Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI PADA ANAK USIA

PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) DALAM MENGHADAPI HOSPITALISASI

Ujian Pra Klinik Keperawatan Anak

Dosen Penguji : Siti Indatul laili, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Kelompok 3 :

1. Anita Wati (201801007) 6. Risky Fira Novitasari (201801056)

2. Chovifah Newa I. (201801010) 7. Triska Rahma A. (201801057)

3. Khori Aini Sha’diyah (201801012) 8. Geofanny Tafaaruli A. (201801091)

4. Vira Nadia Fellesya (201801052) 9. Krisna Wicaksono (201801145)

5. Rini Rosidah (201801053) 10. Inggid Fatimatuz (201801179)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2021
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan.............................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3

1.2 Tujuan....................................................................................................................4

BAB II Tinjauan Teori.........................................................................................................5

2.1 Definisi Terapi Bermain.........................................................................................5

2.2 Tujuan Terapi Bermain..........................................................................................5

2.3 Prinsip Bermain Di Rumah Sakit...........................................................................6

2.4 Kategori Bermain...................................................................................................7

2.5 Klasifikasi Bermain Menurut Isi............................................................................7

2.6 Klasifikasi Bermain Menurut Social......................................................................7

2.7 Fungsi Bermain......................................................................................................8

2.8 Terapi Bermain Di Rumah Sakit............................................................................9

2.9 Pengertian Terapi Menggambar...........................................................................10

2.10 Definisi Terapi Mewarnai................................................................................10

BAB III Planning Terapi Bermain Menggambar Dan Mewarnai.....................................11

Daftar Pustaka....................................................................................................................16

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmatnya sehingga kami dapat menyusun proposal dengan judul “Terapi Bermain

Menggambar dan Mewarnai Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Dalam Menghadapi

Hospitalisasi”. Proposal terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas ujian pra klinik yang

diberikan pada mata kuliah Keperawatan Anak.

Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori sempurna, baik

dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu, kritik dan saran yang

membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan demi

kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.

Mojokerto, 23 oktober 2021

Anggota kelompok

2
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara

optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap

dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah

sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti

marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari

hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan

rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan

dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat

mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui

kesenangannya melakukan permainan [ CITATION Wha09 \l 1033 ].

Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase

pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan

dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,

emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain

tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit [ CITATION Wha09 \l

1033 ]. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak

dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi

bermain menggambar dan mewarnai pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) dalam

menghadapi hospitalisasi”.

3
I.2 Tujuan

1. Mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.

2. Meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit

3. Meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.

4. Meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.

5. Mengembangkan imajinasi pada anak

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

II.1 Definisi terapi bermain

Bermain merupakan stimulasi yang tepat bagi anak.bermain dapat meningkatkan

daya pikir anak sehingga anak mendayagunakan aspek emosional, social, serta fisiknya.

Bermain juga dapat meningkatkan kemampuan fisik, pengalaman dan pengetahuannya, serta

berkembangnya keseimbangan mental anak [ CITATION Ast17 \l 1033 ].

Jadi, terapi bermain merupakan salah satu intervensi yang dapat diberikan kepada

anak ketika dirawat dirumah sakit. Saat hospitalisasi, anak cenderung mengalami stress yang

berlebihan. Melalui terapi bermain anak dapat mengeluarkan rasa takut, cemas yang mereka

alami dan terapi bermain juga sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.

II.2 Tujuan terapi bermain

Menurut [ CITATION Sap17 \l 1033 ] terapi bermain sangat penting bagi mental,

emosional, dan kesejahteraan social anak. terapi bermain juga dapat menciptakan suasana

aman bagi anak untuk mengekspresikan diri mereka, memahami bagaimana sesuatu dapat

terjadi, mempelajari aturan social dan mengatasi masalah mereka serta memberikan

kesempatan bagi anak untuk berekspresi dan mencoba sesuatu yang baru. Tujuan terapi

bermain dirumah sakit adalah agar anak melanjutkan fase tumbuh kembang secara optimal,

mengembangkan kreativitas anak sehingga anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap

stress.

5
II.3 Prinsip bermain di rumah sakit

Prinsip terapi bermain yang perlu diperhatikan di rumah sakit menurut [ CITATION

Ast17 \l 1033 ] adalah :

1. Waktu Bermain

Waktu yang diperlukan untuk terapi bermain pada anak yang dirumah sakit adalah

15-20 menit. Waktu tersebut dapat membuat kedekatan antara orang tua dan anak serta

tidak mengakibatkan anak kelelahan akibat bermain.

2. Mainan Harus Aman

Permainan harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan. Anak kecil perlu

rasa nyaman dan yakin terhadap benda yang dikenalinya dan tidak berbahaya bagi anak.

3. Sesuai Kelompok Usia

Perlu dijadwalkan dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan bermain anak dan

usianya. Pada rumah sakit yang ada tempat bermainnya perlu diperhatikan dan

dimanfaatkan secara baik.

4. Tidak Bertentangan dengan Terapi

Terapi bermain harus memperhatikan kondisi anak. Bila program terapi

mengharuskan anak harus istirahat, maka aktivitas bermain hendaknya dilakukan

ditempat tidur. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dilakukan

ditempat tidur.

5. Perlu Keterlibatan Orangtua

Keterlibatan orangtua dalam terapi adalah sangat penting, hal ini disebabkan karena

orangtua mempunyai kewajiban untuk tetap melangsungkan upaya stimulasi tumbuh

kembang pada anak walaupun sedang dirawat dirumah sakit.

6
II.4 Kategori bermain

1. Bermain Aktif : Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri. Contoh:

bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif : Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas

(hanya melihat). Contoh: Memberikan support.

II.5 Klasifikasi bermain menurut isi

1. Social affective play

Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam

bentuk permainan, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan

lingkungan.

2. Sense of pleasure play

Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan bermain

anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.

3. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak

akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.

4. Dramatika play role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.

II.6 Klasifikasi bermain menurut social

1. Solitary play

7
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang

bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.

2. Paralel play

Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai

mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak

saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school. Contoh : bermain balok

3. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi

belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.

4. Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana

dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

II.7 Fungsi bermain

Fungsi bermain pada anak yaitu dapat melangsungkan perkembangannya antara lain :

1. Perkembangan sensorik motoric : Membantu perkembangan gerak dengan memainkan

obyek tertentu, misalnya meraih pensil.

2. Perkembangan Kognitif : Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).

3. Kreatifitas : Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.

4. Perkembangan sosial : Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan

mempelajari belajar dalam kelompok.

5. Kesadaran diri (self awareness) : Bermain belajar memahami kemampuan diri,

kelemahan, dan tingkah laku terhadap orang lain.

8
6. Perkembangan moral : Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan

teman, menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran

7. Terapi : Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak

enak, misalnya : marah, takut, benci.

8. Komunikasi : Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat

mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

II.8 Terapi bermain di rumah sakit

A. Tujuan

1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat

3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat

B. Prinsip

1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

3. Kelompok umur sama

4. Melibatkan keluarga/orangtua

C. Upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain

1. Lakukan saat tindakan keperawatan

2. Sengaja mencari kesempatan khusus

D. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

1. Alat bermain

9
2. Tempat bermain

E. Pelaksanaan bermain di rs dipengaruhi oleh

1. Faktor pendukung : Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan

keluarga.

2. Faktor penghambat : Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

II.9 Pengertian terapi menggambar

Melalui terapi menggambar dapat membantu mengekspresikan pikiran dan perasaan

anak tanpa melalui kata-kata. Gambar dapat memberikan makna jika dihubungkan dengan

anak-anak yang terluka, mengasingkan diri, kecewa, dan tidak dapat mengungkapkan

pikiran dan perasaan kepada orang lain. Selain itu menggambar juga dapat membantu anak

mengekspresikan kebencian, penolakan, frustasi dan kemarahan dengan cara aman.

II.10 Definisi terapi mewarnai

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar

diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai

gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan

serta meningkatkan komunikasi pada anak. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia

pra sekolah, karena menggunakan media kertas gambar dan crayon. Bermain mewarnai

gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk

pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.

10
BAB III

PLANNING TERAPI BERMAIN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI

 Judul : Terapi bermain “menggambar dan mewarnai”

 Tanggal pelaksanaan : Senin, 25 oktober 2021

 Waktu : 08.00 – 10.00 wib

 Tempat : Ruang mawar perawatan anak

 Peserta : 2 anak

 Sasaran :

1. Anak usia pra sekolah (3-6 tahun)

2. Dirawat di rumah sakit xx, ruang mawar perawatan anak

3. Tidak memiliki keterbatasan fisik

4. Mau berpartisipasi dalam terapi bermain

 Media : Buku gambar, pensil, penghapus, crayon, lembar penilaian

 Setting tempat :

11
 Susunan acara

No Waktu Kegiatan Peserta


1. 10 menit  Pra kegiatan :
1. Memfasilitasi media terapi
bermain.
2. Mempersiapkan anggota terapi
bermain.
3. Mempersiapkan peserta
2. 5 menit  Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi Memperhatikan
bermain.
4. Kontrak waktu anak dan orang Memperhatikan
tua
3. 15 menit  Kegiatan bermain :
1. Menjelaskan tata cara Memperhatikan
pelaksanaan terapi bermain

12
menggambar dan mewarnai
kepada anak.
2. Memberikan kesempatan Bingung
kepada anak untuk bertanya
jika belum jelas.
3. Membagikan kertas bergambar Antusias saat
dan pensil warna. menerima peralatan
4. Fasilitator mendampingi anak Memulai untuk
dan memberikan motivasi menggambar
kepada anak saat menggambar.
5. Menanyakan kepada anak
apakah telah selesai Menjawab
menggambar. pertanyaan
6. Melanjutkan mewarnai
gambar. Mearnai gambar.
7. Memberitahu anak bahwa Mendengarkan
waktu yang diberikan telah
selesai.
8. Memberikan pujian terhadap Memperhatikan
anak yang mampu mewarnai
gambar sampai selesai.
4. 10 menit  Kegiatan penutup :
1. Memotivasi anak untuk Menceritakan
menyebutkan apa yang
diwarnai.
2. Mengumumkan nama anak Gembira
yang dapat mewarnai dengan
baik.
3. Membagikan reward kepada Gembira
seluruh peserta
5. 5 menit  Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan Memperhatikan

13
pujian kepada seluruh anak
yang telah mengikuti program
terapi bermain.
2. Mengucapkan terima kasih Mendengarkan
kepada anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

14
 Pengorganisasian

1. Pembimbing pendidikan : Siti Indatul laili, S.Kep.,Ns.,M.Kes

2. Pembimbing ruangan :-

3. Leader : Vira Nadia Fellesya

4. Moderator : Inggid Fatimatuz

5. Fasilitator : Anita Wati

Triska Rahma Anggraini

6. Observer : Geofanny Tafaaruli A.

Krisna Wicaksono

7. Anak : Rini Rosidah

Chovifah Newa I

8. Orang tua anak : Risky Fira Novitasari

Khori Aini Sha’diyah

 Tugas pengorganisasian

1. Leader : Mengkoordinasi anggota kelompok dan mengawasi jalannya

acara dari awal hingga akhir.

2. Moderator : Mengawal dan mengawasi jalannya terapi yang menjadi tanggung

jawab agar berjalan sesuai dengan topic

3. Fasilitator : Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari terapi

bermain dapat tercapai.

15
4. Observer : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi

yang direkam dalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala

observasi terapi bermain.

5. Anak : peserta terapi bermain.

6. Orang tua anak : mendampingi anak dalam melakukan terapi bermain

 Kriteria evaluasi

1. Evalusi Struktur

a) Anak hadir di ruangan minimal 2 orang.

b) Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruangan

c) Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi Proses

a) Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar

b) Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir

c) Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar

3. Kriteria Hasil

a) Anak terlihat senang dan gembira

b) Kecemasan anak berkurang

c) Gambar dan mewarnai sesuai dengan contoh

d) Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

16
DAFTAR PUSTAKA

Astrani, K. (2017). Hospitalisasi & Terapi Bermain Pada Ana. Nganjuk : Adjie Media

Nusantara.

Saputro. (2017). Buku Ajar Anak Sakit Penerapan Terapi Bermain Anak Sakit Proses, Manfaat

dan Pelaksanaanya.

Whaley, W. (2009). Nursing Care Infanst and Children (4nd ed.). Toronto Canada: Mosby Year

Book.

17

Anda mungkin juga menyukai