Anda di halaman 1dari 19

TERAPI BERMAIN MAGGALENCENG DAN PENILAIAN PERKEMBAN

GAN ANAK DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT UMUM INDRAMAYU

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Anak 1


Dosen Pengampu : Titin H, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Oleh Kelompok 3 :

1. Arga Vidi Fazza R.21.01.009


2. Dinda Huswa Hasanah R.21.01.021
3. Gina Herliana R.21.01.027
4. Mohammad Farhan R.21.01.047
5. Nisa Shakila Umi R.21.01054
6. Siskawati R.21.01.067
7. Siti Nur Azizah R.21.01.070

SEMESTER IV B

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hida
yah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas proposal yang berjudul “Terap
i Bermain dan Penilaian Perkembangan Anak di Ruang Anak Rumah Sakit Umum
Indramayu” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas p
ada mata kuliah Keperawatan Anak pertama. Selain itu, proposal ini juga bertujua
n untuk menambah wawasan tentang “Terapi Bermain dan Penilaian Perkembang
an Anak di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Indramayu” bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Titin H, S.Kp., M.Kep. selak
u dosen mata kuliah Keperawatan Anak yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kam
i tekuni.

Kami menyadari, proposal yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempur
na. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi k
esempurnaan proposal ini.

Indramayu, 09 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
DESKRIPSI KASUS........................................................................................................4
A. Karakteristik Sasaran..............................................................................................4
B. Prinsip – prinsip Bermain Pada Anak Usia Dini.....................................................5
BAB III.............................................................................................................................9
METODE BERMAIN......................................................................................................9
A. Judul Permainan.....................................................................................................9
B. Alat yang diperlukan..............................................................................................9
C. Jadwal Pelaksanaan................................................................................................9
D. Proses Bermain.......................................................................................................9
E. Keterampilan yang dibutuhkan.............................................................................10
F. Antisipasi hambatan.............................................................................................10
G. Perorganisasian....................................................................................................10
H. Kriteria evaluasi...................................................................................................11
I. Hal – hal yang perlu diwaspadai...........................................................................12
BAB IV............................................................................................................................13
SIMPULAN SARAN......................................................................................................13
A. Simpulan..............................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawatan di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh deng


an hal baru: lingkungan baru, orang-orang asing, kebiasaan baru, dan kegi
atan baru. Selain itu beberapa kondisi juga menyebabkan ketidaknyamana
n, antara lain : nyeri dan perlukaan, pembatasan aktifitas, menjalankan pro
gram terapi yang traumatik. Situasi ini mengharuskan perawat mampu mel
akukan pengkajian yang spesifik sebagai dampak hospitalisasi. Diagnosis
keperawatan yang diidentifikasi juga seharusnya mampu mendiskripsikan
dengan teliti seluruh respon yang terjadi selama proses adaptasi hospitalisa
si.
Beberapa tindakan telah banyak direkomendasikan untuk meminim
alkan dampak hospitalisasi, namun sampai saat ini yang paling banyak dig
unakan dan diyakinin paling efektif adalah dengan terapi bermain. Pada sa
at bermain anak memiliki kesempatan untuk „memainkan‟ perasaan dan p
ermasalahannya, anak merasa menjadi orang yang paling penting, mengatu
r situasi dan dirinya, tidak ada kritikan. Situasi seperti ini sangat kondusif
untuk anak yang sedang mengalami kecemasan, sehingga rasa amannya ter
penuhi.
Aktivitas bermain memerlukan energi, walaupun demikian, bukan
berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Pada saat anak sak
it ia akan mengalami stres yang diakibatkan oleh nyeri, perlukaan, perpisa
han dengan kelompok, pembatasan aktivitas, dan lingkungan yang asing.
Berbagai dampak negatif saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit dapat t
erjadi, antara lain: anak akan kehilangan kontrol, rewel, menangis, tidak k
ooperatif dan bahkan dapat terjadi kemunduran tahap perkembangan (regr
esi). Dampak negatif ini dapat diminimalkan atau

1
2

bahkan dapat dicegah melalui upaya mempertahankan fasilitasi pertumbuh


an dan perkembangan anak dengan aktifitas bermain (Supartini, 2004).
Saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit perawat dan orang tua h
arus dapat memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai denga
n kondisi anak yang sedang sakit. Keuntungan aktivitas bermain yang dila
kukan pada anak yang dirawat di rumah sakit antara lain:
1. meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dengan p
erawat, karena dengan melaksanakan kegiatan bermain perawat me
mpunyai kesempatan untuk membina hubungan yang baik dan men
yenangkan dengan anak dan keluarganya. Bermain merupakan alat
komunikasi yang efektif antara perawat dan klien.
2. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk
mandiri. Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan pera
saan mandiri pada anak.
3. Permainan anak di rumah sakit tidak hanya akan memberikan rasa
senang pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresik
an perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih, tegang, dan nyeri.
4. Permainan yang terapiutik akan dapat meningkatkan kemampuan a
nak untuk mempunyai tingkah laku yang positif.
5. Permainan yang memberi kesempatan pada beberapa anak untuk b
erkompetisi secara sehat, akan dapat menurunkan ketegangan pada
anak dan keluarganya (Supartini, 2004).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia 5 tahun se
lama kurang lebih 30 menit diharapkan anak dapat bermain dan dapat
mempertahankan fungsi tumbuh kembang pada anak.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengatur strategi dan kecermatan.
3

b. Dapat mengembangkan imajinasi dan mengingat peraturan permai


nan
c. Dapat berlatih bersosialisasi
d. Dapat berlatih bersikap sportif
e. Dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan pada anak
f. Dapat belajar pramatematika yaitu saat menghitung langkah pada p
ermaianan congklak dan menghitung biji biji congklak yang terdap
at pada lubang kecil congklak.
BAB II

DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran

Menurut Jeffree,Mc Conkey, dan Hewson sebagaimana dikutip


Yuliani (2009:146) karakteristik bermain pada anak usia dini diklasifikasikan
menjadi enam yaitu:

1. Bermain muncul dari dalam diri anak


Keinginan bermain harus muncul dari dalam diri anak, sehingga anak
dapat menikmati dan bermain sesuai dengan caranya sendiri. Dengan kata
lain,bermain dilakukan dengan kesukarelaan bukan paksaan.
2. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat dan kegiatan untuk
dinikmati
Bermain pada anak usia dini harus terbebas dari aturan yang mengikat,
karena anak usia dini memiliki memiliki cara bermainya sendiri.untuk
itulah anak selalu menyenangkan , mengasyikan dan menggairahkan.
3. Bermain adalah aktivitas nyata sesungguhnya
Dalam bermain anak melakukan aktivitas nyata,misalnya pada saat anak
bermain dengan air, anak melakukan aktivitas dengan air dan mengenal
air dari bermainya, bermain melibatkan partisipasi aktif,baik secara fisik
maupun mental
4. Bermain harus mengfokuskan pada proses dari pada hasil
Dalam bermain anak harus difokuskan pada proses,bukan hasil yang
diciptakan oleh anak, dalam bermain anak mengenal dan mengetahui apa
yang ia mainkan dan mendapatkan keterampilan baru,mengembangkan
keterampilan baru, mengembangkan keterampilan anak dan anak
memperoleh keterampilan dari apa yang ia mainkan
5. Bermain harus didominasi oleh pemain

4
5

Dalam bermain harus didominasi oleh emain yaitu anak itu sendiri tidak
didominasi oleh orang dewasa karena jika bermain didominasi oleh orang
dewasa maka anak tidak akan mendapatkan makna apapun dari
bermainya.
6. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain
Bermain harus melibatkan peran aktif pemain. Anak sebagai pemain
harus terjun langsung dalam bermain.jika anak pasif dalam bermain anak
tidak akan memperoleh pengalaman baru, karena bagi anak bermain
adalah bekerja untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan baru.

B. Prinsip – prinsip Bermain Pada Anak Usia Dini

Agar tujuan bermain dapat terwujud dan mampu memberikan nilai


manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, maka dalam bermain
harus memperhatikan prinsip-prinsip tertentu.madsud dari prinsip-prinsip
sebagai upaya untuk memberikan beberapa batasan dalam bermain,sehingga
pelaksanaanya benar-benar berguna bagi anak serta prinsip dimadsud untuk
anak dapat bermain dengan aman dan nyaman serta memiliki nilai edukatif.
Sehubungan dengan hal itu, Elkonin salah seorang murid vigotsky
mengatakan empat prinsip dalam bermain yaitu : (1) dalam bermain anak
mengembangkan sistem untuk memahami apa yang sedang terjadi dalam
rangka mencapai tujuan yang lebih kompleks. (2) kemampuan untuk
menempatkan perspektif orang lain melalui aturan-aturan dan
menegosiasikan aturan bermain. (3) untuk menggunakan replika untuk
menggantikan obyek nyata, kemampuan menggunakan simbol ini termasuk
dalam perkembangan berfikir abstrak dan imajinasi dan (4) kehati-hatian
dalam bermain mungkin terjadi karena anak perlu mengikuti aturan
permainan yang telah ditentukan bersama teman mainya (Yuliani,
2009 :145). Gambaran lebih jelas mengenai prinsip-prinsip bermain,dapat
diperhatikan melalui uraian berikut:
6

1. Memiliki tujuan yang jelas


Dalam kegiatan bermain ,setiap anak memiliki tujuan yang berbeda
tergantung dari apa yang diinginkan anak tersebut.secara umum anak
bermain dalam rangka mendapatkan sebuah kepuasan.karena bermain
sendiri muncul dan dilandasi oleh motivasi intrinsik dari dalam diri anak.
2. Dilakukan dengan bebas
Anak-anak dalam bermain selalu memilih bentuk permainan yang sesuai
dengan yang dikehendaki .kemudian mereka juga bebas dalam
menentukan aturan-aturan dalam bermain dengan kata lain bermain tidak
bisa dipaksa oleh orang lain anak bermain tergantung pada kesukaan
hatinya.bermain dilakukan secara bebas dimadsud agar memberi
kesempatan anak untuk berekpresi dan berkreativitas sesuai apa yang
dimajinasikanya.
3. Mementingkan proses bukan hasil
Dalam aktivitas bermain yang menjadi titik tekanya ialah proses bermain
anak, hal itu karna proses belajar anak dilakukan pada saat anak
bermain.mengenai hasil akhir itu dinomer sekiankan artinya hasil ahir
hanya untuk menentukan menang dan kalah,melalui proses bermain inila
anak menjadi lebih mandiri,kreatif dan memiliki rasa tangung jawab.
4. Memperhatikan Keselamatan
Pada saat bermain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah
keselamatan.keselamatan menjadi prioritas pertama dalam setiap
permainan,jangan sampai permainan membahayakan bagi anak apalagi
sampai membuat luka dan cidera dan trauma,keselamatan dalam bermain
ini dapat dilihat bentuk permainanya maupun alat-alat yang akan
digunakan dalam bermain.
5. Menyenangkan dan dapat dinikmati
Prinsip terahir dari kegiatan bermain ialah menyenangkan dan dapat
dinikmati hal ini merupakan inti dari kegiatan bermain itu
sendiri,sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa dasar dari
7

bermain dalam rangka memperoleh kesenangan dan kepuasan,maka dari


itu bermain harus memberikan rasa senang gembira dan membangkitkan
semangat anak-anak.
6. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Bermain Anak Usia Dini

Menurut Harlock dalam Fadlillah (2017:14 ) mengungkapkan


bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi berrmain pada anak adalah:

a. Kesehatan
Semakin sehat anak maka semakin banyak energinya untuk bermain
aktif,sebaliknya anak yang sakit-sakitan atau memilii tenaga yang
lemah lebih suka bermain pasif (hiburan )
b. Perkembangan Motorik
Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik,apa
yang akan dilakukan dan waktu bermaib anak tergantung pada
perkembangan motorik mereka pengendalian motorik yanag baik
memungkinkan anak terlibat dalam permainan aktif.
c. Intelegensi
Pada setiap usia anak yang pandai lebih aktif dibanding dengan yang
kurang panda dan permainan mereka lebih menujukan
kecerdikan .anak yang pandai menunjukan keseimbangan perhatian
bermain yang lebih besar,termasuk menyeimbangkan faktor fisik dan
intelektual.
d. Jenis kelamin
Anak laki-laki biasanya cenderung bermain lebih kasar dibanding
anak perempuan ,dan lebih suka permainan yang melibatkan fisik
motorik mereka.pada masa awal kanak-kanak anak laki-laki lebih
menunjukan perhatian berbagai jenis permainan yang lebih banyak
dari anak perempuan.
e. Lingkungan
Anak yang berasal dari lingkungan perdesaan kurang bermain
dibandingkan mereka yang berasal dari lingkungan kota.hal ini
8

dikarenakan kurangnya teman bermain serta kurangnya peralatan dan


waktu bebas.
f. Status Sosial ekonomi
Anak yang berasal dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi
menyukai kegiatan mahal seperti bermain sepatu roda,adapun
mereka yang berasal dari kalangan bawah terlihat bermain dalam
kegiatan yang tidak mehal seperti bermain bola dan berenang.
g. Jumlah Waktu Bebas
Jumlah waktu bermain sangat tergantung pada status ekonomi
keluarga ,apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan
waktu luan anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang
membutuhkan tenaga yang besar.
h. Peralatan bermain
Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainan
misalnya dominasi boneka dan binatang buatan mendukung
permainan pura-pura
Dari beberapa faktor yang diunkapkan oleh Harlock tersebut
terdapat beberapa hal yang harus dikritisi hal ini karena terdapat
kondisi yang berbeda antara dahulu dengan sekarang,selanjutnya
Harlock dalam beberapa hal hanya memangdang permainan dari segi
aktif dan pasif tidak dilihat secara menyeluruh sebagai contoh
pengaruh lingkungan belum tentu anak yang berasal dari pedesaan
kurang bermain dibandingkan dengan anak perkotaan ,justru
sebaliknya anak dari pedesaan biasanya memiliki banya aneka ragam
permainan walaupun bentuk permainanya lebih banyak
menggunakan permaianan tradisional maka dapat disimpulkan anak
yang berasal dari desa pun tidak berarti kurang dalam bermain.
Dapat dipahami bahwa apa yang menjadi faktor-faktor yang
mempengaruhi bermain anak yang diunkapkan diatas dapat berubah-
berubah setiap saat.sesuai dengan keadaan lingkungan dan
perkembangan zaman.
BAB III

METODE BERMAIN

A. Judul Permainan

Terapi bermain maggalenceng untuk mengurangi rasa kecemasan


pada anak usia 5-7 tahun (congklak)

B. Alat yang diperlukan

1) Papan congklak berlubang


2) Batu, kerang, biji asam

C. Jadwal Pelaksanaan

1) Hari / Tanggal : 10 Maret 2023


2) Waktu : 10.00 WIB ( 30-35 menit )
3) Tempat : Ruang Poli Anak RSUD Indramayu

D. Proses Bermain

1. Suitlah untuk menentukan giliran main.


2. Pemain
3. Suit untuk menentukan giliran main
4. Pemain pertama, membagikan biji maggalenceng yang ada di
daerahnya, pilihlah salah satu lubang untuk dibagikan biji
maggalenceng nya kepada setiap lubang kecil, dan satu lubang besar
yang menjadi milik tabungan biji kamu.
5. Membagikan berputar setiap melewati lubang isilah dengan 1 biji
maggalenceng.
6. Begitu seterusnya hingga biji maggalenceng habis, jika sudah habis
barulah giliran bergantian bermain.

9
10

7. Kegiatan akhir terdiri dari perawat atau keluarga dan anak mengulas
tentang kegiatan yang dilakukan, memberi pujian sebagai bentuk
motivasi pada anak yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
8. Perawat menyampaikan pesan, Jalannya permainan
Jalannya permainan dimulai dengan memasukkan biji-biji ke dalam
lubang-lubang yang ada di dalam papan permainan (maggalanceng).
kecuali dua buah lubang besar saja yang berada di biji lubang lawan
yang berisi tiga biji, maka bijinya diambil sebagai kemenangan lawan.
9. Gabungan dari mabbetta dan maddappeng.
10. Sigappae yaitu masing- masing ulu tidak diisi tetapi digunakan sebagai
tempat biji kemenangan.

E. Keterampilan yang dibutuhkan

1. Leader Bertanggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain,


yaitu membuka dan menutup kegiatan ini.
2. Co Leader Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan dan
cara bermain dalam terapi bermain
3. Fasilitator
a) Memfasilitasi anak untuk bermain.
b) Membimbing anak bermain.
c) Memperhatikan respon anak saat bermain.
d) Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan temannya.

F. Antisipasi hambatan

1. Leader dapat memimpin jalannya permaian, dilakukan dengan tertib


dan teratur
2. Co. Leader dapat membantu tugas leader dengan baik.
3. 100% anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir

G. Perorganisasian
11

Pembimbing Pendidik : Ibu Titin Hidayahti, S.Kep., Ns.,M.Kep

Pembimbing klinik :Ibu Sri Astutik,S.Kep.,Ns

Semua Anggota : Arga Fidi Fazza

Dinda Huswa Hasanah

Gina Herliana

M.Farhan

Nisa Shakila Umi

Siska Wati

Siti Nur Azizah

H. Kriteria evaluasi

1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan media dan tempat
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Poli Anak RSUD
INDRAMAYU
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
terapi bermain dilaksanakan.
2. Evaluasi proses
1) Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
tertib dan teratur
2) Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
3) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam
permainan
4) 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal
sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta memahami permainan yang telah dimainkan.
2) Anak telah belajar memecahkan masalah melalui eksplorasi alat
12

mainannya
3) Anak dapat mengembangkan hubungan social, komunikasi dan
belajar untuk sabar dan saling menghargai.
4) Anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya(distraksi dan relaksasi)
5) Anak dapat berintraksi dengan anak lain dan perawat.
6) Jumlah peserta 2

I. Hal – hal yang perlu diwaspadai

Perhatikan biji asam atau kerang agar tidak dimakan

1. Pastikan dalam keadaan sudah dibersihkan untuk menghindari kuman


2. Gunakan biji kerang yang tidak tajam, supaya tidak mencederai anak
3. Selalu dalam pengawasan orang tua atau perawat yang bertanggung
jawab
BAB IV

SIMPULAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat


disimpulkan bahwa:
1. Perawatan di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan
hal baru: lingkungan baru, orang-orang asing, kebiasaan baru, dan
kegiatan baru. Pada saat bermain anak memiliki kesempatan untuk
„memainkan‟ perasaan dan permasalahannya, anak merasa menjadi
orang yang paling penting, mengatur situasi dan dirinya, tidak ada
kritikan. Berbagai dampak negatif saat anak sakit dan dirawat di rumah
sakit dapat terjadi, antara lain: anak akan kehilangan kontrol, rewel,
menangis, tidak kooperatif dan bahkan dapat terjadi kemunduran tahap
perkembangan (regresi). Saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit
perawat dan orang tua harus dapat memilihkan permainan yang dapat
dilakukan anak sesuai dengan kondisi anak yang sedang sakit. Adapun
beberapa keuntungannya yaitu: Meningkatkan hubungan antar klien
dengan perawat dan perawatan dirumah sakit akan membatasi
kemampuan anak untuk mandiri.
2. Menurut Jeffree,Mc Conkey, dan Hewson sebagaimana dikutip
Yuliani (2009:146) karakteristik bermain pada anak usia dini
diklasifikasikan menjadi enam yaitu:
a. Bermain muncul dari dalam diri anak
b. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat dan kegiatan
untuk dinikmati
c. Bermain adalah aktivitas nyata sesungguhnya
d. Bermain harus memfokuskan pada proses dari hasil
e. Bermain harus didominasi oleh pemain

13
14

f. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain

B. Saran

a. Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi sebagai
salah satu upaya pencegahan hospitalisasi syndrom yang
memungkinkan terjadi pada anak selama masa perawatan di rumah
sakit. Dapat dipertimbangkan oleh Rumah Sakit dalam
mengembangkan sarana dan fasilitas ruang bermain yang standart,
SOP terapi bermain dan program pelaksanaan terapi bermain menjadi
salah satu pelayanan unggulan dalam meningkatkan kesejahteraan
anak yang sedang menjalani perawatan.
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian sebagai bahan informasi untuk masyarakat terutama
keluarga anak-anak yang mengalami hospitalisasi sehingga dapat
meningkatkan kerjasama dalam pelayanan dan dapat memperpendek
waktu perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Rohmah, Nikmatur. 2018. Terapi Bermain. Jember: LPPM Universitas Muhamma


diyah Jember

Supartini, Yupi (2004), Buku ajar konsep dasar keperawatananak, Jakarta: EGC

Apriliawati, A. 2011. Pengarah biblioterapi terhadap tingkat kecemasan anak us


ia sekolah yang menjalani hospitalisasi di Rumah Sakit Islam Jakarta The
sis. Depok Universitas Indonesia

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC


Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta :
EGC.
Cahyo, Agus N. 2011. Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak.
Jogjakarta: FlashBook.

Carol Seefeldt dan Barbara. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: indeks.

Anda mungkin juga menyukai