M DENGAN HIPOVOLEMIA DI
RUANG RAWAT CEMPAKA RSUD SUMEDANG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Stase Keperawatan Medikal Bedah
Program Profesi Ners XLVI
Disusun Oleh:
Gilang Ramadhan
NPM. 220112230101
Preseptor:
Elys Teti, S.Kep., Ners.
Clinical Instructor:
Eka Afrima Sari, S.Kep., Ners., M.Kep
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
BAB berwarna hitam sejak satu hari SMRS. Pasien juga mengeluh Nyeri ulu hati
disertai mual (+), pusing (+), muntah (-), demam (-) batuk (-), lemas (+).
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan buang air besar berwarna hitam sejak satu hari sebelum masuk
rumah sakit, disertai dengan keluhan lemas. Buang air besar berwarna hitam seperti kopi
dengan konsistensi lunak dan berbau amis. Pasien mengeluh mual dan pusing, sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit. Penurunan nafsu makan dirasakan sejak 1 bulan
terakhir, asupan makan 1-2 sendok sehari. Pasien mengatakan ada penurunan berat badan,
pasien mengatakan badannya menyusut. Pasien juga mengeluh nyeri di ulu hati dan perut
kiri bagian bawah. Nyeri terasa seperti kembung dan perut terasa penuh, nyeri timbul saat
bagian perut pasien ditekan dan mereda saat diistirahatkan. Skala nyeri saat dikaji 3
(0-10). Pasien meminum obat lambung dan pereda nyeri dari klinik untuk meredakan
keluhan nyeri yang dirasakan.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit lambung, 4 bulan yang lalu pasien dirawat di klinik
dekat rumah karena maag kambuh. Setelah kondisi pasien stabil, pasien dipulangkan
namun, keluhan muncul kembali kemudian pasien dibawa ke puskesmas dan akhirnya
dirujuk ke Rumah Sakit.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien sebelumnya yaitu adik kandung pasien ada yang pernah mengalami
penyakit yang sama dengan klien. Ibu pasien dahulu juga memiliki riwayat penyakit
lambung.
e. Riwayat psikososial spiritual
Pasien beragama Islam dan taat beribadah kepada Tuhan YME serta memiliki
hubungan yang baik dengan orang sekitar .
f. Riwayat ADL
Nutrisi
● Frekuensi ● 2-3x/hari dengan ● 3x sehari, tidak nafsu
● Jenis porsi sedang (± 8 makan
● Pantangan sendok makan) ● satu mangkuk bubur tidak
● Keluhan ● Nasi, lauk, sayur habis, 1-2 sendok
● - ● -
● - ● Mual, penurunan BB
Personal Hygiene
● Mandi dan ● 2x sehari ● 1x/hari diseka
gosok gigi ● Pasien berpakaian ● pasien berpakaian rapi dan
● Berpakaian sopan, bersih, rapi bersih
● Berhias ● - ● pasien tidak memakai riasan
● Keluhan ● - ● -
3. GENOGRAM
4. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum : Pasien sadar, memiliki orientasi yang baik terhadap waktu, tempat
dan orang
2) Kesadaran : Composmentis E4 M6 V5
3) Tanda-Tanda Vital
a. TD : 90/60 mmHg
b. Denyut Nadi : 92 x/menit
c. Pernafasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36,6 C
e. SpO2 : 94%
4) Antropometri
a. Berat Badan : 40 Kg
b. Tinggi Badan : 168 Cm
c. LLA : Tidak dikaji
d. IMT/BMI : 14,2
e. Kebutuhan Kalori, BMR (Harris Benedict):
- BMR Laki-laki = 66,5 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,78 x U).
BMR Laki-laki = 66,5 + 548 + 840 – 481,4
BMR = 1.936
- Total Kalori = Faktor aktivitas fisik x BMR
Total Kalori = 1936 x 1,375
Total Kalori = 2.662 Kal
SJ: Sangat jarang olahraga, BMR dikali dengan 1,2.
