Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN TERPADU (PKKT)


STASE KEPERAWATAN ANAK
KELOMPOK 8 :

1. NURUR ROHMAH (G0A018052)


2. NIKA OKTAFIA (G0A018053)
3. SHERLY BERLIANA PUJA DEWI (G0A018054)
4. LUKMAN NUR HIDAYAT (G0A018055)
5. SYLVI NOVIA NUR’AINI (G0A018057)
6. NISA IFFAH NABILA (G0A018058)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.Proposal yang berjudul “ PROPOSAL TERAPI BERMAIN
MEWARNAI GAMBAR UNTUK ANAK USIA 5-7 TAHUN ” disusun untuk
memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Terpadu (PKKT) Stase Keperawatan
Anak Jurusan D3.Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang.Pada
kesemapatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dera Alfiyanti,Ns,M.Kep,selaku koordinator dan Ns.
Mariyam.,M.Kep.,Sp.Kep.An. selaku dosen pembimbing Praktik Klinik
Keperawatan Terpadu ( PKKT ) pada stase keperawatan anak yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesainya makalah ini.
2. Ibu Asri Budiarti.S.Kep. Ners. dan Naim Munawaroh.S.Kep. Ners.
selaku CI praktik klinik keperawatan terpadu (PKKT) pada stase
keperawatan anak di RS.Bhakti Wira Tamtama Semarang yang telah
memberikan dan pengarahan demi terselesainya makalah ini.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dan menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena itu kririk
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.semoga makalah ini berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dijadikan sebagai bahan untukenambah
pengetahuan para mahasiswa,masyarakat dan pembaca.

