Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Stase Keperawatan Medikal Bedah
Program Profesi Ners XLVI
Disusun Oleh:
Gilang Ramadhan
NPM. 220112230101
Preseptor:
Clinical Instructor:
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh sesak saat menjalani hemodialisa
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke unit pelayanan hemodialisa RSUD Sumedang untuk melakukan
cuci darah rutin 2x dalam satu minggu (Rabu & Sabtu). Saat intradialisis pasien
mengeluh sesak, sesak hilang timbul, sesak dirasakan saat pasien tidur di bed.
Pasien juga mengeluh mudah lelah ketika melakukan aktivitas sehari-hari. Dari
hasil pemeriksaan didapatkan kondisi perut asites, pitting edema derajat 1, pola
pernapasan kussmaul, hiperpigmentasi kulit
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien sudah didiagnosa Chronic Kidney Disease (CKD) Stage 5 yang
mengharuskan pasien untuk melakukan hemodialisa rutin. Pasien sudah melakukan
hemodialisa selama 8 tahun. Pasien juga memiliki riwayat kardiomegali
d. Riwayat kesehatan keluarga
Istri pasien memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien. Istri pasien di
diagnosa CKD dan sama-sama menjalani hemodialisis dengan jadwal yang berbeda
dengan klien. Orang tua pasien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi
e. Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan atau obat
f. Riwayat psikososial spiritual
- Psikologis: Pasien kooperatif saat dilakukan pengkajian, gaya berkomunikasi
dua arah, pasien menjawab ketika diberi pertanyaan. Pasien mengatakan
karena ini bukanlah pertama kalinya melakukan hemodialisa, pasien tampak
tenang dan tidak merasa cemas. Pasien dalam kondisi psikologis yang baik
- Sosial : Pasien dulunya seorang buruh yang selalu pergi bekerja setiap hari.
Peran pasien di masyarakat aktif. Pasien tidak memiliki permasalahan
berhubungan sosial atau berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Pasien
memiliki hubungan yang baik dengan kerabat dan anggota keluarga lainnya.
Pasien mengatakan bahwa orang terdekat yang paling berharga bagi pasien
adalah keluarga.
- Spiritual : Pasien merupakan orang yang rajin beribadah. Pasien selama sakit
tetap menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan.
Nutrisi
● Frekuensi ● 2-3x/hari dengan ● 2-3x/hari dengan porsi
● Jenis porsi sedang dalam 1 sedang dalam 1 piring
● Pantangan piring makanan makanan
● Keluhan ● Nasi, lauk, sayur, ● Nasi, lauk, sayur,
● - ● Buah buahan tinggi
● - kalium
● -
Eliminasi
BAB BAB BAB
● Frekuensi ● 1-2x / hari, dengan ● 1x/hari konsistensi
● Keluhan konsisten lunak padat kecoklatan
BAK berwarna kuning ● -
● Frekuensi kecoklatan
● Keluhan ● -
BAK BAK
● 2-3x / hari berwarna ● 2-3x/hari kekuningan
kuning ● Pipis sedikit
● -
Istirahat dan Tidur
● Kebiasaan ● Klien tidur ± 8 ● Pasien lebih banyak
● Frekuensi jam/hari istirahat di rumah
● Keluhan ● Tidur 1x/hari ● Tidur siang dan malam
● - ● -
Personal Hygiene
● Mandi dan ● 2x sehari ● 2x sehari
gosok gigi ● Pasien berpakaian ● Pasien berpakaian
● Berpakaian sopan, bersih, rapi sopan, bersih, rapi
● Berhias ● - ● -
● Keluhan ● - ● -
3. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum : Klien sadar penuh (Tempat, waktu dan orang)
2) Kesadaran : Composmentis (E:4, V:5, M:6)
3) Tanda-Tanda Vital
a. TD : 150/90 mmHg
b. Denyut Nadi : 104 x/menit
c. Pernafasan : 22 x/menit
d. Suhu : 36,2 C
e. SpO2 : 82 %
4) Antropometri
a. Berat Badan
- BB pre HD : 71 Kg
- BB post HD : 61 Kg
- BB Kering : 63 Kg
b. Tinggi Badan : 160 Cm
c. IMT/BMI : 24.6 (Normal)
d. LLA :-
e. IDWG
b. Dada
- Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan/lesi, pernapasan
kussmaul, napas tersengal sengal, penggunaan otot
bantu napas
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, PMI bergeser ke kiri bawah
- Perkusi : Tidak terkaji
- Auskultasi : Suara nafas crackles pada lobus inferior dextra, Irama
jantung aritmia , terdapat suara S3
Keluhan : Tidak ada keluhan
c. Perut
- Inspeksi : Asites, tidak terdapat luka bekas operasi,
- Auskultasi : Bising usus 20x/menit
- Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba pembesaran
masa hati dan limpa, perut kaku, pekak.
- Perkusi : Suara hipertimpani
Keluhan : Perut kaku dan pekak, perut bengkak
d. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
- Pergerakan : Normal, terpasang AV shunt di tangan sebelah kiri
- Kekuatan otot : 5/5
- Kulit : Hiperpigmentasi , pitting edema (-), akral hangat, kulit
kering, kulit menghitam
Ekstremitas Bawah
- Pergerakan : Normal
- Kekuatan otot : 5/5
- Kulit : Turgor melambat, CRT >3 detik, edema derajat 1
Keluhan : Kaki kanan bengkak
4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Hematologi 4 Parameter
Tanggal pemeriksaan 30 Agustus 2023
5. TERAPI
Jenis Obat Dosis Obat Golongan Obat Manfaat Obat Efek Samping
DO:
- Penggunaan otot CKD Pola nafas tidak efektif
bantu napas ↓
- Pernapasan Ketidakmampuan ginjal
kussmaul mensekresikan urin
- Suara nafas ↓
crackles Retensi Na dan cairan
- Nadi 104x /menit ↓
- RR 22x /meni Peningkatan tekanan hidrostatik
DS: kapiler
- Pasien ↓
mengatakan sesak Mendorong cairan keluar dari
dan badanya intravaskuler ke interstisial
bengkak ↓
Cairan masuk ke paru
↓
Edema paru
↓
Perubahan pola napas
↓
Sesak napas
↓
Pola nafas tidak efektif
DO: CKD Intoleransi aktivitas
- TD 150/90 mmHg ↓
- Nadi 104x /menit Penurunan produksi eritropoetin
- RR 22x /menit ↓
DS: Produksi Hb menurun
- Pasien mengeluh ↓
lelah Oksihemoglobin menurun
↓
Suplai O2 ke jaringan menurun
↓
Metabolisme anaerob
↓
Penumpukan asam laktat di otot
↓
Nyeri pada sendi
↓
kelemahan
↓
Intoleransi aktivitas
Perencanaan
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi
Tujuan Intervensi Rasional
1. Hipervolemia b.d Setelah dilakukan Manajemen Hipervolemia Manajemen Hipervolemia 1. Memeriksa tanda dan
Gangguan mekanisme tindakan keperawatan (I.03114) (I.03114) gejala hipervolemia
regulasi d.d Edema selama 3x24 jam, Observasi Observasi 2. Memonitor intake dan
perifer, perut asites diharapkankeseimbangan - Periksa tanda dan gejala - Untuk mengetahui output cairan
cairan meningkat dengan hipervolemia (mis: kondisi pasien saat ini 3. Menimbang berat badan
kriteria hasil: ortopnea, dispnea, edema, sehingga dapat setiap hari pada waktu
1. Edema menurun meningkat, suara nafas direncanakan intervensi yang sama
2. Turgor kulit tambahan) yang tepat 4. Membatasi asupan
membaik - Monitor intake dan output - Untuk mengetahui cairan dan garam
3. Tekanan darah cairan jumlah cairan yang 5. Menganjurkan melapor
membaik Terapeutik masuk dan keluar jika BB bertambah > 1
4. Frekuensi nadi - Timbang berat badan Terapeutik kg dalam sehari
membaik setiap hari pada waktu - Peningkatan cairan sama 6. Mengajarkan cara
yang sama dengan peningkatan berat membatasi cairan
- Batasi asupan cairan dan badan 7. Kolaborasi diuretik
garam - Asupan garam di atas
Edukasi batas normal akan
- Anjurkan melapor jika BB menarik cairan berlebih
bertambah > 1 kg dalam Edukasi
sehari - Peningkatan berat badan
- Ajarkan cara membatasi berhubungan dengan
cairan peningkatan cairan
Kolaborasi - Mengurangi cairan yang
- Kolaborasi diuretik masuk dengan cara
mengatasi haus dengan
berkumur atau mengulum
es batu
Kolaborasi
- Penggunaan diuretik
membantu mencegah
terjadinya penumpukan
cairan dengan
meningkatkan haluaran
urin
2. Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas Manajemen Jalan Napas 1. Memonitor pola nafas
Hambatan upaya nafas d.d tindakan keperawatan (I.01011) (I.01011) (frekuensi, kedalaman,
Pasien mengeluh sesak, selama 3x24 jam, maka Observasi Observasi usaha napas)
pola nafas kussmaul, suara pola nafas membaik - Monitor pola nafas - Untuk mengetahui 2. Memonitor bunyi nafas
nafas crackles, penggunaan dengan kriteria hasil: (frekuensi, kedalaman, kondisi pasien saat ini tambahan (misalnya:
otot bantu nafas 1. Dispnea menurun usaha napas) sehingga dapat gurgling, mengi,
2. Penggunaan otot - Monitor bunyi nafas direncanakan intervensi wheezing, ronchi kering)
bantu napas tambahan (misalnya: yang tepat 3. Memposisikan
menurun gurgling, mengi, - Bunyi nafas tambahan semi-fowler atau fowler
3. Pemanjangan fase wheezing, ronchi kering) mengindikasikan adanya 4. Memberikan terapi
ekspirasi menurun Terapeutik masalah pada pernafasan oksigen 4l/menit
4. Frekuensi nafas - Posisikan semi-fowler Terapeutik 5. Menganjurkan
membaik atau fowler - Posisi semi fowler/fowler mengurangi asupan
- Berikan oksigen bila perlu dapat mengoptimalkan cairan
Edukasi compliance paru
- Anjurkan mengurangi sehingga upaya nafas
asupan cairan dapat lebih efektif
- Terapi oksigen dapat
membantu suplai O2 ke
seluruh tubuh
Edukasi
- Cairan berlebih dapat
memperburuk edema
paru
3. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan Manajemen Energi (I.05178) Manajemen Energi (I.05178) 1. Memonitor pola dan
Ketidakseimbangan antara intervensi keperawatan Observasi Observasi jam tidur
suplai dan kebutuhan selama 1 x 24 jam, maka - Monitor pola dan jam - Pola waktu tidur dan 2. Menyediakan
oksigen d.d Pasien toleransi aktivitas tidur istirahat dapat menjadi lingkungan nyaman dan
mengeluh lelah, TD meningkat, dengan kriteria Terapeutik indikator restorasi energi rendah stimulus (mis:
150/90, N 104x /menit, RR hasil: - Sediakan lingkungan Terapeutik cahaya, suara,
22x /menit 1. Keluhan Lelah nyaman dan rendah - Lingkungan yang bersih, kunjungan)
menurun stimulus (mis: cahaya, aman dan tenang dapat 3. Melakukan latihan
2. Dispnea saat suara, kunjungan) memberikan rasa nyaman rentang gerak pasif
aktivitas menurun - Lakukan latihan rentang sehingga dapat lebih dan/atau aktif
3. Dispnea setelah gerak pasif dan/atau aktif optimal untuk istirahat 4. Menganjurkan tirah
aktivitas menurun Edukasi - Latihan ROM dapat baring
4. Frekuensi nadi - Anjurkan tirah baring membantu melatih 5. Menganjurkan
membai - Anjurkan melakukan kekuatan sendi dan otot melakukan aktivitas
aktivitas secara bertahap serta dapat mencegah secara bertahap
Kolaborasi kekakuan 6. Kolaborasi dengan ahli
- Kolaborasi dengan ahli Edukasi gizi tentang cara
gizi tentang cara - Tirah baring dapat meningkatkan asupan
meningkatkan asupan meminimalkan makanan
makanan penggunaan energi harian
- Pengelolaan energi dapat
dilakukan dengan
melakukan aktivitas
secara bertahap
Kolaborasi
- Pemberian diet yang tepat
dapat membantu
memenuhi jumlah kalori
harian yang dibutuhkan
4. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan Perawatan Integritas Kulit Perawatan Integritas Kulit 1. Mengidentifikasi
b.d Perubahan pigmentasi tindakan keperawatan (I.11353) (I.11353) penyebab gangguan
d.d Kulit pasien kering, selama 3x24 jam, maka Observasi Observasi integritas kulit
bersisik, menghitam, integritas kulit meningkat - Identifikasi penyebab - Untuk mengetahui 2. Mengubah posisi setiap
hiperpigmentasi dengan kriteria hasil: gangguan integritas kulit penyebab kondisi pasien 2 jam jika tirah baring
1. Kerusakan lapisan Terapeutik saat ini sehingga dapat 3. Menggunakan produk
kulit menurun - Ubah posisi setiap 2 jam direncanakan intervensi berbahan petroleum atau
jika tirah baring yang tepat minyak pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan Terapeutik 4. Menghindari produk
petroleum atau minyak - Mengubah posisi setiap 2 berbahan dasar alkohol
pada kulit kering jam sekali dapat pada kulit kering
- Hindari produk berbahan mengurangi resiko 5. Menganjurkan
dasar alkohol pada kulit dekubitus menggunakan pelembab
kering - Penggunaan (mis: lotion, serum)
Edukasi minyak/lotion dapat 6. Menganjurkan
- Anjurkan menggunakan mengurangi kulit kering meningkatkan asupan
pelembab (mis: lotion, - Penggunaan produk nutrisi
serum) berbahan alkohol dapat 7. Menganjurkan
- Anjurkan meningkatkan menyebabkan kulit meningkatkan asupan
asupan nutrisi kering buah dan sayur
- Anjurkan meningkatkan Edukasi 8. Menganjurkan
asupan buah dan sayur - Untuk melembabkan menggunakan tabir
- Anjurkan menggunakan kulit surya SPF minimal 30
tabir surya SPF minimal - Asupan nutrisi yang saat berada diluar rumah
30 saat berada diluar cukup membantu proses 9. Menganjurkan mandi
rumah penyembuhan luka dan menggunakan sabun
- Anjurkan mandi dan - Buah dan sayur bagus secukupnya
menggunakan sabun untuk kesehatan kulit,
secukupnya pilih buah rendah kalium
- Untuk melindungi kulit
dari paparan sinar UV
- Untuk mencegah kulit
menjadi kering
Aji, et al. (2015). Efektifitas Antara Relaksasi Autogenik Dan Slow Deep Breathing
Relaxation Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Orif Di Rsud
Ambarawa.
Husodo et al. (2016). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan
Antiseptic Hand Rub Penunggu Pasien Rawat Inap di Bangsal Dahlia Kelas III
RSUD Kabupaten Brebes. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5.
Smeltzer et al. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Wati, D. K., Pudjiadi, A., & Latief, A. (2012). Validitas Skala Nyeri Non Verbal Pain
Scale Revised Sebagai Penilai Nyeri di Ruang Perawatan Intensif Anak. Sari
Pediatri, 14(1), 8-13. https://doi.org/10.14238/sp14.1.2012.8-13