Disusun oleh :
YADI SUPRIYADI
NIM. 402018112
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. K
Tanggal Lahir : 29 Oktober 1964
Usia : 54 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Gg Senang Rahayu Cibeunying Kidul Bandung
Pekerjaaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Pendidikan : Diploma
Status Marietal : Menikah
Nomor RM : 78-99-73
Diagnosa Medis : HHD, CHF, CAD
Tanggal Pengkajian : 13-08-2019 Jam 13.45 WIB
Tanggal Masuk RS : 13-08-2019 Jam 13.30 WIB
3. Riwayat Kesehatan
2
Pasien beragama Islam, selama sakit pasien tetap menjalankan shalat 5 waktu
dengan cara sambil duduk bersandar ditempat tidur. Pasien merasa sakit yang
dialaminya adalah ujian dari Allah SWT dan mengatakan bahwa kita sebagai
manusia wajib untuk berikhtiar, berdo’a dan tawakal. Pasien mengatakan
mudah-mudahan Allah SWT segera memberikan kesembuhan kepadanya agar
dapat beraktifitas lagi.
NO Kebiasaan Dirumah Di RS
- Ketergantungan Mandiri Dibantu istri
- Merokok 1-2 bungkus/hari tidak
6. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum
Penampilan Umum : Lemah
Dada anterior tidak ada lesi, pengembangan paru simetris, fremitus tactil +/+,
perkusi resonan di intercostal kanan dulness, di ICS 2 – ICS 5 kiri,
pembesaran batas jantung (+), suara napas rales (+) di area basal kanan dan
kiri, whizzing (-), terdengar bunyi jantung S1 dan S2 reguler, bunyi jantung
tambahan (-). Saat inspeksi ictus cordis tidak terlihat, palpasi ictus cordis
teraba.
3) Dada posterior
Postur tubuh normal, perkusi dada terdengar suara resonan, suara paru rales
diarea basal kanan dan kiri, nyeri sudut kosta vertebrae (-), benjolan (-),
bentuk simetris.
4) Abdomen
Bentuk simetris cembung, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan pada
abdomen, Bising usus aktif 10x/menit, shifting dullness (-), hepar tidak teraba
(-), ginjal tidak teraba, distensi abdomen (-), kembung (-), nyeri tekan (-),
nyeri lepas (-), perkusi timpani, lingkar perut 103 cm.
5) Genital
Tidak ada keluhan gatal pada genetalia, lesi (-), hemoroid (-), hernia (-), BAK
spontan via condom kateter, produksi warna urin kuning, tidak ada dysuria.
6) Ekstermitas atas
Terpasang IV line 2A 7gtt/mtt di tangan kiri, pitting edema(-), turgor baik,
sianosis (-), CRT < 3 detik dengan menekan kuku pada tangan, pulsasi nadi
lemah irreguler, ROM (+), reflek bisep +/+, reflek trisep +/+, kekuatan otot 5.
Tremor (-). akral dingin.
7) Ekstermitas bawah
Tidak ada lesi, pitting edema (+2) pada kaki kanan dan kaki kiri kedalaman 3
mm, waktu kembali 3 detik, Kekuatan otot 5, CRT < 3 detik, akral dingin.
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan radiologi
Tanggal Pemeriksaan : 13 Agustus 2019
6
b. Program Terapi
Infus : 2A 7gtt/menit
Cara
Nama Obat Dosis Jam Pemberian
Pemberian
Spironolakton Oral 1 x 5mg 08.00
Aptor Oral 1x1 08.00
Metformin Oral 1x1 07.00
Furosemide IV 2 x 40mg 06.00-18.00
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 Ds: Gagal Jantung Kongestif Penurunan
- Pasien mengeluh sesak Curah
napas seperti ditindih benda Jantung
Dilatasi Kedua Ventrikel
berat, dirasakan bertambah
bila banyak aktivitas.
- Pasien mengatakan badan Disfungsi Ventrikel Kanan Dan Kiri
terasa lemas
- Pasien mengatakan bahwa
Kontraktilitas Menurun
dirinya perokok
Do:
- Keadaan umum lemah. Beban Jantung Meningkat
- Pitting edema pada
ektremitas bawah kaki kiri
dan kanan (+2) kedalaman 3 Gagal Pompa Ventrikel Kanan Dan
Kiri
mm waktu kembali 3 detik,
- Edema periorbital
- Pulsasi nadi lemah irreguler Kekuatan Kontraksi Otot Jantung
Menurun
7
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
1 Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Perawatan jantung : akut
jantung 3x24 jam, pasien menunjukan pompa jantung 1. Kaji bunyi, frekwensi dan irama jantung 1. Biasaya terjadi takikardi untuk
berhubungan dengan yang efektif dengan kriteria hasil : mengkonpensasi penurunan
perubahan 1. Menunjukan ventrikel atau sistolik dalam kontraktilitas ventrikuler.
kontraktilitas batas normal ( TD, nadi, ritme normal, 2. Kaji keadaan kulit (akral dingin) 2. Pucat menunjukan penurunan perfusi
jantung pulsasi kuat ) perifer sekunder terhadap tidak
2. Melakukan aktifitas tanpa dipsneu dan adekuatnya curah jantung
nyeri 3. Dapat menunjukan tidak adekuatnya
3. Edema ekstremitas berkurang perfusi serebral
3. Kaji proses perubahan sensori
4. Perfusi perifer adekuat 4. Ginjal berespon untuk menurunkan
5. Pulsasi nadi kuat reguler curah jantung dengan menahan cairan
4. Catat urin output tiap 24 jam
dan natrium. Biasanya produksi urin
menurun selama sehari karena
perpindahan cairan kejaringan.
5. Oksigen dapat membantu jantung untuk
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan 3 memenuhi kebutuhan perfusi jaringan.
liter/menit via nasal kanul 6. Istirahat fisik harus di pertahankan untuk
6. Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk memperbaiki efesiensi kontraksi jantung
istirahat dan menurunkan kebutuhan oksigen
miokard dan kerja jantung berlebihan.
7. Terapi yang tepat dapat meningkatkan
7. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi proses kesembuhan pasien
sesuai indikasi. 8. Untuk mengetahui status hemodinamik
8. Pantau tekanan darah, denyut nadi dan pasien
respirasi
2 Kelebihan volume Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 Manajemen cairan :
cairan berhubungan jam cairan dan elektrolit dalam batas normal
dengan gangguan dengan kriteria: 1. Pertahankan dan catat intake out put 1. Untuk mengetahui secara dini kebutuhan
mekanisme regulasi 1. Terbebas dari edema, efusi, dan anasarka. cairan
10
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
2. Bunyi napas bersih tidak ada dipsnea atau cairan tubuh
ortopnea 2. Monitor status hemodinamik (TD,N,R,S
3. Terbebas dari distensi vena jugularis dan MAP) 2. Memonitor secara dini adanya gangguan
4. Terbebas dari kelemahan dan kecemasan 3. Monitor indikasi retensi atau kelebihan keseimbangan cairan
5. Menjelaskan indikator kelebihan cairan cairan (rales,edema, distensi vena 3. Suara paru rales menunjukan adanya
jugularis). cairan dalam paru yang mengambat
4. Kaji luas dan lokasi edema proses pertukaran oksigen dan nutrisi
4. Piting edema menunjukan adanya retensi
5. Timbang berat badan tiap hari dengan cairan dalam tubuh
waktu yang tetap sama jika 5. Untuk memonitor kenaikan atau
memungkinkan penurunan jumlah cairan dalam tubuh
6. Ukur lingkar perut tiap hari 6. Untuk memonitor keberhasilan adanya
7. Batasi intake cairan Infus 500cc, minum penurunan jumlah volume cairan tubuh
1000cc. 7. Pembatasan intake cairan untuk
8. Kolaborasi pemberian terapi diuretik menghindari penumpukan cairan tubuh
yang bertujuan mengurangi preload 8. Pemberian diuretik dapat membantu
seperti (furosemide, spirinolakton) meringankan beban jantung
9. Berikan infus 2A 500cc/jam
9. Sebagai akses untuk pemberian terapi
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam klien Terapi aktivitas
berhubungan dengan dapat menunjukan toleransi terhadap aktivitas 1. Kaji kemampuan pasien melakukan 1. Untuk menentukan sejauh mana
ketidak seimbangan dengan kriteria: aktivitas ketidakmampuan pasien melakukan
suplai dan 1. Pasien dapat aktivitas minimal aktivitas secara mandiri tanpa
kebutuhan 2. Kemampuan aktivitas meningkat secara menambah beban kerja jantung.
perlahan 2. Kaji TTV sebelum dan sesudah aktivitas 2. Hipertensi otostatik dapat terjadi dengan
3. Tidak ada keluhan sesak napas dan (takikardi,aritmia,dispnea) aktivitas karena efek obat (vasodilatasi),
kelelahan perpindahan cairan (diuretic), atau
4. Dapat melakukan aktivitas minimal secara pengaruh fungsi jantung.
mandiri 3. Kaji penyebab kelemahan umum obat 3. Kelemahan adalah efek samping
atau nyeri, kelemahan umum. beberapa obat jantung (beta bloker, atau
sedative), atau stress memerlukan energy
dan penyebabkan kelemahan
4. Pemahaman dapat meningkatkan
4. Edukasi kepada pasien latihan rehabilitasi
motivasi pasien
jantung dan manfaat aktivitas bertahap
5. Dengan meningkatnya motivasi akan
5. Evaluasi dan motivasi pasien untuk
11
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
meningkatkan aktivitas memberikan motivasi untuk tindakan
perawatan selanjutnya
6. Tetap sertakan oksigen pada saat aktivitas 6. Oksigen pada saat aktivitas dapat
membantu meringankan beban jantung.
Managemen energy
7. Monitor respon kardiovaskuler terhadap 7. Untuk mengetahui dan mengkaji respon
aktivitas (takikardi,disaritmia, sesak, kardiovaskuler terhadap stres aktivitas
diaphoresis, pucat).
8. Gunakan tehnik menghemat energy , 8. Untuk mengetahui tingkat kemampuan
dengan menganjurkan pasien istirahat bila pasien dalam beraktivitas.
terjadi kelelahan dan anjurkan aktivitas
semampunya
Management nutrisi
9. Monitor jumlah kebutuhan kalori dan 9. Jumlah kalori harus memenuhi
asupan makan. kebutuhan pasien sesuai dengan kondisi
(Rumus Harris-Benedict): penyakit
Hari/
Waktu Diagnosa Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
Tanggal
Selasa, 13- 08.00 WIB DX 1,2,3 1.Melakukan pengkajian pada pasien S : Pasien masih mengeluh sesak napas
08-2019 DX 1 2.Mengkaji kedaan kulit sianosis atau pucat O:
09.00 WIB DX 2 3.Mengukur lingkar perut, hasil: 103cm - Kedaan umum lemah,
DX 2 4.Memantau produksi urin, warna dan konsentrasi saat klien BAK - Akral dingin
09.00 WIB DX 1 5.Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian oksigen 3 - Edema periorbital
lt/mnt - Suara paru kiri kanan daerah basal
Yadi
Rumus (RR x BB x TV x 20%) rales (+),
Supriyadi
10.00 WIB DX 1 28 x 78 x 6 x 20% = 2,62 - Edema pada ekstemitas bawah (+2),
12.00 WIB DX 2 6. Memberikan cairan infus 7 gtt/mnt - Sianosis (-), jvp 5+4cm,
12.15 WIB DX 1 7. Membuang urine tamping selama 6 jam - TD: 100/70 mmhg, N: 80x/menit,
DX 1,2,3 8. Membantu posisi semi fowler R: 24 x/menit, S:36.40c,
9. Mengobservasi tanda-tanda vital (hasil TD: 100/70 mmhg, N: - Intake minum : 200 cc/ 6 jam,
80x/menit, R: 24 x/menit, S:36.40c,) produksi urine : 500 cc/6 jam,
10. Mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan tindakan diuresis 1,0 cc/jam
keperawatan - Lingkar perut 103 cm
A:
- DX1,2,3 Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi diagnosa 1,2,3
Rabu, 14- 08.00 WIB DX 2 1. Melakukan pemeriksaan fisik,Mengukur lingkar perut 103 cm S : Pasien mengeluh masih sesak
08- 2019 DX 1,2,3 2. Membantu pasien mengatur posisi senyaman mungkin (semifowler) O:
08.30 WIB DX 2 3. Melakukan palpasi nadi periper dengan menghitung nadi di arteri - Kedaan umum lemah,
radialis. - Tampak sesak napas berkurang,
4. Monitor intake makanan dan minuman terpasang O2 2 liter/ menit, rales
13
Hari/
Waktu Diagnosa Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
Tanggal
09.10 WIB DX 2 5. Menganjurkan pasien untuk makan makanan sesuai yang disiapkan (+), Yadi
DX 3 petugas gizi - Edema pada ektemitas bawah (+1), Supriyadi
6. Menganjurkan pasien untuk membatasi minum yaitu 1000 cc/hari sianosis (-), JVP 5+3cm, pulsasi
12.00 WIB DX 2 7. Mengkaji perubahan TTV setelah melakukan aktivitas nadi lemah,
DX 1,2,3 8. Meninggikan kaki yang edema dengan mengganjal kaki dengan - TD: 100/70 mmhg, N: 82 x/menit,
13.00 WIB DX 1,2,3 bantal R: 24x/menit, S:36,5 0C ,
13.10 WIB DX 2 9. Membuang urine - Minum 200cc, urine :700 cc/6 jam,
DX 1 10. Mendokumentasikan semua hasil tindakan dan pemeriksaan diuresis : 1,4 cc/jam
- Lingkar perut 103cm
A :
- DX 1,2,3 Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi diagnosa 1,2,3
Kamis, 15- 14.00 WIB DX 1,2,3 1. Memonitor TTV S : Pasien mengatakan sesak berkurang
08-2019 DX 2 2. Memantau produksi urine warna dan konsistensi. O:
DX 1,2 3. Mengauslkultasi suara paru ditemukan vesikuler - Kedaan umum lemah,
15.00 WIB DX 3 4. Mengkaji kemampuan pasien sejauh mana bisa melakukan aktivitas - Tampak sesak napas berkurang,
tanpa membebani jantung, dengan menyuruh pasien untuk miring kiri/ terpasang O2 3 liter/ menit, rales
kanan. (-),
Yadi
16.00 WIB DX 3 5. Mengkaji perubahan TTV setelah melakukan aktivitas - Pitting edema pada ektemitas
Supriyadi
DX 3 6. Membantu pasien melakukan aktivitas bertahap dari tidur sampai bawah (+1),
duduk - Sianosis (-), jvp 5+2cm,
7. Membantu pasien duduk ditempat tidur - Pulsasi nadi kuat,
DX 2 8. Memfasilitasi pasien makan snack dan buah-buahan - Terpasang furosemid 5 mg/jam. Td:
18.00 WIB 9. Mengganti terapi furosemide 10 mg drip yang habis 110/70 mmhg,
19.00 WIB 10. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyarankan tidak terlalu N: 80 x/menit,
banyak pengunjung. R: 22 x/menit,
20.00 WIB DX 2 11. Membuang urine tampung 6 jam S:36.5,
12. Mendokumentasikan semua tindakan - Tercatat urine : 600 cc/6 jam,
diuresis : 1,2 cc/jam.
- Pasien sudah bisa makan sendiri,
- Pasien sudah bisa duduk diatas
tempat tidur tanpa bersandar dan
kursi secara mandiri.
A :
14
Hari/
Waktu Diagnosa Implementasi dan Catatan Perkembangan Evaluasi Paraf
Tanggal
- DX 1,2,3 Masalah teratasi sebagian
P :
- Lanjutkan intervensi diagnosa
1,2,3
Jumat, 16- 08.00 WIB DX 2 1. Memantau produksi urine warna dan konsistensi. S : Pasien mengatakan nafas sudah lega
08- 2019 DX 1,2 2. Mengauslkultasi suara paru ditemukan vesilkuler O:
10.00 WIB DX 3 3. Mengkaji kemampuan pasien sejauh mana bisa melakukan aktivitas - Kedaan umum perbaikan, tampak
tanpa membebani jantung, dengan menyuruh pasien untuk miring sesak napas berkurang, o2 dilepas,
kiri/ kanan. - Rales (-), Yadi
10.15 WIB DX 2 4. Mengkaji perubahan TTV setelah melakukan aktivitas - Pitting edema pada ektemitas (+1), Supriyadi
10.17 WIB DX 2 5. Mengukur lingkar perut 101 cm jvp (-), pulsasi nadi kuat reguler
11.15 WIB DX 3 6. Membantu pasien melakukan aktivitas bertahap dari tidur sampai - Bak spontan
duduk - Furosemid drip distop
DX 3 7. Membantu pasien duduk ditempat tidur - Td: 110/70mmhg,
8. Memfasilitasi pasien makan snack dan buah-buahan N:84 x/menit,
DX 2 9. Mengaff infusan dan terapi furosemide drip. R: 20 x/menit,
11.15 WIB 10. Menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyarankan tidak S:36.4,
terlalu banyak pengunjung. - Minum : 400 cc, urine : 500
11. Membuang urine tampung 600cc cc/6jam, diuresis : 1,0 cc/jam ,
12.00 WIB DX 2 12. Mendokumentasikan semua tindakan - Pasien sudah bisa makan dan
13. Mempersiapkan pasien pulang minum sendiri,
- Pasien sudah bisa duduk diatas
tempat tidur tanpa bersandar dan di
kursi tanpa bantuan
- Lingkar perut 101cm
A :
- DX 1,2,3 Masalah teratasi sebagian
P :
- Intervensi dihentikan dan edukasi
perawatan di rumah, persiapkan
pasien pulang
15
16