BAB 1V
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 45 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SLTA
Alamat : Jl. Griya No. 156 B
Tanggal masuk RS : 15 Mei 2020
Nomor Registrasi : 00.80.94.82
Ruangan/kamar : Mawar
Diagnosa medis : Cronic kidney disease (CKD)
Tanggal Pengkajian : 15 Mei 2020
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. M
Hubungan dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Setia Luhur No. 156 B
3.1.2 Keluhan Utama
Mual, muntah, lemas dan kedua kaki bengkak
3.1.3 Riwayat kesehatan sekarang
Setelah dilakukan pengkajian terhadap pasien, diperoleh hasil: Pasien
mengtakan mual dan muntah,lemas dan kaki bengkak disebabkan karena penyakit
GGk dan tidak nafsu makan sehingga sering lemas. Hal yang dapat mengurangi
keluhan adalah beristirahat dan tidak melakukan aktivitas berat serta membatasi
cairan. Frekuensi muntah 2 - 4 kali/hari,keluhan mual, muntah dan tidak nafsu
30
makan dirasakan klen sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit,
kelemahan dan kedua kaki bengkak dialami pasien sejak 3 hari yang lalu sebelum
masuk rumah sakit.
3.1.4 Riwayat kesehatan masa lalu
Istri pasien mengatakan bahwa ± 8 tahun yang lalu, pasien didiagnosa
menderita penyakit diabetes melitus. Kemudian pasien terdiagnosa penyakit
gagal ginjal sejak September 2014 atau sekitar ± 5 tahun yang lalu dan 3 tahun
terakhir, pasien dianjurkan untuk mengikuti hemodialisa (HD) hingga sekarang
dengan jadwal HD rutin 2 kali dalam seminggu.
3.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarga yang lain tidak ada yang menderita
penyakit gagal ginjal kronik maupun DM, baik dari keluarga pihak suami maupun
keluarga dari pihak istri. Ayah pasien meninggal dikarenakan kecelakaan. Pasien
memiliki 3 orang saudara laki-laki dan 2 orang saudara perempuan.Pasien sudah
menikah dan memiliki 2 anak laki-laki.
Genogram
Keterangan :
: Meninggal : Perempuan
: Tinggal Serumah
31
Hidung bersih,bentuk hidung normal, posisi septum normal dan tidak ada
pernafasan cuping hidung.
4) Telinga
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, ukuran telinga normal, pasien tidak
menggunakan alat bantu pendengaran dan fungsi pendengaran baik.
5) Mulut dan Faring
Mukosa bibir kering, tidak terdapat stomatis dan tidak ada tonsilitis,
keadaan lidah pucat.
6) Pemeriksaan Leher
Posisi trakea simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan kelenjar
tyroid. Suara pasien normal
d. Pemeriksaan integumen
Kulit lembab, edema +2 mm, warna kulit pucat
e. Pemeriksaan payudara dan ketiak
Baik tidak ada gangguan
f. Pemeriksaan thoraks/dada
1) Inspeksi thoraks
Bentuk dada normal, suara nafas vesikular, RR 20 x/m, tidak ada kesulitan
bernafas dan penggunaan otot bantu pernafasan.
2) Pemeriksaan paru
Getaran simetris kiri dan kanan, perkusi resonan, suara nafas vesikuler,
kelainan suara nafas tidak ada
3) Pemeriksaan jantung
Inspeksi jantung tidak terlihat, perkusi suara dulness, palpasi tidak ada
nyeri tekan dan hasil auskultasi suara jantung normal s1 dan s2, tidak ada suara
tambahan. TD: 90/60 mmHg, HR: 100x/m
g. Pemeriksaan Abdomen
Simetris tidak ada benjolan, peristaltik 16 x/i, nyeri tekan tidak ada.
h. Pemeriksaan genetalia
Pasien mengatakan tidak ada kelainan pada anus dan genitalia pasien
i. Pemeriksaan Muskuloskletal
33
4 4
4 4
DO : Cairan menumpuk
Pasien terlihat lemah, tampak didalam jaringan
edema di kedua ekstremitas
bawah pasien, pitting edama
+2, BAK jarang dengan Edema
frekuensi 5-4 x/hari dimana
jumlah masing-masing cairan Kelebihan volume
±20 cc. cairan
TD : 90/60 mmHg
HR : 100 x/m
RR : 20 x/m
Temp : 37 0C
Ureum : 103,00 mg/dl
Creatinin: 9,36 mg/dl
- Cairan masuk
Minum = 1200 cc
Makan = 100 cc
Obat injeksi = 50 cc
Air metabolisme :
310/KgBB/24 jam.
