Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

N
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER AKIBAT CAD
DI RUANG CARDIAC INTENSIF CARE UNIT (CICU)
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Stase Gawat Darurat dan Keperawatan Kritis

SENNI NOVIANI MIAMOER


4121110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2022
A. PENGKAJIAN (PRE PCI)
1. Identitas
 Identitas Pasien
Nama : Tn. N
Tanggal Lahir : 25 Februari 1974
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp. Bojongsempur, Kec. Cipongkor,
Kab. Bandung Barat
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Kontraktor
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Sunda
Diagnosa Medis : CAD STEMI Anteroseptal Wall Kilip I +
Hipertensi Stage I
Tanggal Dikaji : 25 Mei 2022
Tanggal Masuk RS : 25 Mei 2022
 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Bojongsempur, Kec. Cipongkor,
Kab. Bandung Barat
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan Klien: Istri

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri dada
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan nyeri dada setelah bekerja. Nyeri berkurang saat istirahat dan
bertambah saat beraktivitas. Nyeri terasa seperti ditimpa benda berat dan terasa
terus menerus. Nyeri menjalar ke lengan kiri dan punggung. Skala nyeri 5/10.
Selain nyeri klien juga mengeluh lemas.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Satu minggu sebelum masuk RS, klien sering merasakan nyeri di area dada. Klien
biasa mengerok area tersebut dan memijat punggung untuk menghilangkan nyeri
karena menganggap sebagai gejala masuk angin. Namun, keluhan tidak membaik
dan terasa semakin berat. Klien dibawa ke IGD 8 Maret 2020. Klien memiliki
riwayat hipertensi sejak tahun 2014 dengan tekanan darah sistol 140-150 mmHg.
Klien mengetahui sakit jantung saat dibawa ke IGD RSHS namun sudah
merasakan gejala nyeri dada dan ulu hati sejak tahun 2015.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit jantung, ayah klien memiliki riwayat
hipertensi. Klien anak ke 7 dari 8 bersaudara.
e. Riwayat Psikososial spiritual
Klien mengatakan tidak ada masalah untuk beribadah selama sakit, klien
melakukan shalat ditempat tidur dengan tayamum terlebih dahulu. Klien
mengatakan ingin cepat pulang dan beraktivitas kembali. Klien semangat untuk
sembuh
f. Riwayar Activity Daily Living (ADL)
No. Aktivitas Sebelum Sakit Setelah Sakit
1. Pola Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi - 3x/hari - 3x/hari
- Jenis - Nasi, lauk, sayur, buah - Bubur, lauk, sayur, snack
- Alergi - Tidak ada - Tidak ada
- Keluhan - Tidak ada - Tidak ada

b. Minum/Cairan
- Jumlah - 1,5-2 L/hari - Minum 1,5L/hari
- Jenis - Air mineral, kadang - Air mineral
minum minuman
berenrgi
2. Eliminasi
a. BAK
- Frekuensi - 5-6 x/hari - 4-5 x/hari
- Warna - Kuning jernih - Kuning jernih
- Klien BAK menggunakan
pispot
b. BAB
- Frekuensi - 1x/hari - Setelah 3 hari di RS BAB 1x
No. Aktivitas Sebelum Sakit Setelah Sakit
- Konsistensi - Lembek - Lembek
- Warna - Kuning khas feses - Kuning kehijauan
- Klien BAB sendiri ke kamar
mandi
3. Personal Hygiene
a. Mandi - 2-3 kali/hari - 1 kali/hari diseka
b. Ganti baju - 2-3 kali/hari - 1 kali/hari
c. Oral Hygiene - 2-3 kali/hari saat mandi - 1 kali/hari
- Personal hygiene dibantu
perawat
4. Pola Istirahat Tidur
a. Malam - 5-6 jam/hari - 7 jam/hari
- Nyenyak - Nyenyak
b. Siang Tidak tidur siang - 1-2 jam/hari
- Nyenyak
5. Kegiatan/Aktivitas Klien bekerja sebagai Klien tampak tirah baring dan
Sehari-hari kontraktor dan sering ke luar aktivitas dibantu sebagian oleh
kota perawat

3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
- Kesadaran : GCS E4M6V5 (compos mentis)
- Orientasi : baik
- Ekspresi : klien tampak lemah

b. Tanda-tanda Vital
TD: 162/117 mmHg
MAP: 132 (tinggi)
HR: 75 x/menit
RR: 20 x/menit
T: 36,60C
SaO2: 100%
c. Antropometri
BB : 70 kg
TB : 165 cm
IMT : 25,9 (obesitas)
d. Pengkajian Persistem
a) Sistem Penginderaan
- Mata: Tampak simetris, pupil ishokor, sklera putih, konjungtiva anemis (-),
nistagmus (-), nistagmus (-)
- Hidung: Tampak simetris, lesi (-), nyeri tekan (-) pembesaran polip (-), PCH
(-), fungsi penciuman baik
- Telinga: Tampak simetris, fungsi pendengaran baik, lesi (-), telinga bersih
b) Sistem Pernapasan
Dada tampak simetris, PCH (-), batuk (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-), sura napas
vesikuler, perkusi paru sonor, terpasang nasal canul 3 lpm.
c) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva anemis (-), JVP 5±2 cmH2O, nadi terba kuat, akral hangat, edema (-),
murmur (-), CRT<2 detik, suara jantung S1-S2 normal, tidak ada bunyi jantung
tambahan, terpasang monitor dengan gambaran sinus rhythm.
d) Sistem Gastrointestinal
Bibir tampak kering, tidak terdapat selang NGT, abdomen datar, bising usus 7
x/menit, nyeri tekan (-), suara perkusi timpani pada kuadran kiri atas, nutrisi
diberikan per oral.
e) Sistem Urinaria
Klien tidak terpasang dower kateter, klien BAK menggunakan pispot, distensi
kandung kemih (-), urine tampak berwarna kuning jernih, diuresis (+).
f) Sistem Muskuloskeletal
Kuku jari tampak pendek dan bersih, edema (-), lesi (-) kekuatan otot ekstremitas
atas 5/5, kekuatan otot ekstremitas bawah 5/5, refleks patella (+). Terpasang infus
cairan RL pada tangan kiri 20 ml/jam.
g) Sistem Integumen
Kulit berwarna sawo matang, tampak kering, lesi (-), turgor baik, sinaosis (-)
h) Sistem Neurologis
GCS 15 E4M6V5 compos mentis, pupil ishokor

4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Laboratorium (25 Mei 2022, pukul 04.00 WIB)
Tanggal
Jenis Hasil Nilai Rujukan Satuan Interpretasi
Leukosit 14,7 4,4 – 11,3 103/dL Tinggi
MCHC 37,7 32 – 36 % Tinggi
Neutrofil segmen 78 40 – 70 % Tinggi
Limfosit 14 30 – 45 % Rendah
Normal ≥ 60
Kolesterol HDL 30 mg/dL Rendah
Rendah < 40
GDP 165 <140 mg/dL Tinggi
Trigliserida 422 <150 mg/dL Tinggi
Optimal <100
Kolesterol LDL 145 mg/dL Batas tinggi
Batas tinggi 130-159
Keterangan:
Peningkatan jumlah leukosit mengindikasikan adanya peradangan. Adanya jaringan
infark miokardium menimbulkan reaksi peradangan pada daerah perbatasan antara
jaringan infark dengan jaringan hidup. Jumlah leukosit yang tinggi berhubungan
dengan luas infark yang terjadi dan gangguan fungsi ventrikel kiri. Selain leukosit,
neutrofil juga akan mengalami peningkatan (Sitepu, Dewi, & Agnes, 2016).

b. Pemeriksaan EKG

Irama: sinus rhytm


Kelainan: infark di inferior dan anteroseptal
Axis: NAD (Normal)
c. Kebutuhan cairan
Intake
30-50 cc/kgBB/hari
= (30-50 cc) x 70 kg = 2.100 – 3.500 cc/hari
Urin output
2-3 cc/kgBB/jam
= (2-3 cc) x 70 kg = 140-210 cc/jam
d. Kebutuhan nutrisi (rumus Rule of Thumb)
25-30 Kcal/kgBB/hari
= (25-30 Kcal) x 70 kg = 1.750 – 2.100 Kcal/hari

5. PENGKAJIAN RISIKO
a. Skrinning Rsiko Jatuh (Morse Fallas Scale)
No Risiko Nilai Skor
.
1. Riwayat jatuh, yang baru atau dalam bulan Tidak 0
0
terakhir Ya 25
2. Diagnosis medis sekunder >1 Tidak 0
15
Ya 15
3. Alat bantu jalan:
- Bed rest/dibantu perawat 0
0
- Penopang, tongkat/wolker 15
- Furnitur 30
4. Memakai terapi heparin lock/IV Tidak 0
20
Ya 20
5. Cara berjalan/berpindah:
- Normal/bed rest/imobilisasi 0
0
- Lemah 10
- Terganggu 20
6. Status mental:
- Orientasi sesuai kemampuan diri 0 0
- Lupa keterbatasan diri 15
Total skor 35
Keterangan :
Tidak berisiko (0-24)
Risiko rendah-sedang (25-45)
Risiko tinggi (>45)
b. Pengkajian Kemandirian (Karz Index)
Mandiri (1 poin) Ketergantungan
Tidak perlu supervise, (poin 0)
Aktifitas SKOR
arahan atau bantuan Memerlukan supervise, arahan
perawat atau bantuan perawat
Mandi  Mandiri secara penuh  Perlu bantuan mandi pada lebih
 Memerlukan bantuan dari 1 bagian tubuh
hanya pada satu bagian  Bantuan saat masuk dan keluar
0
tubuh missal : punggung, kamar mandi atau shower
area genital atau  Mandi dilakukan oleh orang
ekstremitas yang terkena lain
Memakai  Dapat mengambil  Perlu bantuan memakai baju
Baju pakaian dari lemari baju sendiri
dan laci  Perlu bantuan dipakaikan baju
 Memakai baju dan secara kompleks 0
pakaian secara lengkap
 Memerlukan bantuan
mengikat tali sepatu
Toileting  Dapat pergi ke kamar  Perlu bantuan penuh untuk
kecil berpindah ke toilet
 Dapat naik dan turun dari  Dapat membersihkan diri
toilet  Memerlukan pispot atau popok 0
 Dapat merapihkan baju
 Dapat membersihkan
area genital tanpa
dibantu
Berpindah  Dapat berpindah dari dan  Memerlukan bantuan
tempat ke tempat tidur atau kursi berpindah dari tempat tidur
0
tanpa bantuan  Memerlukan bantuan
berpindah secara penuh
Kontinensia  Dapat mengendalikan dan  Inkontinensia BAK atau BAB
menahan rasa ingin buang sebagian atau total
1
air kecil (BAK) dan buang
air besar (BAB)
Makan  Dapat mengambil  Memerlukan bantuan sebagian
makanan dari piring ke atau total saat proses makan
mulut tanpa bantuan  Memerlukan metode parenteral 1
 Persiapan makan dapat
dilakukan oleh orang lain
Total 2
Keterangan :
6 = Klien mandiri
Mandiri (1 poin) Ketergantungan
Tidak perlu supervise, (poin 0)
Aktifitas SKOR
arahan atau bantuan Memerlukan supervise, arahan
perawat atau bantuan perawat
4-5 = Klien ketergantungan sedang
0-3 = Klien sangat tergantung

6. TERAPI FARMAKOLOGI
Nama Obat Dosis Indikasi

Laxadine 1 x 15 cc PO Untuk pasien yang mengalami konstipasi


dengan membuat feses menjadi lunak
Kalsium karbonat diindikasikan untuk
mengatasi gejala asam lambung berlebih
CaCO3 3 x 500 mg PO seperti heartburn, lalu juga digunakan untuk
terapi hiperfosfat pada gagal ginjal dan
mencegah kekurangan kalisum.
Untuk pereda nyeri dan mencegah serangan
jantung dengan asam asetilsalisilat sebagai
kandungannya yang bekerja dengan
Aspilet 1 x 81 mg PO mencegah proses agregasi trombosit
(pembekuan darah) pada pasien infark
miokard serta menghambat kerja
prostaglandin (mediator kimia nyeri).
Golongan antikoagulan untuk mencegah
Enoxaparin 2 x 0,6 cc SC gangguan tromboembolik dengan
menurunkan aktivitas pembekuan darah,
sebagai pnegobatan pasien jantung coroner.
Menurunkan kejadian aterosklerotik (infark
Clopidogrel 1 x 75 mg PO
miokard) pada pasien dengan riwayat
aterosklerosis.
Golongan ACE inhibitor uUntuk
Amplodipin 1 x 10 mg PO
menurunkan tekanan darah/ terapi hipertensi
dan pencegahan angina.
Sebagai terapi tambahan untuk mengurangi
peningkatan kadar kolesterol jahat dalam
Atorvastatin 1 x 10 mg PO darah. Bekerja dengan cara menghambat
enzim yang bertugas memproduksi
kolesterol di hati. Dengan demikian, jumlah
kolesterol jahat dalam darah akan turun.
Untuk mengatasi gangguan ansietas,
Alprazolam 1 x 10 mg PO termasuk g olongan benzodiazepine yang
bekerja pada sistem saraf pusat untuk
menghasilkan efek menenangkan.
Bisoprolol 1x2.5 mg PO Golongan menghambat adenoreseptor beta
(beta bloker) untuk mengatasi hipertensi,
angina pektoris, dan aritmia. Bisoprolol
Nama Obat Dosis Indikasi

bekerja dengan cara memperlambat detak


jantung dan tekanan otot jantung saat
berkontraksi, sehingga beban jantung dalam
memompa darah ke seluruh tubuh dapat
berkurang. Dengan turunnya tekanan darah,
maka stroke, serangan jantung, dan
gangguan ginjal, juga dapat dicegah.
7. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DS: Hipertensi + obesitas, Nyeri akut
- Klien mengeluh lemas LDL tinggi, HDL
dan nyeri dada setelah rendah
bekerja ↓
- Klien mengatakan Timbul endapan di
nyeri berkurang saat pembuluh darah
istirahat dan bertambah ↓
saat beraktivitas
Rupture plak, cedera
- Klien mengatakan
endotel
nyeri seperti ditimpa

benda berat dan terasa
terus-menerus Melepaskan fibrin dan
- Klien mengatakan platelet
nyeri menjalar ke ↓
lengan kiri dan
Aterosklerosis
punggung

- Klien mengatakan
Penyempitan dinding
skala nyeri 5/10
pembuluh darah arteri

DO: -
Gangguan suplai
oksigen ke arteri
coroner

Ketidakseimbangan
kebutuhan oksigen

Iskemia miokard

Metabolisme anaerob

Produksi asam laktat
meningkat

Nyeri dada

Nyeri akut
3 DS: - Hipertensi + obesitas, Risiko
DO: LDL tinggi, HDL penurunan curah
- TD: 162/117 mmHg rendah jantung
- Hasil EKG: terdapat ↓
infark di inferior dan Timbul endapan di
anteroseptal pembuluh darah
- Kolesterol HDL 30 ↓
(rendah) Rupture plak, cedera
- Kolesterol LDL 145 endotel
(batas tinggi) ↓
Melepaskan fibrin dan
platelet

Aterosklerosis

Penyempitan dinding
pembuluh darah arteri

Gangguan suplai
oksigen ke arteri
coroner

Ketidakseimbangan
kebutuhan oksigen

Iskemia miokard

Penurunan
kontraktilitas miokard

Risiko penurunan
curah jantung

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan pencedera fisiologis (iskemia miokard) ditandai
dengan klien mengeluh lemas dan nyeri dada setelah bekerja, nyeri berkurang saat
istirahat dan bertambah saat beraktivitas, nyeri seperti ditimpa benda berat dan terasa
terus-menerus, nyeri menjalar ke lengan kiri dan punggung dengan skala nyeri 5/10.
b. Risiko penurunan curah jantung ditandai dengan tekanan darah 162/117 mmHg dan
hasil EKG: terdapat infark di inferior dan anteroseptal, kolesterol HDL 30 (rendah)
dan kolesterol LDL 145 (batas tinggi)
9. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama Pasien : Tn. N Ruangan : CICU

No RM :- Nama Mahasiswa : Senni Noviani

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

(Tim Pokja SDKI DPP (Tim Pokja SLKI DPP (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
PPNI, 2016) PPNI, 2018) 2018)

Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Kolaorasi pemberian terapi 1. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen klien
dengan pencedera tindakan keperawatan 2 x oksigen dengan nasal kanul 3 dan mengurangi beban kerja jantung
fisiologis (iskemia 24 jam nyeri berkurang, lpm 2. Aspilet diberikan sebagai pereda nyeri dan
2. Kolaborasi pemberian Aspilet
miokard) dengan kriteria hasil: mencegah serangan jantung dengan asam
(1 x 81 mg PO)
3. Kolaborasi pemberian CaCO3 asetilsalisilat sebagai kandungannya yang
- Skala nyeri berkurang bekerja dengan mencegah proses agregasi
(3 x 500 mg PO)
dari 5 menjadi 2 trombosit (pembekuan darah) pada pasien
4. Kolaborasi pemberian
dalam rentang 0-10 bisoprolol (1 x 2.5 mg PO) infark miokard serta menghambat kerja
- Respon non verbal 5. Lakukan prinsip enam benar prostaglandin (mediator kimia nyeri).
tidak ada (pasien, obat, dosis, rute, 3. CaCO3 diberikan untuk mengatasi
- Tekanan darah, HR, waktu, dokumentasi)
heartburn
dan RR dalam rentang 6. Berikan terapi non
farmakologis yaitu terapi 4. Bisoprolol adalah obat golongan beta bloker
normal untuk mengatasi hipertensi, angina pektoris,
akupresur
Akupresur ini diberikan pada dan aritmia. Bisoprolol bekerja dengan cara
lokasi titik L14 selama sekitar memperlambat detak jantung dan tekanan
20 menit. Sentuhan yang otot jantung saat berkontraksi, sehingga
diberikan pada titik ini beban jantung dalam memompa darah ke
merupakan tempat sirkulasi seluruh tubuh dapat berkurang. Dengan
energi dan kesimbangan yang turunnya tekanan darah, maka stroke,
dapat meningkatkan kadar serangan jantung, dan gangguan ginjal, juga
endorphin dalam darah dapat dicegah.
maupun sistemik. Endorphin 5. Mencegah kesalahan dalam pemberian obat
ini akan berfungsi untuk 6. Terapi akupresur terbukti dapat menurunkan
mengurangi nyeri, skala nyeri dada sedang yang dialami pasien
mempengaruhi memori dan SKA (Surya et al., 2020).
mood yang kemudian 7. Sebagai evaluasi intervensi yang telah
memberikan rasa relaks. diberikan
7. Monitor saturasi oksigen 8. Sebagai evaluasi dari intervensi yang telah
8. Observasi respon non verbal diberikan kepada klien dengan
dan verbal tentang keluhan menyesuaikan antara data subjektif dan
nyeri serta tekanan darah, HR,
objektif yang diperoleh dari klien
dan RR klien serta
Risiko penurunan curah Setelah dilakukan 1. Kolaborasi pemberian 1. Sebagai vasopressor yang menyebabkan
jantung tindakan keperawatan 3 x enoxaparin (2 x 0,6 cc SC) vasokontriksi pembuluh darah untuk
24 jam penurunan curah 2. Kolaborasi pemberian mengatasi kondisi hipotensi akut.
klopidogrel (1 x 75 mg PO) 2. Antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri
jantung tidak terjadi,
3. Kolaborasi pemberian gram positif maupun negative, seperti untuk
dengan kriteria hasil: amlodipine (1 x 10 mg PO) infeksi saluran pernapasan
4. Kolaborasi pemberian 3. Untuk mengatasi peningkatan suhu tubuh
- HR dan takanan darah
atorvastatin (1 x 10 mg PO) 4. Salah satu bentuk vitamin B12 yang
dalam batas normal 5. Kolaborasi pemberian digunakan untuk mengobati neuropati
- Keluhan lemas laxadine (1 x 15 cc PO) perifer dan anemia. Membantu dalam
menurun 6. Lakukan prinsip enam benar pembentukan sel darah merah, metabolisme
- Tidak ada disritmia (pasien, obat, dosis, rute, sel tubuh, dan sel saraf
- Kolesterol HDL waktu, dokumentasi) 5. Mencegah kesalahan dalam pemberian obat
dalam rentang normal 6. Untuk pasien yang mengalami konstipasi
7. Pertahankan tirah baring pada
dengan membuat feses menjadi lunak
- Kolsterol LDL dalam pasien
sehingga dapat menghindari valsava
rentang normal 8. Lakukan pemeriksaan
menuver (mengejan) yang dapat membuat
laboratorium
vasodilatasi pembuluh darah
9. Monitor EKG 12 sadapan 7. Membatasi aktivitas klien dengan tirah
10. Monitor HR dan tekanan baring dapat menurunkan beban kerja
darah jantung
8. Sebagai evaluasi intervensi yang telah
diberikan
9. Sebagai evaluasi intervensi yang telah
diberikan
10. Sebagai evaluasi intervensi yang telah
diberikan
Daftar Pustaka
Surya, I., Kambu, W., Kristinawati, B., & Shalihien, S. (2020). Terapi akupresur sebagai
evidence based nursing untuk mengurangi nyeri dada pada pasien sindrom koroner akut.
Journal of Health, Education and Literacy (J-Healt), 2(2), 69–73.
https://doi.org/10.15294/ kemas.v14i3.1562
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan (1st ed.). Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai