Anda di halaman 1dari 10

Nama :

NIM :
1. Judul Artikel :
2. Rumusan Masalah : 1.
2.
3.

3. REFERENSI JURNAL

Indikator Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3 Artikel 4 Artikel 5 Atikel 6 Artikel 7

Pengembangan Upaya Meningkatkan Meningkatkan Analisis Metaphorming Penerapan Media Analisis Media Loose Pembelajaran STEM
Kreativitas Dan Berpikir Daya Kreativitas Kreativitas Anak Melalui Media Loose Pembelajaran Berbahan parts untuk Berbasis Loose Parts
Kritis Pada Anak Usia Menggunakan Media Melalui Bahan Loose Parts Pada Anak Usia Loose Part In Door Meningkatkan Untuk Meningkatkan
Dini Melalui Metode Loose Part Part Dini Kelompok B PAUD untuk Membangun Kemampuan Motorik Kreativitas Anak Usia
JUDUL Artikel Pembelajaran Berbasis Pada Kelompok B Di pada Kelompok B TK Unggulan Taman Belia Merdeka Belajar Anak Halus Anak Usia Dini Dini
STEAM And Loose Part RA As-Syuhada IT Almawaddah Candi Semarang Usia Dini
Tlogosari Kulon
Semarang

Nama Journal Yinyang: Jurnal Studi PAUDIA: Jurnal Seminar Nasional PAUDIA: Jurnal Generasi Emas: Jurnal Jurnal PAUD Agapedia. JURNAL AUDI :JUNE
Islam Gender Dan Penelitian dalam Bidang Teknologi Dan Penelitian dalam Bidang Pendidikan Islam Anak ISSN: 2580-9679 2020, 8 ARTICLES,
Anak, Vol 15(2), 263– Pendidikan Anak Usia Multidisiplin Ilmu Pendidikan Anak Usia Usia Dini. Vol. 5 No. 1 PAGES 1-63: Vol. 5
Vol 5, No 2 (2021)
278. Dini ISSN 2089-1431, (SEMNASTEKMU), 2 Dini ISSN 2089-1431, (2022) No. 1 (2020)
Vol 10, No 2 (2021) (1), 298-311. Vol 9, No 1 (2020)

https://ejournal.upi.edu/
https://doi.org/ https://journal.uir.ac.id/ https://
index.php/agapedia/
10.24090/ https:// https://doi.org/ https:// index.php/ ejurnal.unisri.ac.id/
article/view/40920
yinyang.v15i2.3917 journal.upgris.ac.id/ 10.51903/ journal.upgris.ac.id/ generasiemas/article/ index.php/jpaud/issue/
index.php/paudia/ semnastekmu.v2i1.182 index.php/paudia/ view/9229 view/382
article/view/9620 article/view/5745
Indikator Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3 Artikel 4 Artikel 5 Atikel 6 Artikel 7

Zakiyatul Imamah, Lailatul Mujtahidah, Murgiyanti Siti Nur Azizah Sumarseh, Delfi Eliza Siti Maryam Hadiyanti, Eka Novita Nurjanah
Muqowim Muniroh Munawar,
Nama Penulis Anita Chandra D.S Elan Elan, Taopik
Artikel Rahman

Tahun Terbit 2020 2021 2022 2020 2022 2021 2020

Metode penelitian yang digunakan Deskriptif Kualitatif . Pembelajaran berbasis STEAM and Loose Part dapat mengintegrasikan seluruh aspek perkembangan anak, yakni seperti dapat
mendorong dan mengembangkan kreativitas yang dimiliki anak dalam berfikir kritis, dalam penelitian ini ditunjukan dengan cara anak bertanya kreatif, serta mampu memecahkan masalah,
dapat memberi sudut pandang atau menerima perbedaan sudut pandang atau opini dari temannya, serta mampu berani mengambil resiko yang menjadi pilihan anak, yang mana sebelumnya
Rangkuman telah diperhitungkan dampak negative dan positif bagi anak.
Artikel 1 Persamaan :
menggunakan media loose parts

Perbedaan:
Penelitian Zakoyahtul Fokus pada Pembelajaran STEAM dengan berfikir kritis
Metode penelitian yang digunakan Kualitatif PTK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas membangun dapat ditingkatkan dengan menggunkan media loose part. Hal ini
dibuktikan dengan meningkatnya jumlah anak yang mempunyai daya kreativitas membangun dalam setiap kali pertemuan baik dalam siklus I maupun siklus II.

Rangkuman Persamaan :
Artikel 2 menggunakan media loose parts

Perbedaan:
Fokus penelitian Lailatul pada membangun kreativitas kelompok

Metode penelitian yang digunakan Deskriptif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas anak mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan melalui kegiatan menggunakan
bahan loosepart yang memberikan kebebasan anak untuk bereksplorasi memilih bahan dan warna yang sesuai dengan kebutuhan anak..

Rangkuman Persamaan :
Artikel 3 menggunakan media loose parts

Perbedaan:
Fokus penelitian murgiyanti pada kreativitas melalui bahan
Indikator Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3 Artikel 4 Artikel 5 Atikel 6 Artikel 7

Metode penelitian yang digunakan Deskriptif Kualitatif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi metaphorming menggunakan media loose parts dalam proses belajar tercapainya
tahapan strategi serta pemikiran kreatif anak. Selain itu, metaphorming dan media loose parts saling berkaitan dalam meningkatkan kreativitas anak.
Rangkuman Persamaan :
Artikel 4 menggunakan media loose parts

Perbedaan:
Penelitian Siti Fokus pada Pembelajaran STEAM
Metode penelitian yang digunakan Deskriptif Kualitatif . Hasil dari penelitiannya yakni penerapan media berbahan loose part dapat membangun merdeka belajar anak usia dini
dengan kebebasan bermain sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penelitian.

Rangkuman Persamaan :
Artikel 5 menggunakan media loose parts

Perbedaan:
Penelitian Sumarseh menggunakan loose part in door untuk membangun merdeka belajar

Maka loose parts sebagai bahan dan alat dalam proses kegiatan bermain mempunyai karakteristik sebagai berikut (Maryam, 2021:19) :
a. Menarik
Loose parts itu seperti halnya magnet bagi anak yang mempunyai rasa ingin tahu dan ketertarikan yang tinggi. Bahan seperti batu, potongan kayu, bunga pinus, serta daun kering
sehingga akan membuat anak tertantang untuk berkreasi sesuai kemauan dirinya sendiri. Secara tidak langsung, ini menanamkan kecakapan anak dalam berpikir tingkat tinggi (higher
order thinking skill/HOTS), yang ditandai dengan munculnya kemampuan untuk berpikir kritis dan kreativitas. Dapat disimpulkan bahwa media loose parts yang menarik ini akan
menumbuhkan rasa ingin tahu anak terhadap media yang baru mereka coba. Selain itu, karena mudah ditemukan maka anak akan menghargai bahan yang ada dilingkungan sekitar.
b. Terbuka
Rangkuman
Loose parts memungkinkan aktivitas main tanpa ada batasnya. Bahan loose parts tidak hanya menawarkan satu jenis main, karena tidak ada serangkaian arahan khusus untuk
Artikel 6
penggunaan loose parts. Hasil dari pemakaian bahan tersebut tidak sendiri, tetapi bervariasi, tergantung pada kreativitas dan imajinasinya yang berbeda-beda. Bahan media loose parts bisa
terbuat dari potongan kayu yang dibuat menjadi rumah, kereta api, mobil-mobilan, dll. Disini anak dapat menuangkan ide dan gagasannya ke berbagai bentuk karya, mereka bebas untuk
menunjukkan kemampuan melalui caranya sendiri.
c. Dapat digerakan/dipindahkan
Bahan loose parts sangat mudah untuk dipindahkan oleh anak dari satu tempat ke lokasi lainnya. Misalnya, potongan kayu bisa dipindah ke sisi lain halaman untuk membuat
jembatan atau disisi lainnya menjadi tangga.

Rangkuman Menurut Munandar (Novita, 2020:25) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan
Artikel 7 apa yang telah ada sebelumnya. Kreativitas merupakan kombinasi dari inovasi, flexibilitas, dan sensitivitas yang membuat seseorang mampu berpikir produktif berdasarkan kepuasan
Indikator Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3 Artikel 4 Artikel 5 Atikel 6 Artikel 7

pribadi dan lainnya. Kreativitas memungkinkan anak untuk menciptakan sesuatu yang baru dan mengkombinasikan ide yang sudah ada dengan ide baru.

Menurut Kiewra & Vaselack dalam (Nurjannah, 2020:24) “Loose parts merupakan sebuah benda potongan yang bebas dimainkan dan tidak dapat diprediksi akan menjadi
apa”. Loose parts menjadi energi pembaharu bagi anak dalam bermain. Loose parts merupakan barang apapun yang dapat dimainkandan dimanipulasi anak, sampai
tanpa disadari anak bisa menemukan sesuatu dari hasil proses permainannya.

4. REFERENSI DARI BUKU

Indikator Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5 Buku 6 Buku 7

Pengembangan Loose Parts: Material Mengembangkan Konsep Dasar PAUD Strategi Dasar-dasar Pendidikan Dasar-dasar
Kreativitas Anak Usia Lepasan Otentik Kreativitas Anak Usia Pengembangan TK Pendidikan Anak Usia
Judul Buku
Dini: Teori dan Praktik Stimulasi PAUD Dini Kreativitas Anak Usia Dini
Dini

Nama Penerbit Perdana Publishing. Sarang Seratus Aksara Remaja Rosdakarya Gava Media INDOCAMP Universitas Terbuka Universitas Terbuka

Masganti Sit, dkk. 2016 Siantajani, Yuliati Novi Mulyani Novan Ardy Wiyani Nining Suratiningsih Dadan Suryana dan Sri Tatminingsih,
Nenny Mahyudin Hodiqotul Lulu, Iin
Nama Penulis Buku 2020 2019 2016 2021
Cintasih
2019
2019

Kota Terbit Medan Semarang Bandung Yogyakarta Tangerang Tangerang Selatan Tangerang Selatan

Rangkuman Buku 1 Teori Humanistik Abrahamn Maslow (Masganti, 2016:33) mengatakan bahwa naluri-naluri dasar yang nenjadi nyata sebagai kebutuhan primitif yang mucul pada saat lahir dan
kcebutuhan tingkat tinggi berkembang sebagai proses kematangan. Kebutuhan-kebutuhnan itu, diwujudkan Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang 3 terendah
hingga yang tertinggi. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik/biologis; kebituhan akan rasa aman: kebutuhan akan rasa dimiliki Csense of belonging) dan cinta; kebutuhan akan
penghargaan dan harga diri; kebutuhan aktualisasi/perwujudan diri; dan kebutuhan estetik.
Carl Rogers berpandangan bahwa apabila seseorang memiliki ketiga ciri ini maka Kesehatan prikologis sangat baik. Orang tersebut akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan
karya-karya kreatif dan hidup secara kreatif (Masganti, 2016:33). Menurut Cziksentmihalyi (Masganti, 2016:34) faktor pertama yang memudahkan munculnya kreativitas
kreativitas adalah sifat ketururunan bawaan (genetic predisposition) untuk ranah tertentu, Orang yang pendengarannya tajam dan peka terhadap berbagai jenis suara lebih mudah
untuk menjadi pemain musik atau kemampuan otot kuat dan mampu berlari dalam jangka yang lama untuk menjadi pemain bola.

Dalam mengembangkan kreativitas, seorang anak dapat mengalami berbagai hambatan yang dapat merusak bahkan mematikan kreativitasnya. Adapun hambatan tersebut yaitu
(Masganti, 2016:23) :
a) Evaluasi
Rogers menekankan salah satu syarat untuk memupuk kreativitas konstrukif ialah bahvwa pendidik tidak menberikan evaluasi, ata paling tidak menunda pemberian evaluasi
sewaktu anak sedang asyik berkreasi. Kemudian kritik atau penilaian positif apapun, walaupun dalam bentuk pujian akan dapat membuat anak kurang kreatif, jika pujian itu
memusatkan perhatian pada harapan akan dinilai. Misalnya guru memberikan evaluasi dalam bentuk angka dan tidak memberian penjelasan serta umpan balik positif.
b) Hadiah
Kebanyakan orang percaya bahwa memnberi hadiah akan memperbaiki atau meningkatkan perilaku tersebut. Ternyata tidak demikian, penmberian hadiah dapat nerusak motivasi
intrinsik dan mematikan kreativitas. Cukup banyak penelitian menunjukkan bahwa jika perhatian anak terpusat untuk mendapatkan hadiah sebagai alasan untuk melakukan sesuatu,
maka motivasi inrinsik dan kreativitas mereka akan menurun.
c) Persaingan
Kompetensi lebih kompleks daripada pemberian evaluasi atau hadiah secara tersendiri, karena kompetensi meliputi keduanya. Biasanya persaingan terjadi apabila anak nerasa
bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain dan bahwa yang terbaik akan menerima hadiah. Hal ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sayangnya dapat
mematikan kreativitas. Misalnya dalam bentuk konteks dengan hadiah untuk pekerjaan yang terbaik, selanjutnya hal ini menim bulkan persaingan antar siswa dan siswa akan mulai
memnbandingkan dirinya dengan siswa lain.
d) Lingkungan yang membatasi
Belajar dan kreativitas tidak dapat ditingkatkan dengan paksaan. Sebagai anak ia mempunyai pengalaman mengikuti sekolah yang sangat menekankan pada disiplin dan hafalan.
Misalnya anak tidak diberikan kesempatan untuk menggambar berbagai jenis tumbuhan yang mereka sukai dan selalu guru yang menetapkan jenis tumbuhan apa yang harus
digambar.

Rangkuman Buku 2 Nicolson menggambarkan dengan Loose Parts, anak senang bermain, bereksperimen, menemukan dan menjadi senang (Siantajani, 2020:12). Dari pandangan yang dikemukakan
Simon Nicolson, dapat dilihat bahwa anak terlahir kreatif.

Menurut Haughey (Siantajani, 2020:12) Loose parts diartikan sebagai bahanbahan yang terbuka, dapat dipisahkan, dapat dijadikan satu kembali, dibawa,
digabungkan, dijajar, dipindahkan dan digunakan sendiri ataupun digabungkan dengan baha-bahan lain. Dapat berupa benda alam ataupun sintetis.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Siantajani (2020 : 41) Ada empat manfaat utama apabila anak bermain dengan loose parts, yaitu:
1) Mengembangkan keterampilan inkuiri.
Rasa ingin tahu adalah hal yang alami muncul dari anak. Rasa ingin tahu ini merupakan unsur yang penting untuk membentuk kemampuan berfikir inkuiri. Kemampuan berfikir
inkuiri diperlukan anak untuk memperoleh informasi, menganalisa dan membuat pertimbangan-pertimbangan. Bermain dengan loose parts akan mendorong anak
mengembangkan keterampilan inkuiri ini.
2) Mengajarkan anak untuk bertanya.
Kegitan pembelajaran yang terbuka akan membuat anak berfikir, ingin tahu dan bertanya. Anaka akan menguji ide-idenya dan mempertanyakan apa yang terjadi jika…; jika
saya tambahkan sesuatu maka…;dsb. Karena itu, saat anak bermain, perlu ada orang dewasa yang dapat merespon pertanyaan-pertanyaan anak, dan orang dewasapun dapat
memancing anak dengan pertanyaan- pertanyaan lainnya sebagai respon terhadap rasa ingin tahu anak.
3) Mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak.
Stimulasi terhadap semua aspek perkembangan anak muncul ketika anak bermain dengan loose parts. Salah satu yang paling penting adalah kemampuan memecahkan masalah
dan mengambil resiko, selain kemampuan dalam bidang matematika dan sains. Anak juga akan mengembangkan kemampuan fisik, pada saat anak aktif mencari bendayang ia
perlukan ataupun berkreasi dengan jari-jari tangannya untuk menciptakan sesuatu. Sementara itu kemampuan sosial emosional anakterstimulasi secara aktif saat anak
berinteraksi dan bekerjasama. Juga munculnya perasaan tertantang ketika diprovokasi oleh guru dan juga bangga setelah mendapatkan hasil yang dicapainya. Saat bermain
looseparts anak akan belajar untuk berkomunikasi dan bernegosiasi secara aktif. Rasa seni anak juga terasah ketika ia berkreasi untuk menciptakan sesuatu sesuai imajinasinya.
Selain itu ketika berdekatan dengan alam, anak juga dapat lebih mengenal pencipta alam ini.
4) Mengembangkan imajinasi dan kreativitas.

Ketika anak bermain dengan suasana yang terbuka maka anak akan mengikuti imajinasi dan minat sehingga permainan akan mengalir ke segala arah sesuai
dengan kreativitras yang muncul secara spontan.
Menurut Conny Semiawan (Mulyani, 2019:8) kreativitas adalah sebuah proses yang menyebabkan lahirnya kreasi baru dan orisinal. Jika tidak ada hambatan yang mengganggu
Rangkuman Buku 3
perkembangan kreativitas, cukup aman untuk mengatakan bahwa semakin cerdas anak semakin ia dapat menjadi kreatif.

E. Mulyasa mengartikan anak usia dini sebagai individu yang sedang mengalami proses tumbuh kembang yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan
perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang yang sangat berharga disbanding usia berikutnya karena perkembangan kecerdasannya tengah berlangsung luas
Rangkuman Buku 4 biasa. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik dan berada pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan, dan
penyempurnaan baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap serta berkesinambungan. Jadi, anak usia dini adalah anak
yang berusia 0 hingga 6 tahun yang melewati masa bayi, batita dan masa prasekolah (Wiyani, 2016:98).
Rangkuman Buku 5 Menurut Hurlock (Nining, 2021:2) mengemukakan beberapa faktor pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas, antara lain:
a. Waktu. Anak kreatif membutuhkan waktu untuk menuangkan ide/gagasan, konsep dan mencobanya dalam bentuk baru atau original.
b. Kesempatan menyendiri. Anak membutuhkan waktu dan kesempatan menyendiri untuk mengembangkan imajinasinya. Adakalanya anak tidak mau membaur dengan teman-
teman yang lain karena sedang melakukan sesuatu yang menarik perhatiannya.

c. Dorongan. Terlepas seberapa jauh hasil belajar anak memenuhi standar orang dewasa, mereka memerlukan dorongan atau motivasi untuk kreatif, bebas dari ejekan. Anak kreatif
biasanya dianggap tidak sama dengan teman lain dan mungkin berbuat sesuatu yang aneh menurut orang dewasa dan membuat orangtua khawatir.

d. Sarana. Sarana untuk bermain harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi anak yang merupakan penting dalam kreaativitas.
e. Lingkungan yang kondusif. Lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat
harus merangsang kreativitas dengan memberikan bimbingan dan dorongan kepada anak. Hubungan orang tua dan anak yang tidak posesif. Orang tua yang tidak terlalu
mengekang anak akan mendorong untuk belajar mandiri dan percaya diri, dua kualitas yang sangat mendukung kreativitas.

Rangkuman Buku 6 Secara psikologi anak usia dini memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan anak yang usianya diatas delapan tahun, karakteristik tersebut antara lain (Suryana, 2019:18) :
a) Anak bersifat egosentris
Yaitu, anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Anak yang egosentrik lebih banyak berpikir dan berbicara tentang
diri sendiri daripada tentang orang lain dan tindakannya terutama bertujuan menguntungkan dirinya.
b) Anak memiliki rasa ingin tahu (Curiosity)
Anak berpandangan bahwa dunia ini dipenuhi hal-hal yang menarik serta menakjubkan. Hal ini mendorong rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu anak bervariasi,
tergantung apa yang menarik perhatiannya.
c) Anak bersifat unik
Menurut Berdekamp, anak memiliki keunikan sendiri seperti dalam gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga. Keunikan dimiliki oleh masing-masing anak sesuai
dengan bawaan, minat, kemampuan serta latar belakang budaya dan kehidupan yang berbeda satu sama lain.
d) Anak memiliki imajinasi dan fantasi
Anak memiliki dunia sendiri, berbeda dengan orang diatas usianya. Mereka tertarik dengan hal-hal yang bersifat imajinatif sehingga mereka kaya dengan fantasi. Terkadang
mereka bertanya tentang sesuatu yang tidak bisa ditebak oleh orang dewasa, hal itu disebabkan karena mereka memiliki fantasi yang luar biasa dan berkembang melebihi dari
apa dilihatnya.
e) Anak memiliki daya konsentrasi pendek
Pada umumnya anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu kegiatan dalam jangka waktu yang lama. Mereka selalu cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lain, kecuali
memang kegiatan tersebut menyenangkan juga bervariasi tidak membosankan.
f) Anak cenderung mudah frustasi
Anak usia dini cenderung mudah putus asa dan bosan dengan segala hal yang dirasa sulit baginya. Mereka akan segera meninggalkan aktivitas atau permainan yang bahkan
belum diselesaikannya. Anak usia dini merupakan anak yang sedang berada dalam proses perkembangan, baik perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional dan Bahasa

National Association for the Education of Young Children (NAEYC) asosiasi pendidik anak yang berpusat di Amerika, mendefiniskan rentang usia dini berdasarkan perkembangan
hasil penelitian di bidang psikologi perkembangan anak yang mengindikasikan bahwa terdapat pola umum yang dapat diprediksi mengenai perkembangan yang terjadi selama 8
Rangkuman Buku 7 tahun pertama kehidupan anak. Menurut definisi ini anak usia dini merupakan kelompok manusia yang berada pada proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini
menjelaskan bahwa anak usia dini merupakan individu yang unik karena memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa
dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut (Tatminingsih, 2019:3).
5. KERANGKA PENULISAN

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Abstrak

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi Masalah
2. Analisis Masalah
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

II. Kajian Pustaka


2.1 Landasan Teori
A. Teori Humanistik
B. Teori Loose Part

2.2 Kajian Pustaka


A. Kreativitas
1. Pengertian Kreativitas
2. Indikator Kreativitas
3. Faktor yang mendukung dan Menghambat Kreativitas
4. Strategi Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini
5. Manfaat Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini

B. Loose Parts
1. Pengertian Loose Parts
2. Karakteristik Loose Parts
3. Manfaat Loose Parts
4. Strategi Bermain Loose Parts

C. Anak Usia Dini


1. Pengertian Anak Usia Dini
2. Karakteristik Anak Usia Dini
3. Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini

D. Penggunaan Media Loose Parts untuk Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini

III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
C. Teknik Analisis Data

IV. Hasil dan Pembahasan


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
B. Pembehasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

V. Simpulan dan Saran Tindak Lanjut


1. Simpulan
2. Saran Tindak Lanjut

Daftar Pustaka
Lampiran
1. Surat Kesediaan Supervisor 2 sebagai pembimbing
2. Surat Pernyataan Mahasiswa
3. Perencanaan PTK (identifikasi masalah, analisis masalah, alternatif pemecahan masalah, rumusan
masalah)
4. Berkas RPP Prasiklus, RPP Perbaikan siklus 1, RPP Perbaikan siklus 2, RPP perbaikan siklus 3
(bila diperlukan) untuk eksak/noneksak/tematik, dan lembar observasi.
5. Copy jurnal pembimbingan
6. Hasil pekerjaan siswa yang terbaik dan terburuk per siklus
7. Copy berkas hasil penilaian praktik pembelajaran di kelas (APKG1-PKP dan APKG2-PKP) untuk
1 mata pelajaran/tematik.

Anda mungkin juga menyukai