Anda di halaman 1dari 22

DI SUSUN

SYUKUR JULIANTO GULO, S.Kep, Ns., MkM

BAB 1V
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 45 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Griya No. 156 B
Tanggal masuk RS : 15 Mei 2020
Nomor Registrasi : 00.80.94.82
Ruangan/kamar : Mawar
Diagnosa medis : Cronic kidney disease (CKD)
Tanggal Pengkajian : 15 Mei 2020
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. M
Hubungan dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Setia Luhur No. 156 B
3.1.2 Keluhan Utama
Mual, muntah, lemas dan kedua kaki bengkak
3.1.3 Riwayat kesehatan sekarang
Setelah dilakukan pengkajian terhadap pasien, diperoleh hasil: Pasien
mengtakan mual dan muntah,lemas dan kaki bengkak disebabkan karena penyakit
GGk dan tidak nafsu makan sehingga sering lemas. Hal yang dapat mengurangi
keluhan adalah beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat serta membatasi
cairan. Frekuensi muntah 2 - 4 kali/hari,keluhan mual, muntah dan tidak nafsu
30

makan dirasakan klen sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit,
kelemahan dan kedua kaki bengkak dialami pasien sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit.
3.1.4 Riwayat kesehatan masa lalu
Istri pasien mengatakan bahwa ± 8 tahun yang lalu, pasien didiagnosa
menderita penyakit diabetes melitus. Kemudian pasien terdiagnosa penyakit
gagal ginjal sejak September 2014 atau sekitar ± 5 tahun yang lalu dan 3 tahun
terakhir, pasien dianjurkan untuk mengikuti hemodialisa (HD) hingga sekarang
dengan jadwal HD rutin 2 kali dalam seminggu.
3.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarga yang lain tidak ada yang menderita
penyakit gagal ginjal kronik maupun DM, baik dari keluarga pihak suami maupun
keluarga dari pihak istri. Ayah pasien meninggal dikarenakan kecelakaan. Pasien
memiliki 3 orang saudara laki-laki dan 2 orang saudara perempuan.Pasien sudah
menikah dan memiliki 2 anak laki-laki.
Genogram

Keterangan :

: Meninggal : Perempuan

: Laki - laki : Pasien

: Tinggal Serumah
31

3.1.6 Riwayat Psikososial


Pada saat berkomunikasi pasien menggunakan bahasa Indonesia.Pasien
mengatakan ingin cepat sembuh dan dapat kembali bekerja untuk mencari
nafkah.Pasien sering mengungkapkan cerita masa lalu pasien diwaktu sehat, dan
merasa sedih melihat kondisi saat ini.Pasien mengatakan terkadang cemas dengan
dengan segala ketidakpastian kesembuhan penyakitnya dan segala kemungkinan
yang akan terjadi kedepannya. Hal ini dikarenakan banyaknya kematian yang
sering dilihat dan disaksikan pasien disekitarnya, terutama yang menderita
penyakit yang sama dengan pasien yaitu GGK. Hubungan pasien dengan istri dan
anak-anaknya baik, semua keputusan dikeluarga diambil oleh pasien. Hubungan
pasien dengan keluarga yang lain terjalin dengan baik.
3.1.7 Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran compos menthis, GCS 15 (E4V5M6)
b. Tanda - Tanda Vital
TD : 90/60 mmHg
HR : 100 x/m
RR : 20 x/m
Temp : 37 0C
TB : 170 Cm
BB : 62 Kg
c. Pemeriksaan kepala dan wajah
1) Kepala dan wajah
Bentuk kepala mesocephal, kulit kepala bersih tidak ada ketombe, rambut
pendek, penyebaran rambut merata. Struktur wajah normal dan warna wajah pucat
2) Mata
Posisi mata simetris kiri dan kanan, kelopak mata normal, konjungtiva
anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor,kornea dan iris normal dan tidak
memakai kacamata.
3) Hidung
32

Hidung bersih,bentuk hidung normal, posisi septum normal dan tidak ada
pernafasan cuping hidung.
4) Telinga
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, ukuran telinga normal, pasien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran dan fungsi pendengaran baik.
5) Mulut dan Faring
Mukosa bibir kering, tidak terdapat stomatis dan tidak ada tonsilitis,
keadaan lidah pucat.
6) Pemeriksaan Leher
Posisi trakea simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan kelenjar
tyroid. Suara pasien normal
d. Pemeriksaan integumen
Kulit lembab, edema +2 mm, warna kulit pucat
e. Pemeriksaan payudara dan ketiak
Baik tidak ada gangguan
f. Pemeriksaan thoraks/dada
1) Inspeksi thoraks
Bentuk dada normal, suara nafas vesikular, RR 20 x/m, tidak ada kesulitan
bernafas dan penggunaan otot bantu pernafasan.
2) Pemeriksaan paru
Getaran simetris kiri dan kanan, perkusi resonan, suara nafas vesikuler,
kelainan suara nafas tidak ada
3) Pemeriksaan jantung
Inspeksi jantung tidak terlihat, perkusi suara dulness, palpasi tidak ada
nyeri tekan dan hasil auskultasi suara jantung normal s1 dan s2, tidak ada suara
tambahan. TD: 90/60 mmHg, HR: 100x/m
g. Pemeriksaan Abdomen
Simetris tidak ada benjolan, peristaltik 16 x/i, nyeri tekan tidak ada.
h. Pemeriksaan genetalia
Pasien mengatakan tidak ada kelainan pada anus dan genitalia pasien
i. Pemeriksaan Muskuloskletal
33

4 4

4 4

Kekuatan otot yang berarti mampu melawan tahanan dalam kekuatan


sedang (kurang normal), sehingga sebagian aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga.
j. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran compos menthis : GCS 15 (E4V5M6)
3.1.8 Pola Kebiasaan sehari-hari
Tabel 3.1 Pola Kebiasaan Sehari-hari Pasien
No Pola Sebelum sakit Setelah sakit
Kebiasaan
1 Tidur dan Pasien tidur selama 8 jam Pasien tidur sekitar 5-6
kebiasaan sehari, tidak ada perasaan jam setiap harinya,ada
terganggu saat tidur perasaan terganggu saat
tidur
2 Makan dan Pasien makan 3 kali Nafsu makan pasien
minum sehari dan minum 8 gelas sedikit, mual dan
per hari, pasien tidak muntah, asupan cairan
mual dan muntah, BB 5-6 gelas atau ±1000
pasien 61 kg ml. BB 62 kg
3 Eliminasi BAB pasien 1 x/hari, Pola BAB pasien tidak
dengan konsistensi padat, menentu.
bau khas dan tidak ada
nyeri saat BAB Pola BAK pasien tidak
menentu, warna kuning
BAK pasien 6-7 keruh, bau khas, 4 - 5
kali/hari, warna kuning, x/hari dengan jumlah ±
tidak ada nyeri saat 400 cc.
BAK, bau khas
4 Kebersihan Pasien mandi 2 kali Pasien mandi,
diri sehari, menggosok gigi 2 menggosok gigi dibantu
kali sehari dan mecuci oleh istri.
rambut 1 kali dalam 2
hari
5 Kegiatan dan Pasien dapat melakukan Aktivitas banyak
aktivitas aktivitasnya sendiri tanpa berkurang dan dibantu
bantuan dari orang lain oleh istri dan anak-anak
pasien
34

3.1.9 Pemeriksaan Penunjang


Tabel 3.2 Pemeriksaan Penunjang
Tanggal
Jenis
pemeriksaa Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan
n
Hematologi
WBC 15,2 (10^3/ul) 4,0 - 11,0
RBC 2,37 (10^6/ul) 4,00 - 5,40
HGB 6,7 (g/dl) 12 -16
15 Mei 2020 HCT 20,5 (%) 36,0 - 48,0
MCV 86,5 (fL) 80,0 - 97,0
PLT 156 (10^3/ul) 150 - 400
GFR 10,3
ml/menit/1,73 m3
15 mei 2020 ECG Normal, sinus 15 mei 2020
rhytim
Kimia
Klinik 14,00 u/L 0,00 - 40,00
SGOT 23,00 u/L 0,00 – 40,00
SGPT 180,0 u/L 30,00 – 142,00
Alkaline 0,59 mg/dl 0,00 – 1,20
prostase 0,16 mg/dl 0,05 – 0,30
Total 3,00 mg/dl 3,60 - 5,00
Bilirubin 103,00 mg/dl 10,00 – 50,00
Direct 9,36 mg/dl 0,60 – 1,20
15 Mei 2020 bilirubin 6,5 mg/dl 3,50 -7,00
Albumin 186,00 mg/dl < 140
Ureum 142,00 mmol/L 136,00 – 155,00
Creatinin 4,30 mmol/L 3,50 – 5,50
Urid acid 114,00 mmol/L 95,00 – 103,00
Glukosa
androm
Natrium
Kalium
Chlorida
Hematologi
WBC 11,08 (10^3/ul) 4,0 - 11,0
RBC 3,65 (10^6/ul) 4,00 - 5,40
HGB 10,4 (g/dl) 12 -16
HCT 31,1 (%) 36,0 - 48,0
18 Mei 2020 85,2 (fL) 80,0 - 97,0
MCV
PLT 188 (10^3/ul) 150 - 400
Glukosa 180, 00 mg/dl <140
androm 6,5 mg/dl 3,50-7,00
Urid Acid
35

3.1.10 Penatalaksanaan Medis/terapi


Tabel 3.1.10. Penatalaksanaan Medis Pasien
No Nama Obat Dosis Fungsi
1 Ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam Antibiotik
2 Meropenam injeksi 500 mg/ 8 jam Antibiotik
3 Ondansetron injeksi 4 mg/8 jam Mencegah serta
mengobati mual dan
muntah
5 As.folat tablet 20 mg/8 jam Untuk mencegah dan
mengobati anemia.
6 Allopurinol 100 mg Menurunkan kadar
asam urat
7 Callos tablet 500 mg/8 jam Mencegah dan
mengobati defisiensi
fosfat akibat
kelainan fungsi
ginjal berat
36

3.1.11 Analisa Data


Tabel 3.4 Analisa Data Pasien
NO Data Etiologi Masalah
1 DS : Gagal ginjal kronik Kelebihan
Pasien mengatakan lemas, volume cairan
pasien mengatakan BAK jarang
dengan frekuensi 5-6 x/hari Retensi cairan dan
dimana jumlah urin ± 400 cc elektrolit
dan kaki bengkak.

DO : Cairan menumpuk
Pasien terlihat lemah, tampak didalam jaringan
edema di kedua ekstremitas
bawah pasien, pitting edama
+2, BAK jarang dengan Edema
frekuensi 5-4 x/hari dimana
jumlah masing-masing cairan Kelebihan volume
±20 cc. cairan
TD : 90/60 mmHg
HR : 100 x/m
RR : 20 x/m
Temp : 37 0C
Ureum : 103,00 mg/dl
Creatinin: 9,36 mg/dl
- Cairan masuk
Minum = 1200 cc
Makan = 100 cc
Obat injeksi = 50 cc
Air metabolisme :
310/KgBB/24 jam.
Jumlah input = 1.660 cc

- Cairan keluar
Urin = 300 cc
Muntah = 50 cc
IWL = 39 cc x 24 jam = 936
cc
Jumlah output = 1.286 cc

- Balance cairan Intake-


output
= +374 cc/kgbb/24jam
(Input melebihi pengeluaran
cairan= keseimbangan
37

positif yang berarti


peningkatan jumlah total
beban tubuh)
2 DS Gagal ginjal kronik Hambatan
Pasien mengatakan lemas dan mobilitas fisik
akativitas dibantu oleh istri, Penurunan fungsi
pasien mengatakan tidak ginjal
mampu berjalan lebih dari 5
meter, pasien akan sesak dan
pening Konsentrasi Vit. D
aktif dalam darah
DO menurun
Pasien tampak lemah dan
lemas, wajah pucat, kekuatan Ca+ dalam tulang
otot menurun
TD : 90/60 mmHg
HR : 100 x/m 4 4 Kelemahan
Hb : 6,7 mg/dl 4 4
Hambatan
mobilitas fisik

3 DS: Gagal ginjal kronik Ansietas


Pasien mengatakan cemas dan
takut dengan dengan segala Perubahan kondisi
ketidakpastian kesembuhan kesehatan
penyakitnya serta segala
kemungkinan yang akan terjadi Kurang
kedepannya. pengetahuan
DO: tentang prognosis
Pasien tampak gelisah dan penyakit
sering bertanya tentang
prognosis penyakitnya, wajah Koping individu
pucat. tidak efektif
TD : 90/60 mmHg
HR : 100 x/m Stress psikologi
RR : 20 x/m
Temp : 370C Ansietas
Pasien ansietas ringan : skala 2
4 DS: Gagal ginjal kronik Resiko Infeksi
Klien mengatakan lemas dan
lemah dan kulit mudah memar Penurunan fungsi
hormon
DO: eritropoietin
Klien tampak lemah, HB 6,7
gr/dl, leuklosit 15,2 (10^3/ul), Produksi sel darah
38

