Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.

‘POST PCI 4 STENT LAD & LCX +CAD NSTEMI’

DI RUANG CICU RSHS BANDUNG

Disusun Oleh :

GIAN NURMAINDAH HENDIANTI

220112120064

KEPERAWATAN KRITIS

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIV

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2013
I. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 68 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kel. Nyalidung
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Tanggal Masuk : 09 maret 2023
Tanggal Pengkajian : 09 maret 2023
No Medrec 13007414
Diagnosa Medis : Post PCI

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengatakan saat ini nyeri dada sebelah kiri yang hilang timbul. Nyeri
dirasakan seperti habis ditonjok di dada, nyeri akan berkurang dengan
istirahat. Nyeri skala 4-5 pada rentang skala nyeri 0-10.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Keadaan umum klien lemah dengan kesadaran kompos mentis. Saat ini klien
berada pada masa pemulihan post PCI pemasangan Stent berjumlah masing-
masing 2 di area LAD dan LCX. Klien terpasang binasal kanul 3lt, infus RL
1000ml/24 jam, terpasang sheat di arteri femoralis dextra.

c. Riwayat Kesehatan Terdahulu


Klien mengalami serangan jantung pertama kali pada Februari 2012. Keluhan
nyeri dada yang tak tertahankan dan menjalar ke punggung serta leher. Klien
sempat dirawat di RS Al Ihsan sebanyak 2x dirujuk ke RSHS untuk
pemasangan stent 3 stent di LAD pada februari 2013 dan menunjukan
perbaikan. Ketika pulang klien tidak merubah pola gaya hidup dan diet.
Merokok 2-3 bungkus per hari. Sempat masuk HCCU RSHS sebanyak 4x
dan CICU 1x. Sekarang merupakan serangan ke 8x.
Riwayat hipertensi disangkal, menurut klien tekanan darahnya akan naik
hanya saat sakit saja, selebihnya normal di 120/80mmHg. Riwayat diabetes
melitus disangkal.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
seperti klien. Klien juga mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada
yang memiliki penyakit hipertensi ataupun DM, dan juga dalam keluarganya
tidak ada yang yang mempunyai penyakit menular seperti TBC, Hepatitis.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
Keluhan sesak (-), jalan nafas bebas, pernafasan cuping hidung (-), produksi
secret (-), pergerakan dada simetris, tidak terdapat massa dan tidak ada nyeri
tekan, vokal premitus kanan dan kiri sama getarannya, pada perkusi suara
paru resonan, suara paru terdengar vesikuler di semua area paru. Respirasi
16-21 x/ menit. Saturasi oksigen 94-98%. Terpasang binasal kanul 3lt.

b. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, clubbing finger (-), bengkak di tungkai (-), Bunyi
jantung S1 dan S2 murni reguler. CRT kurang dari 2 detik, akral teraba
hangat. Tekanan darah 75/53-118/80 mmHg. Nadi teraba kuat 66-78 x/
menit. JVP 5±2 cmH2O. Gambaran EKG stabil di sinus rhytme.

c. Sistem Pencernaan
Mukosa bibir lembab, abdomen datar lembut, bising usus (+) di 4 kuadran,
BB=55kg, tidak teraba pembesaran limfa dan hepar. Pola BAB 1x sehari.
Makan per oral. Diet 1800 kkal/hari.

d. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid dan parathyroid, klien tidak
mempunyai riwayat penyakit DM.
e. Sistem Genitourinaria
Tidak teraba pembengkakan pada ginjal kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan
pada kedua ginjal. Blas teraba lembut, tidak terpasang kateter. Klien
berkemih ±478cc/7jam. Dengan balance cairan +272 cc. cairan masuk per
oral+infus RL 750cc.

f. Sistem Integumen
Kulit klien lembab, turgor kembali cepat (< 2 detik), keadaan bersih, diseka
sekali sehari saat pagi hari atau sesuai kebutuhan. Suhu tubuh afebris.

