Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “L” DENGAN GANGGUAN


SISTEM PERKEMIHAN:GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG
PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Laporan Kasus pada PK KMB 1

Dosen Pembimbing Dede Nur Aziz Muslim, S.Kep., Ners, M.Kep

Oleh

Andiani Dwi Siswati

191FK01009

2C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI


KENCANA BANDUNG
TAHUN 2020
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Tn. L
Umur/ttl : 55 tahun, Bandung 20 Januari 1966
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status Pernikahan : Menikah
Suku/Bangsa : Sunda
Tanggal Masuk : 01 Februari 2021
Tanggal Pengkajian : 02 Februari 2021 Jam: 08.00
Tanggal Operasi : - Jam: -
No. Medrec :
Diagnosa Medis : Gagal Ginjal Kronik (CKD)
Alamat : Jl. Sindangreret no. 63 Cibiru Bandung

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. I
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Jl. Sindangreret no. 63 Cibiru Bandung

2
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengeluh bengkak pada kaki dan matanya, BAK 2-3 x/hari,
pasien mengatakan jarang minum air putih, pasien mengatakan badan
nya terasa lemas dan kadang sedikit sesak nafas.

b) Keluhan Utama Saat Di kaji


Pasien mengeluh bengkak pada kaki dan matanya
a. Provokatif/paliatif : Pasien mengeluh kaki dan mata nya bengkak.

Bengkak memperberat saat ia beraktivitas dan berkurang saat

beristirahat

b. Quality/kuantitas : Pasien mengatakan bengkak seperti kaki gajah

c. Region/radiasi : Pasien mengatakan bengkak di kaki dan dimata

nya

d. Saverity / scale : Pasien mengatakan skala 2 (0-5) dalam pengaruh

aktivitasnya

e. Timing :Pasien mengatakan keluhan dirasakan biasanya pagi hari

2) Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan sebelumnya pernah menderita Hipertensi dan Diabetes
Mellitus tetapi sudah sembuh

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan

d. Pola aktivitas sehari-hari


Meliputi pola ADL antara kondisi sehat dan sakit, didentifikasi hal hal yang
memperburuk kondisi klien saat ini dari aspek ADL. Meliputi:

No Jenis Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit


3
1 2 3 4
1 Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi 3x sehari 3x sehari

- Jenis Sayur, daging Sayur-sayuran

- Porsi 1 porsi 1 porsi

- Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

- Pantangan Tidak ada Makanan tinggi garam dan


protein
b. Minum
- Frekuensi 8 gelas sehari 4-5 gelas sehari

- Jumlah 2 liter 1 liter

- Jenis Air putih Air putih

- Pantangan

2 Eliminasi
a. BAB
- Frekuensi 1x sehari 1x sehari

- Konsistensi Padat Padat

- Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. BAK
- Frekuensi 2-3 x sehari 2-3 x sehari

- Jumlah 400-600cc/hari 400-600cc/hari

- Warna Kuning keruh Kuning keruh

- Keluhan BAK Keluar sedikit-sedikit BAK Keluar sedikit-sedikit

3 Istirahat Tidur
- Siang Pasien mengatakan jarang 1 jam
tidur siang
- Malam 6-7 jam

4
7-8 jam
- Keluhan Tidak ada
Tidak ada
4 Personal Hygiene
- Mandi 2x sehari 1x sehari

- Gosok gigi 2x sehari 2x sehari

- Keramas 1x sehari Selama di RS belum pernah


keramas
- Gunting kuku 1 minggu sekali Selama di RS belum pernah
gunting kuku
5 Aktivitas Klien bekerja sebagai Bedrest
Karyawan Swasta

.
e. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Penampilan : Pasien tampak lemas

Pemeriksaan Tanda-tanda Vital


Tekanan darah : 160/90 mmHg
Nadi : 94x/menit
Respirasi : 28x/menit
Suhu : 37 ̊C
BB : 50 kg
TB : 165 cm
IMT :-
LILA :-

b) Pemeriksaan Fisik Persistem ( disusun berdasar tehnik


pemeriksaan fisik inpeksi, palpasi, perkusi,auskultasi) kecuali di sistem
pencernaan Inpeksi, auskultasi, palpasi perkusi.
5
(1) Sistem Pernafasan
Setelah diinspeksi bentuk hidung simetris, dada simetris, frekuensi
nafas 28x/menit, irama nafas tidak teratur, sesak nafas (+), batuk
produktif (-), secret (-), tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
Setelah dipalpasi tidak ada nyeri tekan
Setelah diperkusi terdapat suara redup pada bagian dada
Setelah diauskultasi tidak terdapat suara wheezing.

(2) Sistem Cardiovaskuler


Setelah diinspeksi conjungtiva anemis, mukosa bibir lembab, leher
berbentuk simetris, ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada
clubbing finger
Setelah dipalpasi leher tidak terdapat pembengkakan, tidak terdapat
distensi vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan pada bagian leher
dan dada, kulit teraba hangat, tidak ada edema, frekuensi nadi
94x/menit, CRT >2 detik, tidak terdapat nyeri dada
Setelah diperkusi suara jantung pekak
Setelah diauskultasi bunyi jantung lup dup, tidak ada bunyi jantung
tambahan gallop dan murmur, sirkulasi jantung yaitu Heart Rate
100x/menit.
(3) Sistem Pencernaan
Saat diinspeksi keadaan mulut yaitu gigi bersih, tidak ada caries gigi,
tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada stomatitis, lidah bersih, saliva
normal, mulut tidak berbau, tonsil normal, tidak ada peradangan pada
gusi.
Saat diauskultasi bising usus normal 8x/menit
Saat dipalpasi mulut tidak ada pembengkakan, tidak terdapat nyeri
tekan di epigastrum
Saat diperkusi lambung bunyi tympani, hati pekak
(4) Sistem Genitourinaria

6
Saat diinspeksi tidak ada pembengkakan ginjal dan kandung kemih,
kebersihan saluran kencing terjaga, tidak ada lesi dan benjolan, BAK 2-
3x/ hari, warna kuning keruh, oliguri
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
Saat diperkusi kandung kemih kosong
Meliputi : Genitalia eksterna : Pria/ Wanita
Tidak terkaji karena pasien menolak untuk dikaji pada bagian genitalia
(5) Sistem Endokrin
Saat diinpeksi leher simetris, tidak ada lesi, gula darah 107, nafas tidak
berbau keton, tidak ada poliuria, tidak polidipsi, tidak ada poliphagia
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembengkakan
kelenjar thyroid
(6) Sistem Persyarafan
Saat diinspeksi tingkat kesadaran composmentis, Glasgow Coma Scale
(GCS) yaitu 15 ( Motorik 6, Verbal 5, Mata 4), tidak mengalami Trias
Peningkatan Tekanan Intra Kranial (3 PTIK) seperti tidak ada muntah
proyektil, tidak ada pupil edema, tidak ada nyeri kepala hebat. Tes
fungsi nervus kranialis normal seperti saat tes penciuman klien dapat
membedakan antara bau kayu putih dan wangi parfum. Saat tes
pengecapan klien normal klien dapat membedakan rasa asin, manis dan
pahit. Pada saat tes penglihatan normal klien dapat membaca papan
nama perawat dan saat tes menggunakan snellen chart baik, pupil
merespon ketika ada cahaya, bola mata bergerak dengan baik pasien
bisa melotot dan kembali seperti semula, tes pendengaran baik
menggunakan garputala, klien juga dapat mengunyah dan menelan
dengan baik. Tidak ada kejang, tidak ada kelumpuhan, mulut tidak
mencong, bicara juga tidak pelo.
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan
Saat diperkusi menggunakan reflek hammer normal

(7) Sistem Integumen


7
Saat diinspeksi kebersihan kulit terjaga, warna kulit sawo matang, kulit
kering , tidak ada lesi, tidak ada luka
Saat dipalpasi turgor kulit tidak elastis, kulit pasien kering bersisik
(8) Sistem Muskuloskeletal
(a) Ekstremitas Atas
Saat diinspeksi tidak ada kesulitan dalam pergerakan, tidak ada
pembengkakan, tidak ada kemerahan, tidak ada fraktur dan
dislokasi, keadaan otot normal tidak ada hipotoni, atoni, dan
hipertoni. Pada bagian tangan sebelah kanan karena terpasang infus

5 4

3 3

Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan


(b) Ektermitas Bawah
Saat diinspeksi tidak ada kesulitan dalam pergerakan, terdapat
edema, tidak ada kemerahan, tidak ada fraktur dan dislokasi,
keadaan otot normal tidak ada hipotoni, atoni, dan hipertoni.

5 4

3 3

Saat dipalpasi terdapat tidak terdapat nyeri tekan.


(9) Sistem Penglihatan
Saat diinspeksi bentuk mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan
bola mata normal, sclera tidak ikterik, pupil isohor, kornea jernih, tidak
ada strabismus, tidak memakai kacamata, tidak ada leso, tidak ada
secret. Fungsi penglihatan baik, pasien mampu melihat papan nama
perawat. Reaksi terhadap cahaya mata kanan dan kiri positif.
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan.
(10) Wicara dan THT

8
Saat diinspeksi bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
secret dan lesi, kebersihan telinga terjaga.
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan dan
pembengkakan.
Fungsi pendengaran baik, terbukti pada saat test pendengaran dengan
teknik rine, weber, swabah menggunakan garputala
f. Data Psikologis
a) Status Emosi
Klien tampak stabil
b) Pola Koping
Pasien tampak tidak ada perubahan kognitif dalam menghadapi sakitnya
c) Gaya Komunikasi
Klien tampak hati-hati dalam berbicara, pola komunikasi klien spontan.
Klien tidak menolak untuk diajak komunikasi, komunikasi klien jelas,
klien tidak menggunakan bahasa isyarat.
d) Konsep diri
(1) Gambaran diri
Klien tidak merasa malu terhadap tubuhnya/penyakitnya sekarang
(2) Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan pulang
kerumah
(3) Harga diri
Walaupun klien tidak mencapai ideal didrinya namun klien tidak
merasa rendah diri
(4) Peran
Klien adalah suami dari istrinya dan ayah dari anak-anaknya
(5) Identitas diri
Klien adalah seorang laki-laki
g. Data Sosial
Klien suka bersosialisasi dan mampu berbaur dengan lingkungan sekitarnya
terbukti selama di RS banyak orang yang menengoknya
h. Data Spiritual
Klien optimis akan sembuh dengan cara berdoa dan beribadah solat 5 waktu
9
Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimise kesembuhan penyakit,
gangguan dalam melaksanakan ibadah.

i. Data Penunjang
Hematologi rutin Hasil Satuan Nilai rujukan
HB 8,4 G/dl 13.2-17.3
Leukosit - - -
Hematokrit 40 % 40-52
Trombosit 150 Ribu/µl 150-440
Eritrosit 4,40 10^6/ µl 4.40-5.90
MCV/VER 90 Fl 80-100
MCH/HER 28 Pg 26-34
MCHC/AHER 32 G/dl 32-36
Kimia Klinik - -
Glukosa Sewattu - - -
Ureum Darah 134 Mg/dl 10-50
Kreatinin Darah 3,1 Mg/dl <1.4
Elektrolit - - -

LFG (Ml/mnt/1,73m²) = (140-umur) x berat badan


72 x kreatinin plasma
= (140-55) x 50kg
72 x 3,1
= 85 x 50 = 4250
223 223
= 19 ml/menit
Klasifikasi dari CRF klien masuk gret 4, yang artinya pasien
mengalami gagal ginjal tahap berat (karena LFG klien 19%),
Sudoyo,2015.

j. Program dan rencana Pengobatan


TERAPI DOSIS INDIKASI
Furosemide 1x2 gr (IV) Untuk mengobati penumpukan cairan
karena gagal jantung, jaringan parut
hati, atau penyakit ginjal.
Asam folat 1X1000 mg (oral) Vitamin B9 sangat penting untuk
berbagai fungsi tubuh

10
CaCo3 3x500 mg (oral)
Mengobati kelebihan asam lambung
Pencegahan dan pengobatan defisiensi
kalsium Pengobatan kelebihan fosfat
(hiperfosfatemia) akibat masalah pada
ginjal

2. Analisa Data
Melakukan interprestasi data data senjang dengan tinjauan patofisiologi

No Data Interprestasi Masalah


1 2 3 4
1 DS: Riwayat Hipertensi dan jarang minum Kelebihan
air putih (4-5x sehari) volume
- Pasien mengeluh
cairan
bengkak pada ↓
kaki dan matanya
Kerusakan fungsi ginjal
- BAK 2-3 x/hari
- Warna urine ↓
kuning keruh
GFR menurun
DO:

- Ekstremitas
bawah terdapat Retensi Cairan dan natrium
edema

- CRT >2 detik
- Turgor kulit tidak Edema
elastis

Kelebihan volume cairan

2 Pola nafas
Kerusakan ginjal
DS: nafas tidak
↓ efektif
Pasien mengatakan
kadang sedikit sesak
11
nafas GFR menurun

DO: ↓

TD:160/90 mmHg Asidosis metabolik

Nadi: 94x/menit ↓

RespirasI: 28x/menit Edema paru

Suhu: 37 ̊C ↓

- Irama nafas tidak Pola nafas nafas tidak efektif


teratur
- Sesak nafas (+)
- Suara perkusi
paru redup

3
DS:
Sekresi protein menurun Intoleransi
Pasien mengatakan badan
aktivitas
nya terasa lemas ↓

DO: Produksi Hb menurun

Pasien tampak lemas ↓

Konjuntiva anemis Suplai oksigen ke jaringan

Hb: 8,4 mg/dl ↓

Intoleransi aktivitas

Kelompok data senjang


yang menunjang masalah
dikelompokan dalam data
Subjektif dan obejktif

12
3. Diagnosa Keperawatan
a) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan dan natrium
b) Pola nafas nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru pada respons
asidosis metabolik.
c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia dan retensi cairan
dan natrium.
Diagnosa keperawatan disusun dalam format PES (problem, etiologi, simtomp or
sign). Daftar diagnosa keperawatan disusun berdasarkan prioritas masalah

N Diagnosa Tanggal Nama Tanda


O Keperawatan Ditemukan Perawat Tangan
1 Kelebihan volume cairan 02 Februari Andiani Dwi
berhubungan dengan penurunan 2021 Siswati
retensi cairan dan natrium
2 Intoleransi aktivitas berhubungan 02 Februari Andiani Dwi
dengan keletihan, anemia dan 2021 Siswati
retensi cairan dan natrium.
3 Pola nafas nafas tidak efektif 02 Februari Andiani Dwi
berhubungan dengan edema paru 2021 Siswati
pada respons asidosis metabolik.

B. PERENCANAAN

NO Diagnosa INTERVENSI
TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
Keperawatan
1 Kelebihan volume Setelah dilakukan 1. Kaji status 1. Pengkajian
cairan berhubungan tindakan 2x24 jam cairan merupakan
dengan retensi cairan diharapkan pasien dasar

