Anda di halaman 1dari 35

STIKes NAULI HUSADA SIBOLGA

TERAPI BERMAIN

Dosen pengajar : Dra, Meiyati Simatupang, SST, M.Kes

OLEH :

Tingkat / Semester : II / IV

Nama : Rika Sulistia Ningsih Tanjung

Prodi : S1 Keperawatan

Tingkat / Semester: II /IV


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Reproduksi. Adapun judul dari makalah ini adalah Asuhan
Keperawatan Pada Bayi Neonatus Dengan Kelainan Kongenital.

Didalam makalah ini akan dibahas mengenai Penyakit Kongenital bagaimana perjalanan dari
penyakit ini serta bagaimana penatalaksanaannya menurut medis dan keperawatan. Tidak
lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang mengarahkan
dalam penyelesaian malakah ini serta kepada pengarang yang bukunya menjadi sumber
referensi.

Penulis menyadari adanya kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca untuk menyempurnakan malakah ini. Atas
perhatiaanya penulis ucapkan terimakasih.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG............................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................................5

C. TUJUAN..................................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................7

A. PEMBERIAN OBAT SECARA TOPICAL........................................................................8

B. PEMBERIAN OBAT SECARA SPOSITORIA..................................................................9

C. PEMBERIAN OBAT SECARA INTRATHECAL.............................................................10

D. PRINSIP DALAM PEMBERIAN OBAT............................................................................11

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................12

A. KESIMPULAN.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Kita semua gemar bermain terutama saat kita masih kanak-kanak. Bermain adalah
aktifitas yang khas, berbeda dengan bukan bermain, dalam hal ini adalah bekerja atau
aktifitas lain yang serius fungsional dan selalu dilakukan dalam rangka suatu hasil. Bermain
tidak memperdulikan hasil akhir tetapi yang lebih penting disini adalah proses bermain itu
sendiri. Bermain selalu menyenangkan dan tidak pernah menjadi beban. Bila anak sudah
menganggap bermain sebagai suatu beban, artinya yang ialakukan bukanlah bermain. 
Orang dewasa mengenal kegiatan “bekerja” selain kegiatan “bermain”.Kendati bukan
bekerja mempunyai fungsi tersendiri sebagai bagian dari keseimbangan kehidupannya.Anak-
anak dilain pihak, hanya mengenal kegiatan bermain.Hal ini disebabkan perbendaharaan
antara kegiatan bekerja dan bermain pada masa kanak-kanak masih amat tipis.Bermain
adalah sesuatu yang menyenangkan.Apabila kita ingin memahami pengertian bermain, kita
perhatikan saja wajah anak-anak bila wajah mereka menampilkan percikan air muka yang
cerah dan berseri-seri, itulah bermain.Namun bila wajah mereka muram dan cemberut maka
itu bukan lagi bermain. 
Dengan ketrampilan dan kemampuannya yang masih serba terbatas anak melakukan
aktivitas bermain (justru) untuk mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya serta
tentang siapa dirinya.Bermain memungkinkan anak-anak mengeksplorasi berbagai
pengalaman dalam berbagai situasi dan sudut kehidupan. Dengan demikian, kegiatan bermain
merupakan bagian yang penting dalam proses tumbuh kembangnya disemua bidang
kehidupan diantaranya mencakup fisik, intelektual, emosi, sosial.
Kegiatan bermain memberi anak pengalaman berhadapan dengan masalah-masalah
dan menganggapnya sebagai tantangan-tantangan yang menggairahkan.Dengan demikian
diharapkan, kelak ia tumbuh menjadi orang dewasa yang optimistic dan kreatif dalam
menghadapi kendala-kendala kehidupan. Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti
yang sangat penting.Dapat dikatakan bahwa setiap anak yangsehat selalu mempunyai
dorongan untuk bermain sehingga dapat dipastikan bahwa anak yang tidak bermain-main
pada umumnya dalam keadaan sakit, jasmaniah maupun rohaniah.
Para ahli berkesimpulan bahwa anak adalah makhluk yang aktif dan
dinamis.Kebutuhan-kebuthan jasmaniah dan rohaniahnya anak yang mendasari sebagian
besar dipenuhi melalui bermain (kelompok) bermain sendiri maupun itu merupakan
kebutuhan anak.Bermain bagi anak adalah mutlak diperlukan untuk mengembangkan daya
cipta, imajinasi, perasaan, kemauan, motivasi, dalam suasana riang gembira.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa Definisi Bermain?


2.      Apa Definisi Bermain menurut para pakar?
3.      Apa Saja Kategori Bermain ?
4.      Bagaimana Ciri-Ciri bermain?
5.      Bagaimana Klasifikasi Bermain Menurut Isi?
6.      Bagaimana Karateristik Bermain Menurut Sosial?
7.      Apa Fungsi Bermain?
8.      Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain?
9.      Bagaiman Tahap Perkembangan Bermain
10.  Bagaiman Karakteristik Bermain Sesuai Tahap Perkembangan?
11.  Bagaiman Bermain Di Rumah Sakit?
12.  Bagaimana Contoh Proposal Terapi Bermain ?

C. Tujuan
1.        Agar mahasiswa dapat memahami tentang terapi bermain
2.        Agar mahasiswa dapat memahami tentang definisi bermain menurut para pakar
3.        Agar mahasiswa dapat memahami tentang kategori bermain
4.        Agar mahasiswa dapat memahami tentang ciri-ciri bermain
5.        Agar mahasiswa dapat memahami tentang klasifikasi bermain menurut isi
6.        Agar mahasiswa dapat memahami tentang  karateristik bermain menurut sosial
7.        Agar mahasiswa dapat memahami tentang fungsi bermain
8.        Agar mahasiswa dapat memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas
bermain
9.        Agar mahasiswa dapat memahami tentang bagaimana tahap perkembangan bermain
10.    Agar mahasiswa dapat memahami tentang bagaiman karakteristik bermain sesuai tahap
perkembangan
11.  Agar mahasiswa dapat memahami tentang bagaiman bermain di rumah sakit
12.  Agar mahasiswa dapat memahami tentang bagaimana contoh proposal terapi bermain.
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Definisi
            Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari
secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-anak
untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan
mental dan sosial anak.
B. Pendapat Pakar Tentang Bermain
a. Aristoteles
            Berpendapat bahwa anak-anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang
mereka tekuni dewasa nanti. Pendidikan untuk anak perlu disesuaikan dengan minat serta
tahap perkembangan anak.
b. Frohel (abad 18)
            Menekankan pentingnya bermain dalam belajar.Menurutnya kegiatan bermain dan
mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta mengembangkan
pengetahuan mereka.
c. Joan Freman dan Utami Menandar (1995)
            Menyebutkan bahwa pada umumnya bermain merupakan suatu aktivitas yang
membantu anak untuk mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, sosial, moral dan
emosional.
d. Montessori (1961)
            Menggambarkan jika ketika anak bermain, dan berada dalam situasi keserasian, akan
merekontroksi            sebuah kreativitas.
e. Sigmund Freud
            Freud memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melalui bermain
ataupun fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan maupun konflik pribadi. Dengan
demikian bermain mempunyai efek katarsis yaitu anak dapat mengambil peran aktif sebagai
pemasaran dalam memindahkan perasaan negatif ke objek atau            orang   pengganti..
           
