Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Skill Lab Keperawatan Anak blok I
Dosen Pengampu : Kitri Hikmawati, M.Kep
Disusun Oleh :
R.21.01.022
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hida
yah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proposal yang berjudul “Terap
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas p
ada mata kuliah Keperawatan Anak pertama. Selain itu, proposal ini juga bertujua
n untuk menambah wawasan tentang “Terapi Bermain Anak dan di Ruang Anak
Rumah Sakit cempaka Umum” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kitri Hikmawati, M.Kep. sela
ku dosen mata kuliah Skill Lab keperawatan Anak yang telah memberikan tugas i
ni sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang stu
Kami menyadari, proposal yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempur
na. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi k
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia 8 tahun selam
a kurang lebih 30 menit diharapkan anak dapat bermain dan dapat mempertahanka
n fungsi tumbuh kembang pada anak.
1
2
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengatur strategi dan kecermatan.
b. Dapat mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan permainan
c. Dapat berlatih bersosialisasi
d. Dapat berlatih bersikap sportif
e. Dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan hospitalisasi pada anak
f. Dapat belajar pramatematika yaitu saat menghitung langkah pada per
maianan congklak dan menghitung biji biji congklak yang terdapat pada lubang k
ecil congklak.
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. Karakteristik Sasaran
Kriteria Inklusi :
Kriteria Eksklusi :
1. Anak mengikuti permainan
2. Anak menjalani program terapi saat waktu pelaksanaan terapi bermain
Anak bermain karena mereka punya energi berlebih. Energi ini mendorong
mereka untuk melakukan aktivitas sehingga mereka terbebas dari perasaan
tertekan. Hal ini berarti, tanpa bermain, anak akan mengalami masalah serius
karena energi mereka tidak tersalurkan. (Catron & Allen, 1999).
Bermain bagi anak merupakan suatu mekanisme untuk mengulang kembali
peristiwa traumatik yang dialami sebelumnya sebagai upaya untuk memperbaiki
atau menguasai pengalaman tersebut demi kepuasan anak. Dengan demikian,
Freud melihat bermain sebagai sarana melepaskan kenangan dan perasaan yang
menyakitkan. Hal ini berarti anak bermain karena mereka butuh melepaskan
desakan emosi secara tepat. (Freud, 1958; Isenberg & Jalango, 1993)
Menurut Erikson (1963), bermain membantu anak mengembangkan rasa
harga diri. Alasannya adalah karena dengan bermain anak memperoleh
kemampuan untuk menguasai tubuh mereka, menguasai, dan memahami benda-
benda, serta belajar keterampilan sosial. Anak bermain karena mereka berinteraksi
4
5
telah dijelaskan sebelumnya bahwa dasar dari bermain dalam rangka memperoleh
kesenangan dan kepuasan,maka dari itu bermain harus memberikan rasa senang
gembira dan membangkitkan semangat anak-anak.
6. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Bermain Anak
Menurut Harlock dalam Fadlillah (2017:14 ) mengungkapkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi berrmain pada anak adalah:
a. Kesehatan
Semakin sehat anak maka semakin banyak energinya untuk bermain
aktif,sebaliknya anak yang sakit-sakitan atau memilii tenaga yang lemah lebih
suka bermain pasif (hiburan )
b. Perkembangan Motorik
Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik,apa yang
akan dilakukan dan waktu bermaib anak tergantung pada perkembangan motorik
mereka pengendalian motorik yanag baik memungkinkan anak terlibat dalam
permainan aktif.
c. Intelegensi
Pada setiap usia anak yang pandai lebih aktif dibanding dengan yang
kurang panda dan permainan mereka lebih menujukan kecerdikan .anak yang
pandai menunjukan keseimbangan perhatian bermain yang lebih besar,termasuk
menyeimbangkan faktor fisik dan intelektual.
d. Jenis kelamin
Anak laki-laki biasanya cenderung bermain lebih kasar dibanding anak
perempuan ,dan lebih suka permainan yang melibatkan fisik motorik mereka.pada
masa awal kanak-kanak anak laki-laki lebih menunjukan perhatian berbagai jenis
permainan yang lebih banyak dari anak perempuan.
e. Lingkungan
Anak yang berasal dari lingkungan perdesaan kurang bermain
dibandingkan mereka yang berasal dari lingkungan kota.hal ini dikarenakan
kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan waktu bebas.
f. Status Sosial ekonomi
7
Anak yang berasal dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi
menyukai kegiatan mahal seperti bermain sepatu roda,adapun mereka yang
berasal dari kalangan bawah terlihat bermain dalam kegiatan yang tidak mehal
seperti bermain bola dan berenang.
g. Jumlah Waktu Bebas
Jumlah waktu bermain sangat tergantung pada status ekonomi
keluarga ,apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu luan
anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan tenaga yang
besar.
h. Peralatan bermain
Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainan misalnya
dominasi boneka dan binatang buatan mendukung permainan pura-pura
Dari beberapa faktor yang diungkapkan oleh Harlock tersebut terdapat
beberapa hal yang harus dikritisi hal ini karena terdapat kondisi yang berbeda
antara dahulu dengan sekarang,selanjutnya Harlock dalam beberapa hal hanya
memangdang permainan dari segi aktif dan pasif tidak dilihat secara menyeluruh
sebagai contoh pengaruh lingkungan belum tentu anak yang berasal dari pedesaan
kurang bermain dibandingkan dengan anak perkotaan ,justru sebaliknya anak dari
pedesaan biasanya memiliki banya aneka ragam permainan walaupun bentuk
permainanya lebih banyak menggunakan permaianan tradisional maka dapat
disimpulkan anak yang berasal dari desa pun tidak berarti kurang dalam bermain.
Dapat dipahami bahwa apa yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi
bermain anak yang diunkapkan diatas dapat berubah-berubah setiap saat.sesuai
dengan keadaan lingkungan dan perkembangan zaman.
BAB III
METODE BERMAIN
A. Judul Permainan
C. Jadwal Pelaksanaan
D. Proses Bermain
9
10
F. Antisipasi hambatan
1. Energi
Permainan yang dilakukan tidak membutuhkan energy yang ekstra
sehingga anak merasa santai dalam mengikuti proses bermain.
2. Waktu
11
4. Lingkungan
Lingkungan dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu ramai
dan terlalu sepi sehingga konsentrasi anak terjaga dan anak tidak merasa kesepian
5. Pengetahuan untuk bermain
Menjelaskan dengan penjelasan yang ringan sekaligus memperagakan
6. Teman bermain
Meminta keluarga untuk mendampingi anak selama proses bermain.
7. Alat permainan
Pemilihan alat permainan disesuaikan dengan usia dan karakteristik anak
G. Perorganisasian
1) Leader : 1 orang
2) Fasilitator : 1 orang
3) Observer : 1 orang
4) Anak : 1 orang
H. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan media dan tempat
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Poli Anak RS
12
Cempaka umum
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
terapi bermain dilaksanakan.
2. Evaluasi proses
1) Peserta antusias terhadap materi terapi bermain
2) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
3) 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta memahami permainan yang telah dimainkan.
2) Anak telah belajar memecahkan masalah melalui eksplorasi alat
mainannya
3) Anak dapat mengembangkan hubungan social, komunikasi dan belajar
untuk sabar dan saling menghargai.
4) Anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya(distraksi
dan relaksasi)
5) Anak dapat berintraksi dengan anak lain dan perawat.
6) Jumlah peserta 2
A. Simpulan
B. Saran
a. Rumah Sakit
13
14
Supartini, Yupi (2004), Buku ajar konsep dasar keperawatananak, Jakarta: EGC
Cahyo, Agus N. 2011. Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak.
Jogjakarta: FlashBook.
Carol Seefeldt dan Barbara. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: indeks.