13
dan natrium mampu menyatakan berkelanjutan
DS: secara verbal untuk
- Pasien pemahaman tentang memantau
mengeluh pembatasan cairan perubahan dan
bengkak pada dengan mengevaluasi
kaki dan Kriteria hasil: intervensi.
matanya - Mempertahan 2. Batasi 2. Pembatasan
- BAK 2-3 x/hari kan masukan cairan cairan akan
- Warna urine pembatasan menentukan
kuning keruh diet dan berat tubuh
cairan. ideal, haluaran
DO: - Menunjukkan urine dan
- Ekstremitas turgor kulit respons
bawah terdapat normal tanpa terhadap terapi.
3. Identifikasi
edema edema. 3. Sumber
sumber
- CRT >2 detik kelebihan cairan
potensial
- Turgor kulit yang tidak
cairan
tidak elastis diketahui dapat
diidentifikasi
4. Jelaskan pada
4. Pemahaman
pasien dan
meningkatkan
keluarga dalam
kerjasama
pembatasan
pasien dan
cairan
keluarga dalam
pembatasan
cairan.
5. Bantu pasien
5. Kenyamanan
dalam
pasien
menghadapi
meningkatkan
ketidaknyaman
kepatuhan
an akibat
terhadap
pembatasan
pembatasan
cairan.
cairan
14
2 Pola nafas nafas tidak Setelah dilakukan 1. Kaji faktor 1. Mengidentifikas

efektif berhubungan tindakan keperawatan penyebab i untuk

dengan edema paru 1x24 jam diharapkan asidosis mengatasi

pada respons asidosis tidak terjadi metabolik. penyebab dasar

metabolik. perubahan pola nafas dari asidosis

DS: dengan metabolic.

Pasien mengatakan Kriteria hasil: 2. Monitor ketat 2. Untuk

kadang sedikit sesak - Klien tidak TTV. mengetahui ada

nafas mengeluh peningkatan RR

DO: sesak nafas atau tidak


- RR dalam 3. Istirahatkan 3. Posisi fowler
TD:160/90 mmHg
batas normal klien dengan akan
Nadi: 94x/menit
16-24x/menit posisi fowler. meningkatkan
RespirasI: 28x/menit
Suhu: 37 ̊C ekspansi paru
4. Ajarkan 4. Mengurangi
- Irama nafas
relaksasi sedikit sesak
tidak teratur
distraksi. dari pasien
- Sesak nafas (+)
5. Kolaborasi 5. Memperbaiki
- Suara perkusi
berikan cairan keadaan
paru redup
ringer laktat asidosis
secara metabolik
intravena. 1. Menyediakan
Setelah dilakukan 1. Kaji faktor yang informasi
3 Intoleransi aktivitas
tindakan keperawatan menyebabkan tentang indikasi
berhubungan dengan
1x24 jam diharapkan keletihan tingkat
keletihan, anemia dan
pasien berpartisipasi keletihan
retensi cairan dan
dalam aktivitas yang 2. Meningkatkan
natrium.
dapat ditoleransi 2. Tingkatkan aktivitas
DS:
dengan kemandirian ringan/sedang
Pasien mengatakan
Kriteria hasil: dalam aktivitas
badan nya terasa lemas
Pasien tidak tampak perawatan diri
DO:
lemas yang dapat

15
Pasien tampak lemas ditoleransi,
Konjuntiva anemis bantu jika
Hb: 8,4 mg/dl keletihan
terjadi. 3. Mendorong
3. Anjurkan latihan dan
aktivitas aktivitas dalam
alternatif sambil batas-batas yang
istirahat. dapat ditoleransi
dan istirahat
yang adekuat.
4. Dianjurkan
4. Anjurkan untuk setelah dialysis,
beristirahat bagi banyak
setelah dialysis. pasien sangat
melelahkan.

1. Rumusan tujuan mengandung konsep SMART dan mengandung kriteris indikato


diagnosa keperawatan teratasi.
2. Rencana tindakan keperawatan dibuat secara eksplisit dan spesifik

Misal :
Monitor tanda – tanda vital setiap 15 menit sampai TTV stabil
Lakukan tehnik distraksi : visual dengan menonton tv saat timbul keluhan nyeri

3. Rasional
Berisi mekanisme pencapaian hasil melalui tindakan yang dilakuakn berupa tujuan
dri satu tindakan
Salah : distraksi mengurangi nyeri
Benar : distraksi bekerja di cortec serebri dengan mengalihkan persepsi nyeri pada
persepsi objek yang dilihat

C. PELAKSANAAN DAN EVALUASI FORMATIF

16
Pelaksanaan implementasi dan dilakukan evaluasi secara formatif setelah tindakan

JAM DP Tindakan Nama


Tanggal danTanda
Tangan
02 08.30 1 1. Mengkaji status cairan pasien
Februar Hasil:
i 2021 Berat badan menetap BB: 50 kg
2. Membatasi masukan cairan
Hasil:
Pasien patuh dan membatasi masukan
cairan
3. Mengidentifikasi sumber potensial
cairan
Hasil:
Penyebab kelebihan volume cairan
akibat ketidakpatuhan pasien dalam
melakukan pembatasan cairan
4. Menjelaskan pada pasien dan keluarga
dalam pembatasan cairan
Hasil:
Pasien mengerti tentang pembatasan
cairan yang dijelaskan
5. Membantu pasien dalam menghadapi
ketidaknyamanan akibat pembatasan
cairan.
Hasil:
Pasien mengerti dan tidak merasa sulit
dalam melakukan pembatasan cairan

02 09.15 2 1. Mengkaji faktor penyebab asidosis


Februar metabolik.

17
i 2021 Hasil:
Kegagalan ginjal untuk mengekresi
beban asam
2. Memonitor ketat TTV
Hasil:
TD: 120/80 mmHg
N: 90x/menit
R: 24 x/menit
S: 36,9 ̊C
3. Mengistirahatkan klien dengan posisi
fowler.
Hasil:
Paien tampak nyaman
4. Mengajarkan relaksasi distraksi.
Hasil:
Pasien mengatakan sesak nafas yang
dirasakan berkurang

03 10.00 3 1. Mengkaji faktor yang menyebabkan


Februar keletihan
i 2021 Hasil:
Faktor dari keletihan pasien adalah
Hb tgl 02/02/21: 8,5 gr/dl
Hb tgl 03/02/21: 11 gr/dl
2. Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas
perawatan diri yang dapat ditoleransi,
bantu jika keletihan terjadi.
Hasil:
Pasien mandiri dalam beraktivitas
3. Anjurkan aktivitas alternatif sambil
istirahat.
Hasil:
Pasien mengikuti anjuran dari perawat
18
D. EVALUASI SUMATIF
Evaluasi terdiri dari evaluasi sumatif dan formatif
a. Evaluasi formatif dituliskan sebagai hasil dari suatu tindakan
yang dicatat dalam format implementasi
b. Evaluasi sumatif berupa pemecahan masalh diagnosa
keperawatam dalam bentuk catatan perkembangan (SOAPIER) yang dibuat bila :
1. Kerangka waktu di tujuan tercapai
2. Diagnosa tercapai sebelum waktu di tujuan
3. Terjadi perburukan kondisi
4. Muncul masalah baru

Tanggal DP Evaluasi Sumatif Nama


danTanda
Tangan
03 1 S: Pasien mengatakan kedua kaki nya sudah tidak
Februar bengkak lagi dan klien mengatakan sudah membatasi
i 2021 asupan cairan
O: Tidak terdapat edema
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

04 2 S: Pasien mengatakan sesaknya berkurang


Februar O: Pasien nampak sesaknya berkurang
i TD: 120/80 mmHg
2021 N: 90 x/menit
R: 24 x/menit

19
S: 36,9 ̊C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

3 S: Pasien mengatakan tidak lemas lagi dan pasien


04 mandiri dalam melakukan aktivitasnya
februari O: Pasien nampak tidak lemas lagi
2021 Hb: 11 gr/dl
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

20

Anda mungkin juga menyukai