Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KEGIATAN TERAPI BERMAIN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG
RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT
TENTARA

Dr.Reksodiwiryo Padang 2022

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3 :

1. Willia Sari

2. Chindyca Anna Tasya


3. Asmawati Tandjung
4. Kiki Ulya Fitri
5. Sri Hartati
6. Tri Dova Ningsih
7. Ilham Ramadhan
8. Erlyzawati
9. Feridistira

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kesehatan pada tim pelaksana pengabdian masyarakat, dan atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pengabdian
masyarakat ini.
Dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, kami banyak mendapat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : Siapa yang berkontribusi dalam
kegiatan ini
1. Pembimbing Klinik yaitu Ibu Ns. Dona Yuli Suprian,S.Kep

2. Pembimbing Akademik yaitu Ibu Ns. Putri Minasari,M.Kep

3. Kepala Ruangan anak

4. Orang tua Pasien

5. Kelompok 3

Kami menyadari bahwa kegiatan pengabdian masyarakat yang kami lakukan


masih banyak kekurangan, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan laporan ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, akhir kata kami mengucapkan
terimah kasih.

Padang, 17 Juni 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Tujuan...............................................................................................2

C. Sasaran............................................................................................2

BAB II DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran.........................................................................3

B. Prinsip Bermain Menurut Teori........................................................3

C. Kategori permainan..........................................................................8

D. Alat Permaianan Edukatif (APE)......................................................8

E. Hal-hal yang harus diperhatikan.......................................................9

F. Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia.........................................9

BAB III SATUAN ACARA PERMAINAN TERAPI BERMAIN

A. Judul..............................................................................................14

B. Deskripsi Permainan........................................................................14

C. Tujuan Permainan............................................................................14

D. Ketrampilan yang Diperlukan.........................................................15

E. Jenis Permainan...............................................................................15

F. Alat yang Diperlukan.......................................................................15


ii
G. Waktu..............................................................................................15

H. Sasaran.............................................................................................15

I. Deskripsi Tugas...............................................................................16

J. Media..............................................................................................16

K. Pengorganisasian..............................................................................16

L. Setting Tempat.................................................................................18

M. Strategi Pelaksanaan........................................................................19

iii
N. Proses Bermain................................................................................20

O. Hal-hal yang Harus Diperhatikan....................................................21

P. Antisipasi meminimalkan hambatan...............................................22

Q. Kriteria Evaluasi..............................................................................23

BAB IV PELAKSANAAN BERMAIN

A. Waktu..............................................................................................25

B. Proses..............................................................................................25

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................27

B. Saran................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman


traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan
dengan orang tua, kehilangan kontrol, dan akibat dari tindakan invasif yang
menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak
makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak
tindakan keperawatan yang diberikan (Wong, 2009)..
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan
fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang
baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi,
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermaian akan membuat
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.

1
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,


mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain
dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan terapi bermain selama ± 30 menit, anak dapat:


1) Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya

2) Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawat.

3) Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan

4) Beradaptasi dengan lingkungan

5) Mempererat hubungan antara perawat dan anak

C. SASARAN

Anak usia Pra sekol ah yang di rawat inap anak

2
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK

SASARAN Kriteria Inklusi :

1. Anak Pra Sekolah

2. Anak menjalani rawat inap di ruang rawat inap Anak

3. Keadaan umum anak baik, kesadaran compos mentis.

4. Anak tidak bed rest.

5. Anak kooperatif.

Kriteria Eksklusi :

1. Anak menolak mengikuti permainan.

2. Anak menjalani program terapi saat waktu pelaksanaan terapi bermain.

B. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI

1. Definisi Bermain (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009)

a. Bermain merupakan cara ilmiah bagi seorang anak untuk


mengungkapkan konflik yang ada dalam dirinya yang awalnya
anak belum sadar bahwa dirinya sedang mengalami konfik.
b. Menurut Foster dan Pearden bermain didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seorang anak secara sungguh-
sungguh sesuai dengan keinginannya sendiri / tanpa paksaan dari
orang tua maupun lingkungan dimana dimaksudkan semata
hanya untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan.
c. Dengan bermain seorang anak dapa mengekspresikan pikiran,
perasaan, fantasi, serta daya kreasi dengan tetap mengembangkan
kreatifitasnya dan beradaptasi lebih efektif terhadap berbagai

3
sumber stress.
d. Bermain dapat membuat anak mengungkapkan isi hati melalui
kata- kata , anak belajar dan mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, objek bermain, waktu, ruang dan orang.

2. Variasi dan keseimbangan dalam aktivitas bermain (Sujono Riyadi


dan Sukarmin, 2009)
a. Bermain aktif

Adalah kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh


mereka sendiri, seperti:
1) Bermain mengamati/ menyelidiki (exploratory play)
Perhatian anak pada aat bermain aalah memeriksa alat
permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan,
mengocok- ngocok apakah ada bunyinya, menium, meraba,
menekan dan kadang berusaha untuk membongkar.
2) Bermain konstruksi (Constuction play)

Pada anak umur 3 tahun misalnya dengan menyusun balok-


balok menjadi rumah- rumahan, dll.
3) Bermain drama (dramatic play)

Misalnya bermain sandiwara boneka,main rumah- rumahan


4) Bermain bola, tali dan sebagainya.

b. Bermain pasif

Dalam hal ini anak berperan pasif, seperti dengan melihat atau
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah
lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihannya. Contoh:
1) Melihat gambar- gambar dibuku/ majalah.

2) Mendengarkan cerita atau music.

3) Menonton tv,dll.

3. Fungsi bermain terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak


(Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009) (Alice Zellawati, 2011)

4
a. Perkembangan sensori motorik

Permainan akan membantu perkembangan gerak halus dan


pergerakkan kasar anak dengan cara memainkan suatu objek
yang sekiranya anak merasa senang.

b. Perkembangan kognitif

Membantu anak untuk mengenal benda- benda yang ada


disekitarnya. Misalnya mengenalkan anak dengan warna dan
bentuk.
c. Kreatifitas

Mengembangkan kreatifitas pada anak bisa dengan cara


memberikan balok- balok yang banyak kemudian biarkan anak
untuk menyusunnya menajdi bentuk- bentuk yang dia inginkan,
kemudian tanyakan bentuk apa yang sudah dia buat.
d. Perkembangan sosial

Dapat dilakukan dengan mengajari anak berinteraksidengan


orang lain ataupun teman sebayanya.
e. Kesadaran diri (self awareness)

Dengan bermain anak sadar akan kemampuannya sendiri,


kelemahannya dan tingkah laku terhadap orang lain
f. Perkembangan moral

Dapat dipeoleh dari orang tua,orag lain yang ada disekitar anak.

g. Komunikasi

Bermain merupakan alat komunikasi terutama pada anak yang


masih belum dapat menyatakan perasaannya secara verbal.
4. Faktor yang mempengaruhi pola bermain pada anak (Sujono Riyadi
dan Sukarmin, 2009)
a. Tahap perkembangan. Setiap perkembangan mempunyai
potensi/keterbatasan dalam permainan. Anak umur 3 tahun alat
permainannya berbeda dengan anak yang berumur 5 tahun.
b. Status kesehatan. Pada anak yang sedang sakit kemampuan
psikomotor/kognitif terganggu. Sehingga ada saat-saat anak

