Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zanuba Qothrunnada

Nim :
Kelas :

1. Konsep Bermain anak usia dini

Dunia anak adalah dunia bermain anak biasanya cenderung lebih banyak
menghabiskan waktunya melalui bermain hal ini dapat kita amati dalam kehidupan
sehari-hari bahwa waktu yang digunakan untuk bermain oleh anak lebih banyak
dibandingakan dengan belajarnya maka dari itu dengan memahami hal diatas
maka kita perlu menstimulus atau memberikan pembelajaran bagi anak melalui
bermain kerana belajar pada anak usia dini adalah bermain danbermain pada anak usia
dini adalah belajar.

Bermain bagi anak tidak hanya memberikan kepuasan terhadap anak


akan tetapi bermain dapat pula membangun karakter dan membentuk sikap dan
kepribadian anak Docket dan Fleer berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan
bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan
yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya, (Nehru dalam wiwik Pratiwi
2017)

Anak bermain untuk memperoleh sesuatu dengan cara bereksplorasi dan


bereksperimen tentang dunia disekitarnya dalam rangka membangun pengetahuan diri
sendiri (self knowledge: fisical knowledge, logical math knowledge). Bermain dilakukan
atas inisiatif anak, atas keputusan anak, dan dengan dukungan guru atau orang dewasa.
Untuk dapat mendukung anak bereksplorasi dengan mainannya, guru perlu
memperhatikan densitas dan intensitas main anak. Densitas adalah berbagai macam cara
setiap jenis main (main sensormotor, main peran, main pembangunan) yang disediakan
untuk mendukung pengalaman anak. Sedangkan intensitas adalah waktu yang dibutuhkan
anak untuk pengalaman dalam tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun.

2. Karakteristik Bermain Anak Usia Dini


Jeffree, Mc Conkey dan Hewson (Siti Nur Hayati dkk, 2021) berpendapat bahwa
terdapat enam karakteristik kegiatan bermain pada anak yang perlu dipahami dan
distimulasi, antara lain:
a. Bermain muncul dalam diri anak. Kegiatan bermain seyogyanya tumbuh sendiri
dari keinginan anak, sehingga anak dapat menikmati dan bermain dengan caranya
sendiri secara suka rela tanpa ada paksaan dari siapapun.
b. Bermain harus bebas dari peraturan yang mengikat dan merupakan kegiatan untuk
dinikmati, anak usia dini memiliki cara tersendiri untuk menikmati
permainan.Oleh karena itu,permainan yang dimainkan haruslah mengasikkan,
menyenangkan serta menggairahkan.
c. Bermain merupakan aktivitas nyata, saat bermain anak melakukan aktivitas
nyata,seperti contoh saat melakukan aktivitas dengan air anak dapat
mengenal air dari kegiatan bermain tersebut karena bermain melibatkan
keikutsertaan fisik dan mental anak.
d. Bermain lebih memfokuskan proses dari pada hasil, dengan bermain anak mengenal
dan mendapatkan keterampilan serta dapat mengembangkan keterampilan baru dari
apa yang dimainkan.
e. Bermain harus didominasi oleh pemain, artinya permainan anak tidak
didominasi oleh orang dewasa karena jika permainan didominasi oleh orang dewasa
maka anak tidak akan mendapatkan pelajaran apapun.
f. Bermain harus melibatkan peran aktif pemain, artinya anak sebagai pemain
harus ikut serta dalam permainan untuk mendapatkan pengalaman baru karena
bagi anak bermain sama halnya dengan bekerja yaitu untuk mendapatkan
keterampilan dan pengetahuan baru.
3. Manfaat dan fungsi bermain untuk anak usia dini
Menurut slamet Suyatno dalam M. Fadillah di dalam buku ajar bermain anak dan
permainan anak menjelaskan bahwa bermain memiliki peran penting dalam
perkembangan anak pada hampir semua bidang perkembangan, baik perkembangan fisik
motorik, bahasa, moral, sosial dan emosional. Lebih jelasnya sebagai berikut :
a. Bermain mengembangkan kemampuan motorik
Dengan bermain anak berlatih mengontrol gerakan menjadi terkoordinasi. Atau
dengan bermain anak akan bebas bergerak sehingga dapat meningkatkan kemampuan
motoriknya.
b. Bermain mengembangkan kemampuan kognitif.
Bermain menyediakan anak untuk berinteraksi dengan objek yang ada disekitarnya
sekaligus memanfaatkan indranya seperti peraba, penciuman, melihat, mendengarkan
untuk mengetahui sifat objek.
c. Bermain mengembangkan kemampuan afektif.
Dengan bermain anak akan mematuhi tentang aturan main yang mereka buat
sehingga akan mempengatuhi perkembangan sikapnya dalam menjadi tahap awal
dalam perkembangan moral anak.
d. Bermain mengembangkan kemampuan bahasa
Saat bermain anak akan menggunkan bahasanya dengan pemikirannya atau hanya
sekedar menyampaikan pendapat dengan temannya sesuai bahasa mereka.
e. Bermain mengembangkan kemampuan sosial.
Ketika anak bermain pastilah anak berinteraksi dengan teman lainnya sehingga
interkasi tersebut mengajarkan anak bagaimana merespon, menerima atau menolak
bahkan mnyetujui perilaku teman yang lainnya.
4. Urgensi kegiatan bermain
Senior ECED Specialist, Tanoto Foundation, Fitriana Herarti, M.Psi., Psikolog
mengungkapkan bahwa bermain merupakan implementasi dari stimulasi perkembangan.
Anak dapat meningkatkan fungsi kognitif, melatih pengendalian diri dan emosi,
membantu pertumbuhan fisik, melatih keterampilan motorik, merangsang kreativitas, dan
mengembangkan sportivitas. “Bermain dan belajar berjalan bersamaan. Keduanya bukan
aktivitas terpisah, keduanya justru aktivitas yang saling terkait.
Selain itu, bermain mampu menyegarkan dan mengembangkan kognitif melalui
kreativitas, memecahkan masalah, menguasai konsep-konsep baru. Bermain juga baik
untuk membangun kepercayaan diri anak, menumbuhkan kemauan berbagi, dan
mengontrol fisik, menguji ketahanan fisik, melatih otot-otot tangan, dan menghasilkan
Gerakan baru.
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/527178/pentingnya-bermain-
sebagai-bagian-dari-belajar-pada-anak-usia-dini

Anda mungkin juga menyukai