J : Jarang olahraga (1-3hari/minggu, dikali 1,375.
N: Normal olahraga (3-5 hari/minggu), dikali 1,55.
S: Sering olahraga (6-7 hari/minggu), dikali 1,725.
SS :Sangat sering olahraga, dikali BMR dengan 1,9
5) Pemeriksaan Persistem
a. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada benjolan/lesi, tidak ada otot bantu napas
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, CRT melambat
Perkusi : Sonor, dullnes pada batas batas jantung
Auskultasi : Irama jantung normal, tidak ada bunyi jantung tambahan
Keluhan : Tidak ada keluhan
b. Sistem Respirasi
Inspeksi : Hidung simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada benjolan, tidak ada
secret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, getaran vocal fremitus seimbang
Perkusi : Suara perkusi dada sonor, dullnes pada batas batas jantung
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak terdapat suara nafas tambahan.
Keluhan : Tidak ada keluhan
c. Sistem Pencernaan
Inspeksi : Mukosa kering, lidah berwarna pucat, bibir kering, mulut kering,
uvula di tengah, tidak ada tonsilitis, perut datar, tidak terdapat luka
bekas operasi
Auskultasi : Bising usus 13x/menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada regio kiri bawah, tidak teraba pembesaran
masa hati dan limpa,
Perkusi : Suara timpani, dullness pada area kanan atas
Keluhan : Terdapat nyeri tekan
d. Sistem Integumen
Inspeksi : Kulit kering, pucat tidak terdapat bekas luka, tidak ada lesi,
konjungtiva anemis, sklera ikterik, akral dingin
Palpasi : turgor melambat
Keluhan :-
5. PENGKAJIAN NYERI (PQRST, NRS)
Pasien mengeluh nyeri di ulu hati dan perut bagian kiri bawah sejak satu bulan yang lalu.
Nyeri terasa seperti kembung dan perut terasa penuh, nyeri timbul saat bagian perut pasien
ditekan dan mereda saat diistirahatkan. Skala nyeri saat dikaji 3 (0-10). Pasien meminum obat
lambung dan pereda nyeri untuk mengurangi keluhan saat di rumah.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan Laboratorium
Kimia Klinik
Elektrolit
Cl ? mEq/L 100-106
7. TERAPI
Efek Samping
Jenis Terapi Dosis Obat Golongan Obat Manfaat Obat
Obat
Metoclopramide 3 x 1 IV Antagonis Mengatasi mual Laringospasme
reseptor & muntah hingga gejala
dopamin 2 parkinson
Ondansetron 2 x 1 IV Antagonis Mengatasi mual Pusing,
reseptor & muntah konstipasi,
serotonin kelelahan,
kantuk
Pantoprazole 8 mg/jam IV Proton Pump Mengurangi Pusing atau
Inhibitor jumlah asam diare
yang diproduksi
lambung
Cefotaxime 3 x 1 IV Antibiotik Mencegah Demam, ruam
Sefalosporin bakteri, dan gatal
mencegah
infeksi
KSR 1 x 2 tablet Suplemen Mencegah Kembung,
kekurangan mual, muntah,
Kalium lemas, diare,
nyeri dada,
Infus Wida 2A 1500cc/24 jam Obat Keras Membantu Mual, radang
(Cairan Infus) mengobati saluran cerna,
kekurangan Na diare, muntah
dan kehilangan
cairan
Infus NaCl 20 TPM Obat Keras Mengembalikan Rasa haus,
(Cairan Infus) keseimbangan demam,
cairan dan takikardi,
elektrolit hipertensi
Transfusi PRC 2 Labu Packed Red mengganti sel Demam, alergi,
Cell darah merah gatal,
yang hilang, kemarahan
mengembalikan
Hb dalam
jumlah yang
ditargetkan
8. ANALISIS DATA
Usia
Ds:
↓ Hipovolemia
- Penggunaan NSAID
↓
Do:
Pengambilan dosis yang
- Turgor kulit menurun tinggi/Penggunaan dalam
- Membran mukosa jangka waktu lama
kering ↓
- Volume urin menurun Ulkus peptikum/tukak gaster
- TD 100/60 mmHg ↓
(Menurun) Pembuluh darah saluran cerna
- N = 98X/menit pecah
↓
Perdarahan saluran cerna
↓
Penurunan volume darah
↓
Hipovolemia
DS:
Ulkus peptikum/tukak gaster Nyeri Akut
- Pasien mengeluh nyeri
↓
di ulu hati dan perut
Pembuluh darah saluran cerna
bagian kiri bawah
pecah
- Nyeri terasa seperti
↓
perut kembung dan
Perdarahan saluran cerna
penuh
↓
- Skala nyeri 3 (1-10).