5
sangat ambisius pada permaiannya dan ada saat-saat dimana
anak sama sekali tidak punya keinginan untuk bermain.
c. Jenis kelamin. Pada saat usia sekolah biasanya anak laki- laki
enggan bermain dengan anak perempuan, mereka sudah bisa
membentuk komunitas tersendiri, dimana anak wanita bermain

sesama wanita dan anak laki-laki bermain sesama laki-laki. Tipe


dan alat permainanpun akan berbeda, misalnya anak laki-laki
suka main bola, pada anak perempuan suka main boneka.
d. Lingkungan. Lokasi dimana anak berbeda sangat mempengaruhi
pola permainan anak. Dikota-kota besar anak jarang sekali yang
bermain layang-layangan, paling- paling mereka bermain game
karena memang tidak ada/jarang ada tanah lapang/lapangan
untuk bermain, berbeda dengan didesa yang masih banyak
terdapat tanah- tanah kosong.
e. Alat permainan yang cocok. Disesuaikan dengan tahap
perkembangannya sehingga anak menjadi senang untuk
menggunakannya.
5. Karakteristik dan klasifikasi bermain (Sujono Riyadi dan Sukarmin,
2009)
a. Solitary play

Bermain sendiri, walaupun disekitarnya ada orang lain. Contoh:


pada bayi dan todler, anak akan asik dengan mainannya sendiri
tanpa menghirauka oran lain
b. Paralel play

Bermain sejenis, anak bermain dengan kelompoknya, pada


masing- masing anak mempunyai mainan yang sama tetapi tidak
ada interaksi diantara mereka, mereka tidak ketergantungan satu
sama lain.
c. Associative play

Bermain dalam kelompok, dalam suatu aktivitas yang sama


tetapi masih belum terorganisir, tidak ada pembagian tugas,
mereka bermain sesuai degan keinginannya.
d. Cooperative play
6
Anak bermain secara bersama- sama, permainan sudah
terorganisir dan terencana, didalamnya sudah ada aturan main.
e. Social afective play

Anak mulai belajar memberikan respon melaui orang dewasa


dengan cara merajuk/ berbicara sehingga anak menjadi senang
dan tertawa.
f. Sense of peasure play

Anak mendapat kesenanga dari suatu objek disekelilingnya.

g. Skill play

Memperoleh ketrampilan sehingga anak akan melaksanakannya


secara berulang- ulang.
h. Dramatic play

Melakukan peran sesuai dengan keinginannya atau dengan apa


yang dia lihat atau dengar, sehingga anak akan membuat fantasi
dari permainan itu.

C. KATAGORI BERMAIN

Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara


bermain aktif dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam
bermain aktif kesenangan

peroleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan


bermain pasif kesenangan didapatkan dari orang lain.
1. Bermain aktif
1) Bermain mengamati / menyelidiki (Exploratory play)

Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat


permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan,
mengocok-ngocok apakah ada bunyi mencuim, meraba, menekan,
dan kadang - kadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruksi (Construction play)

Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok

7
menjadi rumah-rumahan. Dll.
3) Bermain drama (Dramatik play)

Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan


saudara- saudaranya atau dengan teman-temannya.
4) Bermain bola, tali, dan sebagainya

2. Bermain pasif

Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan
mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah
bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan
dan keletihannya, contohnya:
1) Melihat gambar - gambar buku / majalah.
2) Mendengarkan cerita atau musik.
3) Menonton televisi.

D. Alat Permainan Edukatif (APE)

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat


mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk:
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari
motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar: sepeda,
bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus:
gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan
kalimat yang benar. Contoh alat permainan: buku bergambar, buku
cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara,
ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan: buku bergambar,
buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat

8
permainan: alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak
pasir, bola, tali, dll.

E. Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Bermain / alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.


2.Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.

4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

F. Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia

1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah:
1) Melatih reflek - reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
2) Melatih kerjasama mata dan tangan.
3) Melatih kerjasama mata dan telinga.
4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5) Melatih mengenal sumber asal suara.
6) Melatih kepekaan perabaan.
7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang
berulang-ulang. Alat permainan yang dianjurkan:
1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah:
1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
2) Memperkenalkan sumber suara.
3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.

9
4) Melatih imajinasinya.
5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya
dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:

1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.


2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (misalnya:
cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember,
waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku
bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon / pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan Tujuannya
adalah:
1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.

2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.


3) Melatih motorik halus dan kasar.
4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung,
mengenal dan membedakan warna).
5) Melatih kerjasama mata dan tangan.
6) Melatih daya imajinansi.
7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna
benda. Alat permainan yang dianjurkan:
1)Alat-alat untuk menggambar.
2)Lilin yang dapat dibentuk
3)Pasel (puzzle) sederhana.
4) Manik-manik ukuran besar.
5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
6) Bola.

4. Usia 32 - 72 bulan Tujuannya adalah:

1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.


2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung,
menambah, mengurangi.

1
4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain
pura-pura (sandiwara).
5) Membedakan benda dengan permukaan.
6) Menumbuhkan sportivitas.
7) Mengembangkan kepercayaan diri.
8) Mengembangkan kreativitas.
9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus
dan kasar.
11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan
orang diluar rumahnya.
12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,
misalnya: pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong
royong. Alat permainan yang dianjurkan:
14) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah
anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat,
gunting, air, dll.
15) Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain
diluar rumah.

G. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain

a. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan.


b. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor
kognitif terganggu.
c. Jenis kelamin.
d. Lingkungan lokasi, negara, kultur.
e. Alat permainan senang dapat menggunakan.
f. Intelegensia dan status sosial ekonomi.

1
H. Tahap Perkembangan Bermain

a. Tahap eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

b. Tahap permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan

c. Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan

d. Tahap melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

I. Prinsip Bermain Di Rumah Sakit

1) Tidak banyak energi, singkat dan sederhana.


2) Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis.
3) Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien.
4) Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien.
5) Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak.
6) Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan.

J. Hambatan Yang Mungkin Muncul

a. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia.


b. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan.
c. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu
yang bersamaan.
K. Antisipasi hambatan

1) Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama.


2) Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain.
3) Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan.
4) Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan.

1
5) Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga
kesehatan lainnya.

1
BAB III

SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

A. JUDUL PERMAINAN
Mewarnai Gambar
Mewarnai gambar adalah suatu kegiatan memberikan warna pada suatu bidang yang
memiliki bentuk baik orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya dengan
menggunakan pewarna baik spidol, pensil warna, pewarna makanan dan warna
lainnya.

B. DESKRIPSI PERMAINAN

Mewarnai gambar merupakan salah satu terapi bermain yang dapat di


lakukan pada anak usia pra sekolah. Gambar yang digunakan untuk diwarnai
adalah gambar sederhana dengan karakteristik yang sudah dikenal pada anak
pra sekolah. Pada umumnya anak usia pra sekolah sudah mampu mengenal
objek-objek yang pernah dilihatnya. Sebelum memulaipermainan mewarnai,
anak akan diberikan petunjuk tentang aturan permainan. Anak dapat
mewarnai gambar dengan warna sesukanya ataupun mengikuti dari contoh
yang sudah disediakan oleh perawat. Jika anak-anak kesulitan dalam
mewarnai, perawat akan membantu dan memfasilitasinya. Orang tua anak
akan dilibatkan untuk membantu proses bermain.

C. TUJUAN PERMAINAN

1. Tujuan umum

Mengurangi efek hospitalisasi pada anak.

2. Tujuan khusus

a. Mengembangkan daya kreativitas anak dalam mewarnai.


gambar menjadi sebuah gambar yang utuh.
b. Meningkatkan komunikasi antara pasien dengan perawat.

c. Meningkatkan kerjasama antara anak dan perawat.


14
D. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN

Dalam permaianan ini keterampilan harus dimiliki oleh anak dan


perawat. Anak harus memiliki pengetahuan tentang cara bermain, kreativitas
yang tinggi dan semangat untuk bermain. Sedangkan keterampilan yang
harus dimiliki oleh perawat adalah perawat memiliki kemampuan untuk
menjelaskan permainan sehingga anak menjadi tahu tentang cara melakukan
permainannya, kesabaran dalam membimbing proses bermain dan
komunikasi yang baik sehingga anak dapat membentuk hubungan saling
percaya dengan perawat.

E. JENIS PERMAINAN

Permainan aktif mewarnai gambar

F. ALAT YANG DIPERLUKAN

1. Gambar

2. Pensil warna

G. WAKTU PELAKSANAAN

Hari/ Tanggal : Jum’at / 17 Juni 2022

Jam : 11.00 WIB


Tempat : Di Ruang Rawat Inap Anak
Peserta : Pasien

H. SASARAN

1. Anak Pra sekolah

2. Anak yang dirawat di ruang anak Rumah Sakit Tentara


Dr.Reksodiwiryo Padang.
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang
dapat menghalangi proses terapi bermain.

1
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.

5. Anak yang dapat memegang crayon.

6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar.

I. MEDIA

1. Crayon dan kertas bergambar

2. Tissue

3. Karpet

J. PENGORGANISASISAN

Jumlah Leader 1 orang, Co-leader 1 orang, Fasilitator 6 orang dan


1 observer orang dengan susunan sebagai berikut:
1) Leader : Erlyzawati
2) Co-leader : Willia Sari
3) Observer : Chindyca Anna Tasya
4) Fasilitator : - Asmawati Tandjung
- Sri Hartati
- Ilham Ramadhan
- Kiki Ulya Fitri
- Tri Dova Ningsih
- Feridistira

K. DESKRIPSI TUGAS

1. Leader
1) Memimpin jalannya acara.
2) Membuka pertemuan.
3) Mengatur setting tempat.
4) Menutup kagiatan bermain
2. Co - leader
1) Membantu tugas dari leader.
2) Menggantikan posisi leader bila diperlukan.

1
3. Fasilitator
1) Sebagai pemandu jalannya acara.
2) Sebagai tempat bertanya leader dan co-leader tentang kegiatan
yang akan dilakukan.
3) Memberi petunjuk dalam acara supaya berlangsung baik.
4. Observer
1) Mengobservasi jalannya acara.
2) Memberi penilaian.
3) Memberi saran dan kritik setelah acara selesai.
4) Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader dan co-leader.

1
L. SETTING TEMPAT

Keterangan:

: Leader

: Observer

: Dokumentasi

: Fasilitator

: Peserta

1
M. SRATEGI PELAKSAAN

No Waktu Kegiatan Peserta


1 5 Pembukaan:
Menit
1. Membuka kegiatan dengan  Menajawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan  Mendengarkan
anggota  Memperhatikan

3. Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan


terapi bermain
4. Kontrak waktu dengan anak
dan orang tua
2 20 Pelaksanaa:
Menit
1. Menjelaskan tata cara  Memperhatikan
pelaksanaan terapi bermain  Bertanya
mewarnai kepada anak  Antusias saat
2. Memberikan kesempatan menerima
kepada anak untuk bertanya perlatan
jika belum jelas  Memulai untuk
3. Membagikan kertas mewarnai
bergambar dan crayon gamabar

4. Fasilitator mendampingi anak  Menjawab


dan memberikan motivasi pertanyaan
 Mendengarkan
kepada anak
5. Menanyakan kepada anak  Memperhatikan

apakah telah selesai mewarnai


gambar
6. Memberitahu anak bahwa
waktu yang diberikan telah
selesai
7. Memberikan pujian terhadap

1
anak yang mampu mewarnai
gambar sampai selesai

3 10 Evaluasi:
Menit
1. memotivasi anak untuk  Menceritikan

menyebutkan apa yang  Gembira


diwarnai
2. membagikan reward kepada
seluruh
peserta
4 5 Terminasi:
Menit
1. Memberikan motivasi dan  Memperhatikan
pujian kepada seluruh anak  Gembira
yang telah mengikuti program
terapi bermain  Mendengarkan
2. Mengucapkan terima kasih
kepada anak dan orang tua  Menjawab salam
3. Mengucapkan salam penutup

N. PROSES BERMAIN

1. Pembukaan

a. Mengucapkan salam

b. Perawat memperkenalkan diri pada anak

c. Perawat membina hubungan saling percaya dengan anak dan


orangtua anak dengan cara menjalin komunikasi 2 arah dan
memberi feedback dari setiap respon anak
d. Perawat menjelaskan tujuan dari bermain yang dilakukan pada
anak dan orangtua anak

2
e. Melakukan kontrak waktu

2. Inti

a. Perawat menjelaskan tentang aturan bermain

b. Perawat memberikan 1 contoh gambar yang sudah diwarnai

c. Anak melakukan kegiatan mewarnai

d. Pemberian hadiah / pujian kepada anak

3. Terminasi

a. Perawat mengevaluasi perasaan anak dan orangtua dengan


memberikan pertanyaan seperti :
1) Bagaimana perasan anak setelah bermain?

2) Bagaimana perasaan orangtua setelah bermain?

3) Apakah kegiatan ini menyenangkan?

4) Apakah manfaat dari terapi bermain yang dilakukan?

b. Penutup

O. HAL- HAL Y ANG PERLU DIWASPADAI

1. Energi

Untuk bermain diperlukan energi yang cukup. Anak yang sedang sakit
cenderung malas untuk bermain.
2. Waktu

Waktu bermain harus disesuaikan dengan waktu istirahat anak. Anak


yang sedang sakit cenderung memilih untuk beristirahat daripada
bermain.
3. Ruangan untuk bermain

Ruangan yang sempit atau terlalu lebar mempengaruhi keinginan anak


untuk bermain.
4. Lingkungan

Lingkungan yang terlalu ramai atau terlalu hening akan mempengaruhi


2
konsentrasi anak dalam bermian.
5. Pengetahuan untuk bermain

Pengetahuan tentang cara melakukan permainan akan mempengaruhi


proses berlangsungnya permainan.
6. Teman bermain

Teman bermain menjadi hal yang penting untuk menambah semangat


anak untuk bermain. Kenyamanan proses bermain ditentukan oleh
lawan mainnya. Biasanya anak- anak takut dengan orang yang baru
dikenalnya termasuk perawat.

7. Alat permainan

Senang atau tidaknya seorang anak terhadap alat permainan akan


mempengaruhi semangat anak dalam bermain.

P.ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN

1. Energi

Permainan yang dilakukan tidak membutuhkan energy yang ekstra


sehingga anak merasa santai dalam mengikuti proses bermain.
2. Waktu

Waktu bermain disesuaikan dengan kondisi anak. Ketika anak sedang


istirahat maka biarkanlah anak untuk istirahat. Waktu juga harus
disesuaikan dengan mood anak.
3. Ruangan untuk bermain

Ruangan bermain disesuaikan dengan keinginan anak. Ketika anak


menginginkan diluar maka permainan harus dilakukan diluar dan
sebaliknya.
4. Lingkungan

Lingkungan dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu


ramai dan terlalu sepi sehingga konsentrasi anak terjaga dan anak
tidak merasa kesepian
5. Pengetahuan untuk bermain

2
Menjelaskan dengan penjelasan yang ringan sekaligus memperagakan

6. Teman bermain

Meminta keluarga untuk mendampingi anak selama proses bermain.

7. Alat permainan

Pemilihan alat permainan disesuaikan dengan usia dan karakteristik


anak.

Q. KRITERIA EVALUASI

1. Struktur

Anak : Subjek proses bermain


Perawat : Pelaksana permainan

Keluarga : Pembantu pelaksana

2. Proses

Sebelum bermain, perawat menjelaskan tentang tata cara bermain dan


menunjukkan contoh gambar yang sudah diwarnai. Selain
menjelaskan, perawat juga memperagakan tentang alat permainannya
dan memvalidasi bahwa anak telah mengerti dan memahami teknik
bermain. Perawat juga melibatkan keluarga untuk mendampingi anak
dalam proses bermain. Setelah anak mengerti maka perawat
memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba melakukan
permainannya yaitu mewarnai gambar. Perawat membantu anak ketika
anak mengalami kesulitan dan menjaga interaksi untuk meningkatkan
komunikasi pada anak.
3. Hasil
Anak mampu mengembangkan daya kreativitas anak dalam mewarnai.
gambar menjadi sebuah gambar yang utuh. komunikasi antara anak
dengan perawat meningkat, kerjasama antara anak dan perawat
meningkat
100% anak merasa senang dan puas
75% anak mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
25% anak dapat menyatakan perasaan senang
23
BAB IV
PELAKSANAAN BERMAIN

A. WAKTU

Hari / Tanggal : Jum’at / 17 Juni 2022

Jam : 11.00 WIB


Ruang : Rawat inap anak

B. PROSES

1. Persiapan

a. Menyiapkan alat- alat yang akan digunakan dalam hal ini


adalah gambar dan pensil warna.
b. Menyiapkan anak-anak usia toddler.

2. Pembukaan

a. Salam terapeutik

Memberi salam terapeutik pada anak sehangat mungkin.

b. Evaluai/ validasi

Menanyakan perasaan Anak-anak saat ini.

3. Kegiatan inti

a. Kontrak

- Menjelaskan kepada anak dan keluarga tentang permainan


dan manfaat bagi anak.
- Membuat kontrak waktu untuk bermain 20-30 menit.

- Menjelaskan tentang cara bermain.

b. Kegiatan bermain

Sebelum memulai permainan perawat menjelaskan teknik


mewarnai gambar. Setelah Anak-anak mengerti maka permainan
dimulai. Anak-anak bermain dengan antusias dan semangat yang
tinggi untuk bisa menyelesaikan gambarnya. Komunikasi dan

2
interaksi terjaga dengan baik selama proses bermain. Keluarga
(ibunya) juga ikut terlibat mendampingi Anak-anaknya dalam
bermain. Proses bermain berlangsung sema 20 menit dan anak-
anak dapat menyelesaikan mewarnai gambar dengan bantuan
dari orang tua / ibu dan perawat.
4. Penutup

a. Menanyakan kepada klien tentang perasaannya setelah bermain.

b. Memberi kesimpulan untuk permainan yang telah dilakukan.

c. Memberi salam terapeutik.

2
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hospitalisasi merupakan keadaan yang tidak menyenangkan untuk


anak- anak. Proses hospitalisasi membuat anak kehilangan waktu bermain
dengan teman- temannya. Selain itu, hospitalisasi juga menyebabkan
kebosanan untuk anak- anak.
Kebutuhan bermain yang terganggu selama proses hospitalisasi dapat
diatasi dengan pemberian terapi bermain sesuai dengan usia dan
karakteristik anak. Pemberian terapi ini dapat efek hospitalisasi seperti
bosan cemas dan juga dapat meningkatkan kooperatif anak. Selain itu terapi
bermain dapat mengalihkan perhatian anak dari sakitnya. Ada banyak hal
yang harus diperhatikan dalam memberikan terapi bermain pada anak yang
mengalami hospitalisasi diantaranya waktu, energy, alat permainan, teman
bermain, dan lingkungan.

B. SARAN

1. Pemberian terapi bermain disesuaikan dengan karakter dan usia


anak.
2. Alat- alat permainan yang disediakan di rumah sakit sebaiknya yang
beragam sehingga anak dapat menentukan sendiri permainannya.
3. Pemberian terapi bermain sebaiknya diberikan setiap hari sesuai
dengan kondisi anak.
4. Terapi bermain sebaiknya tetap diberikan pada anak yang mengalami
bedrest.

2
DAFTAR PUSTAKA

Dora Alfiyanti. 2007. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan


Anak Usia Pra Sekolah Selama Tindakan Keperwatan di Ruang Lukman
Rs.Roemani Semarang. Jurnal keperawatan vol.1. No.1

Perry, Potter. 2001. Fundamental of Nursing Fifth Edition. St.Louis: Mosby


Company.

Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L, et al. 2001. Wong’s essential of pediatric nursing Sixth Edition.
St.Louis: Mosby Company.

Zellawati, Alice. Terapi bermain untuk mengatasi permasalahan pada anak vol.2
No.3. Fakultas Psikologi Universitas A

Anda mungkin juga menyukai