            Freud memandang bermain sebagai cara yang digunakan anak untuk mengatasi
masalah, memanfaatkan bermain sebagai alat diagnosa terhadap masalah dan sarana
mengobati jiwa anak yang dimanifestasikan dalam terapi bermain.
f.Singer
            Bermain, teutama bermain imajinatif sebagai kekuatan positif untuk perkembangan
manusia, bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya
perangsangan (stimulasi) baik dari luar maupun dari dalam yaitu aktivitas otak yang secara
konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman.

C. KATEGORI BERMAIN

1.      Bermain aktif


Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri.
Contoh : bermain sepak bola.
2.      Bermain pasif
Energi yang dikeluarkan sedikit,anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat)
Contoh : memberikan support.

D.Ciri-Ciri Bermain
a.Bermain Bebas
Dalam permainan bebas anak boleh memilih sendiri kegiatan yang diinginkannya
serta alat-alat yang ingin digunakannya. Bermain bebas merupakan bentuk bermain aktif baik
dengan alat maupun tanpa alat, didalam maupun diluar ruangan.Saat bermain bebas anak-
anak membutuhkan tempat, waktu, peralatan bermain, serta kebebasan.Kebebasan yang
diberikan adalah kebebsana yang tertib, yaitu kebebasan yang bertanggungjawab.Kebebasan
tersebut diarahkan pada tumbuhnya disiplin diri secara bertahap.Tugas guru dalam kegiatan
bermain bebas adalah melakukan observasi terhadap anak-anak dan mendorong atau
memotivasi anak untuk lebih aktif bermain. Adapun contoh-contoh aktifitas bermain bebas
baik didalam maupun diluar ruangan :
§Didalam Ruangan
–Bermain Balok
Saat bermain balok anak-anak bebas mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta
keinginannya untuk menemukan agar dapat bermain dengan kreatif. Di hendaknya disediakan
beberapa set dan jenis balok, seperti balok-balok ukuran besar, ukuran kecil dan balok yang
dapat dimainkan dimeja (table blocks) Balok meja biasanya terdiri dari balok-balok bujur
sangkar berwarna atau polos, yang dapat dimainkan secara individual atau berpasangan
sambil duduk mengelilingi meja. Dapat pula ditambahkan bentuk-bentuk lain untuk lebih
menstimulasi daya cipta dan daya eksplorasi anak.

–Bermain Alat Manipulati


Alat manipulatif adalah semua alat permainan yang kecil dan dapat diletakkan diatas
meja sehingga membuat anak terampil bekerja dan mengembangkan daya pikirnya.
Berbagai macam alat permainan manipulatif adalah papan hitung, puzzle, mozaik,
balok ukur, menara gelang, papan jahit, lotto, manik-manik, roncean, biji-bijian, tutup botol,
sendok es krim, benda-benda plastik.
§Diluar Ruangan
Halaman sekolah adalah tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Mereka dapat
bersosialisasi serta mengembangkan fisiknya baik dengan berlari maupun dengan memainkan
alat lain yang disediakan seperti : ayunan, papan jungkit, papan luncur, palang bertingkat,
jembatan goyang, jaring-jaring laba-laba dan lain-lain. Ketika anak-anak bermain diluar,
pengawasan oleh guru sangat diperlukan.Dibutuhkan kerjasama guru dalam mengawasi anak-
anak saat bermain yang juga disesuaikan        dengan            luasnya           area      bermain.
Kegiatan ini merupakan pembuka kegiatan fisik yang menarik dan mempunyai banyak
manfaat, antara lain :
1.      Dapat dipindah-pindahkan
2.      Tidak terlalu berat
3.      Menarik untuk anak-anak yang tidak berani memulai sesuatu
4.      Membantu anak-anak belajar dimana memulai kegiatan dan bagaimana merencanakan
gerakannya secara berurutan
5.      Memberi kesadaran akan ruang bagi tubuh anak sendiri
6.      Mendorong anak mengambil resiko
7.      Membantu guru mengenali anak-anak yang memerlukan lebih banyak kesempatan untuk
memanjat, menyeimbangkan serta mengembangkan ketrampilan dalam program motorik
telah disusun.
b.Bermain Terpimpin
Dalam kegiatan bermain terpimpin anak tidak bebas, melainkan terikat pada peraturan
permainan atau kegiatan tertentu. Biasanya permainan dan alat permainan diciptakan oleh
guru sendiri.Oleh karena itu gru TK harus kreatif mencipta (permainan dan alat) agar
kegiatan pembelajaran tidak membosankan serta anak dan guru tidak mengalami kejenuhan.
Aktifitas permainan terpimpin yang dapat membantu guru mencipta permainan, antar
lain sebagai berikut :
1.    Permainan dalam lingkaran
2.    Permainan dengan alat
3.    Permainan tanpa alat
4.    Permainan dengan angka
5.    Permainan dengan nyanyian
6.    Permainan bentuk lomba
7.    Permainan mengasah panca indra
Dasar pemikiran yang melandasi permainan yang baik dan sehat bagi perkembangan anak,
yaitu berikut ini :
1.      Permainan yang dirancang dengan baik dapat menjadi sarana pengembangan kemampuan
anak
2.      Setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan pengalaman yang sehat dan bersifat positif
3.      Anak-anak merupakan unsur terpenting dalam setiap permainan anak.
4.      Anak memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi.
5.      Perilaku bermain dapat mempengaruhi pandangan anak mengenai dirinya sendiri, orang lain
dan dunia sekelilingnya
6.      Aktivitas bermain perlu dievaluasi secara berkala untuk melihat dampaknya bagi
perkembangan anak (baik positif maupun negatif)

