Anda di halaman 1dari 21

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN/NY .

TN, S
Dengan ASMA AKUT BERAT
DI RUANG 26P (RUANG KRITIS PENYAKIT PERNAFASAN)
RSUP dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Minggu Ketiga Departemen


Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis Profesi Ners

Oleh
Syahrial Idris
19650092

PROGRAM STRUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
APRIL 2019/2020
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl. Budi Utomo No. 10, Telp. (0352) 481124 Ponorogo – 63471

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN, S


DENGAN. ASMA AKUT BERAT
DI RUANG 26P (RUANG KRITIS PENYAKIT PERNAFASAN)
RSUP dr. SAIFUL ANWAR MALANG
PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur :43 tahun
Jenis Kelamin : L
No. Register : 1234
Agama : islam
Status perkawinan : kawin
Alamat : Malang
Pendidikan Terahir : SMA
Pekerjaan : swasta
Tgl MRS : 19 April 2020. Jam 04.30 Wib
Tgl Pengkajian : 20 April 2020. Jam 08.00 Wib :
Diagnosa Medis : Asma Akut Berat

b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 40
Agama : Islam
Alamat : Malang
Pendidikan : sma
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Istri
I.KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sesak nafas
II.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga Klien mengatakan 1 jam sebelum di bawa ke rumah sakit mengalami sesak nafas
dan kemudian langsung dilarikan ke rumah sakit langsung di tangani IGD Rssa. Menurut
keluarga pasien, pasien mempunyai riwayat asma sejak 2 tahun yang lalu. Di kleuarga
pasien ada juga yang mengalami sesak nafas, yaitu bapak pasien. Pukul 14.00 Wib pasien
dipindahkan ke ruangan 36p untuk mendapatkan perawtan lebih lanjut. Saat pemeriksaaan
tanggal 20 april 2020 jam 08.00 Wib didaptkan data jalan nafas paten, ada sumbatan yaitu
sekret, ada suara tambahan, pasien dapat berbicara dengan jelas. irama nafasnya teratur
frekuensi nafas frekuensi nafas 30x/mnit di auskultasi terdengar suara whizing. TD 14090
mmHg. Nadi 78x/mnit. Suhu 36 C, Akral dingin, kulit lembab, kapilerisasi <2 detik.
Kesadaran composmentis GCS E4 V5 M6
III. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
pasien mempunyai riwayat asma sejak 2 tahun yang lalu.

IV. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Pasien mengatakan di kleuarga pasien ada juga yang mengalami sesak nafas, yaitu bapak
pasien

V. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN


A. Pola aktifitas sehari hari ( ADL )
ADL Di rumah Di rumah sakit
Pola pemenuhan - Pasien makan 3 x sehari 1 - Pasien makan 3 x sehari habis
kebutuhan nutrisi porsi habis: porsi rumah sakit
dan cairan (m akan - Makan nasi,sayur ,telur dan Makan nasi, sayur, dan ikan.
dan minum ) terkadang daging. - Makan hanya habis 1/4porsi
- Pasien menyukai semua jenis makan.
makanan dan tidak ada - Pasien mengatakan makanan
pantangan makanan. habis
- Pasien minum air putih ± 8 - Pasien minum air ±5-7 gelas
gelas (1500- 2000cc). (1400-1900) setiap hari.
Pola eliminasi : - Pasien mengatakan BAK 3x - Klien BAK 3 x sehari ± 1200 cc
BAK sehari sekitar 1500 cc . Urine berwarna kuning pekat
dan bau khas.
- Pasien BAB 2 x sehari
dengan konsistensi lunak - Klien BAB 2 x Konsistensi
warna kuning dan bau khas. BAB lembek dan coklat
kekuningan
BAB
Pola kebersihan - Pasien mandi 3 x sehari tanpa - Pasien membersihkan diri 2 x
diri (PH) bantuan orang lain. sehari dengan sibin
- Pasien gosok gigi 2x sehari membutuhkan bantuan
- Pasien keramas 1x seminggu keluarga.
- Potong kuku 1x seminggu - Pasien gosok gigi 2x sehari di
bantu oleh perawat

- Kramas pernah 2x sehari


dengan bantuan perawat dan
keluarga

Aktifitas lain - Klien seorang kepala rum - Pasien tidak dapat beraktifitas
ah tangga, beraktivitas dan pasien badres.
bekerja mencari nafkah. - Semua ADL di bantu keluarga
Pola istirahat tidur - Pasien tidak ada masalah - Pasien mengatakan bisa tidur
dengan tidurnya,tidur siang ± malam 6-7 jam, sedang tidur
1- 2 jam mulai jam 13.00 – siang kurang dari 2 jam.
15.00, malam ± 7 jam.

VI.PEMERIKSAAN FISIK FOKUS


1. Keadaan Umum
Klien tampak tampak lemas ,
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 78×/menit
Respirasi : 30x/menit
Suhu : 36,c˚
Kesadaran : composmentis
GCS : E:4, V:5 dan M :6
A. Pemeriksaan Head to toe

B. Pemeriksaan Kepala, Dan Leher


a. Kepala
I : bentuk simetris, rambut hitam, bersih.
b. Leher
I : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembesaran JVP
P : Tidak ada nyeri tekan, posisi trakea simetris
C. Pemeriksaan Wajah
a. Mulut
Bibir lembab, tidak terdapat karies, warna pucat, lidah sedikit kotor,
b. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada lesi , tidak terdapat nyeri tekan
c. Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan mata (+ ) ,Kelopak mata/palpebra oedem (-),
Konjunctiva anemis dan sclera merah, Warna iris (hitam), Reaksi pupil terhadap
cahaya miosis, pupil isokor warna kornea hitam
d. Hidung
Inspeksi : bersih. Tidak ada pembekakan dan terpasang oksigen 3 liter dengan
nasal kasul.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

D. Pemeriksaan Thoraks/dada
a. Thorax
Inspeksi : Bentuk thorax normal, dada simetris, tidak ada jejas, kulit sama dengan
sekitar,tidak terdapat retraksi intercostae
Palpasi : ada ada nyeri tekan
b . Pemeriksaan paru
Ins
- Irama teratur
- RR 30x/mnt
Pa : Vocal fremitus sama kiri dan kanan
Pe : Suara redup terdapat akumulasi sekret atau cairan
Aus : Suara nafas mengi (whizing)
c. Pemeriksaan jantung
Ins: Ictus cordis tidak tampak
Pe : pulsasi pada dinding torak teraba kuat, pada ICS teraba ictus cordis
Pe : suara pekak
Aus:
Sj1 terdengar keras tunggal
Sj2 terdengan tunggal, ada suara tambahan
E. Pemeriksaan Abdomen
Ins : bentuk abdomen simetris kanan dan kiri, tidak terdapat bayangan vena, tidak ada
strie, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada benjolan
Ausi : frekuensi peristaltik usus 18x/menit
Pali : tidak ada nyeri tekan
Per : Timpani
F. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal
a. Genetalia
Ins : terpasang kateter, persebaran rambut merata, bersih tidak ada lesi
b.Rektal
Ins : bersih tidak ada hemoroid
G. Pemeriksaan Punggung Dan Tulang Belakang
Tidak ada lesi pada kulit punggung, tidak terdapat kelainan bentuk tulang belakang,
tidak terdapat deformitas pada tulang belakang, tidak terdapat fraktur, tdak ada luka
tekan atau lecet.
H. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Klien dapat melihat
I. Pemeriksan Kulit/Integument
Ins: otot simetris kiri dan kanan, tidak terdapat lesi,kuku warna pucat
Pa : akral dingin, CRT<2 detik, turgor kulit baik
J. Pemeriksaan Fungsi Neurologis
Tingkat Kesadaran Composmetis E4 V5 M6
Gcs, Respon membuka mata 4. Bicara 5 dan Motorik 6
K. Pemeriksaan Ekstermitas/Muskulos keletal
I : terdapat gerakan bebas pada semua ektermitas
Pa : tidak ada nyeri tekan,

Fraktu Odema kontraktu Kekuatan


r r otot
- - - - - - 5 5
- - - - - - 5 5

L. Riwayat Psikososial
Hubungan sosial baik, dukungan keluarga baik dan aktif, dukungan teman dan
masyarakat aktif, dan reaksi saat interaksi kooperatif.
M. Riwayat Spiritual
Pasien beragama islam pasien percaya dan yakin kepada tuhan yang maha esa. Ritual
keagamaan ialah ibadah rutin sholat 5 waktu.
N. Pemeriksaan Penunjang
O. Terapi Medik
1. Infus ringer laktat+drip aminofilin ½ gram
2. Oksigen kanul 3 L
3. Injeksi ranitidine 50mg/12 jam
4. Injeksi cefotaxim 1 gram.
5. Injeksi aminopilin ½ ampul.
6. Injkesi Mp
7. Nebulezer combivent 2,5 mg/2,5ml
8. Flexotit 0,5 mg/2ml
3. ANALISA DATA

Nama : TN. S No. Reg. : 1234


Umur : 43 tahun
No. Tanggal Data Penyebab Masalah
1 20/4/2020 DS: Akumulasi mucus di Pola pernafasan tidak
bronkus efektif
Klien mengatakan
nafas sesak
DO : Bronkokonstriksi
TTV
TD 140/90 Sesak Nafas
Nadi 78x/mnt
RR 30x/mnit
Penurunan ekspansi paru
Suhu 36’c
Suara mengi Pola nafas tak efektif

( wizhing)
Terpasang oksgen Pola pernafasan tidak
efektif
kanul 3 ltr

2 20/4/2020 DS :
Penyempitan diameter Bersihan jalan nafas
pasien mengatakan Bronkus
tidak efektif
(Bronkokonstriksi)
kalau ada dahak di
tenggorokannya dan
Asma
sulit dikeluarkan
DO :
B1 (Breath)
Klien tampak susah
nafas
berdahak dengan Akumulasi mucus di
bronkus
karakter sekret
kental,
Bersihan jalan nafas tidak
TTV
efektif
TD 140/90
Nadi 78x/mnt
RR 30x/mnit
Suhu 36’c
Suara mengi
( wizhing)
Terpasang oksgen
kanul 3 ltr
Pemberian nebulizer
combiven 2,5mg/2.5.
Injeksi cefotaxim 1
gram

Intolerasnsi aktivitas
3 20/4/2020 DS: B6 (Bone)
Klien mengatakan
sesak nafas Sesak Nafas
Klien mengatakan
lemah Penurunan asupan
DO: oksigen
Klien tmpak sesak
saat bernafas Energi berkurang
Klien tampak lemah
Tampak tirah baring Kelemahan fisi
ditempat tidur
Terpasang oksgen Intolerasnsi aktivitas
kanul 3L/mnit
TTV
TD 140/90
Nadi 78x/mnt
RR 30x/mnit
Suhu 36’c
-Suara mengi
( wizhing)
-Injeksi aminopilin
½ ampul.
-Nebulezer
combivent 2,5
mg/2,5ml
4. DAFTAR MASALAH/DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

(Disusun berdasarkan Prioritas Masalah)

1. Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengan nafas pendek, lender, bronkokonstriksi
dan iritan jalan nafas.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan denganbronkokonstriksi, peningkatan
produksi lender, batuk tidak efektif dan infeksi bronkopulmonal
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, hipoksemia, dan pola pernafasan
tidak efektif.

5. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn S No. Reg. : 1234


Umur : 43 tahun
No Diagnosa Luaran Intervensi
. Keperawatan Dan Kriteria hasil
1 Pola pernafasan tidak NOC : NIC :
efektif berhubungan Respiratory status : Airway Management
dengannafas pendek, Ventilation o Buka jalan nafas,
lender, bronkokonstriksi Respiratory status :Airway guanakan teknik chin lift
dan iritan jalan nafas. patency atau jaw thrust bila perlu
Vital sign Status o Posisikan pasien untuk
Definisi : Pertukaran udara Setelah dilakukan tindakan memaksimalkan ventilasi
inspirasi dan/atau ekspirasi keperawatan 2x24 jam o Identifikasi pasien
tidak adekuat. diharapkan mampu perlunya pemasangan
mempertahankan Pola alat jalan nafas buatan
pernafasan tidak efektif o Pasang mayo bila perlu
dengan o Lakukan fisioterapi dada
Kriteria Hasil : jika perlu
v  Mendemonstrasikan batuk o Keluarkan sekret dengan
efektif dan suara nafas yang
batuk atau suction
bersih, tidak ada sianosis
o Auskultasi suara nafas,
dan dyspneu (mampu
catat adanya suara
mengeluarkan sputum,
tambahan
mampu bernafas dengan
o Lakukan suction pada
mudah, tidak ada pursed
mayo
lips)
o Berikan bronkodilator bila
v  Menunjukkan jalan nafas
perlu
yang paten (klien tidak o Berikan pelembab udara
merasa tercekik, irama Kassa basah NaCl
nafas, frekuensi pernafasan Lembab
dalam rentang normal, tidak o Atur intake untuk cairan
ada suara nafas abnormal) mengoptimalkan
TTV  Tanda Tanda vital keseimbangan.
dalam rentang normal o Monitor respirasi dan
(tekanan darah, nadi, status O2
pernafasan) Terapi Oksigen
 Bersihkan mulut,
hidung dan secret
trakea
 Pertahankan jalan
nafas yang paten
 Atur peralatan
oksigenasi
 Monitor aliran
oksigen
 Pertahankan posisi
pasien
 Onservasi adanya
tanda tanda
hipoventilasi
 Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
§ Monitor TD, nadi, suhu,
dan R R
§ Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
§ Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
§ Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
§ Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
§ Monitor kualitas dari nadi
§ Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
§ Monitor suara paru
§ Monitor pola pernapasan
abnormal
§ Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
§ Monitor sianosis perifer
§ Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
§ Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
2 Bersihan jalan nafas tidak NOC : NIC :
efektif berhubunganv Respiratory status : Airway Management
denganbronkokonstriksi, Ventilation o Buka jalan nafas,
peningkatan produksiv Respiratory status : guanakan teknik chin lift
lender, batuk tidak efektif Airway patency atau jaw thrust bila perlu
dan infeksiv Aspiration Control o Posisikan pasien untuk
bronkopulmonal. Setelah dilakukan tindakan memaksimalkan ventilasi
keperawatan 2x24 jam o Identifikasi pasien
Definisi : diharapkan mampu perlunya pemasangan alat
Ketidakmampuan untuk mempertahankan Bersihan jalan nafas buatan
membersihkan sekresi atau jalan nafas tidak efektif o Pasang mayo bila perlu
obstruksi dari saluran dengan o Lakukan fisioterapi dada
pernafasan untuk Kriteria Hasil : jika perlu
mempertahankan vMendemonstrasikan batuk o Keluarkan sekret dengan
kebersihan jalan nafas. efektif dan suara nafas yang
batuk atau suction
. bersih, tidak ada sianosis
o Auskultasi suara nafas,
dan dyspneu (mampu
catat adanya suara
mengeluarkan sputum,
tambahan
mampu bernafas dengan
o Lakukan suction pada
mudah, tidak ada pursed
mayo
lips)
o Berikan bronkodilator bila
vMenunjukkan jalan nafas
perlu
yang paten (klien tidak
o Berikan pelembab udara
merasa tercekik, irama
Kassa basah NaCl
nafas, frekuensi pernafasan
Lembab
dalam rentang normal, tidak
o Atur intake untuk cairan
ada suara nafas abnormal)
mengoptimalkan
vMampu
keseimbangan.
mengidentifikasikan dan
mencegah factor yang dapat o Monitor respirasi dan
menghambat jalan nafas status O2

3 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


berhubungan dengan
v  Self care : Activity of Daily Energy Management
keletihan, hipoksemia, dan Living (ADLs)  Observasi adanya
pola pernafasan tidak Setelah dilakukan tindakan pembatasan klien dalam
efektif. keperawatan 2x24 jam melakukan aktivitas
diharapkan mampu  Dorong anak untuk
Definisi : Ketidakcukupan mempertahankan mengungkapkan
energu secara fisiologis Intoleransi aktivitas dengan perasaan terhadap
maupun psikologis untuk Kriteria Hasil : keterbatasan
meneruskan atau
v  Klien terbebas dari bau  Kaji adanya factor
menyelesaikan aktifitas badan yang menyebabkan
yang diminta atau aktifitas
v  Menyatakan kenyamanan kelelahan
sehari hari. terhadap kemampuan untuk  Monitor nutrisi dan
melakukan ADLs sumber energi
v  Dapat melakukan ADLS tangadekuat
dengan bantuan  Monitor pasien akan
adanya kelelahan
fisik dan emosi
secara berlebihan
 Monitor respon
kardivaskuler
terhadap aktivitas
 Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat pasien

Activity Therapy
 Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi
Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang tepat.
 Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
 Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
 Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu
luang
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
 Monitor respon fisik, emoi,
social dan spiritual
TELAAH JURNAL

PENGARUH LATIHAN BATUK EFEKTIF PADA INTERVENSI NEBULIZER


TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI PERNAFASAN PADA ASMA
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
Laporan Pendahuluan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Minggu Kelima Departemen
Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis

Oleh

Syahrial Idris
NIM. 19650092

PROGRAM STRUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
APRIL 2020
MENILAI BUKTI SECARA KRITIS
Langkah-Langkah:
1. Apa PICO penelitian tersebut? Apakah PICO mirip dengan PICO anda?
 Ya
2. Sebaiknya apakah penelitian tersebut dilakukan?/ seberapa baik penelitian
dikerjakan?
 Penelitian ini layak diaplikasikan kepada pasien.
3. Apa makna hasil penelitia
n tersebut dan apakah hasilnya karena faktor kebetulan?
 Intervensi tersebut memiliki dampak yang relatif signifikan terhadap pasien

LANGKAH I : BANDINGKAN PICO HASIL PENCARIAN DENGAN PICO ANDA


(KASUS)
 Buat PICO hasil pencarian
 Bandingkan PICO anda (KASUS KELOLAAN)

PICO ANDA (KASUS


PICO HASIL PENCARIAN
KELOLAAN)
P : klien dengan asma akut berat P : klien dengan asma akut berat
I : nebulizer I : Terhadap Penurunan Frekuensi
C:- Pernafasan
O : mengurangi sesak nafas C:-
O : Ada pengaruh latihan batuk efektif pada
intervensi nebulizer terhadap penurunan
frekuensi pernafasan pada asma di IGD
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.

LANGKAH II: SEBERAPA BAIK PENELITIAN DILAKUKAN


 Rekrutmen
 Allocation or adjustmen
 Maintenance
 Measurement-blinded-objective

ASPEK YANG
DINILAI DARI ARTIKEL KRITIK
ARTIKEL
Rekrutmen
Populasi penelitian semua pasien
asma akut berat nebulizer terhadap Jumlah populasi pada
Populasi penurunan frekuensi pernafasan penelitian ini tidak
pada asma di IGD Rumah Sakit dicantumkan.
Bhayangkara Palembang
Sampel & Sampel penelitian ini adalah Tehnik sampling yang
pasien yang masuk dalam kategori
asma di IGD RS Bhayangkara digunakan sudah sesai dengan
Sampling penelitian yang akan
Palembang yang berjumlah 20 dilakukan.
orang
Allocation Or Adjustmen
Penelitian ini menggunakan Desain yang digunakan pada
metode pre eksperiment dengan penelitian kali ini adalah
eksperimental dengan one
rancangan one group pretest and
group pretest and posstest
Acak Sebanding posstest design yaitu penelitian
Matching dimana peneliti melakukan
observasi sebelum diberikan
perlakuan dan sesudah diberikan
perlakuan.
Maintenance Apakah Status Sebanding Tetap Terjaga
Perlakukan Pada penyakit asma gejala asma Pada penelitian ini responden
Adequat pada penyempitan jalan nafas diberikan perlakuan latihan
akan terasa sesak dan mengalami batuk efektif pada intervensi
batuk sering dan sering terjadi nebulizer terhadap penurunan
pada malam hari dan saat udara frekuensi pernafasan untuk
dingin, biasanya bermula melihat pengaruh intervensi
mendadak dengan batuk non tersebut terhadap penurunan
produktif, kemudian sesak nafas
menghasilkan sputum yang kental
dan rasa tertekan didada, disertai
dengan sesak nafas (dyspnea) dan
mengi sehingga ekspirasi selalu
lebih sulit dan pendek dibanding
inspirasi yang mendorong pasien
untuk duduk tegak dan
menggunakan setiap otot aksesoris
pernafasan. Penggunaan aksesoris
pernafasan yang tidak terlatih
dalam jangka panjang dapat
menyebabkan penderita asma
kelelahan saat bernafas ketika
serangan atau ketika beraktivitas
(Brunner dan Suddart, 2011).
Salah satu terapi relaksasi
intervensi Selain menggunakan
terapi nebulizer, pasien asma yang
mengalami sesak dan batuk dapat
dilakukan latihan batuk efektif.
Batuk efektif adalah suatu metode
batuk dengan benar, dimana
pasien dapat menghemat energi
sehingga tidak mudah lelah
mengeluarkan dahak secara
maksimal. Manfaat latihan batuk
efektif untuk melonggarkan dan
melegakan saluran pernafasan
maupun mengatasi sesak nafas
akibat adanya lendir yang
memenuhi saluran pernafasan.
Tujuan dilakukannya teknik batuk
efektif ini adalah untuk membantu
mengatasi sesak dan membantu
mengeluarkan sekresi pada
saluran pernafasan akibat
pengaruh nekrose serta membantu
membersihkan jalan nafas
(Mutaqqin, 2011).

Measurement-blinded-objective
Pengukuran Berdasarkan rumusan masalah Penelitian ini menggunkan
Objektif dan hasil pengumpulan data : perlakuan latihan batuk efektif
Tersamar rata-rata skor frekuensi pada intervensi nebulizer
Blind pernafasan responden sebelum terhadap penurunan frekuensi
dilakukan batuk efektif adalah pernafasan Cara pengambilan
mean 30.00 dengan (95%Cl : data pada penelitian ini
28.70 – 31.30), median 30.00 dijelaskan bahwa peneliti ikut
dengan standar deviasi 2.772 serta dalam proses
sedangkan rata-rata skor pengumpulan data pasien saat
frekuensi pernafasan responden diberikan perlakuan.
sesudah dilakukan batuk efektif
adalah mean 27.05 dengan
(95%Cl : 25.18-28.92), median
29.00 dengan standar deviasi
3.993. Uji Wilcoxon matches pair
test didapatkan hasil P value =
0.001 < 0.05 Hal ini menunjukan
bahwa ada pengaruh latihan
batuk efektif pada intervensi
nebulizer terhadap penurunan
frekuensi pernafasan pada asma
di IGD Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang)

LANGKAH III: APA MAKNA HASIL PENELITIAN


HASIL DAN INTERPRETASI
 Pengukuran Outcome
Biner Biner
Kontinu
 Nilai P (Uji Hipotesis) Analisisdata dilakukan secara Univariat
dan bivariat menggunakan uji Uji Wilcoxon
matches
Terjadi penurunan yang cukup bermakna
 Tingkat Kepercayaan (Estimasi) bahwa ada pengaruh latihan batuk efektif
pada intervensi nebulizer terhadap
penurunan frekuensi pernafasan pada asma
di IGD Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang

KEPUTUSAN:
HASIL PENELITIAN :
Hasil: rata-rata skor frekuensi pernafasan responden sebelum dilakukan batuk efektif adalah
mean 30.00 dengan (95%Cl : 28.70 – 31.30), median 30.00 dengan standar deviasi 2.772
sedangkan rata-rata skor frekuensi pernafasan responden sesudah dilakukan batuk efektif
adalah mean 27.05 dengan (95%Cl : 25.18-28.92), median 29.00 dengan standar deviasi
3.993. Uji Wilcoxon matches pair test didapatkan hasil P value = 0.001 < 0.05 Hal ini
menunjukan bahwa ada pengaruh latihan batuk efektif pada intervensi nebulizer terhadap
penurunan frekuensi pernafasan pada asma di IGD Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Saran: kepada pihak Rumah Sakit sebagai tempat pelaksanaan penelitian untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) seperti mengadakan pendidikan atau
pelatihan kegawatdaruratan, serta sarana dan prasarana medis khususnya dalam menangani
pasien asma

TELAAH JURNAL
PENGARUH LATIHAN BATUK EFEKTIF PADA INTERVENSI
NEBULIZER TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI PERNAFASAN
Judul
PADA ASMA
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
Peneliti Renidayati
Tahun Volume 11, Desember 2019
Jurnal Tafdhila¹, Ayu Kurniawati²
Penyakit asma merupakan masalah kesehatan didunia, karena menurunkan
kualitas hidup dan produktivitas pasiennya. Saat ini, pasien asma diseluruh
dunia mencapai 300 juta orang, dari kalangan semua usia yang berasal dari
berbagai latar belakang suku etnis, jumlah ini diperkirakan akan bertambah
lagi 100 juta orang pada tahun 2025. Jumlah ini menyerupai kecacatan
akibat penyakit diabetes, sirosis hati, dan skizofrenia. Selain itu
diperkirakan kematian asma adalah 1 hari tiap 250 kematian (Global
Burden Report of Asthma, 2013 ). Prevalensi asma menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2016 sekitar 235 juta dengan angka kematian
lebih dari 80% dinegara-negara berkembang. Data prevalensi asma di
Amerika Serikat berdasarkan umur sebesar 7,4% pada dewasa dan 8,6%
pada anak-anak, berdasarkan jenis kelamin 6,3% laki-laki dan 9,6%
perempuan, dan berdasarkan ras sebesar 7,6% ras kulit putih dan 9,9% ras
kulit hitam (National Centers For Disease Control, 2016). Metode:
Problem Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan rancangan one
group pretest and posstest design yaitu penelitian dimana peneliti
melakukan observasi sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan
perlakuan. Sampel penelitian ini adalah pasien yang masuk dalam kategori
asma di IGD RS Bhayangkara Palembang yang berjumlah 20 orang pada
bulan Mei sampai Agustus 2018. Hasil: rata-rata skor frekuensi pernafasan
responden sebelum dilakukan batuk efektif adalah mean 30.00 dengan
(95%Cl : 28.70 – 31.30), median 30.00 dengan standar deviasi 2.772
sedangkan rata-rata skor frekuensi pernafasan responden sesudah
dilakukan batuk efektif adalah mean 27.05 dengan (95%Cl : 25.18-28.92),
median 29.00 dengan standar deviasi 3.993. Uji Wilcoxon matches pair test
didapatkan hasil P value = 0.001 < 0.05 Hal ini menunjukan bahwa ada
pengaruh latihan batuk efektif pada intervensi nebulizer terhadap
penurunan frekuensi pernafasan pada asma di IGD Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang.
Intervensi pengaruh latihan batuk efektif pada intervensi nebulizer
terhadap penurunan frekuensi pernafasan pada asma untuk melihat
Intervensi
pengaruh intervensi tersebut terhadap penurunan sesak nafas pasien yang
sedang mnegalami asma akut berat
Comparatio Dari hasil penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh penelitian Kurniati
n (2015) Perbedaan Efektivitas Pemberian Nebulizer dengan Latihan Batuk
Efektif pada Penderita Asma Akut di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM) Surakarta Penelitian ini melibatkan 34 responden
dengan karakteristik sampel pasien yang telah didiagnosa akut yang
mampu melakukan uji APE dengan usaha maksimal. Pengambilan sampel
dengan teknik purpose sampling. Dan didapatkan data hasil P=0,0007
(p<0,05) yang artinya bermakna.
Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri &
Soemarno (2013) dengan judul Perbedaan Postural Drainage dan Latihan
Batuk Efektif pada intervensi Nebulizer Terhadap Penurunan Frekuensi
Pernafasan pada Asma didapatkan hasil ada pengaruh yang signifikan
antara pemberian nebulizer dan batuk efektif dengan pemberian nebulizer
terhadap penurunan frekuensi batuk pada asma bronchiale. dengan nilai P=
0,000 (p>0,05).
Sedangkan penelitian Budi ES (2017) dengan judul Perbedaan Pengaruh
Latihan Batuk Efektif dan postural drainage pada intervensi Nebulizer
Terhadap Penurunan Frekuensi Pernafasan pada Asma didapatkan hasil
ada pengaruh latihan batuk efektif dengan pemberian nebulizer terhadap
penurunan frekuensi batuk pada asma bronchiale. dengan nilai P=
0,005>0,05).

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian teori diatas menurut asumsi


peneliti bahwa pada dasarnya serangan asma yang dapat memperhambat
jalan asma adalah sesak pada pernafasan, batuk-batuk, serta adanya lendir
atau secret yang dapat memperhambat jalan nafas dan terapi yang paling
tepat adalah menggunakan terapi nebulizer. Nebulizer merupakan pilihan
terbaik pada kasus kasus yang berhubungan dengan inflamasi terutama
pada penderita asma. Selain menggunakan terapi nebulizer, pasien asma
Outcome yang mengalami sesak dan batuk dapat dilakukan latihan batuk efektif dan
manfaat latihan batuk efektif adalah untuk melonggarkan dan melegakan
saluran pernafasan maupun mengatasi sesak nafas akibat adanya lendir
yang memenuhi saluran pernafasan.
Disaranan kepada pihak Rumah Sakit sebagai tempat pelaksanaan
penelitian untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
seperti mengadakan pendidikan atau pelatihan kegawatdaruratan, serta
sarana dan prasarana medis khususnya dalam menangani pasien asma

Anda mungkin juga menyukai