Oleh :
Nama : Deti Eva Nurvalah
NIM : 2250321117
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. E Nama : Ny. Y
Umur : 71 Tahun Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : KP C
Gol. Darah : O Hubungan dengan Klien : Anak
Alamat : KP C
B. KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama saat Masuk Rumah Sakit
Tn. E mengatakan selama 1 minggu mengeluh batuk dan sesak nafas.
2. Keluhan Utama saat Pengkajian
Pada saat pengkajian Tn.E mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, sesak nafas
dan batuk menjadi lebih parah apabila melakukan aktivitas dan merasa ringan
apabila sedang beristirahat. GCS E4M6V5, SPO2 97% terpasang BC 3 lpm
C. Diagnosa Medis
Bronkopneumonia
D. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. E mengatakan alasan masuk rumah sakit karena sesak nafas dan batuk. Sesak
nafas dan batuk berkurang apabila melakukan aktivitas, dan berkurang apabila
minum obat dan duduk.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Tn. E mengatakan pernah dirawat 3 kali dalam 10 bulan terakhir akibat sesak
nafas.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tn. E mengatakan tidak mempunyai penyakit turunan maupun penyakit menular
yang diturunkan oleh keluarganya.
Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Menikah
Tinggal serumah
2. Riwayat Psikologi
a. Status emosi
Ekspresi hati dan perasaan pasien: muka pasien memperlihatkan kesedihan,
dan raut wajah tampak murung. Suasana yang membahagiakan klien
berkumpul dengan kluarga, dan orang terdekatnya, terkadang klien tidak
nyaman karena merasa gerah.
b. Gaya Komunikasi
Komunikasi klien spontan dan terbuka, pasien tidak menolak saat di ajak
bicara, komunikasi klien jelas.
c. Pola Pertahanan
Klien menerima atas penyakit yang dideritanya dengan lapang dada dan klien
berusaha atau semangat untuk melakukan pengobatan (untuk sembuh).
d. Dampak di rawat di rumah sakit
3. Pemeriksaan Wajah
a. Mata
Kelemgkapan dan kesimetrisan mata (+), Kelopak mata edema (-), Ptosis (-),
Peradangan (-), Luka (-), Benjolan (-), bulu mata tidak rontok, Konjunctiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, warna iris hitam, reaksi pupil terhadap
cahaya miosis, pupil isokor.
b. Hidung
bentuk tulang dan septum nasal tidak ada pembengkokan, perdarahan (-),
Kotoran (-), Pembengkakan (-), Pembesaran/polip (-).
c. Mulut
tidak ada kelainan bentuk/bibir sumbing, warna bibir merah muda, mukosa
bibir lembab, caries (-), kotoran (-), Gigi palsu (-), gingivitis (-), warna lidah
merah muda, perdarahan (-), abses (-). Benda asing di orofaring (-)
d. Telinga
Bentuk, ukuran dan tidak ada kelainan, lesi (-), Nyeri tekan (-), Peradangan
(-), penumpukan serumen (-), membran timpani warna dan transparansi
normal, perdarahan (-), perforasi (-).
4. Pemeriksaan Kepala dan Leher
a. Kepala
bentuk bulat, simetris (+), Hidrochepalus (-), tidak ada luka, nyeri tekan (-).
b. Leher
Bentuk leher simetris, tidak ada peradangan, jaringan parut (-), Perubahan
warna (-), massa (-), Pembesaran Kelenjar limfe (-), Pembesaran kelenjar
tiroid (-), Posisi trakea simetris, Pembesaran vena jugularis (-) Kepala klien
normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, Rambut rapi, bersih, tidak
berbau, dan sedikit berminyak.
5. Pemeriksaan Thoraks/Dada
a. Pemeriksaan Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal chest, ruas tulang belakang normal,
Retraksi intercosta dan suprasternal (-), Sternomastoid (-
), Pernafasan cuping hidung (-), pola nafas pendek
24x/menit,
cianosis (-), batuk (+).
Palpasi : Fremitus biasanya terdengar lemah pada bagian yang
terdapat cairan atau secret, getaran hanya teraba pada sisi
yang tidak terdapat secret
Perkusi : Suara paru terdengar redup
Auskultasi : Suara tambahan (+) rokhi.
b. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Ictus cordis (-)
Palpasi : Pulsasi dinding torak teraba kuat
Perkusi : Batas atas (ICS II), Batas bawah (ICS V), Batas Kiri (ICS V
Mid Clavikula Sinistra), Batas kanan (ICS IV Mid Sternalis
Dextra)
Auskultasi : BJ I (Tunggal, Keras, Reguler)
BJ II (Tunggal, Keras, Reguler)
Bunyi jantung tambahan (-).
6. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen normal, massa (-), bentuk abdomen simetris
Palpasi : Hepar : Nyeri tekan (-), Pembesaran (-), Perabaan (lunak),
permukaan (halus), Tepi hepar (tajam), Hepar tidak teraba.
Appendik : Nyri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri menjalar
kontralateral (-).
Palpasi Ginjal : Nyeri tekan (-), Pembesaran (-), Ginjal tidak teraba.
Perkusi : Bunyi tympani, klien tidak ada keluhan saat dilakukan
perkusi pada abdomen.
Auskultasi : Bising Usus 15x/menit
7. Pemeriksaan Genitalia dan Rektal
a. Genitalia Pria
Inspeksi : Tidak dikaji
Palpasi : Tidak dikaji
Kelainan-kelainan yang tampak pada skrotum : Tidak ada
Inspeksi dan palpasi hernia : Tidak ada
b. Pada Wanita
Inspeksi : Tidak dikaji
8. Pemeriksaan Punggung dan Tulang Belakang
Tidak ada nyeri, tidak ada massa, tidak ada lesi, tulang belakang klien normal.
Tidak kifosis, lordosis, maupun skoliosis
9. Pemeriksaan ekstremitas/Muskuloskeletal
a. Inspeksi : Otot kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), Fraktur (-).
b. Palpasi : edema (-), CRT <3 detik
Kekuatan otot :4 4
4 4
Keterangan :
0 (tidak ada): Tidak ada kontraksi otot
1 (sedikit) : Kontraksi Otot dapat di palpasi tanpa gerakkan persendian
2 (buruk) : Tidak mampu melawan gaya gravitasi
3 (sedang) : Hanya mampu melawan gravitasi
4 (baik) : Mampu menggerakkan persendian dengan gaya
gravitasi, mampu melawan dengan tahanan sedang.
5 (normal) : Mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak penuh,
mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan
tahanan penuh.
10. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran/Penghirup/Tenggorokan
Klien dapat mendengar arahan dan instruksi dengan baik Test weber, rinne dan
swabach tidak terkaji.
Klien dapat membedakan bau-bauan dengan baik.
Tidak ada Pembesaran tonsil (-), nyeri menelan (-)
11. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Tn. E masih dapat melihat area sekitar dan masih bisa mengenali orang
disekitarnya, akan tetapi kurang jelas atau buram.
12. Pemeriksaan Fungsi Neurologis
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS (Glasgow Coma Scale)
GCS : Mata = 4, Verbal = 5, Motorik = 6
b. Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak
Tidak ada
c. Peningkatan suhu tubuh (-), nyeri kepala (-), kaku kuduk (-), mual dan
muntah (-), kejang (-), penurunan tingkat keadaran (-)
d. Memeriksa nervus cranialis
1. N1 (Olfaktorius): tidak mengalami gangguan penciuman
2. N2 (Optikus): tidak mengalami gangguan penglihatan
3. N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen): gerak bola mata ke
segala arah, respon pupil miosis (mengecil).
4. N5 (Trigeminus): mata klien berkedip saat diberi pilinan kapas yang
diusapkan pada kelopak mata, klien dapat membedakan sensasi kasar,
halus, tajam dan tumpul pada area wajah reflek mengedip (+)
5. N7 (Fasialis): tidak mengalami kelumpuhan di wajah
6. N8 (Auditorius): tidak mengalami gangguan pendengaran
7. N9 dan N10 (Glosofaringeus): tidak ada gangguan menelan.
8. N11 (Asesorius): kemampuan klien menoleh ke kanan dan ke kiri
9. N12 (Vagus): klien dapat menggerakan lidahnya ke segala arah dengan
bebas.
13. Pemeriksaan Kulit/Integument
a. Integument/Kulit PR
Inspeksi :
Lesi (-), jaringan parut (-), warna kulit sawo matang, tidak ada luka bakar.
Palpasi :
Tekstur kasar, turgor kulit normal, kelenturan baik, struktur keriput, lemak
subkutan tipis, nyeri tekan (-), cyanosis (-)
b. Pemeriksaan Rambut
Rambut menyebar dan merata tidak ada bau dan tidak rontok, warna hitam
c. Pemeriksaan Kuku
Kuku klien bersih dan normal.
14. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik Medik
Pemeriksaan Hasil Nilai Spesimen Metode
Rujukan
SARS-Cov2 Negatif Negatif Swab Fluorescent
Nasofaring Immnuno
Assay
DO : Proses peradangan
- Saat di auskultasi terdengar
suara ronkhi Akumulasi secret dibronkus
- Terpasang BC 3 lpm
- Tanda- tanda vital Bersihan jalan nafas tidak
TD : 150/100 efektif
HR : 98x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,6 C
SPO2 : 95%
2. DS : Jamur, virus, bakteri, Pola napas tidak
- Tn. E mengatakan sesak protozoa efektif
nafas
- Tn. E mengatakan hanya bisa Infeksi saluran pernafasan
tidur apabila menggunakan 2 bawah
bantal
- Klien mengatakan bila Edema antara kapiler dan
- Klien menggunakan BC 3
Suplai oksigen menurun
lpm
- Posisi klien semi fowler
- Tanda- tanda vital
TD : 150/100 Hipoksia
HR : 98x/menit
RR : 24x/menit Pola nafas tidak efektif
Suhu : 36,6 C
- SPO2 : 95%
3. DS : Jamur, virus, bakteri, Intoleransi
- Tn. E mengatakan aktivitas protozoa Aktivitas
sehari-hari dibantu oleh
keluarga Infeksi saluran pernafasan
- Tn. E mengatakan mudah bawah
lelah
DO : Edema antara kapiler dan
tempat tidur
- Tampak Tn. E semua Edema paru
Hipoksia
Fatique
Intoleransi aktivitas
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola nafas tidak efektif
3. Intoleran aktivitas
J. INTERVENSI
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. SDKI SLKI SIKI
Bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas Manajemen Jalan Nafas
tidak efektif (L.01001) (l.01011)
Setelah dilakukan Tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24 1. Monitor pola nafas
jam masalah bersihan jalan (frekuensi, kedalaman,
nafas dapat teratasi dengan usaha nafas)
kriteria hasil : 2. Monitor bunyi nafas (mis.
1. Batuk efektif meningkat Gurgling, mengi,
2. Produksi sputum wheezing, ronkhi kering)
menurun 3. Monitor sputum (jumlah,
3. Mengi menurun warna, aroma)
4. Wheezing menurun
5. Dispnea menurun Terapeutik
6. Ortopnea menurun 1. Atur posisi semi fowler
7. Sulit bicara menurun atau fowler
8. Sianosis menurun 2. Berikan minum hangat
9. Gelisah menurun 3. Lakukan fisioterapi dada,
10. Frekuensi napas jika perlu
membaik 4. Berikan oksigen, jika perlu
11. Pola napas membaik
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, mukolitik
atau ekspektoran, jika
perlu
membaik
Terapeutik
1. Atur posisi semi fowler
atau fowler
2. Berikan minum hangat
3. Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
4. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, mukolitik
atau ekspektoran, jika
perlu
3. SDKI SLKI SIKI
Intoleran Aktivitas Toleransi aktivitas (L.05047) Manajemen Energi (l.05178)
Setelah dilakukan Tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24 1. Identifikasi gangguan
jam masalah toleransi fungsi tubuh yang
aktivitas dapat teratasi mengakibatkan kelelahan
dengan kriteria hasil : 2. Monitor kelelahan fisik
1. Frekuensi nadi meningkat dan emosional
2. Keluhan lelah menurun 3. Monitor pola dan jam tidur
3. Dispnea saat aktivitas 4. Monitor lokasi dan
menurun ketidaknyamanan selama
4. Dispnea setelah aktivitas melakukan aktivitas
menurun Terapeutik
5. Perasaan lemah menurun 1. Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. Cahaya,
suara, kunjungan)
2. Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
K. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi TTD &
Keperawatan dan Nama
Tanggal Perawat
1. Bersihan jalan 16/10/202 16/10/2022 Deti Eva
nafas tidak 2 1. Memonitor pola 13.00 WIB Nurvalah
efektif 09.00 WIB nafas : frekuensi S :
nafas 24x/menit, - Tn. E
pernafasan tidak mengatakan
menggunakan otot masih sesak
bantu pernafasan, - Klien
pernafasan cuping mengatakan
09.15 WIB
hidung (-) masih batuk
2. Memonitor bunyi berdahak
09.30 WIB
nafas : terdapat suara O :
nafas ronkhi - Saat di
09.45 WIB
3. Memonitor sputum : auskultasi
jumlah sedikit, warna masih
kuning kehijauan terdengar
10.0 WIB
4. Mengatur posisi semi ronkhi
10.30 fowler atau fowler - Terpasang BC
WIB 3 lpm
5. Memberikan minum - Tanda-Tanda
hangat Vital
11.00WIB TD : 120/90
6. Memberikan oksigen HR : 90x/menit
BC 3 lpm RR : 23x/menit
11.42 WIB Suhu : 36,0 C
7. Mengganti plabot
SPO2 : 95%
infus menggunakan
A : Masalah
ringer laktat dan nacl
teratasi
sebagian
8. Kolaborasi
Memberikan obat P : Intervensi
obat : Dilanjutkan
- Antibiotik - Monitor pola
ceftazimide 2x1 nafas
gram (frekuensi,
- Acetylcysteine kedalaman,
3x200 mg usaha nafas)
- Paracetamol tablet - Monitor bunyi
3x1 nafas (mis.
Gurgling,
mengi,
wheezing,
ronkhi kering)
- Atur posisi
semi fowler
atau fowler
- Kolaborasi
obat
17/10/202 17/10/2022 Deti Eva
2 1. Memonitor pola 20.00 WIB Nurvalah
14.00 WIB nafas: frekuensi S :
21x/menit, - Tn. E
menggunakan otot mengatakan
pernafasan masih sesak
(-), cuping hidung (-) - Klien
mengatakan
14.40 WIB 2. Memonitor bunyi masih batuk
nafas ronkhi berdahak
15.00 WIB
O:
3. Mengatur posisi semi - Saat di
17.00 WIB
fowler auskultasi
masih
4. Mengganti plabot terdengar
17.45 WIB infus menggunakan ronkhi
ringer laktat dan - Terpasang BC
Nacl 3 lpm
- Tanda-Tanda
Vital
5. Kolaborasi obat : TD : 110/80
- Antibiotic HR : 82x/menit
ceftazimide 2x1 RR : 21x/menit
gram, Suhu : 36,3 C
- Acetylcysteine SPO2 : 97%
3x200 mg, - Kolaborasi obat
- Paracetamol tablet A : Masalah
3x1 teratasi sebagian
P : Intervensi
Dilanjutkan
- Monitor pola
nafas
(frekuensi,
kedalaman,
usaha nafas)
- Monitor bunyi
nafas (mis.
Gurgling,
mengi,
wheezing,
ronkhi kering)
- Atur posisi
semi fowler
atau fowler
2. Pola Nafas 16/10/202 16/10/2022 Deti Eva
tidak efektif 2 1. Memonitor pola 13.30 WIB Nurvalah
09.00 WIB nafas (frekuensi S:
20x/menit, otot - Tn. E
pernafasan (-), mengatakan
cuping hicung (-) masih sesak
2. Memonitor bunyi nafas
09.15 WIB nafas ronkhi - Tn. E
3. Memonitor sputum mengatakan
09.30 WIB
(jumlahnya sedikit, hanya bisa tidur
warna kuning apabila
kehijauan) menggunakan 2
4. Mengatur posisi semi bantal
fowler - Klien
09.45 IB 5. Memberikan minum mengatakan bila
hangat beraktivitas
11.00 WIB 6. Mengganti plabot sehari-hari sesak
infus menggunakan nafas semakin
11.42 WIB ringer laktat bertambah
7. Kolaborasi O:
Memberikan obat - Klien
12.00 WIB antibiotik injeksi menggunakan
ceftazimide 2x1 BC 3 lpm
gram, acetylcysteine - Terdengar suara
3x200 mg, tambahan
paracetamol tablet ronkhi
3x1 - Posisi klien
semi fowler
- Tanda-Tanda
Vital
TD : 110/80
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5 C
SPO2 : 98%
A : Masalah
teratasi
Sebagian
P : Intervensi
Dilanjutkan
- Memonitor pola
nafas (frekuensi,
kedalaman,
usaha nafas)
- Memonitor
bunyi nafas
(mis. Gurgling,
mengi,
wheezing,
ronkhi kering)
17/10/202 17/10/2022 Deti Eva
2 1. Memonitor pola 20.00 Nurvalah
14.00 WIB nafas (frekuensi S:
20x/menit, otot - Tn. E
pernafasan (-), mengatakan
cuping hidung (-) masih sesak
2. Memonitor bunyi nafas
14.40 WIB nafas ronkhi (+) - Tn. E
3. Mengatur posisi semi mengatakan
15.00 WIB
fowler hanya bisa tidur
4. Mengganti plabot apabila
17.00 WIB
infus menggunakan menggunakan 2
ringer laktat dan bantal
Nacl - Klien
17.45 WIB 5. Kolaborasi mengatakan bila
Memberikan obat beraktivitas
antibiotik injeksi sehari-hari sesak
ceftazimide 2x1 nafas semakin
gram, acetylcysteine bertambah
3x200 mg, O:
paracetamol tablet - Klien
3x1 menggunakan
BC 3 lpm
- Posisi klien
semi fowler
- Tanda-Tanda
Vital
TD : 110/80
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5 C
SPO2 : 98%
3. Intoleransi 16/10/202 16/10/2022 Deti Eva
aktivitas 2 1. Mengidentifikasi 13.40 WIB Nurvalah
09.00 WIB gangguan fungsi S:
tubuh yang - Tn. E
mengakibatkan mengatakan
kelelahan : tidak ada aktivitas
rasa lelah sehari-hari
2. Memonitor masih dibantu
09.30 WIB
kelelahan fisik dan oleh keluarga
emosional : Tidak - Tn. E
ada mengatakan
3. Memonitor pola dan mudah Lelah
09.40 WIB
jam tidur : jam tidur - Jam tidur Tn.
siang 1-2 jam, tidur E 8 jam
malam 8 jam
10.00 WIB 4. Memonitor lokasi O:
dan - Tampak Tn. E
ketidaknyamanan terbaring di
selama melakukan tempat tidur
aktivitas - Tampak Tn. E
10.15 WIB
5. Menyediakan semua aktivitas
lingkungan yang dibantu oleh
nyaman : membuka keluarga
ventilasi jendela, dan - Pola tidur klien
menyalakan lampu 8 jam
10.20 WIB
6. Memfasilitasi duduk A : Masalah
di sisi tempat tidur, teratasi
jika tidak dapat sebagian
berpindah atau P : Intervensi
berjalan Dilanjutkan
7. Menganjurkan - Memonitor
10.40 WIB melakukan aktivitas kelelahan fisik
secara bertahap dan emosional
- Memfasilitasi
duduk di sisi
tempat tidur,
jika tidak
dapat
berpindah atau
berjalan
- Menganjurkan
melakukan
aktivitas
secara
bertahap
17/10/202 17/10/2022 Deti Eva
2 1. Mengidentifikasi 20.00 Nurvalah
14.00 WIB gangguan fungsi S:
tubuh yang - Tn. E
mengakibatkan mengatakan
kelelahan : tidak ada aktivitas
2. Memonitor sehari-hari
14.30 WIB kelelahan fisik dan masih dibantu
emosional : tidak oleh keluarga
ada - Tn. E
3. Memonitor pola dan mengatakan
14.40 WIB
jam tidur : tidur mudah Lelah
siang 1-2 jam, tidur - Jam tidur Tn.
malam 8 jam E 8 jam
15.00 WIB 4. Memonitor lokasi O:
dan - Tampak Tn. E
ketidaknyamanan terbaring di
selama melakukan tempat tidur
aktivitas - Tampak Tn. E
15.20 WIB 5. Menyediakan semua
lingkungan nyaman : aktivitas
buka dibantu oleh
ventilasi/jendela keluarga
17.00 WIB
6. Memfasilitasi duduk - Pola tidur klien
di sisi tempat tidur, 8 jam
jika tidak dapat A : Masalah
berpindah atau teratasi
berjalan sebagian
17.20 WIB
7. Menganjurkan P : Intervensi
melakukan aktivitas Dilanjutkan
secara bertahap - Memonitor
kelelahan fisik
dan emosional
- Memfasilitasi
duduk di sisi
tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
- Menganjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
Preceptee
TTD