g. Sistem Muskuloskeletal
- Ektremitas atas
Ekstrimitas kanan dan kiri simetris, tidak terdapat edema, ROM tangan
kanan maksimal, tidak terdapat nyeri tekan, klien dapat merasakan
sensasi tajam, tumpul, panas dan dingin, kekuatan otot 5/5
- Ektremitas bawah
Ekstrimitas kanan dan kiri simetris, tidak ada edema, ROM maksimal,
pergerakan kaki terkontrol, tidak terdapat nyeri tekan, klien dapat
merasakan sensasi tajam, tumpul, panas dan dingin, kekuatan otot 5/5,
kaki kanan tidak boleh digerakan karena terpasang sheat.

h. Sistem Persyarafan
Kesadaran kompos mentis dengan GCS 15 (E4M6V5). Orientasi terhadap
waktu dan tempat baik.
Fungsi nervus cranial :
- N I (olfactorius) : fungsi indra penciuman, baik ditandai klien
membedakan bau kayu putih dan alkohol, kedua lubang hidung paten.
- N II (optikus) : fungsi penglihatan klien, baik di tandai klien dapat
membaca papan nama perawat pada jarak 30 cm.
- N III, IV, VI (okulomotoris, troklearis dan abduscen) : fungsi koordinasi
gerak bola matanya kesegala darah. Konstruksi pupil mata terdapat
cahaya pupil mengecil saat terkena cahaya.
- N V (trigemenus ) : klien dapat merasakan usapan kapas pada dahi, pipi
dan mandibula sambil matanya ditutup
- N VII (Fasialis) : Klien dapat membedakan rasa manis dan pahit. Klien
dapat mengangkat alis secara simetris, dapat tersenyum dan bibir simetris.
- N VIII (akustikus) : Klien dapat mendengar suara yang dibisikan perawat
pada jarak 30 cm, klien dapat menggerakan jari telunjuknya ke arah jari
pemeriksa dan ditempelkan lagi ke hidung klien.
- N IX (glosofarigeus) : Fungsi menelan baik, klien dapat minum.
- N ↓ (vagus):Uvula bergerak bebas pada saat klien mengucapkan “ah”
- N XI (assesoris) : Klien dapat menahan tahanan yang di berikan saat
menoleh kesamping kiri dan kanan
- N XII (hipoglosus) : Klien dapat menggerakan lidah ke segala arah

4. Data Psikologis
a. Status emosi : emosi klien stabil. Klien kooperatif dengan tindakan yang
diberikan.
b. Pola koping : klien akan lebih tenang saat diajak bercerita atau saat dikunjungi
oleh keluarganya.
c. Pola komunikasi : klien dapat berkomunikasi dengan baik
d. Konsep diri
- Gambaran diri : klien mengaku menerima keadaan dirinya saat ini
- Ideal diri : klien mengaku pasrah dengan kondisinya saat ini dan berharap
segera sembuh.
- Harga diri : klien mengatakan tidak malu dengan kondisinya saat ini

5. Data Pola Aktivitas Harian


No. Pola Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Nutrisi
a. Makan
 Frekuensi  3 x/hari Sesuai dengan diet
 Jenis  Nasi, lauk pauk, rumah sakit
sayuran,pola makan
tidak kontrol
 Pantangan  Makanan berlemak
dan gorengan

 Keluhan  Tidak ada keluhan


b. Minum
 Frekuensi  1500 - 2000 cc/hari  1500cc/hari
 Jenis  Air putih,kopi  Air putih, susu
 Keluhan  Apabila kurang  Tidak ada
minum suka sakit keluhan
pinggang
2. Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi  1-2 hari sekali  1x / hari
 Konsistensi  Lembek, warna  Lembek, warna
kuning kuning
 Keluhan  Tidak ada masalah  Tidak ada
masalah
b. BAK
 Frekuensi  5 – 6x/hari  5-6x/hari
 Warna  Kuning jernih  Kuning jernih
 Keluhan  Tidak ada keluhan  Tidak ada
keluhan
3. Personal Hygiene
a. Mandi  2 x/hari  1 x/hari, diseka
b. Gosok gigi  2 x/hari saat mandi  1 x/hari
c. Keramas  2 x seminggu  Belum pernah
d. Ganti pakaian  2 x/hari  1 x/hari
e. Gunting kuku  1 x seminggu  Belum pernah
f. Keluhan  Tidak ada masalah  Tidak ada masalah

4. Intirahat Tidur
a. Tidur siang  Jarang  2 - 3 jam
b. Tidur malam  5 – 7 jam  5 – 6 jam
c. Keluhan  Tidak ada keluhan  Tidak ada keluhan

5. Pola aktivitas Klien merupakan Karena klien sakit


pensiunan pos, sehari- sehingga aktivitas
hari tinggal di rumah klien menjadi terbatas,
dan mengurus kebun. tetapi klien masih bisa
memenuhi ADL nya
dengan mandiri
ataupun dibantu oleh
keluarga.
6. Data Penunjang
a. Hasil laboratorium pemeriksaan sampel darah
Jenis pemeriksaan 10 Juni 2013 Nilai Normal

Hematologi-darah
rutin
Hemoglobin 14,4 13,5-17,5
Hematokrit 44 40-52
Eritrosit 4,47 4,5-6,5
Leukosit 7.300 4400-11300
Trombosit 292.000 150000-450000

MCV 79,5 80-100


MCH 26,3 26-34
MCHC 33,1 32-36

Kimia klinik
Ureum 30 15-50
Kreatinin 1,10 0,7-1,2
Natrium 143 135-145
Kalium 5,4 3,6-5,5
Calsium bebas 5,40 4,7-5,2
Magnesium 2,24 1,70-2,55

b. Hasil perekaman EKG pre PCI


c. Terapi
- Aspilet 80mg 1x (09.00) (PO) → pencegah thrombosis pada infark
miokard akut
- Bisoprolol 1,25mg 1x (15.00) (PO) → golongan beta blocker untuk
menurunkan tekanan darah
- ISDN 5mg (SL) (10.15)→untuk mengatasi nyeri dengan vasodilatasi
pembuluh arteri koroner, mengurangi konsumsi O2 di miokard, dan
meningkatkan vaskularisasi O2 miokard.
- Ramixal 5mg 1x (PO)→ untuk mengobati tekanan darah tinggi, gagal
jantung, dan untuk meningkatkan kemampuan bertahan setelah serangan
jantung.
- Simvastatin 10mg 1x (20.00) (PO) → mengurangi risiko mortalitas pada
klien yang menjalani prosedur revaskularisasi miokardial dengan
menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
- Laxadine 15cc 1x (20.00) (PO)→ untuk mengatasi susah BAB sebelum
dan sesudah operasi dan persiapan sebelum pemeriksaan radiologi
- Diazepam 5mg 1x (20.00) (PO)→ sebagai obat anti cemas, sedative-
hipnotic dan menimbulkan rasa kantuk.
- Pantoprazol 1x 40mg (15.00) (IV)→ mengurangi jumlah asam lambung
- Clopidogrel 75mg 1x (09.00) (PO)→ anti agregasi thrombosis atau anti
platelet yang bekerja secara selektif menghambat pembentukan
pembekuan dalam pembuluh darah
- Metoclopramid 1amp (10.25) (IV)→ mengurangi mual muntah metabolic
karena obat sesudah operasi
II. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DS: Dislipidemia(hiperkolesterol)→ Gangguan rasa
Klien mengatakan saat penumpukan lipid dalam nyaman : nyeri
ini nyeri dada sebelah pembuluh darah koroner →
kiri yang hilang arterosklerosis arteri koroner →
timbul. Nyeri thrombosis arteri koroner →
dirasakan seperti CO↓→ tekanan diastole ↓→
habis ditonjok di ↑tekanan arteriol koroner dan
dada, nyeri akan tekanan intra miokard→O2
berkurang dengan miokard terhambat →gangguan
istirahat. pemenuhan O2 miokard→
DO : iskemik, infark, nekrosis
Nyeri skala 4-5 pada miokard → indikasi pelaksanaan
rentang skala nyeri 0- PCI → pengembangan balon dan
10. stent pada stenosis → Nyeri
2. DS : klien menyatakan Pemasangan stent → sheat di Intoleransi aktivitas
lemas arteri femoralis dextra → klien
DO: imobilisasi → kelemahan
Klien terpasang sheat umum→ intoleransi aktivitas.
di arteri femoralis
dextra, klien
imobilisasi, adanya
perubahan
peningkatan HR saat
klien pergi ke wc
3. DS: - Pelaksanaan PCI→ pemasangan Risiko perdarahan
DO: stent → up sheat di arteri
Dilakukan upsheat di femoralis → risiko perdarahan
arteri femoralis dextra
4. DS : klien menyatakan Kebiasaan merokok Risiko penurunan

masih merasa lemas, curah jantung
Penurunan fungsi endotel
klien mengaku masih ↓
Pembentukan plak di pembuluh
mencuri-curi merokok
darah koroner
dan belum menjaga ↓
atherosklerosis
pola makan yang
Plak rupture vasokonstrik
benar s i pembuluh
DO: masih adanya ↓ darah
stenosis di RCA 95% Suplai darah ↓
yang belum dilakukan dan O2
kejantung ↓ ↑ resistensi
PCI, adanya
pembuluh
perubahan pada TTV ↓ darah
klien saat melakukan

aktivitas,
↑ tekanan
kontraktilitas otot jantung ↓

stroke volume ↓

Cardiac output ↓

*Atherosklerosis di LAD, LCX,


RCA → PCI pemasangan stent
di LAD, LC↓→ masih adanya
etherosklerosis di RCA 95%
yang belum diperbaiki+pola
hidup yang belum
berubah→risiko penurunan
curah jantung
Gambaran Post PCI Pemasangan Stent
III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman nyeri Tupan : klien tidak 1. Pantau tanda-tanda vital klien 1. Adanya nyeri dada pada kklien
berhubungan dengan adaptasi mengalami gangguan rasa terutama HR, TD, RR, dan dapat segera terlihat dari
klien terhadap revaskularisasi nyaman nyeri gambaran EKG perubahan gambaran EKG serta
stenosis ditandai oleh klien Tupen : setelah dilakukan 2. Kaji lokasi, karakteristik, serta tanda-tanda vitalnya
mengatakan saat ini nyeri dada perawatan selama 2x24 jam, skala nyeri 2. Menentukan tindakan yang
sebelah kiri yang hilang keluhan nyeri klien berkurang 3. Batasi aktivitas klien tepat untuk mengatasi nyeri,
timbul. Nyeri dirasakan seperti sampai hilang dengan criteria 4. Kolaborasi pemberian obat- serta menentukan jenis
habis ditonjok di dada, nyeri hasil : obatan anti nyeri angina ISDN nyeri angina atau bukan.
akan berkurang dengan - Keluhan nyeri klien dan Diazepam. 3. Pembatasan aktivitas bertujuan
istirahat. hilang/berkurang untuk mengurangi kebutuhan
Nyeri skala 4-5 pada rentang - Tanda-tanda vital klien konsumsi O2
skala nyeri 0-10. dalam rentang normal 4. ISDN akan membantu
- Skala nyeri klien memvasodilatasikan pembuluh
menurun dari 4-5 ke 0- arteri koroner, mengurangi
2 dari skala 0-10. konsumsi O2 di miokard, dan
meningkatkan vaskularisasi O2
miokard. Sedangkan diazepam
akan memberikan efek sedasi
sehingga mengurangi konsumsi
O2.
2. Intoleransi aktivitas Tupan : klien dapat toleran 1. Kaji aktivitas personal sehari- 1. Menilai adanya perubahan
berhubungan dengan terhadap aktivitas hari yang biasa dilakukan pola aktivitas sehari-hari
ketidakseimbangan suplai dan Tupen : 2. Bantu klien memilih aktivitas dengan di RS
kebutuhan oksigen ditandai Setelah dilakukan perawatan sesuai dengan kemampuan 2. Menentukan batas kemampuan
oleh klien menyatakan lemas, selama 2x24 jam klien dapat 3. Pantau respon kardiorespiratori klien dalam beraktivitas
klien terpasang sheat di arteri mentoleransi aktivitas yang klien saat aktivitas 3. Mengukur adanya perubahan
femoralis dextra, klien biasa dilakukan ditunjukan 4. Pantau pola tidur dan TTV saat aktivitas
imobilisasi, adanya perubahan dengan penghematan energy lamanya istirahat 4. Lamanya tidur menentukan
peningkatan HR saat klien dan perawatan diri dengan 5. Bantu aktivitas fisik sesuai kualitas istirahat klien
pergi ke wc criteria hasil : kebutuhan (personal hygene, 5. Mengurangi konsumsi banyak
- Tidak ada keluhan toileting, berpakaian,dll) O2 pada klien sehingga
sesak saat beraktivitas 6. Berikan terapi O2 sesuai menimbulkan kelelahan
- Keluhan lemas kebutuhan kolaborasi pemberian 6. Mempertahankan keseimbangan
berkurang antiplatelet, β-blocker, suplai dan kebutuhan oksigen
- Tanda vital stabil
selama aktivitas
3. Risiko perdarahan Tupan : tidak terjadi 1. Kaji adanya rembesan, 1. Indikasi adanya perdarahan
berhubungan dengan perdarahan post upsheat hematom, atau lebam di 2. Memantau tanda-tanda adanya
pengangkatan sheat di arteri Tupen : daerah sekitar sheat perdarahan pada luka
besar ditandai oleh dilakukan Setelah dilakukan perawatan 2. Kaji keadaan luka 3. Pergerakan pada daerah
upsheat di arteri femoralis selama 1x24 jam klien tidak 3. Anjurkan dan jelaskan klien pemasangan sheat akan
dextra mengalami perdarahan untuk imobilisasi pada kaki meningkatkan risiko perdarahan
dengan criteria hasil : yang terpasang sheat selama 4. Mencegah terjadinya
- Tidak ada rembesan di terpasang sheat, bantal pasir, perdarahan post aff sheat
daerah insersi sheat atau ice pack dikarenakan pembekuan darah
- Tidak ada perdarahan 4. Kolaborasi pemeriksaan APTT yang lambat.
di daerah insersi sheat sebelum aff sheat 5. Daerah arteri femoralis
- Tidak ada hematom 5. Lakukan aff sheat dengan merupakan pembuluh besar
- Tidak ada memar penekanan pada daerah luka yang memerlukan tekanan/dep
(arteri) selama 20-30 menit lebih lama untuk menghentikan
6. Observasi HR, gambaran perdarahan.
EKG, saturasi O2 selama aff 6. Pelaksanaan aff sheat dilakukan
sheat di arteri pembuluh besar yang
7. Lakukan pemasangan bantalan dapat memberikan efek sistemik
pasir 6 jam atau cool pack 7. Untuk memberikan efek
selama 20-30 menit post aff vasokontriksi pembuluh darah
sheat sekitar aff sheat sehingga
8. Oleskan trombogel mengurangi risiko perdarahan
8. Untuk mengatasi hematom
4. Risiko penurunan curah Perubahan jantung adekuat Perawatan Jantung 1. Memberikan informasi mengenai
setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital status curah jantung
jantung berhubungan dengan
keperawatan, ditandai dengan 2. Evaluasi nyeri dada 2. Nyeri dada mengindikasikan
perubahan irama jantung kriteria hasil : 3. Catat tanda dan gejala dari adanya iskemik (suplai O2
 Tekanan darah sistolik, penurunan curah jantung kejantung kurang)
ditandai oleh masih adanya
diastolic, dan MAP dalam 4. Monitor adanya disrtmia 3. Menentukan keberhasilan
stenosis di RCA 95% yang batas normal (sistolik 5. Monitor nilai-nilai hasil intervensi
:100-130; diastolic 60-90, laboratorium yang sesuai (enzim 4. Indikasi adanya perubahan
belum dilakukan PCI, adanya
MAP 60-100) dan elektrolit) aktivitas jantung
perubahan pada TTV klien saat  HR dalam batas normal 6. Monitor terhadap dispneu, fatigue, 5. Peningkatan enzin jantung
(60-100 x/menit) takipneu dan orthopneu mengindikasikan terjadi iskemik
melakukan aktivitas, gaya
 Hipotensi ortostatis tidak 7. Kolaborasi perencanaan jantung
hidup klien yang belum sehat. ada pelaksanaan PCI kembali di bagian 6. Kelemahan, dispneu, takineu
 Hasil AGD dalam batas RCA sebagai tanda adanya penurunan
normal Perawatan Jantung Akut suplai darah ke jaringan dan organ
 Tidak ada bunyi napas 8. Auskultasi bunyi jantung paru
tambahan 9. Monitor intake-output 7. Tindakan untuk membuka arteri
 Tidak ada distensi vena 10.Lakukan EKG 12 Lead koroner yang mengalami
juguler 11.Instruksikan pasien untuk penyumbatan (stenosis)
 Tidak ada edema perifer membatasi aktivitas 8. Memberi informasi mengenai
 Tidak ada asites 12.Kolaborasi pemberian obat anti gangguan pada jantung
koagulan 9. Pemantauan terhadap regulasi
 Nadi perifer kuat dan
Regulasi Hemodinamik hemodinamik, pasien dengan
simetris
13.Auskultasi suara paru kelainan renal perlu adanya
 Kesadaran kompos mentis
14.Monitor adanya edema perifer dan pembatasan cairan
 Haluaran urin (05-1
distensi vena jugularis 10. Memantau aktivitas otot jantung
cc/kg/jam)
15.Maintanance balance cairan 11. Meminimalisir aktivitas jantung
 Warna kulit normal 12. Mencegah adanya obstruksi
 CRT dalam batas normal < Berikan pendidikan kesehatan pada pembuluh darah
2 detik klien dan keluarga sebagai bagian dari 13. Adanya gangguan pada paru
Discharge planning. menandakan perluasan kerusakan
pada jantung
14. Mengiformasikan status cairan
15. Resusitasi cairan dibutuhkan untuk
mengembalikan tekanan darah.
IV. IMPLEMENTASI

Tanggal No DX Jam Implementasi Evaluasi Harian


14-06-2013 1,2,3 07.00 - Mendapatkan operan dari dinas malam - Kesadaran kompos mentis, keadaan
07.00-14.00 07.30 - Membantu klien personal hygene (diseka) dan berpakaian umum lemah, nyeri dada hilang timbul,
08.30 - Melakukan pengkajian klien TD 88/59-100/80 mmHg, N 69-78 x/mnt,
Tiap jam - Melakukan pemantauan tanda-tanda vital klien meliputi RR 16-24x/mnt, gambaran EKG Sinus
HR, TD, RR, dan gambaran EKG rhytm, IV line r1000cc/24jam, binasal
09.00 - Membantu makan klien kanul 3lt.
09.00 - Memberikan terapi aspilet
10.15 - Memberikan terapi ISDN
10.25 - Memberikan terapi Metoclopramid 1amp
- Aff sheat → sore → klien menggunakan ice pack
15-06-2013 1,2,3 07.00 - Mendapatkan operan dari dinas malam - Kesadaran kompos mentis, keadaan
07.00-14.00 07.30 - Membantu klien personal hygene (diseka) dan berpakaian umum lemah, masih merasa nyeri dada
08.30 - Melakukan pengkajian klien hilang timbul skala nyeri 3, sesak (-),
Tiap jam - Melakukan pemantauan tanda-tanda vital klien meliputi gambaran EKG SR, TD119/85mmHg,
HR, TD, RR, dan gambaran EKG, RR 24-29 x/mnt, HR 68-80x/mnt,
- Memastikan lokasi aff sheat aman dari tanda perdarahan keseimbangan cairan +272 cc, RL
09.00 - Membantu makan klien 1000cc/24jam,lokasi aff sheat baik
09.00 - Memberikan terapi aspilet - Rencana : pasang kondom kateter, cek
10.15 - Memberikan terapi ISDN lab darah elektrolit dan faal ginjal
-
10.25 - Memberikan terapi Metoclopramid 1amp
13.00 - Membantu makan klien
17-06-2013 1,2,3 - Memberikan discharge planning tentang gaya hidup Klien kompos mentis, keadaan umum klien
14.00- sehat. baik, lokasi aff sheat baik tanpa adanya tanda
21.00 perdarahan, TTV baik, gambaran EKG SR.

V. EVALUASI

Tanggal No Diagnosa Evaluasi


17-06-2013 1 S : klien mengatakan nyeri berkurang
O: keadaan umum klien baik, kesadaran kkompos mentis, skala nyeri 0-2, TD 88/59-100/80 mmHg,
N 69-78 x/mnt, RR 16-24x/mnt, gambaran EKG Sinus rhytm
A : masalah teratasi
P : anjurkan klien untuk tetap meminum obat yang diresepkan oleh dokter terutama untuk obat- obatan pereda nyeri
Angina
2 S : klien menyatakan sudah siap pulang
O : keadaan umum klien baik, kesadaran kkompos mentis, skala nyeri 0-2, TD 88/59-100/80 mmHg,
N 69-78 x/mnt, RR 16-24x/mnt, gambaran EKG Sinus rhytm
A: masalah teratasi
P: anjurkan klien untuk tetap membatasi aktivitas sesuai dengan toleransi
3 S : klien menyatakan tidak ada keluhan pada lokasi insersi sheat.
O: Tidak ada rembesan di daerah insersi sheat, perdarahan di daerah insersi sheat, Tidak ada hematom dan memar
A: masalah teratasi
P:-
4 S : klien menyatakan masih lemas namun siap pulang
O: keadaan umum, status hemodinamik dan TTV klien pada keadaan baik, discharge planning diberikan.
A: masalah teratasi
P: -
Discharge Planning

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5


    
PASIENT/FAMILY Arahkan untuk mencatat Ajarkan pentingnya untuk Kaji ulang proses Kaji ulang medikasi Kaji ulang,
TEACHING/ nyeri dada dan dihubungkan istirahat penyakit, test, cardiac dan klarifikasi, dan

DISCHARGE dengan tanda & gejala Kaji ulang fungsi jantung, medikasi, perawatan interaksi konfirmasi
PLANNING termasuk yeri pada dagu, CAD, MI, medikasi & dan prosedur tindakan obat/makanan penghentian
leher, nyeri pada bahu, interaksi pada beberapa  Kaji ulang rencana  Diskusikan rencana perawatan,
nausea, dan kembung makanan atau obat exercise dan kebutuhan untuk pemahaman proses
 Kaji awal dan saat terjadinya  Identifikasi factor resiko pemanasan untuk istirahat dan penyakit, rencana

nyeri, identifikasi pertolongan Diskusikan untuk exercise menghindari suhu exercise, medikasi,
yang diberikan, ajarkan perubahan gaya hidup  Ajarkan untuk yang ekstrim dan interaksi
menggunakan skala nyeri, (rokok, diet rendah lemak menghitung Heart rate  Kaji ulang obat/makanan,
dan kaji ulang pengobatan & rendah garam, dan tekanan darah manajemen kebutuhan
yang digunakan pada saat penurunan berat badan, & sebelum, selama dan nyerimandiri kalori/cairan,
nyeri & cemas program latihan fisik) sesudah exercise  Sarankan untuk penilaian tehnik
 Arahkan untuk menghindari 
Jelaskan program  Diskusikan tehnik segera relaksasi dan
ketegangan pada saat bowel test/tindakan perawatan manajemen nyeri menghubungi perilaku mencari
of movement (valsava dan pengobatan (hentikan aktifitas, Emergency Medical sumber kesehatan

maneuver) Kaji ulang, klarifikasi dan istirahat, nitrat jika Service bila ada
 Respon tingkat kenyamanan konfirmasi informasi yang dianjurkan) serangan nyeri yang
(cemas dll) adalah reaksi diberikan setiap saat  Kaji ulang kebutuhan lebih dari 20 menit
normal perubahan gaya hidup  Kaji dan jelaskan
 Beritahu tentang rencana (rokok, diet, stress, tentang aktifitas
perawatan dan bila terdapat berat badan, exercise) seksual
perubahan rencana  Kaji ulang
keperawatan dan pengobatan penghentian
selanjutnya rencana perawatan
 Diskusikan dengan pasien/
kel unt rencana keperawatan
yang diberikan setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai