Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KONSEP DASAR PAUD

Tentang
BERMAIN DAN BELAJAR ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu :

Tesya Cahyani Kusuma, M. Pd

Disusun Oleh :

1. Arti Chania (22112005)


2. Iis Dira Kiranti ( 22112015)

PRODI PG-PAUD
UNIVERSITAS ADZKIA
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

hidayah, rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah

Konsep Dasar PAUD ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta para sahabatnya, juga

seluruh pengikutnya diseluruh dunia, sejak awal kebangkitan Islam hingga hari kiamat.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat serta

meningkatkan pengetahuan tentang penilaian dalam pembelajaran Konsep Dasar PAUD

serta memahami dan mengerti materi tentang Bermain Dan Belajar Anak Usia Dini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kokekurangan dan

masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan masukan dan

saran dari semua pihak yang sifatnya membangun. Semoga Allah SWT meridhoi usaha

dan niat baik kita bersama dalam upaya mewujudkan mahasiswa yang cerdas dan

beriman.Aamiin.

Padang, 02 November 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………….………………………………………...………ii


DAFTAR ISI…………………….…………………………….…..………………....iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………...……………………………………………..…..1

B. Rumusan Masalah………………...….………………………………….….....1

C. Tujuan .................………………………...……………………………..….....2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Bemain…………………………………………….............................4

2.2 Karakteristik Bermain Anak……………………………………………...........4

2.3 Tujuan Bermain Dan Permainan…………………………………………….....5

2.4 Manfaat Bermain…………………………………………….............................5

2.5 Ragam Permainan Anak………………………………………….................….6

2.6 Belajar Sambil Bermain…………………………………………..................….8

2.7 Belajar Kecakapan Hidup…………………………...............………………….9

2.8 Belajar Dari Benda Konkrit………………………...........…………………….10

2.9 Pembelajaran Terpadu…………………………...................………………….11

2.10Kegiatan Rutin………………………………..............................…………….11

2.11Rencana Pembelajaran……………………......................…………………….12

2.12Rencana Belajar…………………………............................………………….13

2.13Sumber Dan Media Belajar………………..........…………………………….13

iii
2.14Pembelajaran Konstruktif…………………….........……………………….14

2.15Pembelajaran Kooperatif……………………..........……………………….15

2.16Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual………………..……15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………..…….………..…………..16

B. Saran……………………………………..……………….……..…………16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membelajarkan anak usia dini gampang-gampang susah. Kadang kita memberikan

fasilitas belajar yang mahal dan berharap anak belajar banyak, tetapi kenyataannya malah

anak tidak belajar. Kadang dengan mainan yang amat sederhana dan murah anak-anak

sangat tertarik dan ingin tahu banyak tentang mainan itu dan mekanisme kerjanya. Bermain

sambil belajar, dimana esensi bermain menjiwai setiap kegiatan pembelajaran amat penting

bagi PAUD.

Pembelajaran anak usia dini menggunakan esensi bermain. Esesnsi bermain meliputi

perasaan senang, demokratis, aktif, tidak terpaksa, dan merdeka. Pembelajaran hendaknya

disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta

dan tidak terpaksa. Guru memasukkan unsur-unsur edukatif dalam kegiatan bermain

tersebut, sehingga anak secara tidak sadar telah belajar berbagai hal.

Kita semua gemar bermain terutama saat kita masih kanak-kanak. Bermain adalah

aktifitas yang khas, berbeda dengan bukan bermain, dalam hal ini adalah bekerja atau

aktifitas lain yang serius fungsional dan selalu dilakukan dalam rangka suatu hasil. Bermain

tidak memperdulikan hasil akhir tetapi yang lebih penting disini adalah proses bermain itu

sendiri. Bermain selalu menyenangkan dan tidak pernah menjadi beban. Bila anak sudah

menganggap bermain sebagai suatu beban, artinya yang ia lakukan bukanlah bermain. Orang

dewasa mengenal kegiatan “bekerja” selain kegiatan “bermain”. Kendati bukan bekerja

mempunyai fungsi tersendiri sebagai bagian dari keseimbangan kehidupannya. Anak-anak

1
dilain pihak, hanya mengenal kegiatan bermain. Hal ini disebabkan perbendaharaan antara

kegiatan bekerja dan bermain pada masa kanak-kanak masih amat tipis. Bermain adalah

sesuatu yang menyenangkan. Apabila kita ingin memahami pengertian bermain, kita

perhatikan saja wajah anak-anak bila wajah mereka menampilkan percikan air muka yang

cerah dan berseri-seri, itulah bermain. Namun bila wajah mereka muram dan cemberut maka

itu bukan lagi bermain.

Dengan ketrampilan dan kemampuannya yang masih serba terbatas anak melakukan

aktivitas bermain (justru) untuk mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya serta

tentang siapa dirinya. Bermain memungkinkan anak-anak mengeksplorasi berbagai

pengalaman dalam berbagai situasi dan sudut kehidupan. Dengan demikian, kegiatan

bermain merupakan bagian yang penting dalam proses tumbuh kembangnya disemua bidang

kehidupan diantaranya mencakup fisik, intelektual, emosi, sosial.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa Defenisi Bermain?

b. Bagaimana Karakteristik Bermain Anak?

c. Apa Tujuan Bermain Atau Permainan?

d. Apa Manfaat Bermain?

e. Bagaimana Belajar Sambil Bermain?

f. Bagaimana Belajar Kecakapan Hidup?

g. Bagaimana Belajar Dari Benda Konkrit?

h. Bagaimana Pembelajaran Terpadu?

i. Bagaimana Kegiatan Rutin?

j. Bagaimana Rencana Pembelajaran?

2
k. Bagaimana Rencana Belajar?

l. Bagaimana Sumber Dan Media Belajar?

m. Bagaimana Pembelajaran Konstruktif?

n. Bagimana Pembelajaran Kooperatif?

o. Bagaimana Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui Defenisi Bermain

b. Mengetahui Karakteristik Bermain Anak

c. Mengetahui Tujuan Bermain Atau Permainan

d. Mengetahui Manfaat Bermain

e. Mengetahui Belajar Sambil Bermain

f. Mengetahui Belajar Kecakapan Hidup

g. Mengetahuibelajar Dari Benda Konkrit

h. Mengetahui Pembelajaran Terpadu

i. Mengetahuikegiatan Rutin

j. Mengetahuirencana Pembelajaran

k. Mengetahuirencana Belajar

l. Mengetahuisumber Dan Media Belajar

m. Mengetahui Pembelajaran Konstruktif

n. Memgetahuipembelajaran Kooperatif

o. Mengetahui Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bermain

Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan hasil penelitian para ahli, bahwa bermain

mempunyai arti sebagai berikut :

a) Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya.

b) Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual

bahasa dan perilaku (psiksososial serta emosional)

c) Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih dengan baik.

d) Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi.

2.2 Karakteristik Bermain Anak

Karakteristik bermain anak antara lain :

a) Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-anak membuat aturan mereka

sendiri.

b) Bermain dilakukan seakan-akan kegiatan itu dalam kehidupan nyata (bermain drama)

c) Bermain lebih memfokuskanpada kegiatan atau perbuatan dari pada hasil akhir

produknya.

d) Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-anak.

4
2.3 Tujuan Bermain atau Permainan

Tujuan dari bermain atau permainan antara lain :

a) Menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari

b) Melatih sikap ramah, suka bekerja sama menunjukkan kepedulian

c) Menanamkan budi pekerti yang baik

d) Melatih anak untuk berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar

e) Melatih anak untuk mencintai lingkungan dan ciptaan Tuhan

f) Melatih anak untuk mengeri berbagai konsep moral yang mendasar, seperti salah, benar,

jujur, adil dan fair

2.4 Manfaat Bermain Bagi Anak

Manfaat bermain bagi anak antara lain :

a) Bermain bermanfat mencerdaskan otak

b) Bermain bermanfaat mengasah panca indra

c) Bermain bermanfaat sebagai media terapi

d) Bermain memacu kreatifitas

e) Bermain bermanfaat untuk melatih empati

f) Bermain itu melakukan penemuan

5
2.5 Ragam Permainan Anak

Aktivitas bermain merupakan suatu rangkaian usaha kegiatan di PAUD. Kegiatan yang

dilakukan membutuhkan pengaturan lingkungan bermain dan belajar serta alat-alat

permaianan yang dibutuhkan. Di PAUD dikenal dua kategori bermain, yaitu bermain bebas

dan bermain terpimpin.

Bermain Bebas

Dalam permainan bebas anak boleh memilih sendiri kegiatan yang diinginkannya serta

alat-alat yang ingin digunakannya. Bermain bebas merupakan bentuk bermain aktif baik

dengan alat maupun tanpa alat, didalam maupun diluar ruangan. Saat bermain bebas anak-

anak membutuhkan tempat, waktu, peralatan bermain, serta kebebasan. Kebebasan yang

diberikan adalah kebebsana yang tertib, yaitu kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan

tersebut diarahkan pada tumbuhnya disiplin diri secara bertahap. Tugas guru dalam kegiatan

bermain bebas adalah melakukan observasi terhadap anak-anak dan mendorong atau

memotivasi anak untuk lebih aktif bermain. Adapun contoh-contoh aktifitas bermain bebas

baik didalam maupun diluar ruangan :

Didalam Ruangan

1. Bermain Balok, Saat bermain balok anak-anak bebas mengeluarkan dan menggunakan

imajinasi serta keinginannya untuk menemukan agar dapat bermain dengan kreatif. Di

PAUD hendaknya disediakan beberapa set dan jenis balok, seperti balok-balok ukuran

besar, ukuran kecil dan balok yang dapat dimainkan dimeja (table blocks)

Balok meja biasanya terdiri dari balok-balok bujur sangkar berwarna atau polos, yang

dapat dimainkan secara individual atau berpasangan sambil duduk mengelilingi meja.

6
Dapat pula ditambahkan bentuk-bentuk lain untuk lebih menstimulasi daya cipta dan

daya eksplorasi anak.

2. Bermain Alat Manipulatif, Alat manipulatif adalah semua alat permainan yang kecil dan

dapat diletakkan diatas meja sehingga membuat anak terampil bekerja dan

mengembangkan daya pikirnya. Berbagai macam alat permainan manipulatif adalah

papan hitung, puzzle, mozaik, balok ukur, menara gelang, papan jahit, lotto, manik-

manik, roncean, biji-bijian, tutup botol, sendok es krim, benda-benda plastik.

Diluar Ruangan

Halaman sekolah adalah tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka dapat

bersosialisasi serta mengembangkan fisiknya baik dengan berlari maupun dengan memainkan

alat lain yang disediakan seperti : ayunan, papan jungkit, papan luncur, palang bertingkat,

jembatan goyang, jaring-jaring laba-laba dan lain-lain.

Ketika anak-anak bermain diluar, pengawasan oleh guru sangat diperlukan. Dibutuhkan

kerjasama guru dalam mengawasi anak-anak saat bermain yang juga disesuaikan dengan

luasnya area bermain. Kegiatan ini merupakan pembuka kegiatan fisik yang menarik dan

mempunyai banyak manfaat, antara lain :

1. Dapat dipindah-pindahkan

2. Tidak terlalu berat

3. Menarik untuk anak-anak yang tidak berani memulai sesuatu

4. Membantu anak-anak belajar dimana memulai kegiatan dan bagaimana merencanakan

gerakannya secara berurutan

5. Memberi kesadaran akan ruang bagi tubuh anak sendiri

7
6. Mendorong anak mengambil resiko

7. Membantu guru mengenali anak-anak yang memerlukan lebih banyak kesempatan untuk

memanjat, menyeimbangkan serta mengembangkan ketrampilan dalam program motorik

telah disusun.

2.6 Belajar sambil Bermain

Prinsip pembelajaran pada anak usia dini adalah belajar sambil bermain, bermain

seraya belajar.  Pembelajaran itu disusun sedemikian rupa sehingga pembelajaran menjadi

menyenangkan, gembira dan demokratis. Pembelajaran di TK harus menerapkan esesnsi

bermaain. Jadi prinsip belajar sambil bermain ini mengandung arti bahwa setiap kegiatan

pembelajaran harus menyenangkan, bebas, aktif gembira an demokratis. Sering prinsip ini

disalah artikan dimana pembelajaran di TK isinya hanya bermain-main saja tanpa tujuan

yang jelas, atau setelah belajar anak bebas bermain. Kegiatan pembelajaran di TK didesain

untuk memungkinkan anak belajar. Setiap kegiatan pembelajaran harus menjiwai esensi

bermain. Memang betul bahwa permainan  baik untuk membelajarkan anak, tetapi

permainan tersebut harus diberi muatan edukatif sehingga anak dapat belajar.     Esensi

bermain itu meliputi :

1. Motivasi internal, yaitu anak ikut bermain berdasarkan keinginannya sendiri.

2. Aktif, anak melakukan berbagai kegiatan baik fisik, maupun mental.

3. Nonliteral, artinya anak dapat melakukan apa saja yang diinginkan, terlepas dari

realitas, seperti  berpura-pura terbang, menjadi superman dan lain-lain.

4. Tidak memiliki tujuan eksternal yang ditetapkan sebelumnya. Misalnya anak bermain

dengan huruf pada papan magnetic. Ia tidak memiliki tujuan untuk untuk belajar

8
mengenal huruf atau membuat kata. Jika kemudian setelah bermain, anak mampu

mengembangkan kosakata dari interaksi huruf adalah persoalan lain. Partisipasi

bermain lebih penting dari tujuan bermain.

Arti bermain bagi anak berdasarkan pengamatan, pengalaman, dan hasil penelitian

para ahli dapat dikatakan bahwa bermain mempunyai arti sebagai berikut :

1. Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya.

2. Anak akan mnemukan dirinya yaitu kelemahan dan kekuatan dirinya, kemampuannya,

serta minat dan kebutuhannya.

3. Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual,

bahasa dan prilaku (psikologi dan emosional)

4. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih dengan

baik.

5. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi.

Cara mengimplementasikan arti bermain dalam kegiatan di PAUD yaitu terlebih

dahulu kita harus tahu prinsip pembelajaran pada nak usia dini tersebut. Bahwasanya

prinsip tersebut adalah belajar sambil bermain, bermain seraya belajar. Melalui bermain

anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, objek=objek yang dekat

dengannya sehingga pembelajaran menjadi bermakna .

2.7 Belajar Kecakapan Hidup

PAUD mengembangkan diri anak seara menyeluruh. Bagian dari diri anak yang

dikembangkan meliputi bidang fisik motorik, intektual, moral, social, emosional, kreativitas

9
dan bahasa. Tujuannya ialah agar kelak anak berkembang menjadi manusia yang utuh yang

memilki kepribadian dan akhlak yang mulia, cerdas dan terampil, mampu bekerja sama

dengan orang lain dan mampu hidup berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat.

Belajar memiliki fungsi untuk memperkenalkan anak dengan lingkungan sekitarnya.

Anak usia dini mengenal berbagai benda dan sifatnya. Mereka mulai mengenal  apa yang

dapat dia makan. Mereka juga akan belajar mengenal benda, tumbhan dan hewan yang

berbahaya dan tidak berbahaya. Hal itu amat berguna baginkehidupannya pada fase awal,

yaitu untuk hidup dan mempertahankan diri. 

2.8 Belajar dari Benda Konkrit

Menurut Piaget (1972) anak usia 5-6 tahun sedang berada dalam tahap perkembangan

kognitif fase pra operational. Anak belajar terbaik melalui benda-benda nyata. Mengajarkan

angka 1, 2, 3 akan lebih baik jika berkoresponden dengan benda, misalnya satu dengan satu

biji, dua dengan dua biji, dan tiga dengan tiga biji. Pada tahap ini objek prmanency  sudah

mulai dapat berkembang. Anak dapat belajar mengingat benda-benda, jumlah dan cirri-

cirinya meskipun bendanya sudah tidak ada. Anak juga mulai mampu menghubungkan

sebab akibat yang berdampak lansung. Misalnya anak dapat menebak apa yang terjadi jika

suatu beban ditambahkan pada salah satu sisi timbangan (naik atau turun). Anak juga dapat

membuat prediksi berdasarkan hubungan sebab akibat yang telah diketahuinya.

Berdasarkan perkembangan anak tersebut, pembelajaran di TK harus dimulai dari

benda-benda konkrit. Guru dapat memberi persoalan yang menantang anak untuk

melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda.

10
2.9 Belajar Terpadu

Pembelajaran untuk anak usia dini sebaiknya terpadu. Mereka tidak belajar mata

pelajaran tertentu, seperti IPA, Matematika, Bahasa secara terpisah. Hal itu didasarkan atas

berbagai kajian keilmuan PAUD, bahwa anak belajar segala sesuatu dari fenomena dan

objek yang ditemui. Melalui air mereka bias belajar menghitung (matematika), sifat-sifat air

(IPA), menggambar air mancur (kesenian), dan fungsi air dalam keluarganya (IPS).

Pembelajaran terpadu dengan tema dasar tertentu dikenal dengan tematik unit. Pada

contoh diatas air dapat digunakan sebagai tema utama dalam penyusunan tematik unit. Tema

dasar dipilih dari kejadian keseharian yang dialami oleh siswa. Misalnya dikala musim hujan

air sangat dominan sehingga air dapat digunakan sebagai tema dasar karena air dapat

dijumpai dan dirasakan oleh setiap anak.

2.10 Kegiatan Rutin

Setting kegiatan rutin belajar yang terjadwal sangat membatu guru mengatur kegiatan

pembelajaran. Kegiatan rutin dapat berulang secara mingguan, atau bulanan. Kegiatan rutin

dapat meliputi : gerak dan music, bermain diluar kelas, istirahat, dan makan ringan, crita,

melukis, kegiatan belajar, dan kegiatan individual.

Kegiatan rutin dapat disusun secara variatif antar hari, dan dapat berulang secara

mingguan atau duamingguan. Kegiatan rutin dituangkan dalam jadwal rutin.

Bagi TK ynag jadwalnya seharian penuh jadwal harian disesuaikan dengan waktu

yang lebih panjang. Di tengah hai, antara kegiatan pagi dan sore sebaiknya ada kegiatan

11
istirahat atau tiduranyang agak panjang. Tujuannya agar anak memperoleh kembali energinya

untuk mengikuti kegiatan sore hari.

2.11 Rencana Pembelajaran

Dalam bukunya Reaching Potentials: Appropriate Curriculum and Assessment for

Young Children, Bredekamp dan Rosegrant (1992), menyarankan agar pengembangan

kurikulum untuk PAUD mengikuti pola sebagai berikut :

1. Berdasarkan keilmuan PAUD

2. Mengembangkan anak menyeluruh

3. Relevan, menarik, dan menentang

4. Mempertimbangkan kebutuhan anak

5. Mengembangkan kecerdasan

6. Menyenangkan

7. Fleksibel

8. Unified dan integrated

Untuk mengembangkan kurikulum, sebaiknya guru perlu memperhatikan hal-hal

tersebut :

1. Dasar filosofi dan model TK mana yang akan dipakai, misalnya model Froebel

atau model Montessori.

2. Dasar yuridis, yaitu aturan-aturan dari pemerintah yang berlaku secara nasional

3. Prinsip dasar keilmuan PAUD, teori perkembangan anak, teori belajar, dan

pembelajaran anak usia dini.

12
4. Kebutuhan anak dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya

5. Kebutuhan masyarakat dan kecendrungan perubahannya.

6. Kemampuan guru dan ketresediaan fasilitas disekolah.

2.12 Rencana Belajar

Rencana belajar memiliki keunikan di TK, dimana setiap kegiatan belajar tidak berisi

satu kegiatan belajar daari satu bidang studi, tetapi merupakan rangkaian tema yang

terintegrasi. Rencana belajar menekankan pada kegiatan belajar anak.

Rencana belajar meliputi satu unit tema dari tematik unit. Pembelajaran bergerak  dari

satu unit tema ke tema lainnya dalam tematik unit, baik dalam satu urutan waktu dala satu hari

maupun dalam hari yang berbeda, sampai seluruh tema selesai.

2.13 Sumber dan Media Belajar

1) Sumber belajar merupakan tempat dimana anak dapat memperoleh informasi, sikap, dan

ketreampilan yang ia pelajari. Sumber belajar yang penting di TK antara lain meliputi

perpustakaan dan berbagai hal yang ada dilingkungan sekitar seperti sawah, bengkel,

manusia, buku, laboratorium, yang dapat digunakan untuk belajar anak. Perpustakaan

merupakan sumber belajar yang penting karna anak dapat menemukan buku-buku yang

didalamya terdapat informasi-informasi yang ia butuhkan.

Perpustakaaan untuk anak usia dini harus dilengkapi dengan buku-buku tentang :

 Pengenalan huruf dan kata yang bergambar

 Pengenalan angka, bilangan dan operasi bilangan

13
 Pengenalan pekerjaan sederhana

 Pengenalan benda-benda sekeliling anak

 Pengenalan bentuk-bentuk, ruang dan tempat

 Pengenalan waktu

 Pengenalan keluarga, teman dan guru

 Buku-buku cerita, dongeng, fiksi dan non fiksi.

2) Media belajar

Pada prinsipnya media belajar berguna untuk memudahkan siswa belajar memahami

sesuatu yang mungkin sulit atau menyederhanakan sesuatu yang kompleks. Media belajar

anak tidak harus mahal, bahkan dapat diperoleh dari benda-benda yang tidak dipakai.

Untuk itu, guru perlu bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk memperoleh

benda-benda yang dapat digunakan untuk membuat menara, dan lain-lain.

2.14 Pembelajaran Konstruktif

Konstruktivisme menerangkan bagaimana manusia (anak belajar). Menurut

pendekatan ini belajar adalah mengkonstruksi (menyusun struktur) pemahaman atau

pengetahuan dengan cara mengaitkan dan menyelaraskan fenomena , ide, kegiatan, atau

pengetahuan baru ke dalam struktur pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kunci

utama konstruktivisme adalah mengkonstruk pengetahuan. Oleh karena itu, kegiata

pembelajaran harus mendorong siswa mengkonstruksi makna atau pemahaman daripada

hafalan atau imitasi.

14
Inti teori konstruktivisme berkaitan dengan beberapa teori belajar seperti teori

perkembangan kognitif dari piaget dan teori belajar bermakna ausubel.

2.15 Pembelajaran kooperatif

Cooperative Learning banyak digunakan pada pembelajaran anak usia dini karena

dianggap sesuai untuk melatih social dan kemampuan bekerja sama. Belajar kooperatif

mempersiapkan siswa untuk masa depannya di masyarakat yaitu memacu siswa untuk belajar

secara aktif ketika ia berbicara dan bekerja sama dan bukan hanya pasif mendengarkan.

 2.16 Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual

Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah suatu paham belajar mengajar yang

memandang pentingnya hubungan antara materi pelajaran dengan dunia nyata.

Penedekatan pembeljaran kontekstual menggunakan multikonteks, artinya ialah

menggunakan berbagai setting baik tempat, persoalan, maupun kecakapan dalam konteks

yang beragam

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perminan

merupakan hal yang harus diajarkan kepada anak karena permainan merupakan dunia anak

yang dapat menunjang pada kehidupannya nya di masa depan karena di dalam permainan itu

sendiri terdapat proses belajar. Prinsip pembelajaran pada anak usia dini adalah belajar

sambil bermain,   Pembelajaran itu disusun sedemikian rupa sehingga pembelajaran menjadi

menyenangkan, gembira dan demokratis. Pembelajaran di TK harus menerapkan esesnsi

bermaain. Jadi prinsip belajar sambil bermain ini mengandung arti bahwa setiap kegiatan

pembelajaran harus menyenangkan, bebas, aktif gembira dan demokratis.

3.2 Saran

Permainan dan pembelajaran pada anak usia dini harus diciptakan menyenangkan,

bebas, tidak terikat dan aktif. Agar pembelajaran pada anak usia dini bisa optimal, maka

pembelajaran harus melibatkan anak secara aktif. Dan pembelajarannnya harus menarik agar

anak tertarik untuk belajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Hurlock, B Elizabeth.1978.Perkembangan Anak.Jakarta.Erlangga
2. Rakimahwati.2011.Bermain dan Permainan Anak Usia Dini.Padang:UNP press
3. Suyanto, Slamet.2005.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta:Depdikbud
4. https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/2013/12/contoh-makalah-kuliah-
mahasiswa-bermain.html

5. hattps://www.academia.edu/32711716/ PEMBELAJARAN_ANAK_USIA_DINI

6 hattps://www.academia.edu/32711716/Makalah_BERMAIN_DAN_PERMAINAN_ANAK_PAUD_do

17

Anda mungkin juga menyukai