Semarang, 08 September 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Anak usia pra sekolah meupakan masa kanak-kanak awal yaitu pada
usia 5-7 tahun dimana pada usia tersebut anak memandang hospitalisasi
sebagai sebuah pengalaman yang menakutkan. Pada masa usia prasekolah
anak biasanya sering melakukan aktivitas yang menyebabkan anak mudah
lelah sehingga rentang terkena penyakit akibat daya tahan tubuh anak yang
lemah diharuskan anak menjalani hospitalisasi (Wolling, Ismanto &
Babakal, 2014).
Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan di rumah sakit
karena suatu alasan yang berencana atau darurat yang mengharuskan anak
untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangan kembali kerumah. Ketika anak menjalani perawatan di rumah
sakit, biasanya mereka akan dilarang untuk banyak bergerak dan harus
banyak beristirahat sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kecemasan
(Wolling, Ismanto & Babakal, 2014).
Kecemasan merupakan perasaan takut terhadap rangsangan internal
dan eksternal, lingkungan baru dan orang yang baru mengakibatkan anak
merasa asing sehingga emosi dan perilaku anak tidak stabil, lama
perawatan yang diberikan membuat anak menjadi rewel, ketakutan dan
melakukan penolakan terhadap tindakan keperawatan dan pengobatan
yang diberikan sehingga akan memperberat kondisi penyakit yang diderita
anak (Dayati, Budiarti & Lestari, 2015).
Kondisi kecemasan yang dialami anak usia prasekolah dalam
menghadapi hospitalisasi tersebut harus segera ditangani, karena
keterlambatan dalam penanganan kecemasan ini akan berdampak tidak
baik pada proses kesembuhan anak. Hospitalisasi dapat menjadi suatu
gangguan psikologi terhadap anak dan anak menunjukkan reaksi adaptasi
yang disebabkan oleh stress. Kecemasan yang terus menerus dapat
menghasilkan hormone yang menyebabkan kerusakan pada seluruh tubuh
termasuk kemampuan menurunkan system imun.
Mengingat banyaknya dampak dari kecemasan pada anak dalam
menghadapi hospitalisasi, maka diperlukan media untuk mengungkapkan
rasa cemasnya, yaitu dengan terapi bermain, dan intervensi keperawatan
yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan pada anak prasekolah
adalah dengan terapi bermain (Sa’idah, 2014).
Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh
kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi maka
akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia prasekolah dengan cara
mewarnai gambar.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
b. Tujuan khusus
1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress
karena penyakit dan dirawat.
3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi
anak.
4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
5. Untuk menambah imajinasi pada anak.
C. Sasaran
1. Anak usia 5-7 tahun
2. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat teapi lain) yang dapat
menghalangi proses teapi bermain
3. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
4. Anak yang dapat memegang crayon.
5. Anak yang meu berpartisipasi dalam terapi bermain mewanai gambar.
BAB II
DESKRIPSI KASUS
A. Karakteristik sasaran
1. Anak yang merasa cemas dan takut selama berada di instalasi
keperawatan anak
2. Anak yang belum dapat berkomunikasi dengan teman sebaya secara
baik
3. Anak yang cemas dan takut akibat hospitalisasi
4. Anak yang tidak percaya perawat dan takut dengan perawat
B. Prinsip bermain
Menurut Vanfeet (2010), prinsip terapi bermain yang diperhatikan adalah:
1. Waktu Bermain
Waktu yang diperlukan untuk terapi bermain pada anak yang di rumah
sakit adalah 15-20 menit. Waktu tersebut dapat membuat kedekatan
antara oang tua dan anak serta tidak mengakibatkan anak kelelahan
akibat bermain.
2. Mainan Harus Aman
Permainan harus diperhatikan keamanan dan kenyamanan. Anak kecil
perlu asa nyaman dan yakin terhadap benda yang dikenalnya dan tidak
berbahaya bagi anak.
3. Sesuai Kelompok Usia
Perlu dijadwalkan dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan
bermain anak dan usianya.
4. Tidak Betentangan dengan Terapi
Terapi bermain harus memperhatikan kondisi anak. Bila program
terapi mengharuskan anak harus istirahat, maka aktivitas bermain
hendaknya dilakukan di tempat tidur. Apabila anak harus tirah baring,
harus dipilih permainan yang dilakukan di tempat tidur.
5. Perlu Ketelibatan Orang Tua
Keterlibatan orang tua dalam terapi adalah sangat penting, hal ini
disebabkan karena orrang tua mempunyai kewajiban untuk tetap
melangsungkan upaya stimulasi tumbuh kembang pada anak walaupun
sedang dirawat dirumah sakit.
C. Karakteristik permainan
Anak dibimbing untuk mewarnai sebuah pola yang disediakan dengan
warna pilihannya sendiri.
BAB III
METODOLOGI PERMAINAN
A. Deskripsi permainan
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena
hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi
tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain
untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit (Wong, 2009).
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak
bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon
atau pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya
secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat
pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk
mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi
bermain pada anak usia 5-7 tahun dengan cara mewarnai gambar.
B. Tujuan permainan
1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit.
Pada saat sakit anak mengalami gangguan dalam petumbuhan dan
perkembangannya.
2. Mengekspesikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya.
Permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikan
berbagai perasaan yang tidak menyenangkan.
3. Mengembangkan kreativitas dan permainan akan menstimulasi daya
pikir, imajinasi dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang
ada dalam fikirannya.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan
dirawat di rumah sakit.
5. Mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh
anak-anak akibat hospitalisasi.
C. Ketrampilan yang diperlukan
Keterampilan yang diperlukan dalam terapi bermain mewarnai
gambar ini yaitu kreativitas, kesabaran, dan ketelitian.
D. Jenis permainan
Mewarnai gambar
E. Alat bermain
1. Gambar-gambar siap warna
2. Alat warna/krayon/pensil warna
F. Proses bermain
Proses bermain membutukan waktu 20 menit
N WAKTU KEGIATAN PESERTA
O
1. 5 menit Pembukaan :
1.Menjawab salam
1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
2.Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari terapi
3.Memperhatikan
bermain
4.Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua
2. 15 menit Pelaksanaan : 1. Memperhatikan

1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan


2. Bertanya
terapi bermain mewarnai kepada anak
2. Memberikan kesempatan kepada 3. Antusias saat
anak untuk bertanya jika belum jelas menerima peralatan
3. Membagikan kertas bergambar dan 4. Memulai untuk
pensil warna mewarnai gambar
4. Fasilitator mendampingi anak dan 5. Menjawab
memberikan motivasi kepada anak pertanyaan
5. Menanyakan kepada anak apakah 6. Mendengarkan
telah selesai mewarnai gambar
6. Memberitahu anak bahwa waktu 7. Memperhatikan
yang diberikan telah selesai
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai gambar
sampai selesai
§  Menceritakan dan
Evaluasi :
Gembira
1. Memotivasi anak untuk menyebutkan
apa yang diwarnai
2. Mengumumkan nama anak yang
dapat mewarnai dengan contoh
Membagikan reward kepada seluruh
peserta

3. 5 menit Terminasi:
1. Memperhatikan
1. Memberikan motivasi dan pujian
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Gembira
2. Mengucapkan terima kasih kepada
anak dan orang tua
3. Menjawab salam
3. Mengucapkan salam penutup

G. Waktu pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis , 10 September 2020
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Bu puja
H. Hal-hal yang perlu diwaspadai
Hal-hal yang mengganggu /menghambat jalannya permainan seperti:
1. Anak Lelah
2. Anak bosan
3. Anak merasa takut dengan lingkungan
4. Saat bermain anak mendapat progam pengobatan
5. Kecemasan pada orang tua
I. Antisipasi meminimalkan hambatan
1. Membatasi waktu bermain
2. Permainan bervariasi/ tidak monoton
3. Jadwal bermain disesuaikan, tidak pada waktu terapi
4. Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua
5. Melibatkan perawat/ petugas ruangan dan orang tua
6. Konsultasi dengan pembimbing
J. Pengorganisasian
Dalam terapi bermain ini ada leader, fasilitator dan observer
 Leader:
 Sherly Berliana Puja Dewi
 Co Leader:
 Lukman Nur Hidayat
 Fasilitator:
 Sylvi Novia Nur’aini
 Nika Oktafia
 Observer:
 Nurur Rohmah
 Nisa Iffah Nabila
K. System Evaluasi
1.    Evalusi Struktur
a.       Anak hadir di ruangan minimal 2 orang.
b.      Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang bangsal anak
c.       Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sesuai dengan tugas
masing-masing
2.   Evaluasi Proses
a.       Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b.      Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c.       Tidak  terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3.    Evaluasi Hasil
a.       Anak terlihat senang dan gembira
b.      Kecemasan akibat dampak hospitalisasi anak berkurang
c.       Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d.      Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
4. evaluasi pembimbing rumah sakit
a. pasien sakit dan anak sehat pastinya perlakuaannya berbeda
b. formasi tata telat dipertimbangkan lagi karna masih menggunkan infus.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain anak bisa
belajar berbagai hal baru. Dengan bermain juga anak dapat mencapai
perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan sosial.
tujuan bermain untuk membantu perumbuhan dan perkembangan anak
sesuai dengan umur mereka. Dengan bermain mereka bisa menunjukkan
kreativitas, rasa ingin tahu mereka, meimplementasikan apa yang ada di pikiran
mereka, membantu mempercepat mereka beradaptasi dengan lingkungan
maupun teman sebaya mereka. Dan yang terpenting dalam terapi ini dapat
mempercepat proses penyembuhan sakit yang mereka alami, dan mengurangi
stress yang mereka alami.
B. SARAN
1. Terapi bermain bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi stress yang
mereka alami ketika dirawat di rumah sakit
2. Terapi bermain dapat mempercepat proses penyembuhan pasien
3. Mengajarkan kepada orang tua pasien tentang terapi bermain, agar terapi
bermain tersebut bisa diterapkan ketika pasien sudah pulng dari rumah sakit

DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. 2013. Perkembangan Anak jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Suryanti,Sodikun, Mustiah. 2011 Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai
Wong, Donna L. 2012. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: E
Wolling, Ismanto & Babakal, 2014.
Dayati, Budiarti & Lestari, 2015.
Sa’idah, 2014.
Wong, 2009
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai