Terapi Bermain Menggambar Pada Anak Usia Prasekolah
Terapi Bermain Menggambar Pada Anak Usia Prasekolah
Kelompok 3 :
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................3
1.2 Tujuan....................................................................................................................4
Daftar Pustaka....................................................................................................................16
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyusun proposal dengan judul “Terapi Bermain
Menggambar dan Mewarnai Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Dalam Menghadapi
Hospitalisasi”. Proposal terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas ujian pra klinik yang
Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori sempurna, baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu, kritik dan saran yang
membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan demi
Anggota kelompok
2
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan
rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan
dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain
tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit [ CITATION Wha09 \l
1033 ]. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak
dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi
bermain menggambar dan mewarnai pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) dalam
menghadapi hospitalisasi”.
3
I.2 Tujuan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
daya pikir anak sehingga anak mendayagunakan aspek emosional, social, serta fisiknya.
Bermain juga dapat meningkatkan kemampuan fisik, pengalaman dan pengetahuannya, serta
Jadi, terapi bermain merupakan salah satu intervensi yang dapat diberikan kepada
anak ketika dirawat dirumah sakit. Saat hospitalisasi, anak cenderung mengalami stress yang
berlebihan. Melalui terapi bermain anak dapat mengeluarkan rasa takut, cemas yang mereka
alami dan terapi bermain juga sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.
Menurut [ CITATION Sap17 \l 1033 ] terapi bermain sangat penting bagi mental,
emosional, dan kesejahteraan social anak. terapi bermain juga dapat menciptakan suasana
aman bagi anak untuk mengekspresikan diri mereka, memahami bagaimana sesuatu dapat
terjadi, mempelajari aturan social dan mengatasi masalah mereka serta memberikan
kesempatan bagi anak untuk berekspresi dan mencoba sesuatu yang baru. Tujuan terapi
bermain dirumah sakit adalah agar anak melanjutkan fase tumbuh kembang secara optimal,
mengembangkan kreativitas anak sehingga anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress.
5
II.3 Prinsip bermain di rumah sakit
Prinsip terapi bermain yang perlu diperhatikan di rumah sakit menurut [ CITATION
1. Waktu Bermain
Waktu yang diperlukan untuk terapi bermain pada anak yang dirumah sakit adalah
15-20 menit. Waktu tersebut dapat membuat kedekatan antara orang tua dan anak serta
rasa nyaman dan yakin terhadap benda yang dikenalinya dan tidak berbahaya bagi anak.
Perlu dijadwalkan dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan bermain anak dan
usianya. Pada rumah sakit yang ada tempat bermainnya perlu diperhatikan dan
ditempat tidur. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dilakukan
ditempat tidur.
Keterlibatan orangtua dalam terapi adalah sangat penting, hal ini disebabkan karena
6
II.4 Kategori bermain
1. Bermain Aktif : Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri. Contoh:
2. Bermain Pasif : Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
lingkungan.
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan bermain
anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
1. Solitary play
7
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
2. Paralel play
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school. Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana
dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
Fungsi bermain pada anak yaitu dapat melangsungkan perkembangannya antara lain :
4. Perkembangan sosial : Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
8
6. Perkembangan moral : Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan
7. Terapi : Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
8. Komunikasi : Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
A. Tujuan
B. Prinsip
4. Melibatkan keluarga/orangtua
1. Alat bermain
9
2. Tempat bermain
1. Faktor pendukung : Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan
keluarga.
anak tanpa melalui kata-kata. Gambar dapat memberikan makna jika dihubungkan dengan
anak-anak yang terluka, mengasingkan diri, kecewa, dan tidak dapat mengungkapkan
pikiran dan perasaan kepada orang lain. Selain itu menggambar juga dapat membantu anak
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai
gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan
serta meningkatkan komunikasi pada anak. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia
pra sekolah, karena menggunakan media kertas gambar dan crayon. Bermain mewarnai
gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk
10
BAB III
Peserta : 2 anak
Sasaran :
Setting tempat :
11
Susunan acara
12
menggambar dan mewarnai
kepada anak.
2. Memberikan kesempatan Bingung
kepada anak untuk bertanya
jika belum jelas.
3. Membagikan kertas bergambar Antusias saat
dan pensil warna. menerima peralatan
4. Fasilitator mendampingi anak Memulai untuk
dan memberikan motivasi menggambar
kepada anak saat menggambar.
5. Menanyakan kepada anak
apakah telah selesai Menjawab
menggambar. pertanyaan
6. Melanjutkan mewarnai
gambar. Mearnai gambar.
7. Memberitahu anak bahwa Mendengarkan
waktu yang diberikan telah
selesai.
8. Memberikan pujian terhadap Memperhatikan
anak yang mampu mewarnai
gambar sampai selesai.
4. 10 menit Kegiatan penutup :
1. Memotivasi anak untuk Menceritakan
menyebutkan apa yang
diwarnai.
2. Mengumumkan nama anak Gembira
yang dapat mewarnai dengan
baik.
3. Membagikan reward kepada Gembira
seluruh peserta
5. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan Memperhatikan
13
pujian kepada seluruh anak
yang telah mengikuti program
terapi bermain.
2. Mengucapkan terima kasih Mendengarkan
kepada anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
14
Pengorganisasian
2. Pembimbing ruangan :-
Krisna Wicaksono
Chovifah Newa I
Tugas pengorganisasian
15
4. Observer : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi
yang direkam dalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala
Kriteria evaluasi
1. Evalusi Struktur
2. Evaluasi Proses
c) Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
16
DAFTAR PUSTAKA
Astrani, K. (2017). Hospitalisasi & Terapi Bermain Pada Ana. Nganjuk : Adjie Media
Nusantara.
Saputro. (2017). Buku Ajar Anak Sakit Penerapan Terapi Bermain Anak Sakit Proses, Manfaat
dan Pelaksanaanya.
Whaley, W. (2009). Nursing Care Infanst and Children (4nd ed.). Toronto Canada: Mosby Year
Book.
17