TINJAUAN KASUS
4.1 Hasil
Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian. Hasil
penelitian dalam studi kasus ini berupa Asuhan Keperawatan Pada Pasien Closed
Fraktur Femur di Ruang Bougenvil RSUD Dr. R. Koesma Tuban. Data akan
1. Pengkajian
Ruang/kelas : Bougenvil 3
I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : An. S
Umur : 7 tahun
Agama : Islam
Pendikan :-
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Palang
Nama : Tn. K
Umur : 46 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Nelayan
diabetus mellitus.
Genogram
46 44
17 14 7
: Laki-laki
: Perempuan
: klien
gelas (250cc)
dengan konsistensi
padat
BAK :
Keluarga mengatakan
Klien menggunakan
klien kencing
kateter jumlah urine
3-4x/hari, dengan
300cc, warna urine
warna urine kuning.
kuning jernih.
siang.
2x/hari
dengan temannya
2. Riwayat psikologi :
3. Riwayat sosial :
4. Riwayat spiritual :
1. Keadaan Umum
Nadi : 92x/menit
Suhu : 36,8 0 C
Pernapasan : 20x/menit
3. Pemeriksaan wajah
hidung
rambut baik.
nyeri telan
5. Pemeriksaan thoraks/dada
Perkusi : sonor
6. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : bentuk datar, tidak ada asites
Total 15 (composmentis)
1) Integumen :
2) Pemeriksaan Kuku
Kuku klien kotor. Kuku berwarna merah muda dan hitam pada
ujung kuku.
spalk.
1) Pemeriksaan diagnostik
2) Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI RUTIN
5 Limfosit 8 20-40%
6 Monosit 2 2-8%
sel/ul
350.000 sel/ul
IMUNOLOGI
REAKTIF
REAKTIF
HATI
GINJAL
mg/dL
GLUKOSA
sewaktu
FAAL HEMOSTASIS
Infus D5 ½ NS 1250 cc
2. Analisa Data
kiri
- Klien mengatakan
nyeri cekot-cekot
- Klien mengatakan
paha kiri
- Klien mengatakan
nyeri berskala 6
- Klien mengatakan
nyeri hilang
timbul
Data Objektif :
- Terdapat nyeri
fraktur
- Klien tampak
menahan sakit
- Klien menangis
- Terpasang spalk
- TTV
TD:100/70 mmHg
Respon nyeri Gangguan mobilitas
N : 92x/menit
fisik
RR : 20x/menit
S : 36,80 C
Data Subyektif
- Klien mengatakan
kiri
- Klien mengatakan
nyeri saat
dilakukan
pergerakan
- Klien mengatakan
takut untuk
menggerakan
badannya
Data Objektif
- Klien tampak
menahan sakit
- Gerakan klien
terbatas
- Klien terpasang
kiri
4. Diagnosa Keperawatan
neuromuskuloskeletal
berkurang
pergerakan
daerah paha
3. Manajemen
lingkungan : lingkungan
tenang, batasi pengunjung,
Rasional : lingkungan
dan pembatasan
pengunjung akan
membantu meningkatkan
apabila banyak
menurunkan oksigen
jaringan perifer.
nyeri muncul
Rasional : meningkatkan
menurunkan stimulus
internal dengan
mekanisme peningkatan
6. Lakukan managemen
sentuhan
Rasional : managemen
psikologis dapat
membantu menurunkan
Rasional : istirahat
merelaksasikan semua
meningkatkan
kenyamanan.
8. Kolaborasi dengan
analgesik
Rasional : analgesik
berkurang.
5. Implementasi Keperawatan
Assessment :
muncul
18.50 Masalah
keperawatan belum
teratasi
4. Mengajarkan
Planning :
teknik distraksi Rencana tindakan
dilanjutkan nomor 1,
pada saat nyeri 3,5, dan 7
18.55
5. Melakukan
managemen
sentuhan
19.00
6. memberikan
kesempatan
waktu istirahat
dan berikan
19.05 posisi yang
nyaman,
7. Berkolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
analgesik
Nyeri akut
5/4/19
berhubungan
15.15 Evaluasi dilakukan
pada jam 18.00 WIB
dengan
Subjektif :
kerusakan 1.klien mengeluh
1. Mengaji nyeri nyeri pada kaki kiri
neuromuskulos 15.25 2. klien mengatakan
dengan skala nyerinya cekot-cekot
3. klien mengatakan
keletal nyeri dibagian luka
operasi
2. Mengajarkan 4. klien mengatakan
berskala 7
teknik relaksasi 5. klien mengatakan
nyeri hilang timbul
pernapasan dalam
15.40 Objektif :
ketika nyeri muncul 1. terdapat luka post
operasi
2. ekspresi wajah
klien tampak
3. Melakukan
menahan sakit
3. TTV :
15. 55 managemen
TD : 100/70 mmHg
N : 92x/menit
sentuhan
RR : 20x/menit
S : 36,6 0C
4. Berkolaborasi Assessment :
Masalah
dengan dokter keperawatan belum
teratasi
dalam pemberian
Planning :
Rencana tindakan
analgesik
dilanjutkan nomor 1
dan 7
1.
berhubungan 07.00
dengan
analgesik Objektif :
1. terdapat luka post
operasi
2. klien tampak lebih
segar
3. TTV :
TD : 100/70 mmHg
N : 92x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,6 0C
Assessment :
Masalah
keperawatan teratasi
sebagian
Planning :
Rencana tindakan
dilanjutkan nomor 1
Nyeri akut 6/4/19
berhubungan 07.15
dengan
kerusakan
Objektif :
1. terdapat luka post
operasi
2. klien tampak
rileks
3. TTV :
TD : 100/70 mmHg
N : 89x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,6 0C
Assessment :
Masalah
keperawatan teratasi
sebagian
Planning :
Rencana tindakan
dihentikan, klien
pulang
1. Pengkajian
Ruang/kelas : Bougenvil 3
I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Sdr. L
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Pendikan :-
Pekerjaan : pedagang
Alamat : Jenu
Nama : Ny. S
Umur : 41 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
jatuh dari sepedah motor saat sedang menghindari mobil yang ada
diabetus mellitus.
Genogram
42 41
19 11
: Laki-laki
: Perempuan
: klien
cairan (makan dan nasi dengan lauk, dan yang diberikan dari RS
(500cc)
dengan konsistensi
padat belum BAB.
kuning jernih.
selama 20 menit
dengan teman-
temannya
2. Riwayat psikologi :
3. Riwayat sosial :
dilingkungan kerja
4. Riwayat spiritual :
1. Keadaan Umum
menggunakan sarung.
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,4 0 C
Pernapasan : 20x/menit
hidung
rambut baik.
nyeri telan
X. Pemeriksaan thoraks/dada
Perkusi : sonor
Total 15 (composmentis)
1) Integumen :
2) Pemeriksaan Kuku
3) Pemeriksaan diagnostik
4) Pemeriksaan Laboratorium
HEMATOLOGI RUTIN
5 Limfosit 12 20-40%
6 Monosit 4 2-8%
sel/ul
350.000 sel/ul
IMUNOLOGI
REAKTIF
REAKTIF
HATI
GINJAL
mg/dL
GLUKOSA
sewaktu
FAAL HEMOSTASIS
Infus RL 20tpm
2. Analisa Data
kanan
- Klien mengatakan
nyeri cekot-cekot
- Klien mengatakan
paha kiri
- Klien mengatakan
nyeri berskala 5
- Klien mengatakan
nyeri hilang
timbul
Data Objektif :
- Terdapat nyeri
fraktur
- Klien tampak
menahan sakit
- Terpasang skin
kaki kanan
- TTV
TD:110/70 mmHg
N : 88x/menit
Respon nyeri Gangguan mobilitas
RR : 20x/menit
fisik
S : 36,4 C 0
Data Subyektif
- Klien mengatakan
kanan
- Klien mengatakan
nyeri saat
dilakukan
pergerakan
Data Objektif
- Klien tampak
menahan sakit
- Gerakan klien
terbatas
- Klien terpasang
kaki kanan
2. Diagnosa Keperawatan
neuromuskuloskeletal
berkurang
pergerakan
daerah paha
3. Manajemen
lingkungan : lingkungan
tenang, batasi pengunjung,
Rasional : lingkungan
dan pembatasan
pengunjung akan
membantu meningkatkan
apabila banyak
menurunkan oksigen
jaringan perifer.
nyeri muncul
Rasional : meningkatkan
menurunkan stimulus
internal dengan
mekanisme peningkatan
6. Lakukan managemen
sentuhan
Rasional : managemen
psikologis dapat
membantu menurunkan
Rasional : istirahat
merelaksasikan semua
meningkatkan
kenyamanan.
8. Kolaborasi dengan
analgesik
Rasional : analgesik
berkurang.
2. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Jam Implementasi paraf Evaluasi
4. Mengajarkante Assessment :
Masalah
knik distraksi keperawatan belum
teratasi
sentuhan
6. Memberikan
kesempatan
waktu istirahat
bila terasa
nyeri dan
15.50
berikan posisi
yang nyaman
7. Berkolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian
analgesik
berhubungan 07.00
dengan Evaluasi dilakukan
pada jam 09.00 WIB
kerusakan
Subjektif :
neuromuskulos 07.10 1.klien mengeluh
nyeri pada kaki
keletal kanna
2. klien mengatakan
1. Mengaji nyeri nyerinya cekot-cekot
3. klien mengatakan
07.15 dengan skala nyeri dibagian paha
kanan
4. klien mengatakan
berskala 4
2.Melakukan 5. klien mengatakan
nyeri hilang timbul
managemen
Objektif :
sentuhan 1. terdapat nyeri
tekan pada area
fraktur
2. klien tampak
3. Memberikan
menahan sakit
3. TTV :
07.30 kesempatan
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
waktu istirahat
RR : 20x/menit
S : 36,5 0C
bila terasa
Assessment :
nyeri dan Masalah
keperawatan teratasi
berikan posisi sebagian
yang nyaman Planning :
Rencana tindakan
15/4/19
Nyeri akut dilanjutkan nomer 1
15.20 4. Berkolaborasi
berhubungan dan 7
dengan dokter
dengan
dalam
kerusakan 15.35
pemberian
neuromuskulos
analgesik
keletal Evaluasi dilakukan
pada jam 18.00 WIB
Subjektif :
1.klien mengeluh
nyeri pada kaki
kanna
1. Mengaji nyeri 2. klien mengatakan
nyerinya cekot-cekot
dengan skala 3. klien mengatakan
nyeri dibagian luka
operasi
2. Berkolaborasi 4. klien mengatakan
berskala 5
dengan dokter 5. klien mengatakan
nyeri hilang timbul
dalam
Objektif :
pemberian 1. terdapat luka post
operasi
analgesik 2. klien tampak
menahan sakit
3. TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 83x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,4 0C
Assessment :
Masalah
16/4/19 keperawatan teratasi
sebagian
Nyeri akut 07.15
Planning :
berhubungan Rencana tindakan
neuromuskulos
keletal
Evaluasi dilakukan
pada jam 09.30 WIB
Subjektif :
1. Mengaji nyeri 1.klien mengeluh
nyeri pada kaki
dengan skala kanna
2. klien mengatakan
nyerinya cekot-cekot
3. klien mengatakan
2. Berkolaborasi nyeri dibagian luka
operasi
dengan dokter 4. klien mengatakan
dalam berskala 3
5. klien mengatakan
pemberian nyeri hilang timbul
analgesik Objektif :
1. terdapat luka post
operasi
2. klien tampak
menahan sakit
3. TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 78x/menit
RR : 19x/menit
S : 36,6 0C
Assessment :
Masalah
keperawatan teratasi
sebagian
Planning :
Rencana tindakan
dilanjutkan nomer 1
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan mengenai pembahasan penelitian dari tinjauan
kasus pada Klien Closed Fraktur Femur di Ruang Bougenvil RSUD Dr. R
Koesma Tuban dengan unit analisis yang diteliti berjumlah 2 klien. Serta untuk
mengetahui perbedaan antara kasus nyata yang telah ditemukan dengan teori.
5.1 Pengkajian Keperawatan pada Klien Closed Fraktur Femur di Ruang
2019 pada klien 1 ditemukan data yaitu An. “S” berusia 7 tahun yang terdiagnosa
Closed Fraktur Femur 1/3 Proximal Sinistra. Saat dilakukan wawancara klien
mengeluh nyeri pada kaki kiri, nyeri cekot-cekot, berskala 6 dan nyeri hilang
klien tampak menahan sakit, kaki kiri terpasang spalk, terdapat nyeri tekan pada
area fraktur
Selanjutnya data kedua pada pengkajian tanggal 13 April 2019 pada klien
2 ditemukan data yaitu Sdr “L” berusia 20 tahun yang terdiagnosa Closed Fraktur
Femur 1/3 Proximal Dextra. Saat dilakukan wawancara klien mengeluh nyeri
pada kaki kanan, nyeri cekot-cekot, berskala 5 dan nyeri hilang timbul, nyeri
menahan sakit, kaki kanan terpasang skin traksi 3kg, terdapat nyeri tekan pada
area fraktur.
Pada umumnya keluhan utama pada kasus closed fraktur femur yaitu rasa
nyeri. Nyeri tersebut dapat menjadi akut atau kronis tergantung lamanya serangan
(Asikin, 2017).
atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian saat terjadi kerusakan. Nyeri hanya
dapat dirasakan dan dapat digambarkan secara akurat oleh individu yang
mengalami nyeri itu sendiri. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri yaitu
(Andarmoyo, 2013).
dialami karena mereka takut akan tindakan perawatan yang harus mereka terima
nantinya. Pada pasien lansia, ada beberapa yang mencari perawatan kesehatan
karena nyeri, yang lainnya enggan untuk mencari bantuan bahkan ketika
mengalami nyeri hebat, karena mereka merasa takut nyeri tersebut menandakan
Dapat disimpulkan bahwa keluhan utama pada klien 1 dan klien 2 Closed
Fraktur Femur yaitu nyeri pada area fraktur dengan skala nyeri yang berbeda.
bertambahnya usia maka akan mengganggap bahwa nyeri adalah sesuatu yang
biasa terjadi sehingga cenderung untuk mengabaikan nyeri dan menahan nyeri
yang berat.
Dari data pengkajian yang dilakukan terhadap kedua klien sesuai dengan
yaitu pengelompokkan data yang telah disusun dalam satu tabel yang berisi data
subyektif, data obyektif, problem (masalah), dan etiologi (penyebab + tanda dan
gejala). Sehingga dari analisa data tersebut akan muncul masalah keperawatan
ditandai dengan adanya batuk produktif dan adanya suara napas tambahan berupa
ronkhi.
yang sama juga yaitu trauma bedah yang ditandai dengan luka jahitan post SC,
klien dengan Closed Fraktur Femur yaitu nyeri akibat pergerakan fragmen tulang,
resiko tinggi infeksi akibat luka operasi pada paha, kerusakan integritas kulit dan
ansietas. Diagnosa keperawatan yang prioritas utama pada klien Closed Fraktur
klien sama, dan penyebabnya juga sama, hal ini dikarenakan keluhan pada klien
yang sama. Pada Closed Fraktur Femur, nyeri merupakan masalah yang paling
sentuhan, memberikan waktu istirahat bila terasa nyeri, dan berkolaborasi dengan
sekunder skibat iskemia, mengajarkan teknik distraksi pada saat nyeri untuk
Namun tidak semua rencana intervensi pada klien 1 dan klien 2 dilakukan,
ada yang tidak sesuai dengan teori karena mmengatur posisi imobilisasi pada paha
sudah dilakukan saat klien berada di IGD RSUD Dr. R Koesma Tuban. Adanya
keadaan dan kebutuhan yang diperlukan klien serta menyesuaikan dengan kondisi
ruang perawatan
5.4 Pelaksanaan Keperawatan pada Closed Fraktur Femur di Ruang
memberikan waktu istirahat bila terasa nyeri, dan berkolaborasi dengan dokter
mengajarkan teknik distraksi pada saat nyeri untuk menurunkan stimulus internal,
Implementasi yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 sudah sesuai teori
yang ada, tetapi ada beberapa tindakan yang tidak dilakukan sesuai teori yaitu
mengatur posisi imobilisasi pada paha dikarenakan tindakan tersebut sudah
Pada klien 1 dan klien 2 tidak mengalami hambatan karena kedua klien
diajarkan. Klien menerapkan apa yang diajarkan oleh perawat untuk meringankan
keluhan yang dirasakan, serta menganggap tindakan yang diberikan oleh perawat
didapatkan hasil klien mengeluh nyeri berkurang, namun tetap masih merasakan
nyeri belum hilang, dapat melakukan mobilisasi meskipun secara bertahap dan
klien sudah lebih segar dari hari sebelumnya. Dalam hal ini peneliti menggunakan
evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan 2 jam setelah peneliti melakukan
implementasi.
2013).
Evaluasi yang didapat pada klien 1 dan klien 2 bahwa tujuan intervensi
keperawatan tercapai sebagian. Hal ini dikarenakan klien sudah mampu mengikuti
perawat.
BAB 6
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Klien 1 dan klien 2 adalah pasien baru closed fraktur femur dimana pada masa
ini keluhan utama dari klien adalah nyeri. Keluhan utama pada klien 1 dan
klien 2 sama yaitu nyeri pada kaki yang mengalami fraktur. Ada perbedaan
skala nyeri pada klien 1 dan klien 2. Klien 1 mengeluh nyeri dengan skala 6
2. Diagnosa keperawatan pada klien 1 dan klien 2 sama dengan penyebab yang
sama pula pada klien closed fraktur femur adalah nyeri akut berhubungan
memberikan waktu istirahat bila terasa nyeri, dan berkolaborasi dengan dokter
5. Evaluasi akhir dari penelitian pada kedua klien masalah teratasi sebagian
6.2 Saran
disampaikan yaitu :
1. Diagnosa keperawatan pada 2 klien tersebut sama yaitu nyeri akut
adanya luka jahitan / luka bekas operasi Sectio Caesarea. Klien diajarkan
3. Bagi tenaga kesehatan sebaiknya lebih peduli dan empati terhadap klien.