Jumlah input = 1.660 cc
- Cairan keluar
Urin = 300 cc
Muntah = 50 cc
IWL = 39 cc x 24 jam = 936
cc
Jumlah output = 1.286 cc
Resiko Infeksi
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penumpukan cairan didalam
jaringan
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan Ca+ dalam tulang menurun
c. Ansietas berhubungan dengan stress psikologi
d. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas akibat
Hipersegmentasi leuklosit
39
Fluid Monitoring
1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake
40
epidema
9. Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
10. Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
11. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
16. Ajarkan cara menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur positif
44
10.25 mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs oleh istrinya saat ke kamar
pasien. mandi, kekuatan otot pasien
10.30 5. Mengajarkan pasien bagaimana merubah mampu menahan tahanan
posisi dan berikan bantuan jika diperlukan. dengan kekuatan sedang (tidak
6. Memberikan alat bantu jika klien normal)
memerlukan A: Masalah Belum Teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Nomor: 1,2,3,5,6
12.30 5. Mengajarkan pasien dan keluarga tanda dan TD : 90/60 mmHg, HR : 100
gejala infeksi x/m, RR : 20 x/m, Temp : 37 0C
12.35 6. Mengajarkan cara menghindari infeksi A: Masalah belum teratasi
12.40 7. Berkolaborasi dalam pemberikan terapi P: Intervensi dilanjutkan
antibiotik : Ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam Nomor (1,2,4,7)
dan Meropenam injeksi 500 mg/8 jam
4 16.15 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik Pukul 16.40 Wib
dan lokal S: Klien mengatakan badan masih
16.20 2. Memonitor hitung granulosit, WBC lemas dan lemah, serta kulit
16.30 3. Mempartahankan teknik aspesis pada pasien mudah memar
yang beresiko O: Klien tampak lemah, HB 6,7
16.35 4. Berkolaborasi dalam pemberikan terapi gr/dl, leuklosit 15,2 (10^3/ul),
antibiotik : Ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam Glukosa androm 186 mg/dl, :
dan Meropenam injeksi 500 mg/8 jam 100/70 mmHg, HR : 98 x/m,
RR : 20 x/m, Temp : 370C
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Nomor (1,2,3,4)
3 Jumat 1 14.00 1. Memonitor vital sign Pukul 14.35 wib
17 Mei 14.10 2. Memonitor berat badan S: Pasien mengatakan bengkak di
2020 14.20 3. Mengkaji lokasi dan luas edema kedua kaki mulai berkurang
14.25 4. Memonitor dan mencatat dengan akurat dan membatasi minum, pasien
output dan input pasien mengatakan sudah melakukan
14.30 5. Berkolaborasi dengan dokter dalam cuci darah sehingga badan
memberikan diuretik sesuai interuksi terasa ringan, pasien
mengatakan kemungkinan besok
pagi pasien akan pulang.
O: Pasien tampak tenang, wajah
tidak pucat, edema 1+, urin:
600 cc
TD : 100/70 mmHg
HR : 95 x/m
RR : 20 x/m
Temp : 36,5 0C
Ureum : 103,00 mg/dl
Creatinin: 9,36 mg/dl
Hb : 10,4 mg/dl
BB : 61,5 kg
49
P: Intervensi dihentikan
4 16.10 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik Pukul 16.40 Wib
dan lokal S: Klien mengatakan badan tidak
16.15 2. Memonitor hitung granulosit, WBC lemas lagi dan dapat melakukan
16.30 3. Mempartahankan teknik aspesis pada pasien aktivitas ringan dan tidak ada
yang beresiko memar pada tubuh
16.35 4. Berkolaborasi dalam pemberikan terapi O: Klien tampak tenang Hb : 10,4
antibiotik : Ceftriaxone injeksi 1 gr/12 jam mg/dl, leuklosit 11,08 (10^3/ul),
dan Meropenam injeksi 500 mg/8 jam glukosa androm 180 mg/dl
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan