Anda di halaman 1dari 3

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Modul 2


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Cara Bermain Anak Usia Dini
2. Tahapan Kegiatan Bermain Anak Usia Dini
3. Media Bermain Anak Usia Dini
4. Aktivitas Bermain dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari 1. Kegiatan Belajar 1 menguraikan tentang cara belajar anak usia
dini melalui kegiatan bermain. Bermain adalah kegiatan yang
menyenangkan, sebagai bagian dari refleksi pengalaman anak
sehari-hari, alamiah dalam prosesnya. Tidak ada anak yang
merasa terpaksa saat melakukannya karena semua didorong
oleh motivasi dari dalam dirinya sendiri. Karakteristik bermain
antara lain: (a) menyenangkan, (b) motivasi intrinsik, (c) non
literal, (d) fleksibilitas dalam aturan, (e) episodik, (f)
komunikatif, (g) berorientasi pada proses, (h) bermakna.

Anak perlu melakukan kegiatan bermain dengan banyak


pengalaman baru agar mendapatkan informasi berharga. Anak
menggunakan alat permainan dan gerakan tertentu untuk
menunjukkan bagaimana pemahaman mereka terhadap objek
dan pengalamannya di dunia yang nyata. Bermain membantu
anak memahami penggunaan bahasa sesuai dengan konteksnya.
Anak akan menggunakan kosa kata yang memiliki hubungan
dengan kata-kata sesuai dengan main peran yang sedang
dilakukan.

Bermain penting bagi perkembangan fisik dan motorik anak,


baik keterampilan motorik kasar maupun motorik halus.
Bermain akan mendukung aspek perkembangan sosial
emosional anak karena anak akan belajar untuk bermain
berdampingan, melakukan komunikasi, saling meminjam alat
main, dan kemudian bekerja sama dalam kegiatan bermain
sosio dramatik yang lebih kompleks. Peran guru dalam
kegiatan bermain anak adalah sebagai: (a) pengamat, (b)
pemberi pijakan, (c) teman bermain, (d) pemimpin permainan.

2. Pada kegiatan belajar 2 kita akan mempelajari kegiatan


bermain berdasarkan konteks sosial budaya pengembangan diri
anak berdasarkan teori ekologi, mempelajari tahapan bermain
anak usia dini, dan mempelajari jenis kegiatan bermain anak
usia dini.

Teori ekologi Urie Bronfrenbrenner menjelaskan bahwa fokus


utama dari teori ini adalah konteks sosial di mana anak tinggal
dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak.
Terdapat sistem lingkungan yang merentang dari interaksi
interpersonal sampai ke pengaruh budaya yang lebih luas,
yakni mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem,
kronosistem. Teori bermain klasik dari bermain mencakup: (a)
teori surplus energi, (b) teori relaksasi/rekreasi, (c) teori
praktis, dan (d) teori rekapitulasi. Teori modern dari bermain
mencakup: (a) teori psikoanalisis, (b) teori sosio kultural, (c)
teori arousal modulation, (d) teori kognitif.

Pamela Minett mengelompokkan kegiatan bermain ke dalam


enam jenis, yaitu: (a) bermain penemuan (discovery play), (b)
kegiatan bermain secara fisik (physically play), (c) bermain
kreatif (creative play), (d) bermain imajinatif (imaginative
play), (e) bermain manipulatif (manipulative play), dan (f)
bermain sosial (social play). Mayesky membagi kegiatan
bermain menjadi 5 (lima) jenis, yakni: (a) bermain praktis, (b)
bermain konstruktif, (c) rough-tumble/ bermain seperti
berkelahi, (d) bermain dramatik, dan (e) bermain dengan
aturan.

Elizabeth Hurlock membagi kegiatan bermain sesuai dengan


tingkatan usianya, yang terdiri dari: (a) Tahap Eksplorasi
(exploratory stage), (b) Tahap Permainan (toy stage), (c) Tahap
Bermain (play stage. Piaget dan Smilansky membagi kegiatan
bermain menjadi empat tahapan yaitu: (a) bermain fungsional,
(b) bermain konstruksi, (c) bermain simbolik, dan (d) bermain
dengan aturan.

3. Pada KB 3 ini, kita membaha media dalam kegiatan bermain


anak. Pada masa usia dini anak belajar melalui bermain.
Melalui bermain anak dapat melakukan segala sesuatu secara
bebas dan ekspresif, sehingga kreativitas anak berkembang
dengan baik. Atas dasar itulah kegiatan pembelajaran pada
Lembaga PAUD dilakukan dengan pendekatan bermain. Pada
saat bermain anak dapat berperan menjadi dirinya maupun
orang lain melalui kegiatan bermain peran, mengeksplorasi
sebuah objek yang ingin dipelajari, merancang dan membuat
suatu objek baru berdasarkan keinginan dan minatnya,
mempelajari ilmu pengetahuan yang baru, hingga belajar hal-
hal yang sulit dijangkau secara langsung.

Untuk mengoptimalkan perkembangan anak kegiatan bermain


perlu direncanakan dan dirancang dengan tepat, serta
pelaksanaannya harus menggunakan media sesuai keutuhan
perkembangan anak. Keberhasilan penggunaan media dalam
kegiatan bermain, tidak terlepas dari bagaimana media itu
direncanakan dengan baik. Media yang dapat mengubah
perilaku anak(behaviour change) dan meningkatkan hasil
belajar anak tertentu, tidak dapat berlangsung secara
spontanitas, namun diperlukan analisis yang komprehensif
dengan memperhatikan berbagai aspek yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Aspek-aspek
tersebut diantaranya tujuan, kondisi anak, fasilitas pendukung,
waktu yang tersedia dan kemampuan guru untuk
menggunakannya dengan tepat.

4. Pada KB 4 kita mempelajari aktivitas bermain anak. Dunia


anak merupakan dunia bermain. Bermain sangat identik dengan
tumbuh kembang anak. Bermain merupakan sarana belajar
yang menyenangkan, sehingga ketika anak bermain sebenarnya
anak sedang melakukan suatu keterampilan dan kemampuan
baru. Bagi anak usia dini belajar dilakukan melalui kegiatan
yang menyenangkan, seperti berlarian, bermain dengan benda
nyata, melakukan percobaan-percobaan kecil bahkan bercocok
tanam karena pendidikan anak usia dini berorientasi pada
kegiatan bermain, sebagaimana kita ketahui bahwa anak belajar
dan mendapatkan banyak pengalaman melalui bermain. Oleh
karena itu, sistem kegiatan belajar pada pendidikan usia dini
dirancang khusus melalui pendekatan bermain. Merancang
permainan, menentukan lingkungan bermain, serta menentukan
media permainan adalah hal yang mendukung aktivitas
bermain anak.

Prosedur pemilihan media dapat dilakukan melalui beberapa


tahapan yang penting untuk dilalui. Tahap pertama adalah
melakukan analisis terhadap karakteristik anak. Langkah
selanjutnya menentukan tujuan aktivitas bermain atau
kompetensi yang diharapkan tercapai. Selanjutnya adalah
kegiatan memilih media, memodifikasi media yang sudah ada
atau merancang sesuai kebutuhan. Setelah media tersebut
dipilih sesuaikan dengan karakteristik anak dan tujuan aktivitas
bermain lalu langkah selanjutnya digunakan dalam
pembelajaran. Selanjutnya perlu diamati bagaimana respon
anak terhadap penggunaan media tersebut. Tahap akhir dalam
pemilihan media. Jika yang dipilih media bermain
menggunakan teknologi informasi maka syarat utama media
bermain yang akan digunakan untuk anak adalah tidak
mengandung unsur kekerasan dan seksual.
2 Daftar materi yang sulit dipahami Materi dalam modul ini cukup mudah dipahami.
di modul ini
3 Daftar materi yang sering Tidak ada miskonsepsi dalam daftar materi di modul ini.
mengalami miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai