TINJAUN PUSTAKA
kesenangan atau kebahagiaan bagi anak usia dini, maka bisa disebut sebagai
bermain. Bermain berasal dari kata dasar main yang berarti melakukan
ceria, dan bersemangat (Suriadi, 2010). Kategori bermain ada dua bermain
aktif dan bermain pasif. Bermain aktif ialah kegiatan bermain di mana
kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu, apakah dalam bentuk
kesenangan berlari atau membuat sesuatu dengan lilitan atau cat. Adapun
bermain pasif juga disebut sebagai kegiatan hiburan. Selain bermain ada
pula istilah pemain dan permainan. Yang dimaksud pemain ialah orang –
kegiatan bermain mencakup siapa yang akan bermain dan alat apa yang
1
8
1. Perkembangan sensorimotor
2. Perkembangan intelektual
3. Sosialisasi
dan menerima, menerima kritikan, serta belajar pola perilaku dan sikap
(Kyle, 2015).
4. Kreativitas
Anak merasa puas ketika menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
5. Kesadaran diri
6. Nilai moral
terutama dari orang tua dan guru. Melalui aktivitas bermain, anak
Selain itu, anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar
7. Manfaat terapeutik
telah diungkapkan di atas, maka sudah pasti kegiatan bermain memiliki nilai
suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik
anak, baik
11
Bermain memiliki peran penting dalam perkembangan anak pada hampir semua
moral, social, maupun emosional. Lebih lanjut mengenai peran bermain bagi
menggabungkan dua atau lebih lebih gerak reflex, dan pada akhirnya ia mampu
untuk berinteraksi dengan objek. Dengan bermain seorang anak juga mempunyai
permainan yang telah dibuat bersama. Karena dalam setiap permainan pasti
12
memiliki aturan. Aturan akan diperkenalkan oleh teman bermain sedikit demi
sedikit, tahap demi tahap sampai setiap anak memahami aturan mainnya. Oleh
karena itu, bermain akan melatih anak dalam menyadari akan adanya aturan dan
pentingnya mematuhi aturan. Yang demikian itu merupakan tahap awal dari
menggabungkan pikiran dan bahasa sebagai satu kesatuan. Jadi dengan bermain
Pada saat bermain anak secara langsung anak berinteraksi dengan anak
dan menerima, menolak atau setuju ide dan perilaku anak yang lain. Sikap yang
demikian itu sedikit demi sedikit akan mengurangi rasa egosentrisme pada anak
dramatic play. Apabila ditinjau dari karakter, ada social onlocker play,
tempat lain. Ciri khas permainan ini adalah anak akan semakin
c. Skill Play
d. Games
atau skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri atau
dengan temannya.
e. Unoccupied
lingkungannya.
f. Dramatic Play
b. Solitary Play
c. Parallel Play
yang sama, tetapi antara satu anak dengan anak yang lain tidak
d. Associative Play
e. Cooperative Play
atau nilai – nilai yang diberikan dari cerita tersebut. Pada kondisi
lain :
karimah.
Tujuan bagi anak usia 4-6 tahun antara lain sebagai berikut:
sebagai berikut :
motorik kasar.
demikian, fungsi kegiatan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah
anak dapat
19
2013).
c) Menceritakan dongeng
agar anak tidak bosan dalam mendengarkan cerita dan juga lebih
bervariatif :
pencerita.
seperti :
anak
a) Benda tiruan
c) Papan planel
sebagai berikut :
22
tersebut
gambar itu
cerita didalamnya
7 s.d 10 menit.
23
efisien.
c. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih
disukai anak seperti fabel, dongeng peri dan tokoh lain yang
disukai anak.
2. Boneka jari
boneka jari yang terbuat dari kain flanel yang dapat dimasukkan ke
2.1.6.3 Jenis jenis Fingger Puppet Atau Boneka Jari (Laraswati, 2014).
1. Boneka gagang/tongkat
2. Boneka gantung/tali
26
3. Boneka tangan
gerak tangan.
4. Boneka jari
anak setiap hari. Karna usia 0 – 6 tahun adalah masa golden age,
santai, suasana gembira dan tetap bermain. Dengan boneka jari bisa
gembira dan tetap bermain. Dengan boneka jari ini kita makin
dekat
27
dengan anak, dan boneka jari bisa dijadikan sarana bagi anak untuk
2.2.1 Pengertian
dalam pola yang diatur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
sel tubuh, jaringan tubuh, organ – organ dan sistem organ yang
benda – benda, orang dan kejadian, dari interaksi tersebut anak belajar
nama dan merekam ciri, benda dan kejadian. Itulah sebabnya anak
29
berumur 2-3 tahun akan bertanya “ apa itu ?” “ apa ini?” sangat
konsep dengan proses yang sama anak belajar tentang berbagai benda
seperti gelas, minum dan air kelak semakin dewasa ia akan mampu
anak berusia 4 – 5 tahun pertanyaan “ apa itu ?” dan “apa ini?” akan
setting berikut :
cooperative learning )
sebagai berikut :
mengekspresikan keiinginannya.
itu “
sama lainnya dalam dunia sosial anak. Disebut juga fungsi “ saya
dan kamu “
realitas dan masuk dalam dunia yang dibuatnya. Hal ini disebut
sebagai berikut :
2. Menyelidiki dan mencoba dengan suara – suara, kata – kata, dan teks
dan sajak – sajak dan memperbaiki sendiri cerit, lagu, irama dan
music
dan pengalaman
9. Memperluas kosakata mereka, meneliti arti dan suara dari kata – kata
baru
11. Berbicara lebih jelas dan dapat didengar dengan kepercayaan dan
pendengar
12. Mendengar dan berkata, ciri – ciri dan suara akhir dalam kata – kata
14. Membaca kata – kata umum yang sudah dikenal dan kalimat
15. Mengetahui bahwa cetakan itu memiliki arti contoh dalam bahasa
18. Menulis nama sendiri dan benda – benda lain seperti berbagai label
dan kata – kata dibawah gambar dan mulai dan mulai dari bentuk
Tiada kemanusian tanpa bahasa dan tidak ada peradapan tanpa adanya
bahasa lisan. Manusia tidak berpikir hanya dengan otaknya tapi juga
benar karna pasti semua anak melewati tahapan namun hal ini tidak
2. Membacakan cerita
3. Bermain peran
5. Merangkai cerita
6. Berdiskusi
kontak antara anak dan temannya atau dengan lingkungannya. Hal ini
4. Question
5. Answer
35
1. Tahap pralinguistik atau meraban ( 0-1 tahun ). Pada tahap ini anak
2. Tahap holofrasik atau kalimat satu kata ( 1-1,8 tahun ). Pada umur
satu tahun anak mulai mengucapkan kata – kata, satu kata yang
mobilan“ atau “saya mau ikut mobil sama ayah” atau “diambilkan
mobil mainan”.
dan mulai
36
mempengaruhi .
1. Karakteristik anak
a. Umur
yang lain.
b. Jenis kelamin
c. Status gizi
2. Karakteristik keluarga
menyangkut
38
b. Pekerjaan ibu
kurang gizi.
c. Sosial ekonomi
d. Jumlah saudara
kecerdasan anak.
a. Kematangan
Kematangan fisik dan mental adalah sebagian besar akibat dari kodrat
yang telah menjadi bawaan dan juga dari pada latihan dan pengalaman
oleh sebab – sebab nyata dari lingkungan. Pada anak – anak sering
40
terlihat, tiba – tiba terlihat anak itu dapat berdiri, berbicara dan lain
sebagainya.
e. Intelegensi
dan perkembangannya.
apa adanya sesuai dengan kondisi objektif yang ada pada diri peserta
diperoleh atau dicapai oleh siswa. Pada pendidikan anak usia dini,
(Dimyati, 2018).
* ** *** ****
A. Memahami Bahasa
1. Menyimak perkataan orang lain
( bahasa ibu atau bahasa
lainnya )
2. Mengerti dua perintah yang
diberikan bersamaan
3. Memahami cerita yang
dibacakan
4. Mengenal perbendaharaan kata
mengenai kata sifat
5. Mendengar dan membedakan
bunyi – bunyian dalam bahasa
indonesia (contoh : ucapan harus
sama)
B. Mengungkapkan Bahasa
1. Mengulang kalimat sederhana
2. Bertanya dengan kalimat yang
benar
3. Memahami cerita yang
dibacakan
4. Mengungkapkan perasaan
dengan kata sifat (baik, senang,
nakal, pelit, baik hati, berani,
baik, jelas, dsb)
5. Menyebutkan kata – kata yang
dikenal
6. Mengutarakan pendapat kepada
orang lain
7. Menyatakan alasan terhadap
sesuatu yang diinginkan atau
ketidaksetujuan
8. Berpartisipasi dalam percakapan
9. Menceritakan kembali
cerita/dongeng yang pernah
didengar
Keterangan penilaian :
a. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti yang
melaksanakan tugas belum bisa sama sekali, maka pada kolom penilaian
melaksanakan tugas selalu dibantu guru, mendapat tanda dua bintang (**)
c. Anak yang sudah berkembang sesuai dengan harapan ( BSB ) sesuai dengan
secara mandiri tetapi belum lancar mendapat tanda tiga bintang (***)
seperti yang diharapkan dalam RKH (Rencana Kegiatan Harian ) atau dalam
ada suatu
44
Dari contoh hasil belajar diatas selanjutnya dapat ditentukan skor nilai
Keterangan :
Baik
2.3.1 Pengertian
laki -laki lebih besar, namun anak perempuan lebih terampil dalam
terampil. Ciri fisik pada anak usia 4-6 tahun tinggi badan
bertambah rata – rata 6,25 – 7,5 cm pertahun, tinggi rata – rata anak
usia 4 tahun adalah 2,3 kg per tahun. Berat badan anak usia 4-6
tahun rata – rata 2 – 3 thn pertahun, berat badan rata – rata anak
jenis kelaminnya,
46
dengan bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati pada anak
menghubungkan suara, suku kata dan kata – kata secara lancar atau
secara benar oleh anak usia prasekolah misalnya, “F”, “ V”, “S”,
“Z” biasanya dikuasai oleh anak usia 5 tahun tetapi beberapa anak
tidak mengusai suara “SH”, “I”, “TH”, dan “R” sampai merekan
berumur 6 tahun.
Tabel 2.2 kemampuan berkomunikasi pada anak usia prasekolah menurut usia
Kerangka teori merupakan rangkuman dari teori – teori yang telah dijabarkan
Gambar 2.1 kerangka teori pengaruh storytelling dengan boneka jari terhadap
perkembangan bahasa anak usia prasekolah di TK RA Mambaul Huda Kecamatan
Puri Kabupaten Mojokerto.
5
Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka dapat digambarkan kerangka konsep sebagai
berikut :
Belum muncul ( BM )
Anak Prasekolah
Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak :
Karakteristik anak :
Umur Mulai berkembang ( MB )
Jenis kelamin Pretest : Hasil Nilai Raport (perkembangan bahasa)
Memahami
Status gizi Karakteristik keluarga : Bahasa
Pendidikan ibu Mengungkapkan Bahasa
Pekerjaan ibu Keaksaraan Berkembang sesuai harapan (BSH)
Sosial ekonomi
Jumlah saudara
Lingkungan asuhan anak
Karakteristik lain : Berkembang sangat baik (BSB)
Kematangan
inteligensi Pemberian storytelling dengan metode boneka jari
Belum muncul ( BM )
= Diteliti Berkembang
sesuai
= Tidak Diteliti harapan
(BSH)
Gambar 2.2 Kerangka konsep pengaruh storytelling dengan boneka jari terhadap
perkembangan bahasa anak usia prasekolah di TK RA Mambaul Huda Kecamatan
Puri Kabupaten Mojokerto.
5
2.2 Hipotesis
2016).
Dalam penelitian ini bahwa ada pengaruh storytelling media boneka jari
menceritakan kembali cerita yang diceritakan, anak sudah banyak yang berani
perintahkan.