Contoh aktifitas bermain terpimpin :


§ Permainan dalam lingkaran
– Sapu tangan dan bola

1.      Bola yang digunakan adalah bola besar (ukuran bola kaki)
2.      Anak-anak berdiri dalam lingkaran dengan jarak sekitar 1 meter
3.      Bola dioperkan dari satu anak kepada anak lainnya yang berada dalam lingkaran
4.      Anak yang berada diluar lingkaran berusaha menyentuh bola dengan sapu tangan yang
dipegangnya, namun tidak boleh menyentuh anak-anak yang mengoperkan bola
5.      Anak yang mengoperkan bola berusaha agar bola yang dipegangnya tidak dapat disentuh
saputangan sehingga suasana menjadi riuh.
6.      Anak yang bolanya disentuh saputangan (ketika dipegang atau sedang dioper ) atau anak
yang tidak dapat menangkap bola yang dioper kepadanya harus keluar dari lingkaran dan
menggantikan anak yang memegang saputangan.
7.      Guru bertindak sebagai pemimpin di tengah lingkaran.

§ Permainan dengan alat


– Mana Sepatuku

1.      Alat yang digunakan adalah sepatu anak-anak dan guru


2.      Semua sepatu dicampur dan diaduk-aduk dan diletakkan diujung ruangan. Diujung lainnya
dibuat garis memanjang.
3.      Anak-anak dibagi menjadi 2 kelompok, kemudian tiap kelompok berbaris diatas garis
4.      Dengan adanya aba-aba guru anak terdepan berlari kearah sepatu berada, mencari dan
memakai sepatunya
5.      Demikian seterusnya sampai anak terakhir memakai sepatunya
6.      Kelompok yang anggotanya terakhirnya selesai labih dulu memakai sepatu adalah kelompok
yang menang.
7.      Sepatu dapat ditambahkan dengan sepatu anak-anak yang menonton. Guru selalu
mengumpulkan kembali sepatu yang bertebaran ketika anak mencari sepatunya.
§ Permainan tanpa alat
– Kata ibu guru
1.      anak-anak duduk dalam lingkaran menghadap ke tengah
2.      Ditengah berdiri seorang anak menjadi pemimpin
3.      Anak tersebut memberi perintah kepada anak lain yang harus di laksanakan perintah tersebut
didahului dengan “kata ibu guru”. Misalnya, “kata ibu guru tepuk tangan 3 kali”
4.      Bila pemimpin hanya mengatakan “tepuk tangan 3 kali” anak-anak tidak boleh mengikutinya
5.      Bila ada yang melakukan perintah tersebut dia harus keluar dari lingkaran atau anak yang
tidak melakukan perintah sesuai aba-aba atau salah melakukan “kata ibu guru” juga harus
keluar dari lingkaran.
6.      Begitu seterusnya sampai anak-anak habis

§ Permainan dengan angka


– Berbasis menurut angka
1.      Permainan ini dimainkan sekurang-kurangnya 10 anak
2.      Alat yang digunakan adalah kartu angka (1-10)
3.      10 anak maju masuk ke dalam lingkaran yang sudah disiapkan
4.      Guru menebarkan kartu angka secara tertutup dilantai
5.      Setelah anak mendengar aba-aba, anak-anak mengambil satu kartu angka, kemudian mulai
mengatur barisan berderet ke samping sesuai urutan angka dalam kartu yang didapatnya
6.      Kerjasama antar peserta sangat diperlukan untuk dapat menyelesaikan tugas dengan baik
7.      Agar ada tantangan dapat dimainkan oleh 2 dan atau 3 kelompok sekaligus dan guru harus
mempersiapkan beberapa set kartu angka. Kelompok yang lebih cepat menyusun barisan
dengan urutan yang benar merupakan kelompok pemenang

§ Permainan dengan nyanyian


– Bermain sepatu
1.      Anak-anak melepas sepatu dan duduk dilantai membentuk lingkaran menghadap ke dalam
dengan jarak 1,5 m
2.      Setiap anak meletakkan sepatunya dihadapannya. Salah satu anak sepatunya diganti sepatu
guru
3.      Dengan aba-aba guru, anak-anak mulai menyanyi dengan tempo biasa sambil menggeser
sepatumya mengikuti irama lagu. Setelah lagu berakhir sepatu juga berhenti (satu putaran,
lagu dinyanyikan 2 kali)
4.      Anak yang mendapat sepatu guru didepannya harus berhenti bermain
5.      Permainan dilanjutkan sampai hanya tertinggal satu pemain lagi. Makin sedikit jumlah
pemain, lagu makin dipercepat.

E. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI

1.      Social  affective play


Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk
permainan,misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,dengan bermain
anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2.      Sense   of pleasure play


Anak memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,dengan bermain dapat
merangsang perabaan alat,misalnya bermain air atau pasir.
3.      Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan
melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4.      Dramatika play role  play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu

F. MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL BERMAIN

1.      Solitary play


Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermai
disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Todler.
2.      Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan
yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling
tergantung, biasanya dilakukan oleh            anak     preischool
Contoh : bermain balok
3.      Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi belum
terorganisasi dengan baik,belum ada pembagian tugas,anak bermain sesukanya.
4.      Kooperatif     play
            Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Bissanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen
G. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1.      Perkembangan Sensori Motorik      
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,misalnya meraih pensil.
2.      Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)

3.      Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.

4.      Perkembangan Sosial            

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam
kelompok.

5.     KesadaranDiri (Self  Awareness)


Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain.

6.      Perkembangan Moral

 Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman menyesuaikan dengan
aturan       kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran.

7.      Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya :
marah,takut,benci.

8.      Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat mengatakan secara
verbal, misalnya : melukis,menggambar,bermain peran.

H.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1.      Tahap perkembangan,tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan


2.      Status kesehatan,anak sakit → perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3.      Jenis kelamin
4.      Lingkungan  → lokasi,negara,kultur.
5.      Alat permainan → senang dapat         menggunakan
6.      Intelegensia dan status social ekonomi

I. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1 TahapEksplorasi
Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2.      Tahap Permainan


Setelah tahu cara bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.

3.      Tahap Bermain Sungguhan

Anak sudah ikut dalam perminan.

4.      Tahap Melamun


Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

J. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN


1.      Usia 0 – 12 bulan
 Tujuannya adalah :
1)   Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap, menggenggam.
2)   Melatih kerjasama mata dan tangan.
3)   Melatih kerjasama mata dan telinga.
4)   Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5)   Melatih mengenal sumber asal suara.
6)   Melatih kepekaan perabaan.
7)   Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
 Alat permainan yang dianjurkan :
1)   Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
2)   Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3)   Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4)   Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5)   Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2.    Usia 13 – 24 bulan
 Tujuannya adalah :
1)   Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
2)   Memperkenalkan sumber suara.
3)   Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
4)   Melatih imajinasinya.
5)   Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang
menarik
 Alat permainan yang dianjurkan:
1)   Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
2)   Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3)   Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak mudah
pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus
besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3.      Usia 25 – 36  bulan
 Tujuannya adalah ;
1)        Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2)        Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3)        Melatih motorik halus dan kasar.
4)        Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan
warna).
5)        Melatih kerjasama mata dan tangan.
6)        Melatih daya imajinansi.
7)        Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
 Alat permainan yang dianjurkan :
1)        Alat-alat untuk menggambar.
2)        Lilin yang dapat dibentuk
3)        Pasel (puzzel) sederhana.
4)        Manik-manik ukuran besar.
5)        Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
6)        Bola.
4.      Usia 32 – 72 bulan
 Tujuannya adalah  :
1)        Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2)        Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3)        Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
4)        Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
5)        Membedakan benda dengan permukaan.
6)        Menumbuhkan sportivitas.
7)        Mengembangkan kepercayaan diri.
8)        Mengembangkan kreativitas.
9)        Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
10)    Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
11)    Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar rumahnya.
12)    Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian
mengenai terapung dan tenggelam.
13)    Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
 Alat permainan yang dianjurkan :
1)   Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar &
tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
2)   Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.

5.      Usia Prasekolah


 Alat permainan yang dianjurkan :
1.    Alat olah raga.
2.    Alat masak
3.    Alat menghitung
4.    Sepeda roda tiga
5.    Benda berbagai macam ukuran.
6.    Boneka tangan.
7.    Mobil.
8.    Kapal terbang.
9.    Kapal laut dsb
6.      Usia sekolah
 Jenis permainan yang dianjurkan :
1)   Pada anak laki-laki : mekanik.
2)   Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7.      Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi,
video games, permainan pemecahan masalah.
8.      Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.
Bermain di Masa Bayi
Usia Stimulasi Visual Stimulasi Stim
(bulan) Auditoris Takti

Aktivitas yang
dianjurkan
Lahir-1 Lihatlah bayi pada jarak dekat
Gantungkan objek terang berkilat dalam jarak 20-25 cm dari wajah bayi
dan di garis tengah
Gantungkan mobil-mobilan dengan desain hitam dan putih
Bicara pada bayi, bernyanyi dengan suara lembut
Mainkan kotak musik, radio, televisi
Latakkan jam berdetik atau metronom di dekatnya
Gendong, belai, dan sayang
Pertahankan agar bayi hangat
Mungkin suka dibedong
Ayun bayi, tempatkan di kereta
Gunakan carriage untuk berjalan-jalan
2-3 Berikan objek terang
Buat agar ruangan terang dengan gambar dan cermin
Bawa bayi ke berbagai ruangan sambil melakukan tugas
Tempatkan bayi di kursi bayi untuk pandangan vertikal pada
lingkungan
Bicara pada bayi
Masukkan dalam kebersamaan keluarga
Pajankan pada berbagai kebisingan lingkungan selain kebisingan rumah
saja
Gunakan mainan yang jika digoyangkan akan mengeluarkan suara (mis:
kerincingan)
Belai bayi sambil mmandikan, pada penggantian popok
Sisir rambut dengan sikat halus
Gunakan pengayun bayi
Bawa ke mobil untuk berkendara
Latih tubuh dengan menggerakkan ekstremitas dalam gerakan berenang
Gunakan ayunan gim
4-6 Tempatkan bayi di depan cermin tidak dapat pecah
Berikan mainan berwarna terang untuk di pegang (cukup kecil untuk di
genggam)
Bicara pada bayi, ulangi bunyi yang dibuat bayi
Tertawa bila bayi tertawa
Panggil bayi dengan namanya
Remas kertas yang berbeda di telinga bayi
Tempatkan mainan yang jika digoyangkan akan mengeluarkan bunyi
atau bel di tangan bayi
Berikan pada bayi mainan remasan yang lembut dengan berbagai
tekstur
Biarkan mencebur di saat mandi
Tempatkan tubuh bayi  yang telanjang di atas permadani yang lembut
dan halus dan gerakkan ekstremitas
Gunakan ayunan atau stroller
Lambungkan bayi dipangkuan sambil memegangnya dalam posisi
berdiri
Sokong bayi dalam posisi duduk, biarkan bayi condong ke depan untuk
keseimbangan diri
Tempatkan bayi di lantai untuk merangkak, berguling, duduk
6-9 Berikan pada bayi mainan yang besar dengan warna terang, bagian yang
dapat bergerak, dan dapat berbunyi
Tempatkan cermin yang tidak dapat pecah dimana bayi dapat melihat
dirinya
Mainkan ciluk ba, khususnya menyembunyikan wajah di balik handuk
Buat wajah lucu untuk mendorong imitasi
Berikan bola rajutan atau benang untuk ditarik
Panggil bayi dengan namanya
Ulangi kata sederhan seperti “dada” “mama” “daag-daag”
Bicara dengan jelas
Sebutkan nama bagian tubuh, orang, dan makanan
Beri tahu bayi apa yang anda lakukan
Gunakan “tidak” hanya bila perlu
Berikan perintah sederhan
Tunjukkan bagaimana menepuk yangan, memukul drum
Biarkan bayi bermain dengan kain dari berbagai tekstur
Berikan mangkuk yang berisi makanan dengan ukuran dan tekstur yang
berbeda untuk dirasakan
Biarkan bayi “menangkap” air mengalir
Anjurkan anak untuk “berenang” di bak besar atau kolam dangkal
Berikan gumpalan plester yang lengket untuk memanipulasi
Pegang tegak untuk merasakan beban berat badan dam lambungkan
Naikkan, kata “naik”
Turunkan, kata “turun”
Tempatkan mainan di luar jangkauan, dorong bayi mengambilnya
Mainkan pat-a-cake
9-12 Tunjukkan pada bayi gambar yang besar di dalam buku
Bawa bayi ke tempat dimana ada bintang, banyak orang, objek berbeda
(pusat perbelanjaan)
Mainkan bola dengan menggelindingkannya ke anak, dan ajarkan untuk
melakukan “lemparan” kembali
Demonstrasikan cara pembangunan menara dua-blok
Bacakan untuk bayi cerita nina bobo sederhana
Tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan salah satunya
Tiru bunyi binatang
Berikan pada bayi makanan yang dipegang dengan tekstur yang
berbeda-beda
Biarkan bayi menghancurkan dan memberantakkan makanan
Biarkan bayi merasakan objek dingin (es batu) atau hangat, katakan
berapa suhu masing-masing objek tersebut
Berikan bayi merasakan angin sepoi-sepoi
(tiupan kipas angin)
Berikan mainan besar yang dapat ditarik dorong
Tempatkan perabot dalam lingkaran untuk mendorong
pengeksplorasian
Kembalikan pada posisi yang berbeda
Mainan yang
dianjurkan
Lahir-6 Mobil mainan anak-anak
Cermin yang tidak dapat pecah
Lihat pelindung benturan
Selimut berwarna kontras
Kotak musik
Mobil musik
Bel keranjang bayi
Mainan kecil yang jika digoyangkan akan mengeluarkan bunyi dan
dapat dipegang
· Mainan binatang
· Pakaian halus
· Selimut kapas lembut atau halus
· Mobil halus
· Keranjang/ayunan
· Mainan yang diperberat atau dihisap
· Ayunan bayi
6-12 Berbagai blok berwarna
Kotak atau cangkir berjaring
Buku dengan cerita dan gambar yang terang
Benang dengan diameter besar
Mainan dengan bagian yang mudah dilepas
Bola besar
Cangkir dan sendok
Puzzle besar
Jack-in-the-box
Mainan yang jika digoyangkan akan menumbulakan bunyi (kerincing)
dengan ukuran, bentuk, dan suara yang berbeda serta berwarna terang
Binatang dan boneka yang berdecit
Rekam musik yang ringan dan berirama
· Binatang-binatangan dan boneka dengan tekstur yang lembut dan
berbeda-beda
· Mainan beringga, mainan yang mengapung
· Mainan yang dapat diremas-remas
· Mainan yang untuk digigit
· Buku-buku dengan tekstur atau objek seperti bulu binatang dan
resleting
· Boks aktivitas untuk keranjang bayi
· Mainan yang dapat didorong dan ditarik
· Ayunan angi
 Bermain Selama Masa Todler

Perkembangan Fisik Perkembangan Sosial Perkembangan mental dan


Kreativitas
Aktivitas yang dianjurkan
Beri ruang untuk mendorong
aktivitas fisik
Beri kotak mainan, ayunan,
dan alat bermain lain
Berikan replika alat-alat orang
dewasa dan alat untuk
bermain imitatif
Izinkan anak untuk
“membantu” tugas orang
dewasa
Anjurkan untuk bermain
imitatif
Berikan mainan dan aktivitas
yang memungkinkan
ekspresi perasaan
Izinkan anak untuk bermain
dengan bebrapa hal aktual
yang digunakan di dunia
orang dewasa, misalnya:
biarkan anak untuk
membantu mencuci piring
atau bermain dengan panci
dan penggorengan atau alat-
alat lain (periksa keamana)
Berikan permainan air
Anjurkan untuk membentuk,
menggambar dan mewarnai
Berikan tekstur yang berbeda
pada objek untuk bermain
Berikan kotak yang besar dan
wadah lain yang aman untuk
permainan imajinatif
Bacakan cerita yang sesuai
dengan usia
Mainan yang dianjurkan
Mainan yang dapat ditarik atau
didorong
Kuda-kudaan yang dapat
bergoyang
Mainan yang dapat dikendarai
Bola
Balok (yang tidak dicat)
Papan ketuk
Gym yang rendah dan
seluncur
Ember dan sekop kecil
Containers
Adonan mainan
Musik dan rekaman mainan
atau tape recorder
Dompet
Mainan rumah tangga
Telepon mainan
Piring, kompor, meja, dan
kursi mainan cermin
Wayang, boneka-bonekaan
Puzzle kayu
Buku yang berisi gambar
pakaian
Kertas, cat jari, kerayon tebal
Balok
Manik-manik besar bertali
Sepatu kayu
Program TV yang tepat

  Bermain Selama Usia Pra-sekolah


Perkembangan Fisik Perkembangan Sosial Perkembangan Mental dan
Kreativitas
Aktivitas yang dianjurkan
Memberikan ruang untuk anak
untuk belari, melompat, dan
memanjat
Ajarkan anak untuk berenang
Ajarkan olahraga dan aktivitas
yang sederhana
Anjurkan interaksi dengan
anak-anak tetangga
Halangi anak jika ia menjadi
destruktif
Daftarkan anak ke sekolah
khusus untuk anak-anak
prasekolah
Anjurkan usaha yang kreatif
dengan bahan mentah
Membaca cerita
Pantau tontonan televisi
Hadirkan teater dan peristiwa
budaya lainnya yang sesuai
dengan usia anak
Ajaklah anak berjalan-jalan
sejenak ke taman, pantai,
museum
Mainan yang dianjurkan
Papan jungkat-jungkit
Perosotan dengan tinggi
sedang
Ayunan yang dapat diatur
Kendaraan yang dapat
dikendarai
Sepeda roda tiga
Mengurangi kolam
Kereta sorong
Kereta luncur
Wagon
Roller skates
Rumah mainan berukuran
anak
Boneka
Piring,meja
Papan setriks dan setrikanya
Mesin kasir dan mesin tulis
mainan
Truk, mobil, kereta, pesawat
Baju-baju mainan untuk
berdandan
Carriage boneka, tempat tidur,
dan kursi tingginya
Peralatan dokter dan perawat
Paku, palu, dan gergaji
Alat-alat berdandan, alat tata
rias dan alat cukur mainan
Buku-buku
Puzzle jigsaw
Mainan bermusik (xilophone,
piano maianan, drum,
terompet)
Permainan gambar
Guntuing tumpul, lem, kertas
Kertas koran, krayon, cat
poster, kuas besar, cat jari
easel
Mainan bermusik dan
berirama
Papan flanel dan secarik kain
yang berwarna dan
berbentuk
Pregummed berbentuk
geometrik (berwarna)
Rekaman, tape
Papan tuli dan kapur
(berwarna dan putih)
Rangkaian konstruksi kayu
dan plastik
Kaca pembesar, magnet

K. BERMAIN DI RUMAH SAKIT


      Fungsi bermain di rumah sakit
 Fasilitasi penguasaan situasi yang tidak familiar
 Beri kesempatan untuk membuat keputusan dan control
 Bantu untuk mengurangi stress terhadap perpisahan
 Beri kesempatan untuk mempelajari tentang bagian-bagian tubuh, fungsinya, dan penyakit
atau kecacatan sendiri
 Perbaikai konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur
medis
 Beri peralihan dan relaksasi
 Bantu anak untuk merasa lebih aman dalam lingkungan yang asing
 Beri cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan
 Anjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-aikap yang positif terhadap orang
lain
 Beri cara untuk mencapai tujuan-tujuan terapeutik
      Menggunakan bermain dalam prosedur
PROYEK-PROYEK YANG MELIBATKAN RUTINITAS RUMAH SAKIT DAN
LINGKUNGAN
 BERMAIN BAHASA
  Sebutkan kata kerja yang ditemukan di rumah sakit dan apa yang mereka laukukan atau
bagaimana mereka digunakan ; kenali gambar dan kata peralatan rumah sakit dan atau
cocokan kata kerja tersebut.
  Susun kata kerja rumah sakit ( kata – kata pada kartu ) ke dalm orang, tempat, dan barang.
  Sebutkan peralatan yang ditemukan dirumah sakit. Salah satu anak memberi gambaran
penggunannya, dan anak yang lain menebak alat mana yang digambarkan.
  Minta anak menulis, mengilustrasikan cerita:”rumah sakit di masa depan”,sesuatu yang saya
suka dan tidak saya suka di rumah sakit.”
  Simpan jurnal dengan gambar ( hanya dengan keterangan atau cerita ),”Saya di Rumah Sakit,”
“ Bagian tubuh saya yang sakit,” “Dokter saya” “Perawat Saya” “Ruangan Saya”, “ Ruangan
Saya” “Saya di Rumah dan Keluarga Saya.”Teman Sekamar Saya” “Sebelum Saya Sakit”
“Setelah Saya Sakit”.

      ILMIAH

  Pelajari tentang sistem tubuh. Sebutkan, urutkan berdasarkan abjab, buat sebuah gambar, buat
organ dari tanah lempung atau lilin mainan, minta anak untuk mengidentifikasi bagian sistem
tubuh mana yang terlibat dalam masalah medis.
  Pelajari tentang nutrisi secara umum dan alasan diet khusus.
  Diskusikan bagaiman cara kerja obat, traksi, dan gips, bagaimana kesembuhan itu memerlukan
waktu.

      MATEMATIKA

  Gunakan materi rumah sakit untuk mendiskusikan, sistemmetrik dan membuat anak semakin
familiar dengan berat, panjang, dan volume badan. Untuk secara rutin dalam satuan dan objek
rumah sakit yang tepat.
  Masalah kata rumah sakit, gunakan situasi rumah sakit ( mis, Jika setiap perawat bekerja 8 jam
per shift dan anak perlu enam perawat pad setiap shift berapa banyak perawat yang kamu
perlukan untuk satu hari)
      ILMU SOSIAL

  Berapa banyak jumlah pekerjaan yang ada di rumah sakit?. Anak yang lebih tua usianya dapat
menjelaskan dengan detail tentang keahlian dan pendidikan yang diperlukan untuk pekerjaan
– pekerjaan tersebut.

      GEOGRAFI

  Buat peta tentang unit atau rumah sakit.


  Buat peta tentang apa yang dilihat dari jendela rumah sakit-cari pada peta letak
kota/desa/propinsi.

      RIWAYAT

  Teliti sejarah rumah sakit, sejarah cabang ilmu kedokteran atau profesi kedokteran, cari tahu
lebihbanyak tentang orang terkenal Dallam sejarah kedokteran ( hipocrates, Florence
Nightingale, Clara Barton, Roentgen ) atau penemuan-penemuan dan kemajuan di bidang
medis ( lensa pertama, penemuan penisilin )

      INTERAKSI DENGAN DEPARTEMEN DAN KARYAWAN RUMAH SAKIT

 Lakukan kunjungan lapangan ke kafetaria, dapur, laboratorium hewan, tempat bersejarah di


rumah sakit, kantor (catatan medis,dll)
 Minta karyawan rumah sakit untuk bercerits tentang profesi mereka (insinyur listrik,
keamanan, rumah tangga, perawat, dokter, teknisi, humas, pekerja social, ahli farmasi, ahli
terapi okupasi dan fisik)
 Minta staf mengajarkan bagian dari pelajaran (perawat atau dokter mendiskusikan bagaimana
obat-obat tersebut bekerja, teknisi menjelaskan tentang sinar-x, ahli diet menjelaskan tentang
aspek nutrisi)
      AKTIVITAS BERMAIN UNTUK PROSEDUR KHUSUS
 Masukan cairan
 Buat es lollipop dengan menggunakan jus kesukaan anak.
 Potong agar-agar menjadi bentuk-bentuk yang lucu (untuk membuat agar-agar yang cukup
keras, gunakan setengah dari jumlah air yang dianjurkan)
 Buat permainan menghisap bila membalikkan halaman buku atau dalam permainan seperti
permainan “Simon Says “
 Gunakan cangkir obat yang kecil, gambari cangkir tersebut
 Warnai air dengan pewarna makanan atau campuran bubuk minuman
 Buat pesta teh ; lakukan di meja kecil
 Minta anak mengisi spuit dan menyemprotkannya ke dalam mulutnya atau gunakan untuk
mengisi cangkir kecil yang didekorasi
 Potong sedotan menjadi dua dan tempatkan dalam wadah kecil (agar anak lebih mudah untuk
menghisap cairan)
 Hiasi sedotan tersebut – potong rancangan kecil dengan dua lubang dan masukan sedotan
melewatinya; tempatkan stiker kecil di sedotan
 Gunakan sedotan “gila”
 Buat “ poster kemajuan “ ; berikan pujian bila anak mau minum dalam jumlah yang telah
ditentukan.
 Nafas Dalam
 Tiup gelembung dengan peniup gelembung
 Tiup gelembung dengan sedotan (tanpa sabun)
 Tiup pinwheel, bulu ,peluit, harmonica, balon, terompet mainan, peniup pesta
 Praktikan instrument band
 Lakukan kontes meniup dengan menggunakan balon, kapal, bola kapas, bulu, kelereng, bola
pingpong, selembar kertas; tiup suatu objek di permukaan meja, air, melalui lubang, ke udara,
terhadap penahan, atau ke atas dan ke bawah suatu benang
 Hisap kertas atau kain dari satu wadah ke awadah lain dengan menggunakan sedotan
 Gunakan botol tiupan dengan air berwarna untuk memindahkan air dari satu sisi ke sisi lain
 Cerita drama, seperti “ Saya akan marah dan akan saya tiup rubuh rumah kamu “ dari “ The
three little pigs “
 Lakukan menggambar dengan tiupan sedotan
 Tarik nafas dalam dan “tiup lilin” pada kue ulang tahun
 Gunakan kuas kecil untuk “ mengecat” kuku dengan air dan tiup kuku sampai kering
 Rentang gerak dan penggunaan ekstremitas
 Lemparkan kantong kacang pada target yang diam atau dapat bergerak, gulung kertas ke dalam
keranjang sampah
 Sentuh atau tendang balon Mylar yang digantung atau dipegang dalam posisi yang berbeda
(bila anak memakai traksi, balaon digantung pada trapeze)
 Mainkan “ tickle toes “ lakukan sesuai permintaan
 Mainkan permainan Twister atau “Simon Says”
 Mainkan permainan pura-pura atau tebak-tebakan, seperti mengikuti seekor burung, kupu-
kupu, kuda
 Lakukan lomba balap sepeda roda tiga atau kursi roda di area yang aman
 Lakukan permainan menendang dan melempar bola dengan bola busa yang lembut di tempat
yang aman
 Posisikan tempat tidur sehingga anak harus memutar badannya jika ingin melihat televisi atau
pintu keluar
 Memanjat didnding seperti “laba-laba“
 Objek-objek kecil seperti koin dan kelereng serta sarung tanagn yang seperti karet atau balon
tidak aman untuk digunakan anak kecil karena adanya kemungkinan bahaya aspirasi dan
sufokasi
 Berpura-pura mengajarkan dansa “aeorobik” atau latihan ; anjurkan orang tua untuk
berpartisipasi
 Anjurkan unuk berenang, bila mungkin
 Mainkan video games atau pinball (gerakan motorik halus)
 Mainkan permainan “ petak-umpet” sembunyikan mainan di mana saja di tempat tidur (atau
ruangan, bila anak mampu berambulasi) dan minta anak mencarinya dengan menggunakan
tangan atau kaki
 Berikan tanah liat untuk dimainkan dengan jari
 Cat atau buat gambar di kertas besar yang diletakkan di lantai atau dinding
 Anjurkan untuk menyisir rambutnya sendiri : bermain “salon-salonan” dengan “ pelanggan”
dalam posisi yang berbeda.
 Berendam
  Bermain dengan mainan atau objek kecil( cangkir, spuit, sabun cuci ) dalam air.
  Cuci boneka atau mainan
  Tambahkan gelembung-gelembung pada air mandi bila diijinkan, gerakkan gelembung untuk
membuat bentuk atau “monster”
  Mengambil kelereng, koin dari dasar wadah.
  Buat design dengan koin di dasar wadah
  Berpura – pura untuk membuat perahu atau kapal selam dengan menjaganya agar tetap
tercelup.
  Potong suatu design dalam spon kering atau gunakan kapsul mainan yang dijual yang berisi
design dan direndam agr air hangat agar design tersebut menjadi besar ( gunakan kapsul
untuk anak di atas usia 3 tahun )
  Bacakan cerita untuk anak selama berendam, bernyanyilah bersama anak, atau laskukan
permainan seperti kartu, checker, atau permainan papan lainnya ( bila kedua tangan
direndam, gerakkan potongan papan tersebut untuk anak)
  Berikan pada anak sesuatu untuk didengar ( music, cerita ) atau dilihat ( viewmasker, buku,
dll)
  Isi sebuah cangkir plastic yang sebagian bawahnya dilubangi, dan buatlah “hujan” dia tas anak
tersebut.
 Injeksi
  Biarkan anak memegang spuit, vial, swab alcohol dan berikan injeksi pada boneka atau
binatang mainan.
  Gunakan spuit untuk menggambari kue dengan frosting, cat semprot, atau target tusukan ke
dalam wadah.
  Gmbarkan “lingkaran ajaib” di area injeksi sebelum injeksi dilakukan, gambarkan wajah
tersenyum dalm lingkaran setelah injeksi, tetapi hindari menggambar pada sisi yang disuntik.
  Biarkan anak mempunyai “koleksi” spuit (tanpa jarum), buat objek-objek kreatif yang “liar”
dengan spuit-spuit tersebut.
  Bila dilakuakn injeksi multiple atau pungsi, buatlah “poster kemajuan” , beri pujian atas
jumlah injeksi yang sudah ditentukan sebelumnya.
  Minta anak menghitung sampai 10 atau 15 selama injeksi.
 Ambulasi
  Berikan pada anak sesuatu untuk didorong
  Toddler-mainan tarik dorong
  Usia sekolah-mendekorasi tiang infuse.
  Remaja-seorang bayi di kursi roda atau stroller.
  Membuat parade membuat topi, drum, dll
  Memperluas lingkungan ( pasien ditraksi dll )
  Buat tempat tidur menjadi bentuk kapal atau pesawat dengan dekorasi.
  Tempatkan cermin agar pasien dapat melihat sekeliling pasien.
  Gerakkan tempat tidur pasen dengan sering, khususnya ke ruang bermain, koridor atau keluar.

L.  CONTOH PRPOSAL TERAPI BERMAIN

PROPOSAL TERAPI BERMAIN  “ULAR TANGGA”


DI RUANG BERMAIN ANAK RSUP SANGGLAH DENPASAR
Pokok Pembahasan                 : Terapi Bermain Pada Anak Usia Prasekolah.
Sub Pokok Pembahasan          : Bermain Ular Tangga.
Tanggal/ Jam                           : 30 April 2012.
Tempat                                    : Ruang Bermain Anak RSUP Sangglah Denpasar.
Sasaran                                    : Anak Usia Prasekolah ( Usia 3-5 tahun).
Waktu                                                 : 70 menit.
Deskripsi waktu                      :
Persiapan         : 10 menit.
Perkenalan       : 5 menit.
Permainan       : 30 menit.
Menyimak       : 5 menit.
Tanya jawab    : 10 menit.
Terminasi         : 10 menit
I.     LATAR BELAKANG
Bermain merupakan kebutuhan dasar anak. Bermain merupakan kegiatan gerak darianak
baik pasif maupun aktif untuk menyalurkan kreasinya dan menghilangkan konflik daridalam
diri anak yang disardari atau pun yang tidak disadari. Selain sebagai cara penghilangkonflik
bagi anak, bermain juga merupakan terapi dalam proses keperawatan.
Melalui proses bermain, tanpa disadari semua aspek perkembangan anak bisa tumbuh
dengan optimal sehingga bisa menjadi anak yang cerdas. Aspek perkembangan anak dapat
ditimbulkan secara optimal dan maksimal melalui kegiatan bermain. Mengajak bermain
diusia dini / prasekolah dapat membantu perkembangan mental dan kecerdasan anak. Dalam
sub pokok bahasan yang kita angkat padaterapi bermain ini adalah bermain ular tangga
dengan sasaran anak usia prasekolah, dimanadengan bermain ular tangga dapat melatih
kreatifitas dan kesabaran anak.
II.  TUJUAN
A.       Tujuan Umum.
Setelah dilakukan pemainan, diharapkan pada anak dapat mengembangkankreativitas dan
kesabaran melalui pengalaman, dapat beradaptasi efektif terhadap stresskarena penyakit
dan di rawat di rumah sakit. Serta dapat meningkatkan optimis pada dirinyauntuk sembuh
agar pengobatan dapat berjalan dengan baik.
B.       Tujuan khusus
Setelah bermain anak diharapkan:
1.Bisa berinteraksi dengan sesama pasien dan dengan perawat.
2.Dapat mengembangkan sosial , motorik halus, bahasa, dan motorik kasar.
3.Dapat beradaptasi dengan stress dalam diri.
4.Kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan.
III. METODE
            Metode terapi bermain yang digunakan adalah individu di dalam kelompok,
dimanasejumlah anak prasekolah dikumpulkan dalam satu permainan ular tangga terdiri dari
2-3orang. Namun di dalam permainan ini seorang anak diharapkan bermain secara
individudalam bentuk perlombaan. Tujuannya: seorang anak dapat berperan individu dalam
sebuah permainan dan beradaptasi dengan sterss yang dialami dan lingkungan. Selain
itu diharapkan pada anak dapat mengasah daya kreatifitas kesabaran antara sesama melalui pe
rmainan ular tangga.
VI. MEDIA DAN ALAT
 1.Meja
2.Kursi
3. Permainan ular tangga
V. KEGIATAN PERMAINAN
N KEGIATAN RESPON ANAK WAKTU
O
1. Persiapan Ruangan, alat, anak dan 10 menit
Menyiapkan keluarga siap.
ruangan.Menyiapkan alat-
alat.Menyiapkan anak dan
keluarga

2. Pembukaan : Menjawab salam, 5 menit


Membuka proses terapi memperkenalkan diri
bermaindengan
mengucapkan
salam,memperkenalkan diri.
3. Isi:
Menjelaskan kepada anak & 5 menit
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain,
menjelaskan cara
permainan
Mengajak anak bermain
( bermain ular tangga ) 30 menit
Mengevaluasi respon anak
dan keluarga
10 menit
4. Penutup Memperhatikan dan 10 menit
Menyimpulkan, menjawab salam
mengucapkansalam

VI.  PENGORGANISASIAN
1.      Leader      : Wawan Sanjaya
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yaitu membuka dan
menutupkegiatan ini.
2.      Co Leader : Hengki Saputra
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan cara bermain dalam
terapi bermain.
3.      Fasilitator :  Yoga, Windu, Suamba
Mempersiapkan alat dan tempat permainan serta mendampingi setiap peserta
dalam terapi bermain.
4.      Observer : Ngakan
Mempasilitasi pelaksanaan terapi bermain, mengobservasi, mengamati dan mencatat jalannya
terapi bermain.

VII. SETTING TEMPAT


Terapi bermain ini dilakukan di ruang terapi bermain dengan setting tempat sebagai
berikut :

VIII. EVALUASI
  Anak telah belajar memecahkan masalah melalui eksplorasi alat mainannya
  Anak dapat mengembangkan hubungan social, komunikasi dan belajar untuk sabar dansaling
menghargai.
  Anak mampu mengatur dalam tingkah lakunya, misalkan jika anak A mendapat giliran,maka
anak B memberikan kesempatan dalam melempar dadu.
  Anak dapat mmpelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya terutama dari orang tua dan
guru
  Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stress selama hospitalisasi, anak dapatmengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya(distruksi dan relaksasi)
  Anak dapat berintraksi dengan anak lain dan perawat

1.    Struktur
Evaluasi Dari Persiapan ,Tempat, Kontrak Waktu Sudah Dilakukana.
a.     Dimulai dari leader, co leader, observer, dan fasilitator 
b.    Fasilitator memberikan permainan ular tangga.
c.     Terapi bermain dilakukan di ruang bermain anak(RSUP Sanglah)
d.    Minta anak untuk bermain ular tangga bersama.
e.     Berikan waktu 30 menit untuk bermain ular tangga2.

2.    Evaluasi Prosesa.


a.    Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur.
b.    Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik.
c.    Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan.
d.   100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir 3.

3.    Evaluasi Hasil


a.    100 % anak merasa aman dan nyaman
b.    100 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c.    63,3 % anak dapat menyatakan perasaan senang

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama
saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk
perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral
sekaligus terapi anak saat sakit.
            bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas
dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk beradaptasi secara efektif
terhadap stress karena sakit dan di rawat di Rumah Sakit.

B.     Saran
            Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit.Jadi sebaiknya di RS
juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah
sakit.Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan
terapi di rumah dan di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

      Hurlock E B,1991,Perkembangan Anak Jilid I,Erlangga Jakarta.

      Markum dkk,1990,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,IDI            Jakarta.

      Soetjiningsih,1995,Tumbuh Kembang      Anak,EGC,Jakarta.

      Noname. (2006). Pengaruh permaianan pada perkembangan anak.


      Terdapat pada :http://info.balitacerdas.com.Diakses pada tanggal 10 Juli 2006.

Anda mungkin juga menyukai