Nyeri di bagian perut
- Nyeri timbul saat perut
↓
ditekan, berkurang
Nyeri akut
saat diistirahatkan
DO:
- Nadi 92 x/menit
- TD 100/60 mmHg
DS: Ulkus peptikum/tukak gaster
- Pasien mengeluh ↓ Defisit Nutrisi
pusing dan mual Pembuluh darah saluran cerna
- Pasien mengatakan pecah
tidak nafsu makan ↓
sejak 1 bulan lalu Perdarahan saluran cerna
- pasien mengatakan ↓
mengalami penurunan Peningkatan tekanan intra
BB abdominal
DO: ↓
- Pasien makan dan Mual
minum sedikit ↓
- Pasien makan 1x Anoreksia
sehari ↓
- TB 168 Cm Defisit Nutrisi
- BB 40 Kg
- IMT 14.2
Usia
Ds:
↓ Perfusi perifer tidak efektif
- Penggunaan NSAID
↓
Do:
Pengambilan dosis yang
- Turgor kulit menurun tinggi/Penggunaan dalam
- CRT > 3 detik jangka waktu lama
- Kulit Pucat ↓
- Akral dingin Ulkus peptikum/tukak gaster
- Hb 6,6 ↓
Pembuluh darah saluran cerna
pecah
↓
Penurunan volume darah
↓
Perfusi ke perifer tidak efektif
a. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d mukosa kering, turgor kulit menurun, TD
90/60 mmHg
b. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien mengeluh nyeri
c. Defisit nutrisi d.d ketidakmampuan menelan/mencerna nutrien
d. Perfusi perifer tidak efektif d.d penurunan kadar Hb d.d turgor menurun, CRT >3 detik,
kulit pucat, akral dingin
10. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(Nursing Care Plan)
Nama Pasien : Tn. M Diagnosa : PSMBA
Tanggal : 6 September 2023
Perencanaan
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi
Tujuan Intervensi Rasional
1. Hipovolemia b.d Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia Manajemen Hipovolemia 1. Memeriksa
kehilangan cairan aktif tindakan keperawatan (I.03116) (I.03116) tanda dan gejala
d.d mukosa kering, turgor selama 3x24 jam, Observasi Observasi hipovolemia
maka keseimbangan - Periksa tanda dan gejala - Mengkaji tanda dan (mis: frekuensi
kulit menurun, TD 90/60
cairan meningkat hipovolemia (mis: gejala hipovolemia nadi meningkat,
dengan kriteria hasil: frekuensi nadi meningkat, dilakukan untuk nadi teraba
1. Membran nadi teraba lemah, tekanan lemah, tekanan
mukosa lembab mendapatkan data
darah menurun, turgor darah menurun,
meningkat kulit menurun, membran objektif dan subjektif turgor kulit
2. Output urin mukosa kering, volume terkait kekurangan menurun,
meningkat urin menurun, haus,lemah) volume cairan yang membran
3. TD membaik - Monitor intake dan output dialami pasien sehingga mukosa kering,
4. Nadi membaik cairan dapat direncanakan volume urin
Terapeutik intervensi yang tepat menurun,
- Berikan asupan cairan oral haus,lemah)
- Intake dan output cairan
Edukasi 2. Memonitor
- Anjurkan memperbanyak menjadi parameter utama intake dan
asupan cairan oral dan perlu dimonitor untuk output cairan
Kolaborasi menilai kekurangan 3. Memberikan
- Kolaborasi pemberian cairan asupan cairan
cairan isotonis/hipotonis Terapeutik oral
- Kolaborasi pemberian - Asupan cairan oral 4. Menganjurkan
produk darah memperbanyak
membantu asupan cairan
mengembalikan jumlah oral
cairan yang hilang dengan 5. Kolaborasi
pemberian
menghidrasi tubuh
cairan Nacl IV
Edukasi 20 TPM
- Mencegah pasien 6. Kolaborasi
mengalami dehidrasi/syok pemberian Wida
Kolaborasi 2A 1500cc/24
- Mengembalikan cairan jam
dan elektrolit dalam tubuh 7. Kolaborasi
pemberian PRC
- Mengembalikan jumlah
2 labu
darah yang hilang
2. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238) Manajemen Nyeri (I.08238) 1. Mengidentifikasi
pencedera fisiologis d.d tindakan keperawatan Observasi Observasi nyeri yang
pasien mengeluh nyeri selama 1x24 jam, - Identifikasi lokasi, - Mengkaji lokasi, dialami oleh
maka tingkat nyeri karakteristik, durasi, karakteristik, durasi, pasien (PQRST)
menurun dengan frekuensi, kualitas, frekuensi, kualitas, skala, 2. Mengajarkan
kriteria hasil: intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri intensitas dan respon teknik relaksasi
- Identifikasi skala nyeri
menurun - Identifikasi faktor yang nyeri dilakukan untuk nafas dalam untuk
2. Meringis memperberat dan mendapatkan data mengurangi nyeri
menurun memperingan nyeri objektif dan subjektif 3. Menyiapkan
3. Frekuensi nadi Terapeutik terkait nyeri yang dialami lingkungan yang
membaik - Berikan Teknik non pasien sehingga dapat nyaman (lampu
farmakologis untuk direncanakan intervensi
mengurangi nyeri (mis: ruangan tidak
yang tepat terlalu terang,
terapi distraksi dan
relaksasi, kompres Terapeutik sprei bed dalam
hangat/dingin) - Relaksasi nafas dalam
keadaan bersih,
- Kontrol lingkungan yang merupakan salah satu
memperberat rasa nyeri terapi non farmakologi
(mis: suhu ruangan, yang memberikan efek dan bed rail
pencahayaan, kebisingan) relaksasi dengan terpasang)
- Fasilitasi istirahat dan tidur merangsang susunan saraf 4. Memfasilitasi
Edukasi
pusat dan sumsum tulang istirahat dan tidur
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri belakang dengan 5. Jelaskan strategi
- Anjurkan memonitor nyeri menginisiasi pengeluaran meredakan nyeri
secara mandiri hormon endorphine yang melalui
Kolaborasi membantu untuk kolaborasi
- Kolaborasi pemberian menurunkan skala nyeri. pemberian
analgetik, jika perlu - Lingkungan yang nyaman analgesic dan
dapat menurunkan tingkat relaksasi nafas
nyeri dan meningkatkan dalam/kompres
kualitas tidur sehingga air hangat
klien dapat menikmati
masa istirahatnya (Wati,
2012).
Edukasi
- Nyeri dapat diatasi
dengan terapi farmakologi
dan terapi non
farmakologi (Smeltzer et
al., 2008).
Kolaborasi
- Pemberian analgesik
dinilai lebih aman
dibanding NSAID pada
pasien dengan tukak
lambung
3. Defisit nutrisi d.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (I.03119) Manajemen Nutrisi (I.03119)
ketidakmampuan tindakan keperawatan Observasi Observasi 1. Mengidentifikasi
mencerna/mengabsorbsi selama 3x24 jam, - Identifikasi alergi dan - Mengidentifikasi makanan
nutrien maka status nutrisi intoleransi makanan makanan yang disukai kesukaan pasien
membaik dengan - Identifikasi makanan yang pasien membantu 2. Memonitor
kriteria hasil: disukai memenuhi asupan nutrisi asupan makanan
1. Porsi makan - Monitor asupan makanan pasien pasien
yang dihabiskan Terapeutik - Monitoring dilakukan 3. Membantu oral
meningkat - Berikan makanan tinggi untuk mengetahui jumlah hygiene pasien di
2. Berat badan serat untuk mencegah makanan/cairan yang bed
membaik konstipasi masuk dan yang keluar 4. Menganjurkan
3. Indeks massa - Berikan makanan tinggi Terapeutik posisi duduk saat
tubuh (IMT) kalori dan tinggi protein - Mulut yang bersih dapat makan
membaik - Berikan suplemen meningkatkan nafsu 5. Menganjurkan
makanan, jika perlu makan makan sedikit
Edukasi - Makanan tinggi serat tapi sering
- Ajarkan posisi duduk jika bagus untuk pencernaan 6. Mengkolaborasik
mampu dan dapat mencegah an dengan ahli
Kolaborasi konstipasi gizi untuk
- Kolaborasi pemberian - Makanan tinggi kalori menentukan
medikasi sebelum makan dan tinggi protein baik jumlah kalori dan
(mis: Pereda nyeri, untuk mempercepat
antiemetik), jika perlu proses penyembuhan luka
- Kolaborasi dengan ahli Edukasi
gizi untuk menentukan - posisi duduk dapat
jumlah kalori dan jenis memberikan rasa nyaman
nutrien yang dibutuhkan, saat makan
jika perlu Kolaborasi
- Membantu pasien
memenuhi jumlah nutrisi
yang diperlukan
4. Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi (I.02079) Perawatan Sirkulasi (I.02079) 1. Mengecek
efektif d.d penurunan tindakan keperawatan Observasi Observasi sirkulasi perifer
kadar Hb d.d turgor selama 3x24 jam, - Periksa sirkulasi perifer - Mengkaji tanda dan (mis: nadi perifer,
menurun, CRT >3 detik, maka perfusi perifer (mis: nadi perifer, edema, gejala sirkulasi perifer edema, pengisian
kulit pucat, akral dingin meningkat dengan pengisian kapiler, warna, dilakukan untuk kapiler, warna,
kriteria hasil: suhu) suhu)
1. Warna kulit mendapatkan data
Terapeutik 2. Menghindari
pucat menurun - Hindari pemasangan infus, objektif dan subjektif pemasangan
2. Pengisian kapiler atau pengambilan darah di terkait masalah yang infus, atau
membaik area keterbatasan perfusi dialami pasien sehingga pengambilan
3. Akral membaik - Hindari pengukuran dapat direncanakan darah di area
4. Turgor kulit tekanan darah pada intervensi yang tepat keterbatasan
membaik ekstremitas dengan perfusi
Terapeutik
keterbatasan perfusi - Pemasangan infus atau 3. Menghindari
- Hindari penekanan dan spesimen darah di daerah pengukuran
pemasangan tourniquet yang memiliki tekanan darah
pada area kaki keterbatasan perfusi akan pada ekstremitas
- Lakukan perawatan kaki memperburuk keadaan dengan
dan kuku pasien keterbatasan
- Lakukan hidrasi - Pengukuran tekanan perfusi
Edukasi darah di daerah yang 4. melakukan
- Anjurkan melakukan memiliki keterbatasan perawatan kaki
perawatan kulit yang tepat perfusi akan dan kuku
(mis: melembabkan kulit menghasilkan pengukuran 5. Melakukan
kering pada kaki) yang bias rehidrasi
- Penggunaan dan 6. Menganjurkan
pemasangan tourniquet di melakukan
daerah yang memiliki perawatan kulit
keterbatasan perfusi akan (melembabkan
menekan aliran darah dan kulit kering pada
oksigen ke daerah perifer kaki)
- Perawatan kaki dan kuku 7.
dengan menghilangkan
sel sel kulit yang mati,
membantu melancarkan
aliran darah
- Hidrasi membantu
mengembalikan cairan
dan meningkatkan
sirkulasi tubuh
Edukasi
- Perawatan kulit yang
tepat, kaki dan kuku akan
membantu
mengembalikan keutuhan
kulit dan melembabkan
area yang kering,
penggunaan lotion
membantu menjaga
kelembaban kulit
11. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn. M Ruangan : Cempaka
P: Lanjutkan intervensi:
P: Lanjutkan intervensi
I:
1. Identifikasi nyeri (lokasi,
karakteristik, durasi, skala
nyeri)
2. Ajarkan teknik relaksasi
nafas dalam
3. Fasilitasi lingkungan
yang nyaman
4. Fasilitasi istirahat dan
tidur
5. Kolaborasi analgesik, bila
perlu
E: - diharapkan keluhan nyeri
menurun, frekuensi nadi
membaik
R: -
3. 6 September 2023 3 S : Pasien mengatakan merasa
18.30 WIB mual, asupan makan berkurang,
frekuensi makan hanya 1x
sehari satu mangkuk bubur,
porsi makan tidak dihabiskan.
P: Lanjutkan intervensi
5. 7 September 2023 1
08.00 WIB S: Pasien mengatakan sudah
BAB, tidak berwarna hitam lagi,
BAK lancar 2-3x sehari -+
750cc sehari.
P:lanjutkan intervensi
6. 7 September 2023 2 S : Pasien mengeluh nyeri di
08.30.00 WIB bagian perut kiri bawah, nyeri
terasa seperti ditekan, nyeri
hilang timbul, pasien
mengatakan nyerinya sudah
berkurang tidak seperti saat
awal, skala nyeri 2
P: Lanjutkan intervensi
I:
1. Monitor skala nyeri
2. Ajarkan nafas dalam
3. Fasilitasi lingkungan
yang nyaman
4. Fasilitasi istirahat dan
tidur
E: diharapkan keluhan nyeri
menurun-hilang
R:
7. 7 September 2023 3 S : Pasien mengatakan nafsu
09.00 WIB makanya mulai membaik
O: Pasien menghabiskan ½
mangkok porsi yang disajikan
P: lanjutkan intervensi
9 8 September 2023 1 S: Pasien mengatakan BAB nya
08.00 WIB sudah tidak berdarah, warna
kuning, konsistensi lunak,
pasien mengatakan pipis sudah
2-3x, pasien minum 5 gelas
Gilang
O:TD 110/80, Turgor membaik, Ramadhan
mukosa lembab, urin
1500cc/hari
A: Masalah Hipovolemia
teratasi
O: Pasien nampak
menghabiskan makanan yang
diberikan sebanyak 1 mangkuk, Gilang
Ramadhan
nafsu makan membaik
MENGHINDARI BAHAYA ✔
Sejauh mana pasien mampu menjaga keselamatannya tanpa bantuan
KOMUNIKASI ✔
Daftar Pustaka
Aji, et al. (2015). Efektifitas Antara Relaksasi Autogenik Dan Slow Deep Breathing
Relaxation Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Orif Di Rsud Ambarawa.
Smeltzer et al. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Wati, D. K., Pudjiadi, A., & Latief, A. (2012). Validitas Skala Nyeri Non Verbal Pain Scale
Revised Sebagai Penilai Nyeri di Ruang Perawatan Intensif Anak. Sari Pediatri, 14(1),
8-13. https://doi.org/10.14238/sp14.1.2012.8-13