Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan usia dini merupakan usaha pemerintah dengan tujuan agar anak-anak
Indonesia memiliki bekal persiapan ketika melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi. Dalam implementasinya, PAUD berfugsi membina, dan menumbuh kembangkan
seluruh potensi anak secara optimal, agar terbentuk perilaku dan kemampuan dasar yang
selaras, serasi, dan seimbang dengan tahap perkembangannya sehinggga memiliki
keesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya dalam mewujudkan tujuan nasional.
Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-
perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial anak agar dapat hidup
mandiri sebagai individu dan mahluk sosial.
Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang
dicapainya. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk
mempertinggi kualitas pembelajaran. Contoh dari media pembelajaaran anak usia dini
yang paling efektif dan efisien tepapai menunjukan hasil yang sempurna adaalah melalui
bermain.
Kita semua gemar bermain terutama saat kita masih kanak-kanak. Bermain adalah
aktifitas yang khas, berbeda dengan bukan bermain, dalam hal ini adalah bekerja atau
aktifitas lain yang serius fungsional dan selalu dilakukan dalam rangka suatu hasil.
Bermain tidak memperdulikan hasil akhir tetapi yang lebih penting disini adalah proses
bermain itu sendiri. Bermain selalu menyenangkan dan tidak pernah menjadi beban. Bila
anak sudah menganggap bermain sebagai suatu beban, artinya yang ia lakukan bukanlah
bermain.
Orang dewasa mengenal kegiatan “bekerja” selain kegiatan “bermain”. Kendati
bukan bekerja mempunyai fungsi tersendiri sebagai bagian dari keseimbangan
kehidupannya. Anak-anak dilain pihak, hanya mengenal kegiatan bermain. Hal ini
disebabkan perbendaharaan antara kegiatan bekerja dan bermain pada masa kanak-kanak
masih amat tipis. Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan. Apabila kita ingin
memahami pengertian bermain, kita perhatikan saja wajah anak-anak bila wajah mereka
menampilkan percikan air muka yang cerah dan berseri-seri, itulah bermain. Namun bila
wajah mereka muram dan cemberut maka itu bukan lagi bermain.
Dengan keterampilan dan kemampuannya yang masih serba terbatas anak melakukan
aktivitas bermain (justru) untuk mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya serta
tentang siapa dirinya. Bermain memungkinkan anak-anak mengeksplorasi berbagai

1
pengalaman dalam berbagai situasi dan sudut kehidupan. Dengan demikian, kegiatan
bermain merupakan bagian yang penting dalam proses tumbuh kembangnya disemua
bidang kehidupan diantaranya mencakup fisik, intelektual, emosi, sosial.
Kegiatan bermain memberi anak pengalaman berhadapan dengan masalah-masalah dan
menganggapnya sebagai tantangan-tantangan yang menggairahkan. Dengan demikian
diharapkan, kelak ia tumbuh menjadi orang dewasa yang optimistik dan kreatif dalam
menghadapi kendala-kendala kehidupan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas, dalam makalah ini penulis menentukan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah permainan bebas dan terpimpin sudah dilakukan di PAUD / TK mengikuti
aturan ada?
2. Apa pentingnya bermain bagi anak usia dini ?
3. Apa sajakah jenis- jenis bermain ?
4. Bagaimana bermain di sekolah ?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Memberi pengetahuan tentang arti pentingnya bermain bagi anak usia dini.
2. Mengetahui jenis- jenis bermain.
3. Memberi informasi bermain di sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Bermain
1. Definisi Bermain
Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan hasil penelitian para ahli, bahwa
bermain mempunyai arti sebagai berikut :
a. Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada
padanya.
b. Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik,
intelektual bahasa dan perilaku (psiksososial serta emosional)
c. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih
dengan baik.
d. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi.
2. Karakteristik Bermain Anak
Karakteristik bermain anak antara lain :
a. Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-anak membuat aturan
mereka sendiri.
b. Bermain dilakukan seakan-akan kegiatan itu dalam kehidupan nyata (bermain
drama)
c. Bermain lebih memfokuskan pada kegiatan atau perbuatan dari pada hasil akhir
produknya.
d. Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-anak.
3. Tujuan Bermain atau Permainan
Tujuan dari bermain atau permainan antara lain :
a. Menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari
b. Melatih sikap ramah, suka bekerja sama menunjukkan kepedulian
c. Menanamkan budi pekerti yang baik
d. Melatih anak untuk berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar
e. Melatih anak untuk mencintai lingkungan dan ciptaan Tuhan
f. Melatih anak untuk mengeri berbagai konsep moral yang mendasar, seperti salah,
benar, jujur, adil dan fair
4. Manfaat Bermain Bagi Anak
Manfaat bermain bagi anak antara lain :
a. Bermain bermanfat mencerdaskan otak
b. Bermain bermanfaat mengasah panca indra
c. Bermain bermanfaat sebagai media terapi

3
d. Bermain memacu kreatifitas
e. Bermain bermanfaat untuk melatih empati
f. Bermain itu melakukan penemuan

B. Pendapat Pakar Tentang Permainan


1. Aristoteles
Berpendapat bahwa anak-anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang
mereka tekuni dewasa nanti. Pendidikan untuk anak perlu disesuaikan dengan minat
serta tahap perkembangan anak.
2. Frohel (abad 18)
Menekankan pentingnya bermain dalam belajar. Menurutnya kegiatan bermain
dan mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta
mengembangkan pengetahuan mereka.
3. Joan Freman dan Utami Menandar (1995)
Menyebutkan bahwa pada umumnya bermain merupakan suatu aktivitas yang
membantu anak untuk mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, sosial, moral dan
emosional.
4. Montessori (1961)
Menggambarkan jika ketika anak bermain, dan berada dalam situasi keserasian,
akan merekontroksi sebuah kreativitas.
5. Sigmund Freud
Freud memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melaluio
bermain ataupun fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan maupun konflik
pribadi. Denagn demikian bermain mempunyai efek katarsis yaitu anak dapat
mengambil peran aktif sebagai pemasaran dalam memindahkan perasaan negatif ke
objek atau orang pengganti.
Freud memandang bermain sebagai cara yang digunakan anak untuk mengatasi
masalah, memanfaatkan bermain sebagai alat diagnosa terhadap masalah dan sarana
mengobati jiwa anak yang dimanifestasikan dalam terapi bermain.
6. Frank dan Theresia Caplan, empat belas hakikat bermain:
a. Membantu pertumbuhan anak
b. Merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
c. Memberikan kebebasan anak untuk bertindak
d. Memberikan dunia khayal yang disukai anak
e. Mempunyai unsur berpetualang didalamnya
f. Meletakkan dasar pengembangan bahasa
g. Mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan hubungan antar pribadi
h. Memberikan kesempatan-kesempatan untuk menguasai diri secara fisik

4
i. Memperluas minat dan pemusatan perhatian
j. Merupakan cara untuk menyelidiki sesuatu
k. Merupakan cara untuk mempelajari peran orang dewasa
l. Merupakan dinamis untuk belajar
m. Menjernihkan pemikiran anak
n. Dapat distruktur secara akademis
7. Singer
Bermain, teutama bermain imajinatif sebagai kekuatan positif untuk
perkembangan manusia, bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan
kecepatan masuknya perangsangan (stimulasi) baik dari luar maupun dari dalam yaitu
aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-
pengalaman.

C. Tahap Perkembangan Bermain Pada Anak Usia Dini


Menurut Elizabeth B. Hurlock ada empat tahap bermain anak usia dini yaitu
sebagai berikut :
1. Tahap Eksplorasi (usia 3 bulan – 1 tahun)
Permainan terdiri atas melihat orang dan benda yang ada di sekitarnya, serta
melakukan usaha acak untuk menggapai benda yang diacungkannya.
2. Tahap permainan (usia 1 tahun – 6 tahun)
Anak mulai tertarik dengan mainan dan bermain dengan mainannya sendiri.
3. Tahap bermain (6 tahun – 12 tahun)
Anak mulai menyadari banyak teman di sekitarnya yang membuat anak tertarik
untuk bermain bersama-sama.
4. Tahap melamun (12 tahun ke atas)
Semakin mendekati masa puber, anak mulai kehilangan minat dalam
permainan yang sebelumnya disenangi, dan banyak menghabiskan waktunya dengan
melamun.

D. Jenis – Jenis Bermain


Berdasarkan berbagai pengamatan terhadap kegiatan anak-anak dalam bermain,
dan berbagai hasil kajian beberapa ahli yang peduli terhadap perkembangan anak, dapat
dikemukakan berbagai jenis bermain yang sering dilakukan oleh anak usia dini, antara lain
adalah bermain sosial, bermain benda, bermain peran dan bermain sosiodrama.
1. Bermain sosial
Dalam bermain sosial, gurulah yang mengamati cara bermain anak, dan dia
akan memperoleh kesan bahwa partisipasi anak dalam kegiatan bermain dengan
teman-teemannya akan menunjukkan derajat partisipasi yang berbeda. Partern

5
mengelompokan kegiatan bermain berdasarkan derajat partisipasi seseorang dalam
bermain:
a) Unoccupied Play ( tidak peduli) adalah kgiatan bermain ketika anak hanya
mengamati kejadian yang menarik perhatiannya. Jika pendidik melihat anak masih
ada pada tahap ini, ajak ia untuk memperhatikan kegiatan temannya agar muncul
keinginan dan semangatnya untuk bermain.
b) Solitary Play ( bermain soliter) adalah kegiatan bermain yang dilakukan oleh
seorang anak, dan ketika bermain tidak memperhatikan apa yang dilakukan anak
lain disekitarnya.
c) Onlooker Play ( bermain sebagai penonton ) adalah bentuk bermain ketika anaak
hanya sebagai penonton saja, anak bermain sendiri sambil melihat anak lain
bermain di dalam ruangan yang sama.
d) Parallel Play ( bermain pararel) dalah kegiatan bermain yang dilakukan
sekelompok anak dengan mengguanakan alat permainan yang sama, tetapi masing-
masing bermain sendiri-sendiri. Akan menunjukan tahapan perkembangan bermain
sosial yang berbeda-beda.

2. Bermain dengan Benda


Bermain dengan benda merupakan kegiatan bermain ketika anak dalam
bermain menggunakan atau mempermainkan benda-benda tertentu, dan benda-benda
tersebut dapat menjadi hiburan yang menyenangkan bagi anak yang bermainnya. Oleh
karena itu, lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini harus menyiapkan berbagai
permainan, sekaligus menyediakan benda-benda yang dapat digunakan secara aman
dan nyaman bagi anaak-anak dalam bermain.

Beberapa tipe bermain dengaan benda menurut Piaget ( 1962 ) adalah sebagai
berikut :
a. Bermain praktis adalah bentuk bermain ketika anak-anak melakukan berbagai
kemungkinanmengeksplorasi berbagai objek yaang digunakan.
b. Bermain simbolik adalah bentuk bermain diman anak-anak menggunakan
imajinasi dalam bermain.
c. Bermain dengan aturan adalah bentuk bermain yang dapat dilakukan secara
optimal apabila syarat-syaarat dalam bermain dipenuhi dan dipatuhi oleh semua
anak yang yang sedang bermain. Syartat-syarat tersebut, antara lain berkaitan
dengan waktu ( time ), tempat ( pleace ), peralatan ( things ), teman ( fellows ),
aturan ( rules ).[3]

6
3. Bermain Peran
Pendidikan anak usiaa dini sering dihadapakan oleh berbagai masalah, baik
yang berkaitan dengan bidang pengembangan maupun menyangkut hubungan sosial.
Melalui permain peran, anak dapat mencoba ngeksplorasi hubungan antarmanusia
dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama dapat
mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah.
Sebagai suatu model pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi
pribadi dan sosial. Dari dimensi pribadi model ini membantu anak-anak menemukan
makna dari lingkungan sosial yang bermanfaat bagi dirinya. Maka dari itu, melalui
model ini anak-anak diajak untuk belajaar memecahkan masalah pribadi yang sedang
dihadapinya dengan bantuan kelompok sosial yang beranggotakan teman temannya.

E. Bermain Di Sekolah
Dalam beberapa hal bermain di ssekolah berbeda dengann bermain di rumah.
Biasanya di sekolah memiliki kesempatan bermain dalam kelompk lebih besr daripada di
rumah. Dalam bermain di sekolah, anak sering sekali mengalami berbagai gangguan dari
teman-temannya sehingga mereka perlu belajar mengatasi gangguan berikut. Guru juga
biasanya lebih sering berusaha melakukan perencanaan pembelajaran dibandingkan orang
tua mereka pada umumnya.
Bermain disekolah dapat membantu perkembangan anak apabila gurru cukup
memberikan waktu, ruang, materidan kegiatan bermain yang tepat. Anak-anak
membutuhkan waktu tertentu untuk mengembangkan keterampilan dalam bermain.
Tersedianya ruang dan materi mainan merupakan prasyarat tumbuhnya bermain yang
produktif.
Sejalan dengan perkembangan usia dan kematangan anak, sedikit demi sedikit
mereka akan mengurangi kegiatan bermain di dalam kelas, bukan karena bosan atau tidak
suka lagi bermain, tetapi mereka mulai berkonsentrasi pada pembelajaran. Bermain di
lembaga-lembaga pendidikan ank usia dini pada umumnya dapat dilakukan didalam dan
diluar ruangan.
1. Bermain di Dalam Ruangan.
Bermain dalam ruangan biasanya lebih sedikit, lebih tenang dan ruanganya
lebih luas karena ruangan untuk bermain biasanya dirancang dan ditata sedemikian
rupa sehingga dapat dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan. Pada umumya,
setiap kegiatan bermain biasanya memiliki ruangan dan anak-anak tersendiri.
Dalam rangka memperlancar kegiatan anak dalam bermain, guru harus
berusaha menyegiakan berbagai macam alat dan perlengkapan untuk memperluas ide
bermain anak. Umunya kelas untuk anak usia dini memiliki saranaa bermain dengan
menggunakan meja, kegiatan bermainnya disebut kegiatan meja.

7
Beberapa contoh permainan yang dapat dilakukan anak di dalam ruangan
adalah sebagai berikut :
a. Tepuk Bersama

Su
mber : 1.bp.blogspot.com
Permainan yang sering digunakan para guru di dalam kelas ini, merupakan
permainan yang edukatif dan paling simpel. Dimana dalam permainan ini, dapat
melatih kekompakan serta kerja sama dan meningkatkan koordinasi tangan anak.
b. Menyusun Balok atau Menyusun Puzzle

Su
mber : tzuchischool.com
Permainan edukatif ini juga dapat memacu daya saing dan berfikir anak
dengan cepat. Permainan ini bisa dilakukan oleh masing-masing anak dan bisa juga
dilakukan dengan berkelompok.
c. Mencari Teman

Sum
ber : 4.bp.blogspot.com
Permainan mencari teman bertujuan mengajak anak untuk banyak bergerak
dan berlari. Karena dalam permainannya anak-anak akan bermain dengan cara
mencari pasangan yang disebutkan oleh gurunya.

8
Permainan ini juga dapat meningkatkan interaksi antar teman saat mencari
pasangannya, juga dapat meningkatkan komunikasi terhadap anak, sehingga
kemampuan anak dalam berkomunikasi juga dapat terlatih.
d. Mewarnai

Sumbe
r : 3.bp.blogspot.com
Dalam permainan ini, anak-anak bisa diberikan gambar pemandangan,
hewan ataupun yang lainnya. permainan edukatif ini bertujuan melatih anak-anak
untuk kreatif dan mempunyai daya pikir yang tinggi dan imajinasi yang luas dalam
mengekspresikan kemampauan sang anak.
e. Mencari Pasangannya

Sumber : tkislamdarunnajah10.files.wordpress.com
Dalam permainan ini para guru bisa menyiapkan sepasang jepitan jemuran,
sepasang kaos kaki, sepasang sendok makan, sepasang sendok makan dan sendok
teh. Kemudian masukan semua benda tersebut ke dalam kotak yang besar lalu
suruh anak-anak untuk mencari pasangannya. Setalah itu hitung ada berapa pasang.

9
f. Bola-Bola Kayu

Sumber : g03.s.alicdn.com
Permainan ini, anak-anak tidak akan merasa bosan bermain bola-bola kayu
yang warna warni dengan diameter 5 cm yang berlubang tengahnya dan harus
disusun secara vertikal pada lima tonggak yang mempunyai tinggi berbeda,
sehingga mirip tusuk sate.
Sambil memasukan bola-bola ke tonggak, anak-anak akan berhitung. “Satu,
dua, tiga dst”. Akan tetapi mainan ini buatan pabrik. Mainan ini bisa dibeli di toko-
toko mainan. Dengan bermain dengan alat peraga, dapat meningkatkan konsentrasi
dan mempertajam anak, sehingga nantinya, anak akan pandai menghitung benda
apa saja dari 1 sampai 10.
g. Permainan Edukatif Jepit Baju Angka Bintang.

Dalam permainan ini terdapat dua alat yang bisa di pakai. Pertama adalah
jepitan baju yang sebelumnya sudah di berikan nomer di setiap ujungnya kemudian
yang dibutuhkan satulagi adalah kertas karton beserta spidolnya.
Kertas karton tersebut dibentuk lingakaran dan di tuliskan diatasnya
beberapa bilangan dalam jumlah yang berbentuk bintang (bisa juga gambar
apapun). Peraturan dalam permainan ini anak diusahakan dapat mengisi setiap
bilangan dalam jumlah bintang tersebut dengan menyesuaikaya bersama jepitan
baju yang diberi nomer menyesuaikan bilangan.

10
h. Permainan Edukatif Nomer Berantai.

Permainan ini menggunakan kertas yang diatasnya tertulis angka- angka.


Dalam permainan edukatif ini angka- angka tersebut disatukan berututan sesuai
dengan urutan dari angkanya dengan menggunakan rantai yang terbuat dari plastik.
Dengan membuat bentuk permainan ini anak- anak akan memahami urutan
angka- angka mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar.
i. Permainan Edukatif Jepit dan Gambar.

Permainan edukatif ini menggunakan jepit baju dan kertas yang sudah
terdapat gambar dari peralatan sehari- hari. Cara mainnya yaitu denga mencapitkan
jepitan tersebut ke kertas yang sudah diberi beragam gambar yang sudah
disesuaikan dengan angka yang ada di dalamnya.
j. Permainan Edukatif Stik Es Krim.

Permainan edukatif ini hanya membutuhkan jepitan kayu juga stik es krim
yang mudah kita dapatkan di berbagai mini market. Dalam pembuatannya pun
mudah hanya dengan memberikan angka dalam setiap jepitan bajunya terus diatas
stik es krimnya ditulis simbol (+) tambah, (-) kurang, (:) bagi, (x) kali dan (=)
samadengan untuk dapat menghubungkan antara angka yang ada diantara jepitan
baju tersebut.

11
k. Game Anak Anak TK Tebakan Jitu
Ini adalah permainan edukatif populer di anak-anak sekolah TK maupun
SD. Dalam sebuah kantong hitang atau tidak tembus pandang ada sebuah benda di
dalamnya. Sang anak boleh untuk meraba / mencium / menggunakan semua
indranya kecuali penglihatan. Tugas anak itu adalah menebak benda apa yang ada
dalam kantong itu.
l. Game Seru Mancing Mania
Permainan ini menggunakan alat peraga edukatif. ape bisa buat sendiri
ataupun membeli yang sudah jadi. Cara bermainnya adalah dengan membagi
menjadi beberapa grup. Grup yang paling banyak hasil pancingannya lah yang
menjadi juara dalam permainan ini.
m. Permainan Anak TK Lem Kertas Warna
Permainan edukasi ini bisa digunakan kelompok. Setiap kelompok anak
diberikan beberapa bahan yaitu potongan-potongan kertas yang bewarna dan kertas
yang sudah bergambar namun hitam putih. Tugas anak tersebut adalah
menempelkan potongan kertas warna pada kertas gambar. dan lihat hasilnya
apakah warna bisa terpadu dengan gambar. Sebelumnya beri tahu warna yang
cocok, misal gunung bewarma biru / hijau, laut bewarna biru, sawah bewarna
hijau, matahari bewarna kuning, dll.
n. Permainan Bongkar Pasang
Permainan seru anak-anak ini membutuhkan alat peraga edukatif yang bisa
dibongkar pasang. Setiap grup dalam waktu yang sudah ditentukan akan berusaha
untuk memasang kembali alat peraga / ape yang sudah dibongkar. Grup yang
tercepat memasang kembali berhak menjadi juaranya.

2. Bermain di Luar Ruangan


Halaman sekolah adalah tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka
dapat bersosialisasi serta mengembangkan fisiknya baik dengan berlari maupun
dengan memainkan alat lain yang disediakan seperti : ayunan, papan jungkit, papan
luncur, palang bertingkat, jembatan goyang, jaring-jaring laba-laba dan lain-lain.
Ketika anak-anak bermain diluar, pengawasan oleh guru sangat diperlukan.
Dibutuhkan kerjasama guru dalam mengawasi anak-anak saat bermain yang juga
disesuaikan dengan luasnya area bermain.

12
Beberapa contoh permainan yang dapat dilakukan anak di luar ruangan adalah
sebagai berikut :
a. Sepak Bola

Sumber : 1.bp.blogspot.com
Permainan ini seperti permainan sepak bola biasa, akan tetapi untuk anak-
anak tidak terlalu ketat dan keras. Tujuan dari permainan ini supaya otot-otot
badab anak dapat terlatih, sehingga anak memiliki sistem perototan yang terbentuk
secara baik dan sehat.
b. Lempar Tangkap Bola

S
umber : i.ytimg.com
Seperti permainan sepak bola, permainan ini juga bertujuan melatih
motorik kasar anak. Karena ketika bermain permainan ini, anak akan melompat
dan menangkap bola. Alat bantu yang bisa digunakan juga sangat sederhana yaitu
sebuah bola dan ruangan yang cukup atau di luar ruangan.
c. Permainan Tom & Jerry

Su
mber : amiratnawatiutami.files.wordpress.com

13
Permainan ini juga sangat mengasikan dan seru bagi anak-anak. Dalam
permainannya, ada yang menjadi si Tom dan ada yang menjadi si Jerry. Tom harus
bisa menangkap Jerry yang dihalangi oleh pagar-pagar yang terbuat dari
gandengan tangan anak-anak yang lain.
Jika si Jerry berhasil ditangkap, maka Jerry akan menjadi Tom dan teman
yang lain jadi si Jerry. Saat bermain, buatlah pagar yang tidak terlalu besar supaya
permainan lebih seru.
d. Permainan Menjala Ikan-ikan

Sumber : www.bundakonicare.com
Cara bermainnya yaitu 2-3 anak disuruh untuk bergandengan tangan
berperan sebagai jala ikan . sementara sisanya berperan sebagai ikan yang bebas
berlarian di lapangan (di luar ruangan). Jika ada tanda (hitungan atau peluit dan
bisa juga tepukan tangan) dari guru, maka anak-anak yang berperan sebagai jala
harus berusaha menangkap ikan ( anak yang berlarian dalam ruangan).
Dengan cara mengurungnya di dalam lingkaran tangan. Dan anak yang
berperan sebagai ikan, berusaha berlari menghindar jangan sampai tertangkap jala.
Sehingga semakin lama jala tersebut akan lebar, dan ikan yang ditangkap semakin
sedikit.
Permainan ini juga bisa dirubah dengan cara beberapa kelompok anak 2-3
pasang sebagai jala. Kemudian kelompok jala ini saling bersaing untuk menangkap
ikan sebanyak-banyaknya.

14
e. Permainan Hijau Hitam

Sumber : 4.bp.blogspot.com
Untuk bermain permainan ini, siapkan lapangan segiempat. Garis batas bisa
dibuat dengan menggunakan kapur ataupun tali. Kemudian bagi lapangan menjadi
dua. Pada masing-masing bagian, siapkan garis bebas dekat sisi terluar dari
lapangan.
Cara bermainnya; bagi anak menjadi dua regu. Misalkan regu hijau dan
regu hitam. Kemudian bariskan kedua regu tersebut di tengah lapangan. Masing-
masing anak saling berhadapan satu sama lain.
Tugas dari setiap regu yaitu memperhatikan/mendengarkan nama baris
yang disebutkan guru. Jika guru menyebut. Hiii…jau, berarti regu hijau harus
segera berlari meninggalkan tempatnya untuk menuju garis bebas.
Sedangkan baris regu hitam berusaha menangkap pasangan dari baris hijau
sebelum melewati garis bebas. Kemudian begitu pula sebaliknya untuk regu baris
hitam. Pemenangnya yaitu regu yang anggotanya berjumlah paling sedikit yang
tertangkap.
f. Game Lompat Tali
Dengan menggunakan tali atau karet yang disambung, 2 orang anak dipilih
sebagai pemegang dan pemutar tali. Sedangkan anak lainnya melompat. Saat
melompat, anak yang terkena tali atau tidak pas saat ayunan tali siputar maka dia
yang bertugas untuk memegang tali. Begitu seterusnya.
g. Permainan Lompat Kodok
Pada permainan anak kali ini perlu dibuat garis awal dan akhir. Tiap anak
akan bersaing untuk sampai ke garis akhir dengan cara berlompat seperti kodok.
Anak yang berhasil sampai lebih dulu di garis akhir dialah pemenangnya.
h. Permainan Si Elang dan Si Ular
Pada permainan anak tk paud ini, ada seorang anak yang menjadi si elang
dan sisa anak lainnya menjadi si ular. Anak-anak yang menjadi si ular ini berbaris
kebelakang dan memegang anak yang berada di depannya.

15
Anak yang berada paling depang adalah kepalanya dan paling belakang
adalah ekornya. Cara bermainnya adalah anak yang menjadi si elang ini harus bisa
mengambil/menangkap anak si ular yang berada pada posisi paling belakang/ekor.
Anak yang menjadi kepala ular harus bisa menjaga / menghalangi si elang. Jika ada
anak yang berhasil tertangkap, maka dia keluar dari barisan si ular.
Permainan ini berlanjut sampai si ular tinggal seorang anak, dan nanti
berganti si kepala ular sendiri yang akan menjadi si elang.

i. Bermain Tap Jongkok


Permainan ini adalah permainan anak yang sudah cukup lama. Permainan
tap jongkok adalah permainan yang dilakukan dengan berjongkok untuk
menghindari pengejar. Permainan ini dimainkan oleh banyak anak dan tidak
memerlukan alat bantu.
j. Permainan Menyusun dan Membangun Menara
Alat yang bisa digunakan yaitu sebuah balok-balok kecil. Kemudian setiap
anak diharuskan membangun menara tersebut. Permainan bisa melatih anak dalam
kesabaran dan ketelitian. Cara bermainnya, berilah masing-masing anak 5 sampai
10 balok, kemudian setiap anak harus membuat balok-balok tersebut tersusu rapi.

Kegiatan ini merupakan pembuka kegiatan fisik yang menarik dan mempunyai
banyak manfaat, antara lain :
a. Dapat dipindah-pindahkan
b. Tidak terlalu berat
c. Menarik untuk anak-anak yang tidak berani memulai sesuatu
d. Membantu anak-anak belajar dimana memulai kegiatan dan bagaimana
merencanakan gerakannya secara berurutan
e. Memberi kesadaran akan ruang bagi tubuh anak sendiri
f. Mendorong anak mengambil resiko
g. Membantu guru mengenali anak-anak yang memerlukan lebih banyak kesempatan
untuk memanjat, menyeimbangkan serta mengembangkan ketrampilan dalam
program motorik telah disusun.
Sebaiknya guru menyadari bahwa tempat luar ruangan kelas tidak terbatas
hanaya untuk mengembangkan otot atau gerakan kasar saja, tetapi dapat diguanakan
untuk berbagai aktivitas yang dilakukan di dalam ruangan.

16
Sarana dan prasarana bermain dengan mengutamakan perkembangan gerakan
kasar harus ditata sedemikian rupa, sehingga tidak membahayakan anak-anak. Alat-
alat yang digunakan di luar biasanya bersifat menantang, tetapi aman sehingga
terhindar dari perasaan frustasi. Alat-alat yang akan dipergunakan diluar ruangan harus
dicek setiap kali sehingga yakin bahwa keadaan alat-alat dalam kondisi yang baik.

F. Bermain bagi Anak Berkebutuhan Khusus


Bermain bagi anak berkebutuhan khusus ( spesial needs ) membutuhkan
pengaturan lingkungan secara khusus pula sehingga mereka dapat melakukan kegiatan
bermainnya secara efektif. Misalnya, seorang anak yang menggunakan kursi roda tidak
akan mampu bermain balok apabila balok tersebut diletakan dilantai.
Anak yang perkembangannya terlambat, pada umumnya akan bermain seperti anak
yang usianya lebih muda, mereka biasanya tdak mampu bermain bersama anak lain, dan
tidak mampu memainkan kegiatan bermin dengan aturan tertentu. Bahkan beberapa anak
perlu bimbingan khusus dalam aktivitas bermainnya.
Gunsberg dalam Patmonodewo ( 2003 ) , mengemukakan bahwa kegiatan bermain
dapat dimainkan secara berulang-ulang sangat baik untuk anak yang ditelantarkan. Dengan
mempergunakan anat permainan para guru dapat melakukan pendekatan yang efektif,
dengan memerikan respons kepada anak-anak yang diterlantarkan oleh orang tua mereka,
bahkan anak-anak yang terlantarkan akan melakukan kelekataan dan percaya pada guru.
Anak dengan kebutuhan khusus perlu diperhatikan dengan khusus pula. Agar
perkembangannya sesuai dengan yang diharapkan, inilah kiat yang pas untuk anak balita
berkebutuhan khusus.
1. Ketika bermain bersama, dorong balita untuk berbicara
2. Gunakan satu mainan pada satu waktu
3. Lantai dapat dipilih untuk tempat bermain yang aman.
4. Gunakan kata-kata yang nyata sebanyak mungkin.
Seperti anak normal, anak berkebutuhan khusus juga membutuhkan alat bermain
yang dapat menstimulasi otak dan membantu mereka mengeksplorasi sekeliling
diantaranya:
1. Sindroma down
a. Boneka empuk dan lembut, karena kebutuhan untuk mendapatkan pelukan atau
kehangatan sangat tinggi bagi penyandang sindroma down
b. Mainan dorong, bisa membantu anak latihan berjalan dan mendapatkan
keseimbangan. Mainan dorong yang bisa berbunyi akan sekaligus menstimuli
pendengarannya
c. Buku sentuh dan rasakan, karena melihat gambar, menyentuh, merasakan tekstur
dan mendengarkan kata-kata saat dibacakan buku merangsang semua indera anak.

17
2. Cerebral Palsy
a. Mainan dengan remote control, yang bisa dioperasikan dengan satu tangan, seperti
mobil-mobilan dengan remote control.
g. Puzzle keping besar dilengkapi knop, agar mudah dipegang, dilepas dan dipasang
kembali, baik untuk anak penyandang cerebral palsy yang memiliki kekakuan di
bagian tangan.

G. Masalah Gender dalam Bermain


Cara bermain pada anak usia dini menunjuksn perbedaan anatara anak laki-laki dan
perempuan. Perbedaan tersebut telah dibawa sejak lahir, atau lebih ditentuakan secara
genetik. Perbedaan tersebut juga disebabkan oleh cara pengasuhan yang berbesa sejak
anak dilahirkan.
Banyak dijumpai, bahwa anak laki-laki lebih banyak bermain secara kasar, leih
aktif dibandingkan cara bermain pada anak perempuan. Anak laki-laki juga lebih
menyukai permainan ayang bersifat petualangan dan perang-peranganyang disertai unsur
perlawan. Sedangkan anak perempuan lebih suka bermain yang alat permainan dan
kegiataan bermain yang lebih bervariasi. Anak perempuan juga lebih suka bermain secara
berkelompok kecil dan lebih sering mempunyai teman khayalan daripada anak laki-laki.
Pada umumnya, dalam permainan anak usia dini cenderung memilih teman sejenis.
Peran guru disini disarankan untuk tidak membedakan sarana dan kegiatan
bermain antara anak laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, anak akan memiliki
peluang yang sama dan luas, baik dalam mengembangkan kegiatan bermaain maupun
keterampilannya sehingga menjadi kesinambungan nilai bermain tersebut baik di dalam
pendidikan maupun di masyarakat lingkungan anak.

H. Guru dalam Bermain


Sejalan denagan perkembangan dunia pendidikan dan kebijakan pemerintah
khususnya dalam pengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ),
pemerinttah telah mempertegas Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ( SK-KD )
dalam didang pengembangan anak usia dini. Pleh karena itu, guru dituntut untuk
mengembangkan silabus dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) secara
cermat setiap bidang pengembangan sehingga kegiatan bermain tersebut mendapat
dukungan dari lingkungan sekolah dan bermain dapat mengembangkan dan mewujudkan
kompetensi anak.

18
Dalam kegiatan bermain di sekolah, baik di kelas maupun luar kelas guru memiliki
peran yang sanagt penting. sedikitnya guru harus mampu memerankan dirinya sebagai:
1. Sebagai perencana, guru harus mampu membuat RPP yang diintregrasikan dalam
setiap permainan. Guru juga harus merencanakan pengalaman baru agar anak-anak
terdorong untuk mengembangkan minatnya.
2. Sebagai pengamat, guru harus melakukan pengamatan terhadap setiap kegiatan anak
serta mengamati lamanyaa anak melakukan kegiatan bermain.
3. Sebagai model, guru harus terjun langsung mengikuti kegiatan bermain yang sedang
dilakukan anak-anak sehingga mereka harus memahami berbagai aturan dari setiap
permainan tersebut, serta menghargai kagiatan bermain dan setiap permainan.

I. Bermain Seraya Belajar


Bermain seraya belajar menekankan pada jenis permainannya. Artinya, ada jenis-
jenis permainan yang tentunya lebih cocok atau bahkan didesain secara khusus untuk
mempermudah anak dalam belajar.
Dengan demikian, permainan yang dimaksud bukan hanya untuk mainan semata,
tetapi peermainan yang dapat menstimulasi minat belajar anak. Oleh karena itu, jika anak
mampu memainkan jenis mainan tertentu secar sempurna, maka anak tersebut dikatakan
berhasi bermain secara belajar.

J. Belajar seraya Bermain


Dalam hal ini dapat dilihat bahwa ketika anak sedang bermain, sesungguhnya
mereka sedang belajar. Kareana anak yang bermain adalah anak yang menyerap berbagai
hal baru di sekitarnya. Proses ini disebut montessori sebagai aktivitas belajar.
Dengan demikian, tekanan pada belajar seraya bermain adalah lebih
mengutamakan belajar daripada bermain. Bermain hanya sebatas sarana dan bukan
sebagai tujuan

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Permainan merupakan hal yang harus diajarkan kepada anak karena permainan
merupakan dunia anak yang dapat menunjang pada kehidupannya di masa depan
karena di dalam permainan itu sendiri terdapat proses belajar.
Sejalan dengan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung
sangat cepat telah membberikan pengaruh yang sangat besar dalam kegiatan dan
kebiassaan bermain anak-anak. Pada saat ini, sebagian besar anak usia dini, khususnya
yang berada di perkotaan kebanyakan bermain dengan internet dan game watch.
Dalam bermain dengan game watch ini mereka sering lipa waktu, bahkan lupa
makan dan susah mandi. Disini peran guru dan orang tua sangat diperlukan untuk
mengarahkan kegiatan bermain lebih positif, dan tidak lupa waktu. Setiap guru dan
orangtua senantiasa mengikuti perkembangan bermain anak-anak agar mereka dapat
mengarahkan kegiatan bermain anak secara positif, dan efektif.

B. Saran
Dalam pengumpulan materi pembahasan di atas tentunya kami banyak
mengalami kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca memberikan
tanggapan dan tambahan terhadap makalah kami. Sebelum dan sesudahnya kami
ucapkan terimakasih.

20
MAKALAH

JENIS-JENIS PERMAINAN ANAK USIA DINI

Diajukan Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Bermainan dan Permainan
Dosen Pengampuh : M. Arif Syarif H. M.Pd.

Disusun Oleh:
1. SUSI SUSILAWATI (150651016)

21
2. HANIFA AZAHRA (150651017)
3. SOPIYATIN (150651042)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PG PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Perkembangan Kreativitas Anak”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen M. Arif Syari , M.Pd. dalam Mata Kuliah
Bermainan dan Permainan di Universitas Muhammadiyah Cirebon, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Program Studi pendidikan PG PAUD.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.

Cirebon, Juli 2018

Penulis

22
DAFTAR
i ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………. 2
C. Tujuan Pembuatan Makalah …………………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Hakekat Bermain …………………………………………………………. 3
1. Definisi Bermain …………………………………………………… 3
2. Karakteristik Bermain Anak ………………………………………….. 3
3. Tujuan Bermain atau Permainan ……………………………………… 3
4. Manfaat Bermain Bagi Anak ……………………………………… 3
B. Pendapat Pakar Tentang Permainan ………………………………………. 4
C. Tahap Perkembangan Bermain Pada Anak Usia Dini ……………………. 5
D. Jenis – Jenis Bermain……………………………...………………………. 5
1. Bermain Sosial ……………………………………………………….. 5

2. Bermain dengan Benda ……………………………………………….. 6


3. Bermain Peran …………………………………………………………. 7
E. Bermain di Sekolah ……………………………………………………… 7
1. Bermain di Dalam Ruangan…………………………………………… 7
2. Bermain di Luar Ruangan………………………………………………. 12
F. Bermain bagi Anak Berkebutuhan Khusus………………………………… 16
1. Sindroma Down ………………………………………………………. 17

23
2. Cerebral Palsy ………………………………………………………… 17

G. Masalah Gender dalam Bermain ……………………………………………. 18

H. Guru dalam Bermain……………………………………………………….. 18


I. Bermain Seraya Belajar……………………………………………………. 19
J. Belajar Seraya Bermain …………………………………………………… 19

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………. 20


A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 20
B. Saran……………………………………………………………………….. 20

ii

24

Anda mungkin juga menyukai