Anda di halaman 1dari 19

METODE

BERMAIN

OLEH :

DEVI ANDRIANTI
1921205086

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


FAKULTAS TARBIYAH
STAY YIPQ
BAU-BAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Bau Bau, 27 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
C. Tujuan Makalah ………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………... 3
A. Hakekat Bermain ………………………………………………………. 3
B. Jenis Jenis Permainan Anak …………………………………………… 6
C. Bermain dan Kreativitas Pada Anak Usia Dini ………………………… 11
D. Strategi Pembelajaran Bermain ………………………………………… 13
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………..... 15
A. Kesimpulan ……………………………………………………………... 16
B. Saran ……………………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bermain adalah aktifitas yang khas, berbeda dengan bukan bermain, dalam hal ini
adalah bekerja atau aktifitas lain yang serius fungsional dan selalu dilakukan dalam rangka
suatu hasil. Bermain tidak memperdulikan hasil akhir tetapi yang lebih penting disini adalah
proses bermain itu sendiri. Bermain selalu menyenangkan dan tidak pernah menjadi beban.
Bila anak sudah menganggap bermain sebagai suatu beban, artinya yang ia lakukan bukanlah
bermain.
Orang dewasa mengenal kegiatan “bekerja” selain kegiatan “bermain”. Kendati bukan
bekerja mempunyai fungsi tersendiri sebagai bagian dari keseimbangan kehidupannya. Anak-
anak dilain pihak, hanya mengenal kegiatan bermain. Hal ini disebabkan perbendaharaan
antara kegiatan bekerja dan bermain pada masa kanak-kanak masih amat tipis. Bermain
adalah sesuatu yang menyenangkan. Apabila kita ingin memahami pengertian bermain, kita
perhatikan saja wajah anak-anak bila wajah mereka menampilkan percikan air muka yang
cerah dan berseri-seri, itulah bermain. Namun bila wajah mereka muram dan cemberut maka
itu bukan lagi bermain.
Dengan ketrampilan dan kemampuannya yang masih serba terbatas anak melakukan
aktivitas bermain (justru) untuk mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya serta
tentang siapa dirinya. Bermain memungkinkan anak-anak mengeksplorasi berbagai
pengalaman dalam berbagai situasi dan sudut kehidupan. Dengan demikian, kegiatan bermain
merupakan bagian yang penting dalam proses tumbuh kembangnya disemua bidang
kehidupan diantaranya mencakup fisik, intelektual, emosi, sosial.
Kegiatan bermain memberi anak pengalaman berhadapan dengan masalah-masalah dan
menganggapnya sebagai tantangan-tantangan yang menggairahkan. Dengan demikian
diharapkan, kelak ia tumbuh menjadi orang dewasa yang optimistic dan kreatif dalam
menghadapi kendala-kendala kehidupan.
Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting. Dapat dikatakan
bahwa setiap anak yangsehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain sehingga dapat
dipastikan bahwa anak yang tidak bermain-main pada umumnya dalam keadaan sakit,
jasmaniah maupun rohaniah.

1
Para ahli berkesimpulan bahwa anak adalah makhluk yang aktif dan dinamis.
Kebutuhan-kebuthan jasmaniah dan rohaniahnya anak yang mendasari sebagian besar
dipenuhi melalui bermain (kelompok) bermain sendiri maupun itu merupakan kebutuhan
anak. Bermain bagi anak adalah mutlak diperlukan untuk mengembangkan daya cipta,
imajinasi, perasaan, kemauan, motivasi, dalam suasana riang gembira.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas, dalam makalah ini penulis menentukan rumusan masalah
sebagai berikut :
1.      Apa hakekat bermain sebagai prinsip pendidikan anak usia dini ?
2.      Apa saja jenis-jenis permainan anak usia dini ?
3.      Bagaimana bermain dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini ?
4.      Bagaimana strategi Pembelajaran bermain pada anak usia dini ?

C. Tujuan Makalah

Berdasarkan paparan diatas, dalam makalah ini penulis menentukan tujuan makalah
sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui hakekat bermain sebagai prinsip pendidikan anak usia dini.
2.      Untuk mengetahui saja jenis-jenis permainan anak usia dini.
3.      Untuk mengetahui bermain dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini.
4.      Untuk mengetahui strategi Pembelajaran bermain pada anak usia dini

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Bermain

1. Definisi Bermain
Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan hasil penelitian para ahli, bahwa bermain
mempunyai arti sebagai berikut :
a. Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya.
b. Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual
bahasa dan perilaku (psiksososial serta emosional)
c. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih dengan
baik.
d. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi.

2. Karakteristik Bermain Anak


Karakteristik bermain anak antara lain :
a. Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-anak membuat aturan mereka
sendiri.
b. Bermain dilakukan seakan-akan kegiatan itu dalam kehidupan nyata (bermain drama)
c. Bermain lebih memfokuskanpada kegiatan atau perbuatan dari pada hasil akhir
produknya.
d. Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-anak.

3. Tujuan Bermain atau Permainan


Tujuan dari bermain atau permainan antara lain :
a. Menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari
b. Melatih sikap ramah, suka bekerja sama menunjukkan kepedulian
c. Menanamkan budi pekerti yang baik
d. Melatih anak untuk berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar
e. Melatih anak untuk mencintai lingkungan dan ciptaan Tuhan
f. Melatih anak untuk mengeri berbagai konsep moral yang mendasar, seperti salah,
benar, jujur, adil dan fair

3
4. Manfaat Bermain Bagi Anak
Manfaat bermain bagi anak antara lain :
1. Bermain bermanfat mencerdaskan otak
2. Bermain bermanfaat mengasah panca indra
3. Bermain bermanfaat sebagai media terapi
4. Bermain memacu kreatifitas
5. Bermain bermanfaat untuk melatih empati
6. Bermain itu melakukan penemuan

5. Pendapat Pakar Tentang Permainan


a. Aristoteles
Berpendapat bahwa anak-anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang
mereka tekuni dewasa nanti. Pendidikan untuk anak perlu disesuaikan dengan minat
serta tahap perkembangan anak.
b. Frohel (abad 18)
Menekankan pentingnya bermain dalam belajar. Menurutnya kegiatan bermain dan
mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta
mengembangkan pengetahuan mereka.
c. Joan Freman dan Utami Menandar (1995)
Menyebutkan bahwa pada umumnya bermain merupakan suatu aktivitas yang
membantu anak untuk mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, sosial, moral dan
emosional.
d. Montessori (1961)
Menggambarkan jika ketika anak bermain, dan berada dalam situasi keserasian, akan
merekontroksi sebuah kreativitas.
e. Sigmund Freud
Freud memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melaluio bermain
ataupun fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan maupun konflik pribadi.
Denagn demikian bermain mempunyai efek katarsis yaitu anak dapat mengambil
peran aktif sebagai pemasaran dalam memindahkan perasaan negatif ke objek atau
orang pengganti..
Freud memandang bermain sebagai cara yang digunakan anak untuk mengatasi
masalah, memanfaatkan bermain sebagai alat diagnosa terhadap masalah dan sarana
mengobati jiwa anak yang dimanifestasikan dalam terapi bermain.
4
f. Frank dan Theresia Caplan, enam belas hakikat bermain antara lain yaitu:
1. Membantu pertumbuhan anak
2. Merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
3. Memberikan kebebasan anak untuk bertindak
4. Memberikan dunia khayal yang disukai anak
5. Mempunyai unsur berpetualang didalamnya
6. Meletakkan dasar pengembangan bahasa
7. Mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan hubungan antar pribadi
8. Memberikan kesempatan-kesempatan untuk menguasai diri secara fisik
9. Memperluas minat dan pemusatan perhatian
10. Merupakan cara untuk menyelidiki sesuatu
11. Merupakan cara untuk mempelajari peran orang dewasa
12. Merupakan dinamis untuk belajar
13. Menjernihkan pemikiran anak
14. Dapat distruktur secara akademis
g. Singer
Bermain, teutama bermain imajinatif sebagai kekuatan positif untuk perkembangan
manusia, bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan
masuknya perangsangan (stimulasi) baik dari luar maupun dari dalam yaitu aktivitas
otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-
pengalaman.

            Bermain bagi anak usia dini dan dilaksanakan di lingkungan pendidikan sesuai
dengan prinsip pendidikan bagi anak usia dini. Adapun prinsip pendidikan anak usia dini
adalah sebagai berikut :
1. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang paling diminati  anak. Saat bermain anak melatih otot
besar dan kecil, melatih keterampilan berbahasa, menambah pengetahuan, melatih cara
mengatasi masalah, mengelola emosi, bersosialisasi, mengenal matematika, sain, dan
banyak hal lainnya. Bermain bagi anak juga sebagai pelepasan energi, rekreasi, dan emosi.
Dalam keadaan yang nyaman semua syaraf otak dalam keadaan rileks sehingga
memudahkan menyerap berbagai pengetahuan dan membangun pengalaman
positif.Kegiatan pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak menjadi anak yang
senang belajar.
5
2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Anak sebagai pusat pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran di rencanakan dan
dilaksanakan untuk mengembangkan potensi anak. Dilakukan dengan memenuhi
kebutuhan fisik dan psikis anak. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang
menyenangkan sesuai dengan cara berpikir dan perkembangan kognitif anak.
Pembelajaran PAUD bukan berorientasi pada keinginan lembaga/guru/orang tua.
3. Stimulasi Terpadu
Anak memiliki aspek moral, sosial, emosional, fisik, kognitif, bahasa, dan seni. Kebutuhan
anak juga mencakup kesehatan, kenyamanan, pengasuhan, gizi, pendidikan, dan
perlindungan. Pendidikan Anak Usia Dini memandang anak sebagai individu utuh,
karenanya program layanan PAUD dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Untuk
memenuhi stimulasi yang menyeluruh dan terpadu, maka penyelenggaraan PAUD harus
bekerjasama dengan layanan kesehatan, gizi, dan pendidikan orang tua. Dengan kata lain
layanan PAUD Holistik Integratif menjadi keharusan yang dipenuhi dalam layanan
PAUD.
4. Berorientasi pada Perkembangan Anak
Setiap anak memiliki kecepatan dan irama perkembangan yang berbeda, namun demikian
pada umumnya memiliki tahapan perkembangan yang sama. Pembelajaran PAUD,
pendidik perlu memberikan kegiatan yang  sesuai dengan tahapan perkembangan anak,
dan memberi dukungan sesuai dengan perkembangan masing-masing anak. Untuk itulah
pentingnya pendidik memahami tahapan perkembangan anak.

B. Jenis-Jenis Permainan Anak

Aktivitas bermain merupakan suatu rangkaian usaha kegiatan di PAUD. Kegiatan yang
dilakukan membutuhkan pengaturan lingkungan bermain dan belajar serta alat-alat
permaianan yang dibutuhkan. Di PAUD dikenal dua kategori bermain, yaitu bermain bebas
dan bermain terpimpin.

1. Bermain Bebas
Dalam permainan bebas anak boleh memilih sendiri kegiatan yang diinginkannya serta alat-
alat yang ingin digunakannya. Bermain bebas merupakan bentuk bermain aktif baik dengan
alat maupun tanpa alat, didalam maupun diluar ruangan. Saat bermain bebas anak-anak
membutuhkan tempat, waktu, peralatan bermain, serta kebebasan. Kebebasan yang diberikan
6
adalah kebebsana yang tertib, yaitu kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan tersebut
diarahkan pada tumbuhnya disiplin diri secara bertahap.
Tugas guru dalam kegiatan bermain bebas adalah melakukan observasi terhadap anak-anak
dan mendorong atau memotivasi anak untuk lebih aktif bermain. Adapun contoh-contoh
aktifitas bermain bebas baik didalam maupun diluar ruangan :
Didalam Ruangan
- Bermain Balok
Saat bermain balok anak-anak bebas mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta
keinginannya untuk menemukan agar dapat bermain dengan kreatif. Di PAUD hendaknya
disediakan beberapa set dan jenis balok, seperti balok-balok ukuran besar, ukuran kecil dan
balok yang dapat dimainkan dimeja (table blocks)
Balok meja biasanya terdiri dari balok-balok bujur sangkar berwarna atau polos, yang dapat
dimainkan secara individual atau berpasangan sambil duduk mengelilingi meja. Dapat pula
ditambahkan bentuk-bentuk lain untuk lebih menstimulasi daya cipta dan daya eksplorasi
anak.
- Bermain Alat Manipulatif
Alat manipulatif adalah semua alat permainan yang kecil dan dapat diletakkan diatas meja
sehingga membuat anak terampil bekerja dan mengembangkan daya pikirnya.
Berbagai macam alat permainan manipulatif adalah papan hitung, puzzle, mozaik, balok
ukur, menara gelang, papan jahit, lotto, manik-manik, roncean, biji-bijian, tutup botol,
sendok es krim, benda-benda plastik.
Diluar Ruangan

Halaman sekolah adalah tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka dapat
bersosialisasi serta mengembangkan fisiknya baik dengan berlari maupun dengan memainkan
alat lain yang disediakan seperti : ayunan, papan jungkit, papan luncur, palang bertingkat,
jembatan goyang, jaring-jaring laba-laba dan lain-lain.
Ketika anak-anak bermain diluar, pengawasan oleh guru sangat diperlukan. Dibutuhkan
kerjasama guru dalam mengawasi anak-anak saat bermain yang juga disesuaikan dengan
luasnya area bermain.
Kegiatan ini merupakan pembuka kegiatan fisik yang menarik dan mempunyai banyak
manfaat, antara lain :
1. Dapat dipindah-pindahkan
2. Tidak terlalu berat
7
3. Menarik untuk anak-anak yang tidak berani memulai sesuatu
4. Membantu anak-anak belajar dimana memulai kegiatan dan bagaimana merencanakan
gerakannya secara berurutan
5. Memberi kesadaran akan ruang bagi tubuh anak sendiri
6. Mendorong anak mengambil resiko
7. Membantu guru mengenali anak-anak yang memerlukan lebih banyak kesempatan untuk
memanjat, menyeimbangkan serta mengembangkan ketrampilan dalam program motorik
telah disusun.

2. Bermain Terpimpin
Dalam kegiatan bermain terpimpin anak tidak bebas, melainkan terikat pada peraturan
permainan atau kegiatan tertentu. Biasanya permainan dan alat permainan diciptakan ileh
guru sendiri. Oleh karena itu gru TK / PAUD harus kreatif mencipta (permainan dan alat)
agar kegiatan pembelajaran tidak membosankan serta anak dan guru tidak mengalami
kejenuhan.
Aktifitas permainan terpimpin yang dapat membentu guru mencipta permainan, antar lain
sebagai berikut :
1. Permainan dalam lingkaran
2. Permainan dengan alat
3. Permainan tanpa alat
4. Permainan dengan angka
5. Permainan dengan nyanyian
6. Permainan bentuk lomba
7. Permainan mengasah panca indra

Dasar pemikiran yang melandasi permainan yang baik dan sehat bagi perkembangan anak,
yaitu berikut ini :
1. Permainan yang dirancang dengan baik dapat menjadi sarana pengembangan kemampuan
anak
2. Setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan pengalaman yang sehat dan bersifat
positif
3. Anak-anak merupakan unsur terpenting dalam setiap permainan anak.
4.Anak memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi.

8
5.Perilaku bermain dapat mempengaruhi pandangan anak mengenai dirinya sendiri, orang
lain dan dunia sekelilingnya
6.Aktivitas bermain perlu dievaluasi secara berkala untuk melihat dampaknya bagi
perkembangan anak (baik positif maupun negatif)

Contoh aktifitas bermain terpimpin :


Permainan dalam lingkaran
- Sapu tangan dan bola
1. Bola yang digunakan adalah bola besar (ukuran bola kaki)
2. Anak-anak berdiri dalam lingkaran dengan jarak sekitar 1 meter
3. Bola dioperkan dari satu anak kepada anak lainnya yang berada dalam lingkaran
4. Anak yang berada diluar lingkaran berusaha menyentuh bola dengan sapu tangan yang
dipegangnya, namun tidak boleh menyentuh anak-anak yang mengoperkan bola
5. Anak yang mengoperkan bola berusaha agar bola yang dipegangnya tidak dapat
disentuh saputangan sehingga suasana menjadi riuh.
6. Anak yang bolanya disentuh saputangan (ketika dipegang atau sedang dioper) atau anak
yang tidak dapat menangkap bola yang dioper kepadanya harus keluar dari lingkaran
dan menggantikan anak yang memegang saputangan.
7. Guru bertindak sebagai pemimpin di tengah lingkaran.

Permainan dengan alat


- Mana Sepatuku
1. Alat yang digunakan adalah sepatu anak-anak dan guru
2. Semua sepatu dicampur dan diaduk-aduk dan diletakkan diujung ruangan. Diujung
lainnya dibuat garis memanjang.
3. Anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok, kemudian tiap kelompok berbaris diatas garis
4. Dengan adanya aba-aba guru anak terdepan berlari kearah sepatu berada, mencari dan
memakai sepatunya
5. Demikian seterusnya sampai anak terakhir memakai sepatunya
6. Kelompok yang anggotanya terakhirnya selesai labih dulu memakai sepatu adalah
kelompok yang menang.
7. Sepatu dapat ditambahkan dengan sepatu anak-anak yang menonton. Guru selalu
mengumpulkan kembali sepatu yang bertebaran ketika anak mencari sepatunya.

9
Permainan tanpa alat
- Kata polisi
1. anak-anak duduk dalam lingkaran menghadap ke tengah
2. Ditengah berdiri seorang anak menjadi pemimpin
3. Anak tersebut memberi perintah kepada anak lain yang harus di laksanakan perintah
tersebut didahului dengan “kata polisi”. Misalnya, “kata polisi tepuk tangan 3 kali”
4. Bila pemimpin hanya mengatakan “tepuk tangan 3 kali” anak-anak tidak boleh
mengikutinya
5. Bila ada yang melakukan perintah tersebut dia harus keluar dari lingkaran atau anak
yang tidak melakukan perintah sesuai aba-aba atau salah melakukan “kata polisi” juga
harus keluar dari lingkaran.
6. Begitu seterusnya sampai anak-anak habis
7. Kata polisi dapat diganti dengan “kata bu guru” atau “kata ayah” sesuai kesepakatan
bersama.

Permainan dengan angka


- Berbasis menurut angka
1. Permainan ini dimainkan sekurang-kurangnya 10 anak
2. Alat yang digunakan adalah kartu angka (1-10)
3. 10 anak maju masuk ke dalam lingkaran yang sudah disiapkan
4. Guru menebarkan kartu angka secara tertutup dilantai
5. Setelah anak mendengar aba-aba, anak-anak mengambil satu kartu angka, kemudian
mulai mengatur barisan berderet ke samping sesuai urutan angka dalam kartu yang
didapatnya
6. Kerjasama antar peserta sangat diperlukan untuk dapat menyelesaikan tugas dengan
baik
7. Agar ada tantangan dapat dimainkan oleh 2 dan atau 3 kelompok sekaligus dan guru
harus mempersiapkan beberapa set kartu angka. Kelompok yang lebih cepat menyusun
barisan dengan urutan yang benar merupakan kelompok pemenang.

Permainan dengan nyanyian


- Bermain sepatu
1. Anak-anak melepas sepatu dan duduk dilantai membentuk lingkaran menghadap ke
dalam dengan jarak 1,5 m
10
2. Setiap anak meletakkan sepatunya dihadapannya. Salah satu anak sepatunya diganti
sepatu guru
3. Dengan aba-aba guru, anak-anak mulai menyanyi dengan tempo biasa sambil
menggeser sepatumya mengikuti irama lagu. Setelah lagu berakhir sepatu juga berhenti
(satu putaran, lagu dinyanyikan 2 kali)
4. Anak yang mendapat sepatu guru didepannya harus berhenti bermain
5. Permainan dilanjutkan sampai hanya tertinggal satu pemain lagi. Makin sedikit jumlah
pemain, lagu makin dipercepat.

C. Bermain dan Kreativitas Pada Anak Usia Dini

Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan spontan sehingga hal ini
memberikan rasa aman secara psikologis pada anak. Begitu pula dalam suasana bermain
aktif, dimana anak memperoleh kesempatan yang luas untuk melakukan eksplorasi guna
memenuhi rasa ingin tahunya, anak bebas mengekspresikan gagasannya memalui khayalan,
drama, bermain konstruktif, dan sebagainya. Maka dalam hal ini memungkinkan anak untuk
mengembangkan pearasaan bebas secara psikologis.

Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan
hampir tidak mungkin dirumuskan secara tuntas. Kreativitas dapat didefinisikan dalam
beranekaragam pernyataan tergantung siapa dan bagaimana menyorotinya. Istilah kreativitas
dalam kehidupan sehari-hari selalu dikaitkan dengan prestasi yang istimewa dalam
menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara-cara pemecahan masalah yang tidak dapat
ditemukan oleh kebanyakan orang, ide-ide baru, dan melihat adanya berbagai kemungkinan.

Kreativitas ini dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya
bukan hanya perangkuman, mungkin mencakup pembentukan polapola baru dan gabungan
informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya serta pencangkokan hubungan lama
ke situasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Bentuk-bentuk kreativitas
mungkin berupa produk seni, kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin juga bersifat
prosedural atau metodologis. Jadi menurut ahli ini, kreativitas merupakan aktivitas imajinatif
yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat.
Munandar (1995) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi-
11
kombinasi baru, asosiasi baru berdasarkan bahan, informasi, data atau elemen-elemen yang
sudah ada sebelumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan bermanfaat.

Rasa aman dan bebas secara psikologis merupakan kondisi yang penting bagi
tumbuhnya kreativitas. Anak-anak diterima apa adanya, dihargai keunikannya, dan tidak
terlalu cepat di evaluasi, akan merasa aman secara psikologis. Begitu pula anak yang
diberikan kebebasan untuk mengekspresikan gagasannya. Keadaan bermain yang demikian
berkaitan erat dengan upaya pengembangan kreativitas anak.

Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasannya.


Ia dapat berekperimen dengan gagasan-gagasan barunya baik yang menggunakan alat
bermain atau tidak. Sekali anak merasa mampu menciptakan sesuatu yang baru dan unik, ia
akan melakukan kembali pada situasi yang lain. Kreativitas memberi anak kesenangan dan
kepuasan pribadi yang sangat besar dan penghargaan yang memiliki pengaruh nyata pada
perkembangan pribadinya. Menjadi kreatif juga penting artinya bagi anak usia dini, karena
menambah bumbu dalam permainannya. Jika kreativitas dapat membuat permainan menjadi
menyenangkan, mereka akan merasa bahagia dan puas.

Bermain memberikan keseempatan pada anak untuk mengekspresikan dorongan-


dorongan kreatifnya sebagai kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk
menemukan sesuatu dengan cara-cara baru, untuk menemukan penggunaan suatu hal secara
berbeda, menemukan hubungan yang baru antara sesuatu dengan sesuatu yang lain serta
mengartikannya dalam banyak alternatif cara.Selain itu bermain memberikan kesempatan
pada individu untuk berpikir dan bertindak imajinatif, serta penuh daya khayal yang erat
hubungannya dengan perkembangan kreativitas anak

Berbagai bentuk bermain yang dapat membantu mengembangkan kreativitas, antara


lain:
1. Mendongeng
2. Menggambar
3. Bermain alat musik sederhana
4. Bermain dengan lilin atau malam
5. Permainan tulisan tempel
6. Permainan dengan balok
12
7. Berolahraga

D. Strategi Pembelajaran Bermain

Sebelum melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Langkah
berikutnya adalah menentukan urutan langkah bermain yang disertai dengan penetapan
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta permainan.
Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
a. Kegiatan pra-bermain
1.  Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain.
Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari :
(1) guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain kepada para siswa,
(2) guru menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain,
(3) guru menawarkan tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana,
membuat, menara, dan seterusnya,
(4) guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan
tugasnya.
2. Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam
kegiatan bermain.
Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan bak
pasir, ember, bendera kecil, dsb.
b. Kegiatan bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai
dengan akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain sangat
tergantung pada jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti
permainan.
c. Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain.
Pada kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang sepatutnya
dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan
bekerja sama, kemampuan memecahkan masalah dan sebagainya.

13
Evaluasi atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang
keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
kegiatan bermain yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Solehuddin (2000:89) terdapat dua cara yang dapat ditempuh dalam
mengimplementasikan bermain, yaitu :
a. Langsung
Bermain sebagai metode pembelajaran bagi anak. Guru menyajikan permainan yang
bertujuan mengembangkan perilaku tertentu yang diharapkan dan telah ditetapkan
sebelumnya.
b. Tidak langsung
Melengkapi ruang bermain (play center) dengan alat-alat permainan pendidikan.
Anak diberi keleluasaan untuk melakukan kegiatan bermain sesuai dengan alat-alat
permainan yang dirancang oleh guru.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab sebelumnya diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
permainan merupakan hal yang harus diajarkan kepada anak karena permainan merupakan
dunia anak yang dapat menunjang pada kehidupannya di masa depan karena di dalam
permainan itu sendiri terdapat proses belajar.

Bermain merupakan salah satu hak asasi manusia, begitu juga pada anak usia dini. Ada
banyak manfaat yang didaptkan dari kegiatan bermain, salah satunya adalah pengemangan
kreativitas. Bermain dalam bentuk apapun, baik aktif maupun pasif, baik dengan alat maupun
tanpa alat dapat menunjang ktreativitas anak dalam berbagai taraf. Disini peran orang tua dan
guru pembimbing untuk dapat menjadi fasilitator pengembangan kreativitas anak, dengan
memfasilitasi anak agar dapat bermain dengan cara dan alat yang tepat sesuai dengan bakat,
minat, perkembangan, dan kebutuhan anak.

B. Saran-saran

Disarankan kepada penulis selanjutnya untuk memperkaya lagi bahan rujukan yang
digunakan untuk memperluas cakrawala ilmu yang didapat juga untuk memperkaya materi
yang bisa dipelajari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Csikszentmihalyi, M., 1996, Creativity. Harper Collins Publisher, Inc : New York

Hurlock, E. B., 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan), edisi kelima. Penerbit Erlangga : Jakarta

Hurlock, E. B., 1999. Perkembangan Anak Jilid 1(Edisi 6). Penerbit Erlangga : Jakarta

Mönks, F.J, Knoers, A.M.P dan Haditono, S.R. 2004. Psikologi Perkembangan Pengantar
dalam Berbagai Bagiannya. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Munandar, S.C.U.,1995. Pengembangan Kreativitaas Anak Berbakat. Rineka Cipta kerjasama


dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta

Mulyadi, S., 2004. Bermain dan Kreativitas(Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak


Melalui Kegiatan Bermain). Papas Sinar Sinanti : Jakarta

Nursisto. 1999.Kiat Menggali Kreativitas. Mitra Gama Media : Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai