TEBAK GAMBAR
PROPOSAL
KELOMPOK
M. ASHADI MUKMININ
JOKO WIRATMO
RAHMAT HIDAYAT SAPUTRO
FAHMY DHIO WARDANA
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun PROPOSAL TERAPI
BERMAIN ANAK MENEBAK GAMBAR ini yang telah ditentukan. Proposal
terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas praktika pada matakuliah
Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan Proposal Terapi Bernain ini baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori
sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu,
kritik dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan,
sangat kami harapkan demi kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.
PENDAHULUAN
dapat mengekspresikan diri mereka sendiri secara tepat pada tingkat verbal.
Efek hospitalisasi yang dialami anak saat dirawat di rumah sakit perlu
terjadi saat perawatan. Reaksi stres yang ditunjukkan anak saat dilakukan
melakukan prosedur pada anak, hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa tegang
dan emosi yang dirasakan anak selama prosedur (Suparto, 2003 dikutip dari
Mulyaman, 2008).
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melepaskan anak dari ketegangan dan
stress yang dialaminya, salah satunya yaitu dengan terapi bermain. Bermain
Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-
lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak
bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Tehnik bermain adalah stimulasi yang sangat tepat bagi anak. Tehnik
perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional.
(Andriana, 2011).
1. Bermain bebas
kegiatannya.
2. Bermain terstruktur
(Adriana, 2011).
2.3 Klasifikasi Bermain
tinjau dari karakter, ada sosial onlocker play ,solitary play, parallel play
(Andriana, 2011).
khas permainan ini adalah anak akan semakin lama semakin asyik
dihentikan.
c. Skill play
d. Games
Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri atau dengan temannya.
e. Unoccupied behavior
kursi atau apa saja yang ada di sekelilingnya. Anak tampak senang,
f. Dramatic play
peran tertentu.
2. Berdasarkan karakter sosial
b. Solitary play
c. Parallel play
sama, terapi dengan satu anak dengan anak yang lain tidak terjadi
kontak satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh anak
usia toddler.
d. Associative play
masak-masakan, hujan-hujanan.
e. Cooperative play
bola.
Dalam penggunaan alat permainan pada anak tidaklah selalu sama dengan
setiap usia tumbuh kembang melainkan berbeda, hal ini dikarenakan setiap
terdapat jenis alat permainan yang dapat digunakan untuk anak setiap tahap
menyenangkan antara bayi dan orang tua dan atau orang dewsa
sekitarnya. Selain itu perasaan senang juga menjadi ciri khas dari
permainan untuk bayi usia ini. Alat permainan yang biasa digunakan,
menyenangkan.
mainan yang berwarna terang, atau berikan kepadanya kertas dan alt
Untuk itu alat permainn yang dapat diberikan pada bayi, misalnya buku
dengan warna yang terang dan mencolok, gels dan sendok yng tidak
pecah, bola yang besar, berbagai macam boneka, dan atau mainan yang
dapat di dorong.
Secara garis besar pada usia 0-1 tahun perkembangan bayi mulai dapat
dilatih dengan adanya refleks, melatih kerja sama antara mata dan
ambar bentuk muka, boneka orang dan binatang, alat permainan yang
a) Pada usia 1-2 tahun jenis permainan yang dapat digunakan pada usia
seperti semua alat permainan yang dapat didorong dan ditarik, berupa
dan lain-lain.
permainan pada usia ini yang dapat digunakan antara lain: alat-alat
lain-lain.
3. Anak usia prasekolah (>3 tahun sampai 6 tahun)
mempunyai kemampuan motorik kasar dan haus yang lebih matang dari
pada anak usia todler. Anak sudah lebih aktif, kreatif, dan imajinatif.
digunakan pada anak usia ini seperti benda-benda disekitar rumah, buku
dengan teman menjadi tempat belajar mengenal norma baik atau buruk.
Anak usia remaja berada dalam suatu fase peralihan, yaitu disatu sisi akan
meninggalkan masa kanak-kanak dan di sisi lain masuk pada usia dewasa
dan bertindak sebagai individu. Oleh karena itu, dikatakan bahwa anak
kebutuhan meraka.
sepak bola, karang taruna, dan lain-lain. Prinsipnya, kegiatan bermain bagi
pribadinya. Untuk itu alat permainan yang tepat bisa berupa berbagai
macam alat olahraga, alat musik, dan alat gambar atau lukis.
dan organ-organ.
hidupnya.
sekitar anak.
10. Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah ataupun yang menang
dalam bermian.
b. Waktunya singkat
c. Mudah dilakukan
d. Aman
e. Kelompok umur
g. Melibatkan keluarga
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila bermain
perasaan.
beradaptasi efektif terhadap stres karena penyakit dan dirawat. Kegiatan diawali
dengan penjelasan tatacara permainan dan tujuannya. Tata cara permainan dimulai
dengan memberikan gambar pada anak . Anak diminta untuk menebak gambar.
Setiap anak akan di berikan dua gambar yang diharapkan anak tersebut dapat
manfaat dari gambar yang mereka dapatkan. dan petugas kesehatan harus selalu
a. Kertas bergambar
b. Hadiah
3.3 Sasaran
d. Kooperatif
e. Jumlah peserta: sesuai jumlah pasien pada hari tersebut yang memenuhi
persyaratan
b. Waktu : 30 menit
3.5 Pengorganisasian
1. Leader :
Peran Leader
b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
kegiatan
2. Co Leader :
Peran Co Leader
3. Fasilitator :
Peran Fasilitator
4. Observer :
Peran Observer
bermain
3.7 Setting Tempat
Keterangan :
: Leader : Klien
: Co Leader : Observer
: Fasilitator
Petunjuk:
1. Pra interaksi
a. Leader mengorganisir kegiatan, peralatan dan pembagian tugas
b. Menata ruang bermain
c. Mengajak anak untuk menyetujui bermain
2. Proses kerja
a. Leader mengenalkan diri dan team bermain
b. Leader menetapkan kontrak waktu untuk bermain
c. Fasilitator memulai memimpin permainan
d. Selama permainan fasilitator :
- Mengaktifkan anak-anak berperan serta
- Memberikan reward bila ada anak yang dapat membuat origami
dengan lipatan yang baik
- Memberikan contoh yang mudah di mengerti
- Mengembangkan cara membuat origami sebagai hiasan atau alat
bermain anak di kamar
e. Selama permainan observer mengamati respon anak
3. Terminasi
a. Observer meminta anak yang mendapatkan reward untuk
memperkenalkan diri
b. Eksplorasi anak setelah menunjukan jawabannya.
c. Salam penutup.
DAFTAR PUSTAKA
Mc. Guiness. V. A. (2001). What is Play Therapy. 15 Oktober 2010. Dikutip dari
http://www.kidstherapyplace.com//
dari http://blognurse.blogspot.com.com/2010/12/terapi-bermain-untuk
Jakarta.