anak selama masa perawatan di rumah sakit. Dapat dipertimbangkan oleh Rumah
Sakit dalam mengembangkan sarana dan fasilitas ruang bermain yang standart,
SOP terapi bermain dan program pelaksanaan terapi bermain menjadi salah satu
pelayanan unggulan dalam meningkatkan kesejahteraan anak yang sedang
menjalani perawatan.
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian sebagai bahan informasi untuk masyarakat terutama
keluarga anak-anak yang mengalami hospitalisasi sehingga dapat meningkatkan
kerjasama dalam pelayanan dan dapat memperpendek waktu perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Rohmah, Nikmatur. 2018. Terapi Bermain. Jember: LPPM Universitas Muhamma


diyah Jember

Supartini, Yupi (2004), Buku ajar konsep dasar keperawatananak, Jakarta: EGC

Apriliawati, A. 2011. Pengarah biblioterapi terhadap tingkat kecemasan anak us


ia sekolah yang menjalani hospitalisasi di Rumah Sakit Islam Jakarta Thesi
s. Depok Universitas Indonesia

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta :


EGC.

Cahyo, Agus N. 2011. Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak.
Jogjakarta: FlashBook.

Carol Seefeldt dan Barbara. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: indeks.

Anda mungkin juga menyukai