Glukosa androm 186 mg/dl, TD menurun


: 90/60 mmHg
HR : 100 x/m Hipersegmentasi
RR : 20 x/m leuklosit
Temp : 37 0C
Imunitas menurun

Resiko Infeksi
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penumpukan cairan didalam
jaringan
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Ca+ dalam tulang menurun
c. Ansietas berhubungan dengan stress psikologi
d. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas akibat
Hipersegmentasi leuklosit
39

Intervensi KeperawatanTabel 3.5 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Kelebihan volume cairan NOC: NIC :
berhubungan dengan penumpukan 1. Electrolit and acid base balance Fluid management
cairan didalam jaringan ditandai 2. Fluid balance 1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan
dengan edema 3. Hydration 2. Pertahankan catatan intake dan output yang
akurat
Kriteria Hasil: 3. Pasang urin kateter jika diperlukan
1. Terbebas dari edema, efusi, 4. Monitor hasil lab yang sesuai dengan
anaskara retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas
2. Bunyi nafas bersih, tidak ada urin)
dyspneu/ortopneu 5. Monitor status hemodinamik termasuk
3. Terbebas dari distensi vena CVP, MAP, PAP, dan PCWP
jugularis, reflek hepatojugular 6. Monitor vital sign
(+) 7. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan
4. Memelihara tekanan vena (cracles, CVP , edema, distensi vena leher,
sentral, tekanan kapiler paru, asites)
output jantung dan vital sign 8. Kaji lokasi dan luas edema
dalam batas normal 9. Monitor masukan makanan / cairan dan
5. Terbebas dari kelelahan, hitung intake kalori harian
kecemasan atau kebingungan 10. Monitor status nutrisi
6. Menjelaskan indikator kelebihan 11. Berikan diuretik sesuai interuksi
cairan 12. Batasi masukan cairan pada keadaan
hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130
mEq/l
13. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk

Fluid Monitoring
1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake
40

cairan dan eliminasi


2. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari
ketidak seimbangan cairan (Hipertermia,
terapi diuretik, kelainan renal, gagal
jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll )
3. Monitor berat badan
4. Monitor serum dan elektrolit urine
5. Monitor serum dan osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR, dan RR
7. Monitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung
8. Monitor parameter hemodinamik infasif
9. Catat secara akurat intake dan output
10. Monitor adanya distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan penambahan BB
11. Monitor tanda dan gejala dari odema
12. Kolaborasi pemberian obat yang dapat
meningkatkan output urin
2 Hambatan mobilitas fisik NOC: NIC:
1. Joint Movement : Active Exercise therapy : ambulation
2. Mobility level 1. Monitoring vital sign sebelum/sesudah
3. Self care : ADLs latihan dan lihat respon pasien saat latihan
4. Transfer performance 2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
Kriteria Hasil: 3. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat
1. Klien meningkat dalam aktivitas berjalan dan cegah terhadap cedera
fisik 4. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
2. Mengerti tujuan dan peningkatan tentang teknik ambulasi
mobilitas 5. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
3. Memverbalisasikan perasaan 6. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan
dalam meningkatkan kekuatan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
dan kemampuan berpindah 7. Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi
41

4. Memperagakan penggunaan alat dan bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien.


bantu untuk mobilisasi 8. Berikan alat bantu jika klien memerlukan.
9. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi
dan berikan bantuan jika diperlukan.
3 Ansietas berhubungan dengan NOC: NIC:
1. Anxiety control Anxiety Reduction
stress psikologi ditandai dengan
2. Coping 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
gelisah dan sering bertanya 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
Kriteria Hasil : perilaku pasien
tentang prognosis penyakitnya 1. Mampu mengidentifikasi dan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
mengungkapkan gejala cemas dirasakan setelah prosedur tindakan
2. Mengidentifikasi, 4. Temani pasien untuk memberikan
mengungkapkan teknik untuk keamanan dan mengurangi takut
mengontrol cemas 5. Berikan informasi faktual mengenai
3. Vital sign dalam batas normal diagnosis, tindakan prognosis
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, 6. Libatkan keluarga untuk mendampingi
bahasa tubuh dan tingkat pasien
aktivitas menunjukkan 7. Instruksikan pada pasien untuk
berkurangnya kecemasan menggunakan teknik relaksasi
8. Dengarkan pasien dengan penuh perhatian
9. Identifikasi tingkat kecemasan
10. Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien mengungkapkan perasaan,
ketakutan dan persepsi
12. Kolaborasi dengan dokter dalam
memberikan obat anti cemas
4 Resiko infeksi berhubungan NOC : NIC :
1. Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
dengan penurunan imunitas akibat
2. Knowledge : Infection control 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
Hipersegmentasi leuklosit 3. Risk control pasien lain
2. Pertahankan teknik isolasi
42

Kriteria Hasil : 3. Batasi pengunjung bila perlu


1. Klien bebas dari tanda dan 4. Instruksikan pada pengunjung untuk
gejala infeksi mencuci tangan saat berkunjung dan
2. Mendeskripsikan proses setelah berkunjung meninggalkan pasien
penularan penyakit, factor yang 5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
mempengaruhi penularan serta tangan
penatalaksanaannya, 6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
3. Menunjukkan kemampuan tindakan kperawtan
untuk mencegah timbulnya 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
infeksi pelindung
4. Jumlah leukosit dalam batas 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama
normal pemasangan alat
5. Menunjukkan perilaku hidup 9. Ganti letak IV perifer dan line central dan
sehat dressing sesuai dengan petunjuk umum
10. Gunakan kateter intermiten untuk
menurunkan infeksi kandung kencing
11. Tingktkan intake nutrisi
12. Berikan terapi antibiotik bila perlu

Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)


1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal
2. Monitor hitung granulosit, WBC
3. Monitor kerentanan terhadap infeksi
4. Batasi pengunjung
5. Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
6. Partahankan teknik aspesis pada pasien
yang beresiko
7. Pertahankan teknik isolasi k/p
8. Berikan perawatan kuliat pada area
43

epidema
9. Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
10. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
11. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
16. Ajarkan cara menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur positif
44

a. Implementasi dan Evaluasi


Tabel 3.9 Implementasi dan Evaluasi
No Hari/ Dx.Kep Waktu Implementasi Evaluasi
Tanggal
1 Rabu, 15 1 09.00 1. Memantau keadaan umum pasien Pukul 10.00 wib
Mei 2020 09.05 2. Memonitor vital sign S: Pasien mengatakan bengkak
09.10 3. Memonitor berat badan pada kedua kaki, BAK 4-6
09.15 4. Memonitor tanda dan gejala dari odema x/hari. dengan jumlah cairan ±
09.25 5. Mengkaji lokasi dan luas edema 400 cc.
09.40 6. Memonitor dan mencatat dengan akurat O: Pasien terlihat lemah, tampak
output dan input pasien edema di kedua ekstremitas
09.50 7. Berkolaborasi dengan dokter dalam bawah pasien, pitting edama +2,
memberikan diuretik sesuai interuksi pasien terdiagnosa GGK, BAK
4-6x/hari. dengan jumlah cairan
±400 cc.
TD : 90/60 mmHg
HR : 100 x/m
RR : 20 x/m
Temp : 37 0C
A: Masalah Belum Teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Nomor 2,3,5,6,7
2 10.05 1. Memonitor Vital Sign sebelum dan sesudah Pukul 10.40 wib
beraktivitas S: Pasien mengatakan tidak dapat
10.10 2. Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sendiri,
mobilisasi sesak jika berjalan lebih dari 5
10.15 3. Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan meter dan pening/oyong.
ADLs secara mandiri sesuai kemampuan O: Keadaan umum pasien tampak
10.20 4. Mendampingi dan membantu pasien saat lemah dan pasien telihat dibantu
45

10.25 mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs oleh istrinya saat ke kamar
pasien. mandi, kekuatan otot pasien
10.30 5. Mengajarkan pasien bagaimana merubah mampu menahan tahanan
posisi dan berikan bantuan jika diperlukan. dengan kekuatan sedang (tidak
6. Memberikan alat bantu jika klien normal)
memerlukan A: Masalah Belum Teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Nomor: 1,2,3,5,6

3 11.00 1. Menggunakan pendekatan yang menenangkan Pukul 11.45 wib


11.05 2. Menyatakan dengan jelas harapan terhadap S: Pasien mengatakan cemas dan
perilaku pasien takut dengan dengan segala
11.15 3. Melibatkan keluarga untuk mendampingi ketidakpastian kesembuhan
pasien penyakitnya serta segala
11.20 4. Mendengarkan pasien dengan penuh kemungkinan yang akan terjadi
perhatian kedepannya.
11.25 5. Mengidentifikasi tingkat kecemasan O: Pasien tampak gelisah, raut wajah
11.30 6. Memberikan informasi faktual mengenai tampak sedih, tingkat
diagnosis, tindakan prognosis kecemasan ringan
11.35 7. Menginstruksikan dan ajarkan pada pasien TD : 90/60 mmHg
untuk menggunakan teknik relaksasi HR : 100 x/m
(relaksasi benson) RR : 20 x/m
Temp : 37 0C
A: Masalah Belum Teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Nomor: 1, 3,4,6,7
4 12.00 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik Pukul 12.50 Wib
dan lokal S: Klien mengatakan lemas dan
12.10 2. Memonitor hitung granulosit, WBC lemah dan kulit mudah memar
12.15 3. Membatasi pengunjung jika perlu O: Klien tampak lemah, HB 6,7
12.20 4. Mempartahankan teknik aspesis pada pasien gr/dl, leuklosit 15,2 (10^3/ul),
yang beresiko Glukosa androm 186 mg/dl,
46

12.30 5. Mengajarkan pasien dan keluarga tanda dan TD : 90/60 mmHg, HR : 100
gejala infeksi x/m, RR : 20 x/m, Temp : 37 0C
12.35 6. Mengajarkan cara menghindari infeksi A: Masalah belum teratasi
12.40 7. Berkolaborasi dalam pemberikan terapi P: Intervensi dilanjutkan
antibiotik : Ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam Nomor (1,2,4,7)
dan Meropenam injeksi 500 mg/8 jam

2 Kamis, 16 1 14.00 1. Memonitor vital sign Pukul 14.45


Mei 2020 14.10 2. Memonitor berat badan S: Pasien mengatakan kaki masih
14.15 3. Mengkaji lokasi dan luas edema bengkak dan badan terasa lemas
14.20 4. Memonitor dan mencatat dengan akurat sehingga terkadang susah untuk
output dan input pasien tidur
14.30 5. Berkolaborasi dengan dokter dalam O: Pasien terlihat lemah, tampak
memberikan diuretik sesuai interuksi edema di kedua ekstremitas
bawah pasien, pitting edama +2
TD : 100/70 mmHg
HR : 98 x/m
RR : 20 x/m
Temp : 370C
Ureum : 103,00 mg/dl
Creatinin: 9,36 mg/dl
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Nomor 1,2,3,4,5 dan monitor
pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
2 14.40 1. Memonitor Vital Sign sebelum dan sesudah Pukul 15.15 wib
beraktivitas S: Pasien mengatakan masih
14.45 2. Mengkaji kemampuan pasien dalam merasa lemas dan masih tidak
mobilisasi dapat melakukan aktivitas
14.50 3. Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan sendiri,
ADLs secara mandiri sesuai kemampuan O: Keadaan4 umum 4 pasien tampak
47

15.10 4. Mengajarkan pasien bagaimana merubah lemah dan pasien telihat


posisi dan berikan bantuan jika diperlukan. dibantu oleh istrinya saat ke
5. Memberikan alat bantu jika klien kamar mandi, Urid acid 6,5
memerlukan mg/dl, kekuatan otot yang
berarti mampu menahan
tahanan dengan kekuatan sedang
(tidak normal)
A: Masalah Belum Teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Nomor: 1,2,3,4,5
3 15.20 1. Menggunakan pendekatan yang Pukul 16.20 wib
menenangkan S: Pasien mengatakan bahwa saat
15.30 2. Melibatkan keluarga untuk menemanipasien ini pasien sudah merasa tenang
15.40 3. Mendengarkan pasien dengan penuh namun terkadang pikiran
perhatian tentang ancaman kematian
15.50 4. Membantu pasien mengenal situasi yang masih kadang terlintas dan
menimbulkan kecemasan merasa cemas. pasien
16.00 5. Memberikan informasi faktual mengenai mengatakan melakukan
prognosis penyakitnya relaksasi tarik nafas dalam
16.10 6. Menginstruksikan dan ajarkan pada pasien sambil mngucap nama ALLAH
untuk menggunakan teknik relaksasi didalam hati,sehingga membuat
(relaksasi benson) tenang
O: Pasien tampak gelisah, tingkat
kecemasan ringan
TD : 100/70 mmHg
HR : 98 x/m
RR : 20 x/m
Temp : 370C
A: Masalah Belum Teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Nomor: 1,3,4,6,9
48

4 16.15 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik Pukul 16.40 Wib
dan lokal S: Klien mengatakan badan masih
16.20 2. Memonitor hitung granulosit, WBC lemas dan lemah, serta kulit
16.30 3. Mempartahankan teknik aspesis pada pasien mudah memar
yang beresiko O: Klien tampak lemah, HB 6,7
16.35 4. Berkolaborasi dalam pemberikan terapi gr/dl, leuklosit 15,2 (10^3/ul),
antibiotik : Ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam Glukosa androm 186 mg/dl, :
dan Meropenam injeksi 500 mg/8 jam 100/70 mmHg, HR : 98 x/m,
RR : 20 x/m, Temp : 370C
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Nomor (1,2,3,4)
3 Jumat 1 14.00 1. Memonitor vital sign Pukul 14.35 wib
17 Mei 14.10 2. Memonitor berat badan S: Pasien mengatakan bengkak di
2020 14.20 3. Mengkaji lokasi dan luas edema kedua kaki mulai berkurang
14.25 4. Memonitor dan mencatat dengan akurat dan membatasi minum, pasien
output dan input pasien mengatakan sudah melakukan
14.30 5. Berkolaborasi dengan dokter dalam cuci darah sehingga badan
memberikan diuretik sesuai interuksi terasa ringan, pasien
mengatakan kemungkinan besok
pagi pasien akan pulang.
O: Pasien tampak tenang, wajah
tidak pucat, edema 1+, urin:
600 cc
TD : 100/70 mmHg
HR : 95 x/m
RR : 20 x/m
Temp : 36,5 0C
Ureum : 103,00 mg/dl
Creatinin: 9,36 mg/dl
Hb : 10,4 mg/dl
BB : 61,5 kg
49

A: Masalah belum teratasi


P: Intervensi dilanjutkan
Nomor 1,2,3,4,5
2 14.40 1. Memonitor Vital Sign sebelum dan sesudah Pukul 15.05 wib
beraktivitas S: Pasien mengatakan dapat
14.45 2. Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas ringan
mobilisasi seperti berjalan kekamar mandi
14.50 3. Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan dan tidak pening.
ADLs secara mandiri sesuai kemampuan O: Pasien tampak ceria, dan terlihat
15.00 4. Mengajarkan pasien bagaimana merubah dapat berjalan sendiri kekamar
posisi dan berikan bantuan jika diperlukan. mandi,kekuatan otot 5pasienyang
5
5 5
5. Memberikan alat bantu jika klien berarti mampu melawan tahanan
memerlukan dengan kekuatan maksimal
(normal)
A: Masalah Teratasi
P: Intervensi dihentiksn
3 15.10 1. Menggunakan pendekatan yang Pukul 16.05 wib
menenangkan S: Pasien mengatakan tidak cemas
15.20 2. Melibatkan keluarga untuk mendampingi lagi karna telah mengetahui
pasien prognosis penyakitnya dan akan
15.25 3. Mendengarkan pasien dengan penuh lebih mendekatkan diri pada
perhatian Tuhan karna semua yang terjadi
15.40 4. Membantu pasien mengenal situasi yang atas kehendakNya. Pasien
menimbulkan kecemasan optimis untuk sembuh. Pasien
16.00 5. Menginstruksikan dan ajarkan pada pasien mengatakan bahwa pada waktu
untuk menggunakan teknik relaksasi senggang sering melakukan
(relaksasi benson) tarik nafas dalam sambil
menyebut nama Allah di dalam
hati, sehingga terasa tenang.
O: Pasien tampak tenang dan ceria
serta optimis untuk sembuh
A: Masalah Teratasi
50

P: Intervensi dihentikan
4 16.10 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik Pukul 16.40 Wib
dan lokal S: Klien mengatakan badan tidak
16.15 2. Memonitor hitung granulosit, WBC lemas lagi dan dapat melakukan
16.30 3. Mempartahankan teknik aspesis pada pasien aktivitas ringan dan tidak ada
yang beresiko memar pada tubuh
16.35 4. Berkolaborasi dalam pemberikan terapi O: Klien tampak tenang Hb : 10,4
antibiotik : Ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam mg/dl, leuklosit 11,08 (10^3/ul),
dan Meropenam injeksi 500 mg/8 jam glukosa androm 180 mg/dl
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai