TN, S
Dengan ASMA AKUT BERAT
DI RUANG 26P (RUANG KRITIS PENYAKIT PERNAFASAN)
RSUP dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh
Syahrial Idris
19650092
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 40
Agama : Islam
Alamat : Malang
Pendidikan : sma
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Istri
I.KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sesak nafas
II.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga Klien mengatakan 1 jam sebelum di bawa ke rumah sakit mengalami sesak nafas
dan kemudian langsung dilarikan ke rumah sakit langsung di tangani IGD Rssa. Menurut
keluarga pasien, pasien mempunyai riwayat asma sejak 2 tahun yang lalu. Di kleuarga
pasien ada juga yang mengalami sesak nafas, yaitu bapak pasien. Pukul 14.00 Wib pasien
dipindahkan ke ruangan 36p untuk mendapatkan perawtan lebih lanjut. Saat pemeriksaaan
tanggal 20 april 2020 jam 08.00 Wib didaptkan data jalan nafas paten, ada sumbatan yaitu
sekret, ada suara tambahan, pasien dapat berbicara dengan jelas. irama nafasnya teratur
frekuensi nafas frekuensi nafas 30x/mnit di auskultasi terdengar suara whizing. TD 14090
mmHg. Nadi 78x/mnit. Suhu 36 C, Akral dingin, kulit lembab, kapilerisasi <2 detik.
Kesadaran composmentis GCS E4 V5 M6
III. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
pasien mempunyai riwayat asma sejak 2 tahun yang lalu.
Aktifitas lain - Klien seorang kepala rum - Pasien tidak dapat beraktifitas
ah tangga, beraktivitas dan pasien badres.
bekerja mencari nafkah. - Semua ADL di bantu keluarga
Pola istirahat tidur - Pasien tidak ada masalah - Pasien mengatakan bisa tidur
dengan tidurnya,tidur siang ± malam 6-7 jam, sedang tidur
1- 2 jam mulai jam 13.00 – siang kurang dari 2 jam.
15.00, malam ± 7 jam.
D. Pemeriksaan Thoraks/dada
a. Thorax
Inspeksi : Bentuk thorax normal, dada simetris, tidak ada jejas, kulit sama dengan
sekitar,tidak terdapat retraksi intercostae
Palpasi : ada ada nyeri tekan
b . Pemeriksaan paru
Ins
- Irama teratur
- RR 30x/mnt
Pa : Vocal fremitus sama kiri dan kanan
Pe : Suara redup terdapat akumulasi sekret atau cairan
Aus : Suara nafas mengi (whizing)
c. Pemeriksaan jantung
Ins: Ictus cordis tidak tampak
Pe : pulsasi pada dinding torak teraba kuat, pada ICS teraba ictus cordis
Pe : suara pekak
Aus:
Sj1 terdengar keras tunggal
Sj2 terdengan tunggal, ada suara tambahan
E. Pemeriksaan Abdomen
Ins : bentuk abdomen simetris kanan dan kiri, tidak terdapat bayangan vena, tidak ada
strie, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada benjolan
Ausi : frekuensi peristaltik usus 18x/menit
Pali : tidak ada nyeri tekan
Per : Timpani
F. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal
a. Genetalia
Ins : terpasang kateter, persebaran rambut merata, bersih tidak ada lesi
b.Rektal
Ins : bersih tidak ada hemoroid
G. Pemeriksaan Punggung Dan Tulang Belakang
Tidak ada lesi pada kulit punggung, tidak terdapat kelainan bentuk tulang belakang,
tidak terdapat deformitas pada tulang belakang, tidak terdapat fraktur, tdak ada luka
tekan atau lecet.
H. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Klien dapat melihat
I. Pemeriksan Kulit/Integument
Ins: otot simetris kiri dan kanan, tidak terdapat lesi,kuku warna pucat
Pa : akral dingin, CRT<2 detik, turgor kulit baik
J. Pemeriksaan Fungsi Neurologis
Tingkat Kesadaran Composmetis E4 V5 M6
Gcs, Respon membuka mata 4. Bicara 5 dan Motorik 6
K. Pemeriksaan Ekstermitas/Muskulos keletal
I : terdapat gerakan bebas pada semua ektermitas
Pa : tidak ada nyeri tekan,
L. Riwayat Psikososial
Hubungan sosial baik, dukungan keluarga baik dan aktif, dukungan teman dan
masyarakat aktif, dan reaksi saat interaksi kooperatif.
M. Riwayat Spiritual
Pasien beragama islam pasien percaya dan yakin kepada tuhan yang maha esa. Ritual
keagamaan ialah ibadah rutin sholat 5 waktu.
N. Pemeriksaan Penunjang
O. Terapi Medik
1. Infus ringer laktat+drip aminofilin ½ gram
2. Oksigen kanul 3 L
3. Injeksi ranitidine 50mg/12 jam
4. Injeksi cefotaxim 1 gram.
5. Injeksi aminopilin ½ ampul.
6. Injkesi Mp
7. Nebulezer combivent 2,5 mg/2,5ml
8. Flexotit 0,5 mg/2ml
3. ANALISA DATA
( wizhing)
Terpasang oksgen Pola pernafasan tidak
efektif
kanul 3 ltr
2 20/4/2020 DS :
Penyempitan diameter Bersihan jalan nafas
pasien mengatakan Bronkus
tidak efektif
(Bronkokonstriksi)
kalau ada dahak di
tenggorokannya dan
Asma
sulit dikeluarkan
DO :
B1 (Breath)
Klien tampak susah
nafas
berdahak dengan Akumulasi mucus di
bronkus
karakter sekret
kental,
Bersihan jalan nafas tidak
TTV
efektif
TD 140/90
Nadi 78x/mnt
RR 30x/mnit
Suhu 36’c
Suara mengi
( wizhing)
Terpasang oksgen
kanul 3 ltr
Pemberian nebulizer
combiven 2,5mg/2.5.
Injeksi cefotaxim 1
gram
Intolerasnsi aktivitas
3 20/4/2020 DS: B6 (Bone)
Klien mengatakan
sesak nafas Sesak Nafas
Klien mengatakan
lemah Penurunan asupan
DO: oksigen
Klien tmpak sesak
saat bernafas Energi berkurang
Klien tampak lemah
Tampak tirah baring Kelemahan fisi
ditempat tidur
Terpasang oksgen Intolerasnsi aktivitas
kanul 3L/mnit
TTV
TD 140/90
Nadi 78x/mnt
RR 30x/mnit
Suhu 36’c
-Suara mengi
( wizhing)
-Injeksi aminopilin
½ ampul.
-Nebulezer
combivent 2,5
mg/2,5ml
4. DAFTAR MASALAH/DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengan nafas pendek, lender, bronkokonstriksi
dan iritan jalan nafas.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan denganbronkokonstriksi, peningkatan
produksi lender, batuk tidak efektif dan infeksi bronkopulmonal
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, hipoksemia, dan pola pernafasan
tidak efektif.
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi
Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang tepat.
Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten
yangsesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan social
Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu
luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi,
social dan spiritual
TELAAH JURNAL
Oleh
Syahrial Idris
NIM. 19650092
ASPEK YANG
DINILAI DARI ARTIKEL KRITIK
ARTIKEL
Rekrutmen
Populasi penelitian semua pasien
asma akut berat nebulizer terhadap Jumlah populasi pada
Populasi penurunan frekuensi pernafasan penelitian ini tidak
pada asma di IGD Rumah Sakit dicantumkan.
Bhayangkara Palembang
Sampel & Sampel penelitian ini adalah Tehnik sampling yang
pasien yang masuk dalam kategori
asma di IGD RS Bhayangkara digunakan sudah sesai dengan
Sampling penelitian yang akan
Palembang yang berjumlah 20 dilakukan.
orang
Allocation Or Adjustmen
Penelitian ini menggunakan Desain yang digunakan pada
metode pre eksperiment dengan penelitian kali ini adalah
eksperimental dengan one
rancangan one group pretest and
group pretest and posstest
Acak Sebanding posstest design yaitu penelitian
Matching dimana peneliti melakukan
observasi sebelum diberikan
perlakuan dan sesudah diberikan
perlakuan.
Maintenance Apakah Status Sebanding Tetap Terjaga
Perlakukan Pada penyakit asma gejala asma Pada penelitian ini responden
Adequat pada penyempitan jalan nafas diberikan perlakuan latihan
akan terasa sesak dan mengalami batuk efektif pada intervensi
batuk sering dan sering terjadi nebulizer terhadap penurunan
pada malam hari dan saat udara frekuensi pernafasan untuk
dingin, biasanya bermula melihat pengaruh intervensi
mendadak dengan batuk non tersebut terhadap penurunan
produktif, kemudian sesak nafas
menghasilkan sputum yang kental
dan rasa tertekan didada, disertai
dengan sesak nafas (dyspnea) dan
mengi sehingga ekspirasi selalu
lebih sulit dan pendek dibanding
inspirasi yang mendorong pasien
untuk duduk tegak dan
menggunakan setiap otot aksesoris
pernafasan. Penggunaan aksesoris
pernafasan yang tidak terlatih
dalam jangka panjang dapat
menyebabkan penderita asma
kelelahan saat bernafas ketika
serangan atau ketika beraktivitas
(Brunner dan Suddart, 2011).
Salah satu terapi relaksasi
intervensi Selain menggunakan
terapi nebulizer, pasien asma yang
mengalami sesak dan batuk dapat
dilakukan latihan batuk efektif.
Batuk efektif adalah suatu metode
batuk dengan benar, dimana
pasien dapat menghemat energi
sehingga tidak mudah lelah
mengeluarkan dahak secara
maksimal. Manfaat latihan batuk
efektif untuk melonggarkan dan
melegakan saluran pernafasan
maupun mengatasi sesak nafas
akibat adanya lendir yang
memenuhi saluran pernafasan.
Tujuan dilakukannya teknik batuk
efektif ini adalah untuk membantu
mengatasi sesak dan membantu
mengeluarkan sekresi pada
saluran pernafasan akibat
pengaruh nekrose serta membantu
membersihkan jalan nafas
(Mutaqqin, 2011).
Measurement-blinded-objective
Pengukuran Berdasarkan rumusan masalah Penelitian ini menggunkan
Objektif dan hasil pengumpulan data : perlakuan latihan batuk efektif
Tersamar rata-rata skor frekuensi pada intervensi nebulizer
Blind pernafasan responden sebelum terhadap penurunan frekuensi
dilakukan batuk efektif adalah pernafasan Cara pengambilan
mean 30.00 dengan (95%Cl : data pada penelitian ini
28.70 – 31.30), median 30.00 dijelaskan bahwa peneliti ikut
dengan standar deviasi 2.772 serta dalam proses
sedangkan rata-rata skor pengumpulan data pasien saat
frekuensi pernafasan responden diberikan perlakuan.
sesudah dilakukan batuk efektif
adalah mean 27.05 dengan
(95%Cl : 25.18-28.92), median
29.00 dengan standar deviasi
3.993. Uji Wilcoxon matches pair
test didapatkan hasil P value =
0.001 < 0.05 Hal ini menunjukan
bahwa ada pengaruh latihan
batuk efektif pada intervensi
nebulizer terhadap penurunan
frekuensi pernafasan pada asma
di IGD Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang)
KEPUTUSAN:
HASIL PENELITIAN :
Hasil: rata-rata skor frekuensi pernafasan responden sebelum dilakukan batuk efektif adalah
mean 30.00 dengan (95%Cl : 28.70 – 31.30), median 30.00 dengan standar deviasi 2.772
sedangkan rata-rata skor frekuensi pernafasan responden sesudah dilakukan batuk efektif
adalah mean 27.05 dengan (95%Cl : 25.18-28.92), median 29.00 dengan standar deviasi
3.993. Uji Wilcoxon matches pair test didapatkan hasil P value = 0.001 < 0.05 Hal ini
menunjukan bahwa ada pengaruh latihan batuk efektif pada intervensi nebulizer terhadap
penurunan frekuensi pernafasan pada asma di IGD Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Saran: kepada pihak Rumah Sakit sebagai tempat pelaksanaan penelitian untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) seperti mengadakan pendidikan atau
pelatihan kegawatdaruratan, serta sarana dan prasarana medis khususnya dalam menangani
pasien asma
TELAAH JURNAL
PENGARUH LATIHAN BATUK EFEKTIF PADA INTERVENSI
NEBULIZER TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI PERNAFASAN
Judul
PADA ASMA
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
Peneliti Renidayati
Tahun Volume 11, Desember 2019
Jurnal Tafdhila¹, Ayu Kurniawati²
Penyakit asma merupakan masalah kesehatan didunia, karena menurunkan
kualitas hidup dan produktivitas pasiennya. Saat ini, pasien asma diseluruh
dunia mencapai 300 juta orang, dari kalangan semua usia yang berasal dari
berbagai latar belakang suku etnis, jumlah ini diperkirakan akan bertambah
lagi 100 juta orang pada tahun 2025. Jumlah ini menyerupai kecacatan
akibat penyakit diabetes, sirosis hati, dan skizofrenia. Selain itu
diperkirakan kematian asma adalah 1 hari tiap 250 kematian (Global
Burden Report of Asthma, 2013 ). Prevalensi asma menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2016 sekitar 235 juta dengan angka kematian
lebih dari 80% dinegara-negara berkembang. Data prevalensi asma di
Amerika Serikat berdasarkan umur sebesar 7,4% pada dewasa dan 8,6%
pada anak-anak, berdasarkan jenis kelamin 6,3% laki-laki dan 9,6%
perempuan, dan berdasarkan ras sebesar 7,6% ras kulit putih dan 9,9% ras
kulit hitam (National Centers For Disease Control, 2016). Metode:
Problem Penelitian ini menggunakan metode pre eksperiment dengan rancangan one
group pretest and posstest design yaitu penelitian dimana peneliti
melakukan observasi sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan
perlakuan. Sampel penelitian ini adalah pasien yang masuk dalam kategori
asma di IGD RS Bhayangkara Palembang yang berjumlah 20 orang pada
bulan Mei sampai Agustus 2018. Hasil: rata-rata skor frekuensi pernafasan
responden sebelum dilakukan batuk efektif adalah mean 30.00 dengan
(95%Cl : 28.70 – 31.30), median 30.00 dengan standar deviasi 2.772
sedangkan rata-rata skor frekuensi pernafasan responden sesudah
dilakukan batuk efektif adalah mean 27.05 dengan (95%Cl : 25.18-28.92),
median 29.00 dengan standar deviasi 3.993. Uji Wilcoxon matches pair test
didapatkan hasil P value = 0.001 < 0.05 Hal ini menunjukan bahwa ada
pengaruh latihan batuk efektif pada intervensi nebulizer terhadap
penurunan frekuensi pernafasan pada asma di IGD Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang.
Intervensi pengaruh latihan batuk efektif pada intervensi nebulizer
terhadap penurunan frekuensi pernafasan pada asma untuk melihat
Intervensi
pengaruh intervensi tersebut terhadap penurunan sesak nafas pasien yang
sedang mnegalami asma akut berat
Comparatio Dari hasil penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh penelitian Kurniati
n (2015) Perbedaan Efektivitas Pemberian Nebulizer dengan Latihan Batuk
Efektif pada Penderita Asma Akut di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM) Surakarta Penelitian ini melibatkan 34 responden
dengan karakteristik sampel pasien yang telah didiagnosa akut yang
mampu melakukan uji APE dengan usaha maksimal. Pengambilan sampel
dengan teknik purpose sampling. Dan didapatkan data hasil P=0,0007
(p<0,05) yang artinya bermakna.
Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri &
Soemarno (2013) dengan judul Perbedaan Postural Drainage dan Latihan
Batuk Efektif pada intervensi Nebulizer Terhadap Penurunan Frekuensi
Pernafasan pada Asma didapatkan hasil ada pengaruh yang signifikan
antara pemberian nebulizer dan batuk efektif dengan pemberian nebulizer
terhadap penurunan frekuensi batuk pada asma bronchiale. dengan nilai P=
0,000 (p>0,05).
Sedangkan penelitian Budi ES (2017) dengan judul Perbedaan Pengaruh
Latihan Batuk Efektif dan postural drainage pada intervensi Nebulizer
Terhadap Penurunan Frekuensi Pernafasan pada Asma didapatkan hasil
ada pengaruh latihan batuk efektif dengan pemberian nebulizer terhadap
penurunan frekuensi batuk pada asma bronchiale. dengan nilai P=
0,005>0,05).