Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

H DENGAN DIAGNOSA KATARAK


HIPERMATUR POST OPERATIF DI RUANGAN EDELWEIS
RSUD LUWUK

DISUSUN OLEH
LISA LISNAWATI ABDUL HAMID
PO7120422088

POLTEKKES KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI NERS PALU
TAHUN 2022
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH POST OPERATIF

Tanggal masuk : 04-01-2023


Jam masuk : 10.00
Ruang : Edelweis
No Registrasi : 00-196215
Dx.medis : Katarak Hipermature
Tanggal Pengkajian : 05-01-2023

A. IDENTITAS PASIEN
1. Identitas klien
Nama : Tn. H
Umur : 67 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Kelapa 2 atas
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny.U
Umur : 63 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Saluan
Alamat : Kelapa 2 atas
Hubungan dengan klien : Istri

B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama saat masuk RS: Rencana operasi katarak
2. Riwayat keluhan utama : Pasien mengatakan tidak dapat melihat kurang lebih sudah 1 tahun yang lalu, awalnya
pandangan mata sebelah kiri kabur, melihat seperti ada yang menghalangi, pasien menganggap itu hanya
sementara, tapi lama kelamaan dibiarkan, mata sebelah kiri semakin tidak dapat melihat jelas

3. Keluhan utama saat pengkajian Pasien mengatakan mata sebelah kiri tidak dapat melihat hanya sedikit bayangan
cahaya dan penglihatan mata sebelah kanan kabur, nyeri pada luka bekas operasi
4. Keluhan lain yang menyertai : -
5. Riwayat kesehatan masa lalu : Riwayat Asam Urat
6. Riwayat kesehatan keluarga : Tidak ada keluarga yang mengalami sakit yang sama
7. Riwayat alergi (obat dan makanan) :-
C. Genogram

D. Pengkajian pola fungsional kesehatan :

No Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Persepsi kesehatan Pasien mengatakan tidak akan Pasien mengatakan paham


sakit karena pasien selalu akan pentingnya kesehatan,
berolahraga, pasien tidak pasien mengatakan akan
mengetahui penyebab dari selalu menjaga kesehatannya
penyakit yang di alami. dan melakukan pemeriksaan
berkala.
2. Pola metabolik – Pola makan sebelum sakit baik Pola makan saat sakit baik
nutrisi
- frekuensi makan 3x sehari 3x sehari

- Nafsu makan Baik Baik


Porsi makan
Porsi makan dihabiskan Porsi makan dihabiskan
Pantangan makanan Tidak ada Tidak ada
- Pola minum
10-12 gelas/hari 10-12 gelas/hari
Jumlah cairan/hari Tidak di ukur Tidak diukur

3. Pola istirahat /tidur :


Siang 2-3 jam 2-3 jam
Malam 7-8 jam 7-8 jam
Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
4. Pola kebersihan diri :
1–2 x / hari 1-2 x / hari
Mandi
Sikat gigi 2 x/hari 1 x/hari
Cuci rambut 1 x/hari 1 x/hari
Kebersihan kuku Bersih Bersih

5. Pola eliminasi :
Normal Normal
BAB :
Frekuensi 1–2 x/ahari 1-2 x/hari
Warna Kuning Kuning
Konsistensi Padat Padat
BAK :
Frekuensi 4-5 x/hari 4-5 x/hari
Warna Kuning Kuning
Jumlah urine Tidak diukur Tidak diukur
6 Pola aktivitas Pasien mengatakan sehari-hari Pasien tidak dapat beraktivitas
pasien bekerja sebagai sopir sebagai sopir lagi karena
pandangannya kabur.

7 Pola persepsi diri Pasien menganggap tidak akan Pasien berharap untuk segera
sakit karena sering berolahraga sembuh dan setelah
(konsep diri) melakukan operasi dapat
kembali melakukan
aktivitasnya secara normal.

8 Pola hubungan peran Pasien mengatakan dapat Pasien masih dapat


berinteraksi dengan baik berinteraksi dengan baik
dilingkungan keluarga dan dengan keluarga dan
masyarakat. lingkungan sekitar namun
terkendala dengan
penglihatan yang kabur.

9 Pola koping-toleransi Pasien mengatakan bercerita Pasien mengatakan bercerita


stres dengan keluarga untuk dengan keluarga dan orang di
menghilangkan stres sekitarnya untuk
menghilangkan stres.

10 Pola nilai- Pasien sholat 5 waktu dan selalu Pasien sholat 5 waktu dan
kepercayaan spiritual berdoa selalu berdoa untuk
kesembuhannya.

E. Pemeriksaan fisik
BB sebelum sakit : 85 kg BB saat ini : 75 kg TB : 173 cm
Kesadaran : composmentis

Tanda-tanda vital : TD : 130/80 mmhg N : 118 x/mnt RR: 25x/mnt Spo2: 99%

1. Kepala dan rambut

Inspeksi : Bentuk kepala bulat, rambut hitam, pendek,dan tidak berketombe.

Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan tidak ada nyeri tekan.

2. Telinga

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak nampak seruman pada telinga pasien

Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.

3. Mata
Inspeksi : Mata sebelah kiri tidak dapat melihat,hanya bayangan cahaya, nampak ada kasa bebat

mata. Mata sebelah kanan pandangannya kabur, tampak keabuan pada mata, konjungtiva

tidak anemis.

Palpasi : Terasa nyeri pada daerah mata sebelah kiri

4. Hidung

Inspeksi : Hidung nampak bersih, tidak ada secret, tidak nampak pergerakan nafas pada cuping

hidung, pasien tidak menggunakan alat bantu pernafasan.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

5. Mulut

Inspeksi : Mulut pasien normal, warna gigi putih.

6. Leher

Inspeksi : Tidak ada luka dan benjolan pada leher pasien

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada leher pasien

7. Dada (jantung)

Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak terdapat benjolan

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Suara pekak saat dilakukan perkusi

Auskultasi : Terdengar suara normal (luphdup)

Paru-paru

Inspeksi : Perkembangan paru simetris antara kiri dan kanan

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : Terdengar suara sonor

Auskultasi : Terdengar suara nafas vesikuler

8. Abdomen

Inspeksi : Nampak datar, tidak ada benjolan, tidak ada luka.

Auskultasi : Bising usus 12 x/mnt

Perkusi : Terdengar suara tympani


Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan

9. Genetalia

Inspeksi : Tidak dikaji

10. Ekstrimitas atas

Inspeksi : Tidak nampak luka pada ekstremitas atas, nampak normal

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

11. Ekstrimitas bawah

Inspeksi : Tidak nampak luka pada ekstremitas bawah, nampak normal

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

12. Kulit

Inspeksi : Warna kulit pasien sawo matang dan tidak kering, dan tidak ada luka.

Palpasi : Tidak ada udema

F. Data penunjang

a. Hasil laboratorium : 04-01-2023

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan/Normal

Leukosit ( WBC) 12.0* ribu/uL 4.0*-11.0*

a. Hasil Rontgen : -

b. Hasil USG : -
G. Penatalaksanaan terapi medis :

- Ciprofloxacin 500mg 2 x 1

- Natrium diclofenac 25 mg 2 x 1

- Levocin ED 6 x 1 tts OS

Data Tambahan Lain : -

H. Klasifikasi Data

Data Subyektif :
- Pasien mengatakan mata kiri tidak dapat melihat hanya bayangan cahaya
- Pasien mengatakan pandangan mata kanan kabur
- Pasien mengatakan nyeri pada mata sebelah kiri bekas operasi

Data Obyektif
- Mata kiri pasien tidak dapat melihat apa yang ada didepannya
- Respon tidak sesuai
- Pasien nampak melihat ke satu arah.
- Nampak mata sebelah kiri di bebat kassa
- Pasien nampak meringis
- HR 118 x/mnt
- Pasien nampak berjalan pelan-pelan.
- Setiap 4 jam di tetes obat mata

I. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah Kolaboratif /


Keperawatan
DS ; Katarak Gangguan Persepsi sensori
-Pasien mengatakan mata kiri Penglihatan
tidak dapat melihat hanya
bayangan cahaya
-Pasien mengatakan
pandangan mata kanan
kabur
DO :
- Mata kiri pasien tidak dapat
melihat apa yang ada
didepannya
- Respon tidak sesuai
- Pasien nampak melihat ke
satu arah.

DS: Prosedur Operasi Nyeri akut


- Pasien mengeluh nyeri pada
mata sebelah kiri bekas
operasi
DO:
- Pasien tampak meringis
- HR 118 x/mnt

DS:- Gangguan penglihatan Risiko Jatuh


DO:-
RENCANA KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
1. Gangguan Persepsi sensori Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam Minimalisasi Rangsangan
Penglihatan b/d Katarak, ditandai keperawatan, diharapkan persepsi 1. Periksa status mental, status
dengan : sensori penglihatan membaik, dengan sensori, dan tingkat
DS : kriteria hasil : kenyamanan (mis.Nyeri,
Pasien mengatakan mata kiri 1. Verbalisasi melihat bayangan kelelahan)
tidak dapat melihat hanya menurun 2. Batasi stimulus lingkungan
bayangan cahaya 2. Respon sesuai stimulus membaik (mis.cahaya, suara, aktivitas)
- Pasien mengatakan pandangan 3. Kosentrasi membaik 3. Jadwalkan aktivitas harian dan
mata kanan kabur waktu istirahat
DO : 4. Ajarkan cara meminimalisasi
- Mata kiri pasien tidak dapat stimulus (mengatur
melihat apa yang ada pencahayaan ruangan,
didepannya mengurangi kebisingan,
- Respon tidak sesuai membatasi kunjungan)
- Pasien nampak melihat ke satu 5. Kolaborasi pemberian obat
arah. yang mempengaruhi persepsi
stimulus.

2. Nyeri Akut b/d Agen pencedera Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam Pemberian Analgetik :
fisik ditandai dengan : keperawatan, diharapkan Nyeri dapat - Identifikasi karasteristik nyeri
DS: teratasi dengan baik, dengan kriteria - Identifikasi riwayat alergi obat
- Pasien mengeluh nyeri pada hasil: - Monitor tanda-tanda vital
mata sebelah kiri bekas operasi - Keluhan nyeri menurun sebelum dan sesudah pemberian
DO: - Meringis menurun analgetik.
- Pasien tampak meringis - Frekuensi nadi membaik - Jelaskan efek terapi dan efek
- HR 118 x/mnt samping obat
- Kolaborasi pemberian dosis dan
jenis analgesic, sesuai indikasi.

3. Resiko jatuh b/d Gangguan Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam, Pencegahan jatuh :
penglihatan diharapkan risiko jatuh dapat teratasi - Identifikasi faktor risiko jatuh
DS :- dengan baik dengan kriteria hasil : - Identifikasi faktor lngkungan
DO:- - Jatuh saat berjalan menurun yang meningkatkan risiko jatuh
- Jatuh saat naik tangga menurun (mis;Lantai licin, penerangan
- Jatuh saat dikamar mandi menurun kurang).
- Orientasikan ruangan kepada
pasien dan keluarga
- Gunakan alat bantu berjalan
- Anjurkan menggunakan alas
kaki yang tidak licin.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


HARI :

NO Hari/Tanggal Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Rabu/05-01- Gangguan 15.00 1. Memeriksa status mental, S : -Klien mengatakan mata
2023 Persepsi status sensori, dan tingkat sebelah kiri tidak dapat
sensori kenyamanan (mis.Nyeri, melihat, hanya bayangan
Penglihatan kelelahan) cahaya
Hasil : Klien merasa tidak -Klien mengatakan mata
nyaman karena tidak dapat sebelah kanan pandangannya
melihat jelas kabur
15.15 2. Membatasi stimulus O :- Mata kiri pasien tidak
lingkungan (mis.cahaya, dapat melihat apa yang ada
suara, aktivitas) didepannya
Hasil : Cahaya diruangan - Respon tidak sesuai
tidak terlalu terang - Pasien saat diajak
15.20 3. Menjadwalkan aktivitas berkomunikasi,melihat ke
harian dan waktu istirahat lain arah
Hasil : pasien beaktivitas A: Gangguan Persepsi sensori
sesuai kemampuan dan Penglihatan
beristirahat siang dan malam P:- Membatasi stimulus
hari. lingkungan (mis.cahaya,
15.30 4. Mengajarkan cara suara, aktivitas)
meminimalisasi stimulus - Menjadwalkan aktivitas
(mengatur pencahayaan harian dan waktu istirahat
ruangan, mengurangi - Mengajarkan cara
kebisingan, membatasi meminimalisasi stimulus
kunjungan) (mengatur pencahayaan
Hasil : waktu kunjungan ruangan, mengurangi
pasien dibatasi agar pasien kebisingan,membatasi
dapat beristirahat kunjungan)
5. Kolaborasi pemberian obat - Kolaborasi pemberian obat
yang mempengaruhi persepsi yang mempengaruhi
stimulus. persepsi stimulus.
Hasil :
- Ciprofloxacin 500mg 2x1
- Asam mefenamat 500mg
3x1
- Levocin ED 6x1 tts OS
- Tim Opthal 2x1 OS
- Mioratil 1 tts/30 mnt OS

2. Nyeri akut 15:30 - Mengidentifikasi karasteristik S: Pasien mengeluh nyeri pada


nyeri mata sebelah kiri bekas
Hasil : nyeri pada mata luka operasi
operasi, terasa pedis, skala nyeri O: - Pasien Nampak meringis
4. - HR 118 x/mnt
15.35 - Mengidentifikasi riwayat alergi A: Nyeri akut
obat P:-Memonitor tanda-tanda
Hasil : Tidak ada alergi obat vital sebelum dan sesudah
- Memonitor tanda-tanda vital pemberian analgetik
sebelum dan sesudah - Menjelaskan efek terapi dan
pemberian analgetik efek samping obat
Hasil : - Kolaborasi pemberian dosis
Sebelum operasi TD: 120/80 dan jenis analgesic, sesuai
mmhg, HR: 98x/mnt, RR: indikasi.
18x/mnt,spo2: 99%.
Sesudah operasi TD; 130/80
mmhg, HR:98x/mnt, RR: 25
x/mnt, spo2:99%
15:40 - Menjelaskan efek terapi dan
efek samping obat
Hasil : Klien mengerti dengan
efek samping obat yang
dijelaskan
15:45 - Kolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgesic, sesuai
indikasi.
Hasil : Natrium diclofenac
25mg 2x1

3. Risiko jatuh 16:00 - Mengidentifikasi faktor risiko S:- Pasien mengatakan mata
jatuh kiri tidak dapat melihat
Hasil : Pasien tidak dapat hanya bayangan cahaya
melihat dengan jelas -Pasien mengatakan
16:05 - Mengidentifikasi faktor pandangan mata kanan kabur
lngkungan yang meningkatkan O: - Mata kiri pasien tidak
risiko jatuh dapat melihat apa yang ada
Hasil : penerangan dikurangi didepannya
- Mengorientasikan ruangan - Respon tidak sesuai
16:05 kepada pasien dan keluarga - Pasien nampak berjalan
Hasil : pasien sudah pelan-pelan.
mengetahui ruangan
- Menggunakan alat bantu
16:10 berjalan.
Hasil ; pasien dibantu keluarga
- Mengnjurkan menggunakan
16:15 alas kaki yang tidak licin.
Hasil : pasien menggunakan
sandal karet

Anda mungkin juga menyukai