Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Laporan Kasus pada PK KMB 1
Oleh
191FK01009
2C
2
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh bengkak pada kaki dan matanya, BAK 2-3 x/hari,
pasien mengatakan jarang minum air putih, pasien mengatakan badan
nya terasa lemas dan kadang sedikit sesak nafas.
beristirahat
nya
aktivitasnya
- Pantangan
2 Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1x sehari 1x sehari
b. BAK
- Frekuensi 2-3 x sehari 2-3 x sehari
3 Istirahat Tidur
- Siang Pasien mengatakan jarang 1 jam
tidur siang
- Malam 6-7 jam
4
7-8 jam
- Keluhan Tidak ada
Tidak ada
4 Personal Hygiene
- Mandi 2x sehari 1x sehari
.
e. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Penampilan : Pasien tampak lemas
6
Saat diinspeksi tidak ada pembengkakan ginjal dan kandung kemih,
kebersihan saluran kencing terjaga, tidak ada lesi dan benjolan, BAK 2-
3x/ hari, warna kuning keruh, oliguri
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
Saat diperkusi kandung kemih kosong
Meliputi : Genitalia eksterna : Pria/ Wanita
Tidak terkaji karena pasien menolak untuk dikaji pada bagian genitalia
(5) Sistem Endokrin
Saat diinpeksi leher simetris, tidak ada lesi, gula darah 107, nafas tidak
berbau keton, tidak ada poliuria, tidak polidipsi, tidak ada poliphagia
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembengkakan
kelenjar thyroid
(6) Sistem Persyarafan
Saat diinspeksi tingkat kesadaran composmentis, Glasgow Coma Scale
(GCS) yaitu 15 ( Motorik 6, Verbal 5, Mata 4), tidak mengalami Trias
Peningkatan Tekanan Intra Kranial (3 PTIK) seperti tidak ada muntah
proyektil, tidak ada pupil edema, tidak ada nyeri kepala hebat. Tes
fungsi nervus kranialis normal seperti saat tes penciuman klien dapat
membedakan antara bau kayu putih dan wangi parfum. Saat tes
pengecapan klien normal klien dapat membedakan rasa asin, manis dan
pahit. Pada saat tes penglihatan normal klien dapat membaca papan
nama perawat dan saat tes menggunakan snellen chart baik, pupil
merespon ketika ada cahaya, bola mata bergerak dengan baik pasien
bisa melotot dan kembali seperti semula, tes pendengaran baik
menggunakan garputala, klien juga dapat mengunyah dan menelan
dengan baik. Tidak ada kejang, tidak ada kelumpuhan, mulut tidak
mencong, bicara juga tidak pelo.
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan
Saat diperkusi menggunakan reflek hammer normal
5 4
3 3
5 4
3 3
8
Saat diinspeksi bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
secret dan lesi, kebersihan telinga terjaga.
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan dan
pembengkakan.
Fungsi pendengaran baik, terbukti pada saat test pendengaran dengan
teknik rine, weber, swabah menggunakan garputala
f. Data Psikologis
a) Status Emosi
Klien tampak stabil
b) Pola Koping
Pasien tampak tidak ada perubahan kognitif dalam menghadapi sakitnya
c) Gaya Komunikasi
Klien tampak hati-hati dalam berbicara, pola komunikasi klien spontan.
Klien tidak menolak untuk diajak komunikasi, komunikasi klien jelas,
klien tidak menggunakan bahasa isyarat.
d) Konsep diri
(1) Gambaran diri
Klien tidak merasa malu terhadap tubuhnya/penyakitnya sekarang
(2) Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan pulang
kerumah
(3) Harga diri
Walaupun klien tidak mencapai ideal didrinya namun klien tidak
merasa rendah diri
(4) Peran
Klien adalah suami dari istrinya dan ayah dari anak-anaknya
(5) Identitas diri
Klien adalah seorang laki-laki
g. Data Sosial
Klien suka bersosialisasi dan mampu berbaur dengan lingkungan sekitarnya
terbukti selama di RS banyak orang yang menengoknya
h. Data Spiritual
Klien optimis akan sembuh dengan cara berdoa dan beribadah solat 5 waktu
9
Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimise kesembuhan penyakit,
gangguan dalam melaksanakan ibadah.
i. Data Penunjang
Hematologi rutin Hasil Satuan Nilai rujukan
HB 8,4 G/dl 13.2-17.3
Leukosit - - -
Hematokrit 40 % 40-52
Trombosit 150 Ribu/µl 150-440
Eritrosit 4,40 10^6/ µl 4.40-5.90
MCV/VER 90 Fl 80-100
MCH/HER 28 Pg 26-34
MCHC/AHER 32 G/dl 32-36
Kimia Klinik - -
Glukosa Sewattu - - -
Ureum Darah 134 Mg/dl 10-50
Kreatinin Darah 3,1 Mg/dl <1.4
Elektrolit - - -
10
CaCo3 3x500 mg (oral)
Mengobati kelebihan asam lambung
Pencegahan dan pengobatan defisiensi
kalsium Pengobatan kelebihan fosfat
(hiperfosfatemia) akibat masalah pada
ginjal
2. Analisa Data
Melakukan interprestasi data data senjang dengan tinjauan patofisiologi
2 Pola nafas
Kerusakan ginjal
DS: nafas tidak
↓ efektif
Pasien mengatakan
kadang sedikit sesak
11
nafas GFR menurun
DO: ↓
Nadi: 94x/menit ↓
Suhu: 37 ̊C ↓
3
DS:
Sekresi protein menurun Intoleransi
Pasien mengatakan badan
aktivitas
nya terasa lemas ↓
Intoleransi aktivitas
12
3. Diagnosa Keperawatan
a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan dan natrium
b) Pola nafas nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru pada respons
asidosis metabolik.
c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia dan retensi cairan
dan natrium.
Diagnosa keperawatan disusun dalam format PES (problem, etiologi, simtomp or
sign). Daftar diagnosa keperawatan disusun berdasarkan prioritas masalah
B. PERENCANAAN
NO Diagnosa INTERVENSI
TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
Keperawatan
1 Kelebihan volume Setelah dilakukan 1. Kaji status 1. Pengkajian
cairan berhubungan tindakan 2x24 jam cairan merupakan
dengan retensi cairan diharapkan pasien dasar
13
dan natrium mampu menyatakan berkelanjutan
DS: secara verbal untuk
- Pasien pemahaman tentang memantau
mengeluh pembatasan cairan perubahan dan
bengkak pada dengan mengevaluasi
kaki dan Kriteria hasil: intervensi.
matanya - Mempertahan 2. Batasi 2. Pembatasan
- BAK 2-3 x/hari kan masukan cairan cairan akan
- Warna urine pembatasan menentukan
kuning keruh diet dan berat tubuh
cairan. ideal, haluaran
DO: - Menunjukkan urine dan
- Ekstremitas turgor kulit respons
bawah terdapat normal tanpa terhadap terapi.
3. Identifikasi
edema edema. 3. Sumber
sumber
- CRT >2 detik kelebihan cairan
potensial
- Turgor kulit yang tidak
cairan
tidak elastis diketahui dapat
diidentifikasi
4. Jelaskan pada
4. Pemahaman
pasien dan
meningkatkan
keluarga dalam
kerjasama
pembatasan
pasien dan
cairan
keluarga dalam
pembatasan
cairan.
5. Bantu pasien
5. Kenyamanan
dalam
pasien
menghadapi
meningkatkan
ketidaknyaman
kepatuhan
an akibat
terhadap
pembatasan
pembatasan
cairan.
cairan
14
2 Pola nafas nafas tidak Setelah dilakukan 1. Kaji faktor 1. Mengidentifikas
15
Pasien tampak lemas ditoleransi,
Konjuntiva anemis bantu jika
Hb: 8,4 mg/dl keletihan
terjadi. 3. Mendorong
3. Anjurkan latihan dan
aktivitas aktivitas dalam
alternatif sambil batas-batas yang
istirahat. dapat ditoleransi
dan istirahat
yang adekuat.
4. Dianjurkan
4. Anjurkan untuk setelah dialysis,
beristirahat bagi banyak
setelah dialysis. pasien sangat
melelahkan.
Misal :
Monitor tanda – tanda vital setiap 15 menit sampai TTV stabil
Lakukan tehnik distraksi : visual dengan menonton tv saat timbul keluhan nyeri
3. Rasional
Berisi mekanisme pencapaian hasil melalui tindakan yang dilakuakn berupa tujuan
dri satu tindakan
Salah : distraksi mengurangi nyeri
Benar : distraksi bekerja di cortec serebri dengan mengalihkan persepsi nyeri pada
persepsi objek yang dilihat
16
Pelaksanaan implementasi dan dilakukan evaluasi secara formatif setelah tindakan
17
i 2021 Hasil:
Kegagalan ginjal untuk mengekresi
beban asam
2. Memonitor ketat TTV
Hasil:
TD: 120/80 mmHg
N: 90x/menit
R: 24 x/menit
S: 36,9 ̊C
3. Mengistirahatkan klien dengan posisi
fowler.
Hasil:
Paien tampak nyaman
4. Mengajarkan relaksasi distraksi.
Hasil:
Pasien mengatakan sesak nafas yang
dirasakan berkurang
19
S: 36,9 ̊C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
20